Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI B.F. SKINNER

“KONSELING BEHAVIORISTIK”

DOSEN PENGAMPU : Ade Irma Haerani M.Pd

DISUSUN OLEH :

SEMESTER 5 / KELAS 5A

KELOMPOK III

 ARMI FEBRIANTI (200101003)


 BAIQ FARICHUL JANNAH (200101004)
 DWI CAHYA OKTAVIATUN N (200101006)
 LENA MARIANA (200101010)
 PATIH ARDI SALIM (200101024)
 SISWANDI (200101026)

UNIVERSITAS HAMZANWADI NWDI PANCOR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik, shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bimbingan dan Konseling anak Usia Remaja dengan tema “Teori BF Skinner”.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Teori BF
Skinner. Kami menyadari bahwa makalah ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Pancor, 07 - Oktober - 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Biografi Tokoh Teori BF Skinner...............................................................................3


B. Konsep Utama Teori BF Skinner................................................................................3
C. Penemuan Tokoh Berkaitan dengan Konseling Behavioristik....................................5
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori BF Skinner............................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi
banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku
(behaviorisme). Behavioris menekankan pada pola perilaku baru yang diulang-ulang
sampai menjadi otomatis. Awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov
(tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik
(classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh
beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt.
Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai
ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar
kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi perilaku. Penekanan kognitif
menjadi basis bagi pendekatan untuk pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku
mulai ditinggalkan diabad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar
kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting untuk menciptakan pendekatan
pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak ada satu pun teori
belajar yang betul-betul cocok untuk menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
pas dan efektif.
Teori belajar behavioristik lebih menekankan pada tingkah laku manusia, bukan
pada pemahaman berpikir manusia (kognitif). Individu dipandang sebagai makhluk
reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan
perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan
apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau

1
respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,
mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya
bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau
reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat
jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang
menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi
terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah Teori BF Skinner sebagai berikut :
1. Bagaimana riwayat biografi tokoh Teori BF Skinner?
2. Apa konsep utama Teori BF Skinner?
3. Apa saja penemuan tokoh berkaitan dengan Konseling Behavioristik?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Teori BF Skinner?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah Teori BF Skinner sebagai berikut :
1. Mengetahui riwayat biografi tokoh Teori BF Skinner
2. Mengetahui konsep utama Teori BF Skinner
3. Mengetahui penemuan tokoh berkaitan dengan Konseling Behavioristik
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Teori BF Skinner

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI SKINNER
Burrhus Frederic Skinner dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna,
Pensylvania, Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang pengacara yang menjadi General
Counsel di sebuah perusahaan batu bara besar, dan ibunya adalah seorang ibu rumah
tangga yang cerdas. Dia dididik oleh orang tuanya dengan didikan model kuno dan
disiplin.
Skinner merupakan anak yang kreatif dan ingin sekali menjadi seorang penulis
dan ia pun mencobanya dengan mengarang lalu mengirim puisi dan cerita pendek.
Skinner terus saja menulis dan selalu berkarya sampai akhir hayatnya. Skinner pun
meninggal pada tanggal 18 Agustus 1990, karena Leukimia. Ia telah berhasil menjadi
seorang tokoh psikologi yang paling terkenal sejak Sigmund Freud.
Setelah lulus dari sekolah menengah, ia pun melanjutkan belajarnya di Hamilton
College, di dekat Uthica. Setelah lulus dari Hamilton College Skinner masih menulis.
Skinner berhenti menulis dan mengikuti kuliah psikologi di Harvard pada tahun 1928
dengan mengkhususkan diri pada bidang tingkah laku hewan. Sebelum mengambil
keputusan untuk kuliah jurusan psikologi. Skinner berhasil meraih gelar doctor pada
tahun 1931.
Beberapa tokoh yang mempengaruhi pemikiran Skinner yaitu Crozier, Jacques
Loeb, C.S. Sherington, Ivan Pavlov, J.B. Watson dan E.L. Thorndike. Skinner menjalani
karir sebagai pengajar Universitas Minnesota dan pernah ditunjuk sebagai dekan Fakultas
Psikologi Universitas Indiana. Setelah itu, ia kembali ke Harvard dan di sana menerima
jabatan guru besar psikologi di Universitas Harvard.
Selama tahun 1930-an dan 1940-an, Skinner mengembangkan teorinya dengan
melakukan eksperimen-eksperiman pengondisian operan (operant conditioning). Pada
tahun 1954, Skinner ikut serta dalam sebuah symposium tentang kecenderungan-
kecenderungan modern dalam psikologi. Skinner menggunakan media ketika proses
belajar mengajar Berdasarkan prinsip-prinsip yang mengaturnya. Presentasi tersebut
dipublikasikan dalam Harvard Educational Review pada tahun 1954 dan menobatkan
Skinner sebagai “pencipta teknologi pendidikan”
B. KONSEP UTAMA TEORI BF SKINNER
 Konsep Dasar Teori Belajar Menurut Skinner
Skinner membedakan dua macam prilaku manusia :
1. Respondent behavior ( Tipe S ):
Perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang dikenali.Respondent behavior biasa
nya bersifat respon yang reflex. 
Ex : menutup hidung saat ada bau yang tidak enak.
2. Operant behavior ( Tipe R ): 

