Anda di halaman 1dari 20

BANDURA

TEORI KOGNITIF SOSIAL

MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN


Dosen Pengampu: Rahmatika Kurnia Romadhani S.Psi, M.Psi.

Oleh:
Ulfah Daniasari 23010930049
Alia Faiza Khairiyah 23010930080
Adeliansyah Kamasa 23010930228
Sekar Aroem Kedathon 23010930232

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2023/2024

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................ 2
A. Bandura.......................................................................................................................................................... 3
B. Teori Kognitif Sosial Bandura............................................................................................................. 6
a. Plasticity.................................................................................................................................................... 6
b. Triadic Reciprocal Causation Model.............................................................................................8
c. Agen Manusia.......................................................................................................................................... 9
d. Regulasi Diri.......................................................................................................................................... 15
e. Perilaku Disfungsi.............................................................................................................................. 16
C. Evaluasi Teori Bandura........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................... 20

2
A. Bandura
Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925 di Mundare yaitu kota kecil
yang ada di daratan utara Alberta. Bandura mempunyai 5 kakak perempuan dan ia
adalah satu-satunya anak laki-laki dari keluarganya. Ayah Bandura adalah orang
Polandia sedangkan ibunya adalah orang Ukraina. Ketika Bandura remaja kedua
orang tuanya beremigrasi dari negara Eropa Timur.
Waktu Bandura kecil ia bersekolah di sekolah kecil yang ada di kotanya
yang pada waktu itu sekolahnya hanya memiliki sedikit guru dan sumber daya. di
situ para kakaknya mendukung agar Bandura menjadi orang yang mandiri. waktu
dia menginjak dewasa dan bersekolah di sekolah menengah atas, lagi-lagi
sekolahnya hanya memiliki sedikit sumber daya yaitu 20 siswa dan dua guru yang
mengajarkan keseluruhan kurikulum. dalam lingkungan sekolah seperti itu proses
belajar bergantung dari inisiatif para pelajar yang mana situasi itu cocok untuk
seseorang pandai seperti Bandura. namun situasi itu juga didukung dengan semua
teman kelas Bandura yang terlihat sangat berkembang di mana kemudian mereka
bisa memasuki universitas yang pada masa tahun 1940-an itu merupakan
pencapaian yang tidak biasa.
Setelah Bandura lulus dari sekolah menengah atasnya ia kemudian bekerja
di konstruksi hutan belantara di Yukon tepatnya di highway Alaska. di sana
Bandura bertemu dengan orang yang bervariasi contohnya orang yang melarikan
diri dari hutang-hutang mereka yang mana pengalaman itu sangat menarik bagi
seseorang seperti Bandura yang selalu ingin tahu. apalagi beberapa rekan
kerjanya menunjukkan berbagai bentuk gangguan mental dengan kadar yang
berbeda-beda yang mana hal itu membuat Bandura mulai menumbuhkan
minatnya dalam psikologi klinis.
Keputusan Bandura untuk menjadi psikolog cukup tidak disengaja yang
merupakan hasil dari kejadian yang tidak direncanakan di mana waktu itu
Bandura tidak memiliki kegiatan apa-apa di pagi hari lalu dia memutuskan untuk
mengikuti kelas psikologi yang diadakan pada waktu itu karena menurutnya kelas
psikologi adalah kelas yang menarik lalu ia memutuskan mengambil jurusan
Psikologi. lalu saat dia berangkat ke kampus dia berbarengan dengan mahasiswa
kedokteran dan teknik yang sama-sama berkegiatan sejak pagi hari. dari hal itu

3
dia sadar bahwa kejadian yang tidak disengaja seperti saat dia berangkat ke
kampus bersama dengan mahasiswa lain yang juga melakukan kegiatan sejak pagi
mempunyai pengaruh yang penting dalam kehidupan. akhirnya keputusan
menjadi Psikolog itu ia beritahukan kepada Richard Evans.
Dalam waktu 3 tahun akhirnya Bandura lulus dari British Colombia dan dia
mencari program pascasarjana psikologi klinis. penasehatnya pada waktu itu
merekomendasikan Bandura untuk memasuki university of lowa lalu Bandura
meninggalkan Kanada dan pergi ke Amerika Serikat. pada tahun 1951 akhirnya
Bandura dapat menyelesaikan gelar masternya dan mendapatkan gelar Ph.D
dalam psikologi klinis di tahun berikutnya. ia menghabiskan waktu 1 tahun di
wichita untuk menyelesaikan hubungan kerja pasca program dokternya di wichita
guidance center setelah menyelesaikan gelar masternya. lalu ia bergabung dengan
fakultas Psikologi di Stanford university pada 1953.
Bandura banyak mempublikasikan mengenai psikologi klinis terutama
psikoterapi dan tes rorschach. bersama dengan mahasiswa pasal sarjana
pertamanya yaitu almarhum Richard H. Walters, Bandura berkolaborasi untuk
menerbitkan suatu makalah mengenai perilaku kriminal agresif pada tahun 1958
lalu pada tahun berikutnya (1959) buku mereka yang berjudul Adolescent
aggression muncul. sejak saat itu Bandura sering berkolaborasi dengan
mahasiswa Pascasarjana yang lain dan sering menerbitkan buku-buku dengan
subjek yang bervariasi. Buku-buku Bandura yang paling berpengaruh adalah
Social Learning Theory (1977), Social Foundation of Thought and Action (1986),
dan Self-Efficacy; The Exercise of Control (1997).
Bandura telah banyak mengetahui posisi dalam perkumpulan ilmiah,
contohnya dia menjadi ketua American Psychological Association (APA) pada
1974, menjadi ketua Western Psychological Association pada tahun 1980, dan
ketua kehormatan Canadian Psychological Association pada tahun 1999. Dia juga
memperoleh banyak gelar kehormatan dari universitas di seluruh dunia
contohnya penghormatan dan penghargaan Guggenheim Fellowship pada tahun
1972, Distinguished Scientific Contribution Award dari Divisi 12 (Klinis) American
Psychological Association di tahun 1972, dia juga memperoleh penghargaan untuk
keikutsertaan di Distinguished Scientific Contribution Award dari Divisi 12

4
(Klinis) American Psychological Association pada tahun 1980 dan Distinguished
Scientist Award dari Society of Behavioral Medicine.
Pada tahun 1980, Bandura juga pernah terpilih menjadi akademisi di
American Academy of Arts and Sciences. Bandura juga pernah menang dalam
Distinguished Contributional Award dari International Society for Research in
Aggression, pernah juga mendapatkan pencapaian yang luar biasa dalam ilmu
psikologi (William James Award of the American Psychological Science),
penghargaan Robert Thorndike Award of Distinguished Contribution of
Psychology to Education dari American Psychological Association dan Bandura
juga pernah mendapatkan penghargaan pada tahun 2003-2004 berupa James
McKeen Cattel Fellow Award dari American Psychological Society. Setelah pernah
terpilih menjadi akademisi di American Academy of Arts and Sciences , Bandura
lalu diangkat ke American Academy of Arts and Sciences dan juga Institute of
Medicine of the National Academy of Sciences. Bahkan saat ini Bandura memegang
David Starr Jordan Professorship of Social Science in Psychology di Stanford
University.
Kejadian tak terduga atau tanpa disengaja yang pernah Bandura rasakan
mengubah pandangannya tentang kepribadian manusia. di mana reaksi terhadap
kejadian dan pertemuan yang diharapkan lebih berpengaruh daripada peristiwa
itu sendiri. pada teori kognitif sosial Albert Bandura menekankan bahwa kejadian-
kejadian yang tidak disengaja tidak selalu mengubah jalan hidup seseorang
walaupun kita menyadari pertemuan atau kejadian itu.
Pada teori kognitif sosial ini memiliki asumsi dasar. Asumsi dasar yang
pertama adalah plastisitas, dimana plastisitas ini adalah hal yang paling menonjol
dari manusia. plastisitas diri adalah bahwa manusia bisa belajar berbagai jenis
perilaku dari situasi yang berbeda-beda. Menurut Skinner melalui pengalaman
langsung manusia bisa belajar dan bandura menyetujui hal itu namun dia lebih
menekankan bahwa proses belajar lebih ke bagaimana cara kita melihat orang
lain.
Yang kedua manusia dapat mengontrol kehidupannya melalui perilaku
lingkungan dan faktor pribadi atau dikenal sebagai model triadic reciprocal
causation. Tanpa hal ini manusia kurang untuk mengantisipasi peristiwa-

5
peristiwa. Dalam model triadic dua dorongan lingkungan yang penting adalah
pertemuan yang kebetulan dan kejadian tidak disengaja.
Yang ketiga adalah manusia mempunyai kapasitas untuk mengontrol sifat
dan kualitas hidup mereka atau disebut sebagai perspektif agen. Pada model
triadic reciprocal causation hal yang paling penting adalah efikasi diri di mana
manusia akan meningkat performanya saat mereka memiliki kepercayaan bahwa
mereka dapat melakukan sesuatu perilaku yang akan menghasilkan perilaku yang
diinginkan dalam situasi khusus.
Yang keempat adalah terdapat faktor internal dan eksternal yang dapat
mengontrol tingkah laku manusia. Bagaimana faktor eksternalnya meliputi
lingkungan baik fisik ataupun sosial dari seseorang dan faktor internalnya adalah
proses menilai reaksi diri dan juga observasi diri.
Yang terakhir adalah seseorang dapat menemukan dirinya dalam situasi
yang ambigu secara moral. Contohnya mereka akan mengontrol perilaku yang
mereka lakukan melalui agensi moral yang dapat berupa pendefinisian ulang
suatu perilaku, dan juga menyalahkan korban atas perilaku yang mereka lakukan.

B. Teori Kognitif Sosial Bandura

Teori Bandura bermula dari ketidaksepakatan yang memunculkan


kritikan terhadap teori skinner yang mana menurut Bandura terlalu
menekankan pada subjek hewan dan bukan manusia yang berinteraksi satu
sama lain. Oleh Karena itu, Bandura mengemukakan teori yang disebut “Social
Learning Theory” salah satu penelitiannya yang cukup terkenal, studi Bobo Doll
Studies. Dengan penelitian tersebut, Bandura menyimpulkan bahwa perilaku itu
dipelajari dari proses imitasi atau modeling perilaku. Kemudian Bandura
mengemukakan sebuah teori mengenai lima asumsi dasar dari Social Learning
Theory.

a. Plasticity
Dalam teori kognitif social, Bandura berpendapat bahwa manusia
memiliki fleksibilitas untuk mempelajari berbagai sikap, tingkah laku,
kemampuan dan perilaku dalam situasi berbeda. Walapun pada asumsi ini

6
Bandura sependapat dengan Skinner, namun Bandura lebih menekankan
pada Vicarious Learning yaitu manusia belajar dengan mengamati atau
mengobservasi orang lain. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa
manusia bisa dan memang belajar dari pengalaman secara langsung namun
terkadang apa yang manusia pelajari juga bisa didapatkan dengan mengamati
atau mengobservasi orang lain. Bandura yakin bahwa perilaku baru
diperoleh melalui dua bentuk pembelajaran : pembelajaran melalui observasi
dan pembelajaran aktif.

a) Observasi

Dalam proses modeling, seseorang belajar melalui proses


observasi, namun bukan hanya sekedar meniru, tetapi ada proses kognitif
yang terjadi didalamnya. Bandura (1986,2003) yakin bahwa
pembelajaran melalui observasi lebih efisien dari pada belajar melalui
pengalaman langsung, dengan begitu manusia tidak perlu mengalami
berbagai respons yang dapat berakibat pada hukuman atau tanpa
menghasilkan penguatan sama sekali (J. Feist & Gregory J. Feist). Factor
yang memengaruhi observation learning yaitu karakteristik model,
karakteristik obsever, konsekuensi yang ditiru.
Menurut Bandura, unsur sentral dari pembelajaran melalu
observasi adalah modeling. Modeling adalah salah satu proses observasi
yang dapat di terapkan manusia dalam mengamati perilaku orang lain.
Modeling meliputi proses kognitif dan bukan sekadar melakukan imitasi.
Modeling lebih dari sekadar mencocokkan perilaku dari orang lain,
melainkan merepresntasikan secara simbolis suatu informasi dan
menyimpanya untuk digunakan di masa depan (Bandura, 1986, 1994).
Bandura (1986) menemukan empat proses yang mengatur
pembelajaran melalui observasi yaitu perhatian, representasi, produksi
perilaku, dan motivasi. Perhatian atau attentional processes artinya
individu mengembangkan proses kognitif dan keterampilan perseptial
mereka untuk dapat memberikan perhatian dan memahami perilaku yang
ditunjukan oleh model. Kemudian representasi atau Retention processes
yaitu individu mempertahankan atau mengingat perilaku model sehingga

7
dapat di tiru atau diulangi dilain waktu. Lalu ada produksi perlaku atau
sering disebut juga Production Processes, yang mana individu
menerjemahkan gambaran mental atau representasi simbolik verbal dari
perilaku model ke perilaku nyata secara fisik dan selanjutna menerima
umpan balik, salah satunya dari lingkungan, terhadap perilakunya
tersebut. Lalu proses terakhir yaitu motivasi yaitu individu memiliki
pemahaman bahwa perilaku yang diimitasi akan mengarahkanya pada
konsekuensi tertentu sehingga terjaid proses belajar untuk ia mengulangi
perilakuna yang sama tersebut dilain waktu.

b.) Pembelajaran Aktif


Pembelajaran Aktif dapat memberikan jalan bagi manusia untuk
mendapatkan pola baru dari perilaku kompleks melalui pengamatan
langsung, dengan memikirkan dan mengevaluasi konsekuensi dari
tingkah laku mereka. Proses belajar memberikan masunia untuk dapat
mengkontrol dari kejadian;kejadian untuk membentuk jalan hidup
mereka. Namun control yang dimaksud adalah control dalam interaksi
timbal balik tiga arah antara variable manusia, perilaku, dan lingkungan.

b. Triadic Reciprocal Causation Model


Dalam teori kognisi social, bandura menjelaskan fungsi psikologis
dalam kondisi triadic reciprocal causation. Konsep ini mengasumsikan bahwa
tindakan manusia merupakan hasil dari interaksi antar riga variable yaitu
Enviroment, Behavior, person. Istilah Triadic Reciprocal Causation Model ini
digunakan unutk menunjukan interaksi yang triadic, artinya bukan satu arah
saja. Behavior meliputi perilaku individu. envairoment meliputi lingkungan
yang berpengaruh, kemudian person meliputi factor internal individu seperti
factor kognitif, persepsi, dan factor internal lain.
Bandura menggunakan istilah “timbal balik (reciprocal) untuk
mengindikasikan adanya interkasi dari dorongan-dorongan, tidak hanya
suatu tindakan yang sama atau berlainan. Ketiga variable tidak harus
memiliki kekuatan atau memberikan kontribusi yang sama biasanya yang
berpengaruh adalah aspek kognitif. Potensi relative dari ketiganya dapat

8
bervariasi untuk setiap individu dan situasi/ lingkungan. Walaupun perilaku
dan lingkungan sewaktu-waktu dapat dapat menjadi contributor yang paling
kuat terhadap performa maka kognisi (manusia) biasanya yang menjadi
contributor yang paling kuat terhadap performa.

c. Agen Manusia
Pada dasarnya manusia dapat mengontol lingkungan, kualitas
kehidupan mereka, dan mengatur diri mereka serta mempunyai kekuatan
untuk memengaruhi tindakan mereka sendiri unutk menghasilkan
konsekuensi yang diinginkan. Badura mengatakan bahwa “Manusialah yang
menciptakan system social dan ia pun merupakan produk dari system social”.
Teori kognisi social mengambil sudut pandang yang bersifat agensi terhadap
kepribadian, yaitu manusia mempunyai kapasitas untuk melakukan control
atas hidup mereka (2002b). agensi manusia adalah esensi dari kemanusian.
Agensi merupakan proses aktif dari mengeksplorasi, memanipulasim dan
memengaruhi lingkungannya untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

a.) Aspek-aspek inti agen manusia

Ada 4 aspek inti dari agensi manusia menurut Bandura (2001,20204) :


intensionalitas, visi, reaktivitas diri, dan refleksi diri.

Intersionalitas mengarahkan kepada sebuah tindakan yang


dilakukan seseorang secara bertujuan. Suatu intensi meliputi adanya
perancanaan yang di dukung atau di dorong dengan adanya tindakan.
Tidak semua rencana maupun tujuan dapat membuahkan hasil namun
manusia terus mengubah rencana mereka sendiri ketika mereka
menyadari konsekuensi dari tindakan mereka.
Setiap manusia memiliki visi untuk dapat menetukan tujuan
tersebut. Oleh karena itu, untuk mengantisipasikemungkinan hasil dari
tindakan mereka, manusia dapat memilih perilaku yang akan
mengahsilkan pencapaina yang diinginkan dan menghindari
ketidakinginan. Visi dpat memberikan manusia kemmpuan unutk
membebaskan diri dari lingkungannya.

9
Tugas manusia hanya bias merencanakan dan mengoptimalkan
perilaku mereka untuk menggaai tujuan mereka dimasa depan. Namun
mereka juga mempunyai kapasitas untuk reaktivitas diri dalam proses
memotivasi dan meregulasi tindakan mereka sendiri. Manusia tidak
hanya menentukan pilihan mereka sendiri, tetapi dapat memonitor
kemajuan unutk memenuhi plihan tersebut.
Kemudian manusia mempunyai kapasitas untuk refleksi diri.
Refleksi diri artinya manusia dapat menilai dari bagaimana mereka
berfungsi, serta mengevaluasi motivasi, nilai dan arti dari tujuan hidup
yang mereka tentukan. Mekanisme refleksi diri manusia yang paling
pentinga dalah efikasi diri.

b.) Efikasi diri

Komponen penting yang dibahas dalam teori ini adalah self


efficacy atau efikasi diri. Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuanya untuk melakukan control terhadap fungsinya dan
mengcontrol kejadian-kejadian dalam lingkungannya. Tindakan manusia
bergantung pada hubungan timbal balik dari perilaku, lingkungan, dan
kondisi kognitif. Terutama faktor-faktor kognitif yang berhubungan
dengan keyakinan bahwa mereka mampu atau tidak mampu melakukan
sesuatu. Ekspektasi ini merupakan efikasi diri (self-efficacy) menurut
teori Bandura (1997). Menurut Bandura (1994), “keyakinan manusia
mengenai efikasi diri memengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka
pilih untuk dilakukan, sebanyak apa usaha yang akan mereka berikan ke
dalam aktivitas ini, selama apa mereka akan bertahan dalam menghadapi
rintangan dan kegagalan, serta ketangguhan mereka mengikuti adanya
kemunduran”.
Definisi efikasi diri menurut Bandura adalah “keyakinan seseorang
dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap
keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan”. Manusia
yang yakin bahwa mereka bisa melakukan sesuatu untuk mengubah
kejadian di lingkungannya, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk

10
bertindak dan mencapai kesuksesan jika dibandingkan dengan mausai
yang memiliki efikasi rendah.
Efikasi diri bukanlah ekspektasi dari hasil tindakan kita.
Ekspektasi mengenai efikasi dan ekspektasi mengenai hasil merupakan
hal yang berbeda. Efikasi lebih menjelaskan tentang keyakinan diri bahwa
seseorang mampu melakukan suatu hal. Sementara ekspektasi mengenai
hasil mengarah pada prediksi dari kemungkinan yang dapat terjadi
setelah melakukan sesuatu.
Selain berbeda dari hasil, ada konsep-konsep lain yang harus
dibedakan dari ekspektasi efikasi. Efikasi tida mengarah pada
kemampuan motorik dasar seperti berjalan atau memegang. Efikasi juga
tidak mengimplikasikan bahwa kita dapat melakukan sesuatu tanpa rasa
cemas, takut, atau stres. Terakhir, penilaian tentang efikasi tidak sama
dengan ambisi.
Efikasi diri berkombinasi dengan lingkungan untuk menghasilkan
empat variabel prediktif. Ketika efikasi diri tinggi bertemu lingkungan
responsif, kemungkinan besar hasilnya akan berhasil. Berbeda dengan
saat efikasi rendah bertemu dengan lingkungan yang responsif, manusia
mungkin akan depresi karena melihat orang-orang bisa mengerjakan
tugas yang terlalu sulit untuknya.
Ketika orang dengan efikasi diri tinggi berada di lingkungan yang
tidak responsif, ia cenderung akan berusaha lebih keras untuk mengubah
lingkungan tersebut. Ia akan mencoba berbagai cara untuk mencapai
keinginannya. Tapi ketika semua yang dia lakukan berakhir kegagalan,
Bandura berhipotesis bahwa orang tersebut akan menyerah dan mencari
hal baru atau lingkungan baru.
Variabel terakhir adalah ketika seseorang dengan efikasi diri
rendah berada di lingkungan yang tidak responsif, ia akan merasa apatis,
tidak berdaya, dan segan.

a. Hal-hal yang Memengaruhi Efikasi Diri


Meningkat atau menurunnya efikasi diri dapat terjadi karena
satu atau kombinasi dari empat sumber. Pengalaman

11
menguasai sesuatu, modeling sosial, persuasi sosial, serta
kondisi fisik dan emosional. Dengan setiap metodenya,
informasi-informasi akan diproses secara kognitif dan
bersama-sama dengan pengalam-pengalaman sebelumnya. Hal
itu akan mengubah persepsi mengenai efikasi diri
1. Pengalaman Menguasai Sesuatu

Menurut Bandura, pengalaman menguasai


sesuatu atau performa masa lalu adalah sumber yang
paling berpengaruh pada efikasi diri. Keberhasilan
melakukan sesuatu di masa lalu akan meningkatkan
ekspektasi mengenai kemampuan kita melakukan hal
tersebut saat ini. Sedangkan kegagalan akan
menurunkan hal tersebut.

Terdapat enam dampak dari pernyataan umum


ini. Pertama, performa yang berhasil dapat
meningkatkan efikasi diri secara proporsional dengan
kesulitan tugas tersebut. Kedua, tugas yang diselesaikan
sendiri akan lebih efektif daripada tugas yang
diselesaikan dengan bantuan orang lain. Ketiga, besar
kemungkinan kegagalan akan menurunkan efikasi
seseorang saat mereka tahu telah memberikan yang
terbaik. Keempat, kegagalan saat kondisi tekanan emosi
tinggi tidak lebih merugikan dibanding kegagalan dalam
kondisi maksimal. Kelima, gagal sebelum meyakinkan
rasa menguasai sesuatu akan lebih berpengaruh buruk
pada efikasi diri daripada kegagalan setelahnya.
Dampak terakhir dan yang berhubungan adalah
kegagalan yang terjadi kadang berdampak sedikit
terhadap efikasi diri. Terutama bagi orang yang
memiliki ekspektasi tinggi terhadap kesuksesan

2. Modeling Sosial

12
Sumber selanjutnya adalah modeling sosial,
yaitu vicarious experiences. Efikasi diri akan
meningkat ketika kita melihat seseorang yang
memiliki kompetensi setara, berhasil melakukan
sesuatu. Hal sebaliknya juga berlaku. Efikasi diri
akan berkurang ketika melihat kegagalan seorang
yang berkompetensi sama.
Dampak dari modeling sosial untuk
meningkatkan efikasi diri memang tidak sekuat
dampak performa pribadi. Tetapi, modeling sosial
memiliki dampak yang kuat dalam penurunan
efikasi diri. Melihat kegagalan seseorang dalam
berenang, misalnya, akan membuat seseorang takut,
bahkan tidak berani berenang. Dampak ini juuga
bisa bertahan seumur hidup.
3. Persuasi Sosial
Persuasi dari orang lain dapat meningkatkan
dan menurunkan efikasi diri seseorang. Tentu saja,
persuasi dari orang yang dipercaya akan jauh lebih
berpengaruh daripada persuasi orang lain. Kata-kata
dan kritik dari orang terpercaya dapat memengaruhi
efikasi seseorang.
Bandura (1986) berhipotesis bahwa daya
sugesti yang lebih efektif berhubungan langsung
dengan status dan otoritas yang dipersepsikan dari
orang yang melakukan persuasi. Sebagai contoh,
saran dari seorang psikiater kepada pasien yang
mengalami trauma tentu saja akan lebih
meningkatkan efikasi diri daripada dukungan dari
keluarga.
4. Kondisi Fisik dan Emosional
Kondisi fisik dan emosional dapat
memengaruhi efikasi seseorang. Performa seseorang

13
dapat berkurang jika berada dalam ketakutan yang
kuat, kecemasan akut, dan lainnya. Namun, dalam
beberapa kondisi, jika rangsangan emosi tidak
terlalu intens, maka dapat diasosiasikan dengan
peningkatan performa.

b. Agen Proxy
“Tidak ada orang yang mempunyai waktu, energi, dan
sumber daya untuk dapat menguasai semua aspek kehidupan
sehari-hari. Untuk dapat berfungsi dengan sukses, seharusnya
melibatkan kombinasi ketergantungan pada agen proxy dalam
beberapa area fungsi” (Bandura, 2001).
Orang Amerika pada awalnya tidak memiliki efikasi
pribadi untuk melakukan hal-hal kecil seperti memperbaiki
kamera dan memotong rumput. Tetapi, dengan adanya agen
proxy, mereka dapat mencapai tujuan dengan bergantung pada
orang lain. Misalnya, seseorang dapat menyewa orang lain
untuk memotong rumput mereka.
Meskipun begitu, proxy tetap memiliki kelemahan.
Bergantung terlalu banyak pada kompetensi orang lain dapat
mengurangi efikasi diri sendiri. Seseorang dapat menjadi
terlalu bergantung kepada orang lain. Seorang pria bergantung
pada istrinya untuk merawat rumah dan anak. Para remaja
akhir bergantung pada orang tua untuk merawat mereka.

c. Efikasi Kolektif
Efikasi kolektif adalah kepercayaan orang-orang bahwa
usaha bersama akan menghasilkan pencapaian kelompok. Ada
dua teknik yang diajukan Bandura untuk mengukur efikasi
kolektif. Pendekatan pertama adalah mengombinasikan
evaluasi dari dua anggota mengenai kemampuan pribadi
mereka untuk memberi perilaku yang menguntungkan
kelompok. Contohnya adalah aktor dalam suatu drama akan

14
memiliki efikasi kolektif jika memercayai kemampuan individu
mereka untuk memainkan peran dengan baik.
Pendekatan kedua adalah mengukur kepercayaan
individu tentang kemampuan kelompok untuk mendapat hasil
yang diinginkan. Sebagai contoh adalah pemain bisbol yang
merasa tidak yakin pada kemampuan per individu mereka, tapi
dia yakin kemampuan bersama akan memberikan hasil yang
baik.

d. Regulasi Diri

Bandura (1994) yakin bahwa manusia menggunakan strategi proaktif dan


reaktif untk meregulasi diri. Itu berarti, mereka berusaha mengurangi
perbedaan antara pencapaian dan tujuan mereka secara reaktif. Tetapi,
setelah mereka berhasil menutupi perbedaan tersebut, mereka akan
menentukan tujuan yang lebih tinggi untuk diri mereka sendiri secara
proaktif.
a. Faktor-faktor Eksternal Regulasi Diri
Faktor eksternal memengaruhi regulasi diri dalam 2 cara. Pertama, faktor
tersebut memberi standar untuk mengevaluasi perilaku diri. Standar
tersebut tidak hanya disebabkan oleh dorongan internal, tetapi juga faktor
lingkungan.
Kedua, faktor eksternal memengaruhi regulasi diri dengan memberikan cara
untuk mendapat penguatan. Selain penghargaan intrinsik, seseorang juga
membutuhkan insentif yang didapat dari faktor eksternal.

b. Faktor-faktor Internal Regulasi Diri


Faktor internal pertama adalah observasi performa diri. Kita harus memberi
perhatian terhadap beberapa perilaku kita secara selektif. Hal yang kita
observasi bergantung pada minat dan konsepsi diri yang sudah ada
sebelumnya.

1. Proses Penilaian
Setelah mengobservasi diri, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi
performa diri. Memberi penilaian kepada diri dapat membantu

15
meregulasi perilaku diri. Proses penilaian bergantung pada standar
personal. Standar personal memberi jalan untuk kita mengevaluasi diri
tanpa membandingkannya dengan orang lain.

2. Reaksi Diri
Faktor terakhir dalam regulasi diri adalah reaksi diri. Manusia merespons
perilaku mereka secara negatif atau positif, bergantung pada bagaimana
perilaku mereka memenuhi standar personal yang mereka tetapkan.
Misalnya, seorang karyawan yang menyelesaikan tugasnya tepat waktu
dapat memberi penghargaan kepada dirinya sendiri.

c. Regulasi Diri Melalui Agen Moral


Teori Bandura mengemukakan bahwa agen moral manusia memiliki dua
dimensi penting, yaitu tidak melukai orang lain dan secara proaktif
membantu mereka. Bandura menekankan bahwa pengaruh regulasi diri
hanya aktif ketika diaktifkan, yang dikenal sebagai aktivasi selektif. Konsep
melepaskan kendali internal juga dijelaskan oleh Bandura untuk
menjustifikasi moralitas dari perilaku. Aktivasi selektif dan melepaskan
kendali internal memungkinkan individu dengan standar moral yang sama
untuk berperilaku berbeda dalam situasi yang berbeda. Ini terjadi melalui
beberapa mekanisme, Pertama, manusia dapat mendefinisikan atau
merekonstruksi ulang sifat dasar dari perilaku itu sendiri dengan teknik,
seperti menjustifikasi hal tersebut secara moral, membuat perbandingan
yang berpihak, atau memberikan label yang diperhalus untuk tindakan
mereka. Kedua, mereka dapat meminimalisasi, tidak menghiraukan, atau
mendistorsi dampak merusak dari perilaku mereka. Ketiga, mereka dapat
menyalahkan atau melakukan dehumanisasi terhadap korban. Keempat,
mereka dapat memindahkan atau mengaburkan tanggung jawab dari
perilaku mereka dengan mengaburkan hubungan antara tindakan dan
dampak dari tindakan tersebut.

16
e. Perilaku Disfungsi

Konsep Bandura mengenai triadic reciprocal causation mengasumsikan


bahwa perilaku dipelajari sebagai hasil interaksi mutual antara (1) manusia,
termasuk proses kognisi dan fisiologis; (2) lingkungan, termasuk hubungan
interpersonal dan kondisi sosial ekonomi; dan (3) faktor perilaku, termasuk
pengalaman terdahulu dengan penguatan. Tidak terkecuali juga dengan
perilaku disfungsi. Konsep Bandura atas perilaku disfungsi lebih banyak
membahas mengenai reaksi depresif, fobia, dan perilaku agresif.
a. Terapi
Menurut Bandura, perilaku menyimpang muncul atas dasar prinsip
pembelajaran kognisi sosial dan bertahan karena, dalam sejumlah cara,
terus memenuhi suatu tujuan. Oleh karena itu, perubahan terapeutik
menjadi sulit dilakukan karena mengikutsertakan penghilangan beberapa
perilaku yang memuaskan untuk seseorang.

b. Penelitian yang terkait


Teori kognisi sosial Albert Bandura terus menghasilkan sejumlah besar
penelitian dalam beberapa area psikologi, sedangkan konsep efikasi diri
telah memunculkan beberapa ratus studi sendiri dalam satu tahun.,
Efikasi diri telah diaplikasikan terhadap beragam area, termasuk perfoma
akademis, produktivitas kerja, depresi, menghindari keterlantaran,
menghadapi terorisme, dan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan.
Terdapat dua dari aplikasi yang menarik dari konsep efikasi diri yang
diusung Albert Bandura yaitu menghadapi ancaman terorisme dan
mengelola penyakit diabetes tipe 2.

17
C. Evaluasi Teori Bandura
Dalam setiap teori yang di kemukakan para ahli pasti mempunyai sudut pandang yang
berbeda-beda, sehingga tidak jarang kita mengenali kelebihan dan kekurangan dalam
suatu teori. Pada sub bab berikut ini akan membahas kekurangan dan kelebihan serta
opini penulis terhadap teori Bandura , khususnya sebagai berikut:

a. kelebihan dan kekurangan teori Bandura


 Teori bandura ini konsisten secara internal karena teori bandura ini tidak terlalu
spekulatif yang menjadikan teori ini mempunyai konsistensi internal yang tinggi.
Karena hal itu untuk berspekulasi yang tinggi Bandura tidak takut tapi spekulasi
itu tidak pernah menyimpang jauh dari data empiris. Hasil aslinya teori
dibangun dengan cermat dan ditulis dengan akurat hingga konsisten secara
internal.
 Teori Bandura telah menghasilkan ribuan penelitian sehingga menghasilkan nilai
yang sangat tinggi dalam kapasitasnya unuyk menghasilkan penelitian. Hal ini
membuat banyak temuan dari penelitian psikologi yang dapat diorganisasikan
oleh teori kognisi social.
 Teori Bandura ini hanya menjelaskan sedikit dari perilaku seseorang setiap hari.
Dalam materi modeling, pasti akan ada individu-individu yang meniru suatu hal
yag negatif.

b. Aplikasi teori kepribadian dalam dunia nyata


Teori kepribadian bandura mengenai efikasi diri dapat kita lihat
pengaplikasiannya dalam banyak hal. Contoh pertama adalah ketika kita merasa
tidak kompeten dalam satu hal, lalu kita melihat teman sebaya yang berhasil
melakukan sesuatu. Tanpa sadar hal itu akan memengaruhi kepercayaan kita
akan diri sendiri. Kita akan merasa kembali bersemangat untuk mencapai
sebuah tujuan.Begitu juga dengan teori modeling. Saat kita melihat seseorang
dengan fisik yang ideal, karakter yang baik, ditambah lagi dengan status
kedudukan yang tinggi, tanpa sadar kita akan berusaha untuk menjadi dirinya.

18
Agen proxy merupakan salah satu teori yang paling sering kita lihat di
sekeliling. Orang tua menyuruh anaknya, seorang istri yang bergantung pada
suaminya untuk menemaninya belanja, juga orang-orang yang mempekerjakan
pembantu untuk menyelesaikan tugas-tugas di rumah.Tetapi, terlalu bergantung
pada orang lain bukanlah merupakan suatu hal yang baik. Seseorang akan
kehilangan kompetennya dalam melakukan sesuatu jika terlalu sering
memberikan tugas tersebut kepada orang lain. Selain kehilangan kompeten,
seseorang juga dapat kehilangan efikasi dirinya akibat bergantung pada orang
lain.
Contoh kasus teori bandura yang mana dalam sebuah keompok cerdas
cermat, terdapat tiga orang yang memiliki kemampuan yang berbeda. Yang
pertama adalah orang yang memiliki ingatan kuat. Orang selanjutnya adalah
seorang yang pandai di matematika. Orang terakhir adalah orang yang memiliki
kepandaian berbicara di depan umum. Mereka pribadi sama-sama meragukan
kemampuan diri mereka sendiri. Tapi, dengan menyatukan kemampuan, mereka
yakin bisa mencapai hasil yang diinginkan.

c. Pendapat penulis
Teori berstandar tinggi, sederhana, ringkas dan tidak merasa dibebani oleh
penjelasan yang bersifat hipotesis atau terlalu abstrak sehingga mudah untuk di
pahami.

19
DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Feist and G. J. Feist, in Theories of Personality, United States of America, 2008, pp.
483-515.

20

Anda mungkin juga menyukai