3
Perilaku yang tidak dikondisikan. Respon ini ditimbulkanoleh stimuli yang tak ter
kondisikan
Ex : tikus dalam skinner’s box.
Dua prinsip umum dalam pengkondisian operan:
1. Setiap respon yang diikuti dengan stimulus yang menguatkan cenderung akan
diulang.
2. Stimulus yang menguatkan adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata
terjadinya respon operan.
Skinner mengatakan bahwa apakah sesuatu itu menguatkan atau tidak akan hanya
dapat dipastikan melalui efeknya terhadap perilaku.
Dalam pengkondisian tipe R skinner menyerupai pengkondisian instrumental
Thorndike, dan pengkondisian tipe S skinner identik dengan pengkondisian klasik
ivan Pavlov.
 Schedule Of Reinforcement
Reinforcement atau penguatan bisa bersifat positif atau negatif :
1. Reinforcement  positif
yaitu sesuatu yang diberikan dapat membuat perilaku organisme
yang dikehendaki berpeluang untuk diulangi dan terjadi lagi.
2. Reinforcement negatif adalah sesuatu yang membuat peluang tingkah laku yang
dikehendaki itu untuk diulang lebih kecil.
Tujuh schedule of reinforcement.
1. Continuous reinforcement schedule (CRF)
Setiap kali muncul tingkah laku yang di kehendaki di berikan reinforcement.
2. Fixed Interval Reinforcement Schedule
Saat waktu interval semakin dekat, hewan selaku obyek penelitian secara bertahap
meningkatkan kecepatan responnya.
3. Fixed Ratio Reinforcement Schendule (FR)
Faktor penting dalam menentukan kapan suatu respon yang diperkuat adalah
jumlah dari respon yang diberikan.
4. Variable Interval Reinforcement Schendule (VI)
Pemeberian reinforcement dalam jangka waktu yang tidak tentu, tetapi jumlah
atau rata-rata reinforcement yang diberikan sama dengan pengaturan tetap.
5. Variable Ratio Reinforcement Schedule (VR)
Mengeliminasai bentuk undak-undakkan dalam catatan kumulatif yang dijumpai
pada jadwal fixed ratio (rasio tetap). Contohnya: perilaku para penjudi, semakin
cepat seseorang menarik mesin handle slot, semakin sering ia diperkuat.
6. ConcurrentSchendules and the Matching Law
Seperti aplikasinya pada skinner melatih burung dara untuk mematuk 2 kunci
operang yang tersedia pada saat yang bersamaan, tetapi memberikan penguatan di
bawah jadwal yang berbeda.
7. Concurrentchain Reinforcement Schendule
Jadwal penguatan rantai secara bersamaan dipakai untuk meneliti perilaku pilihan
kompleks, dengan ini perilaku hewan selama masa awal eksperimen akan

4
menentukan jadwal penguatan apa yang akan dialaminya selama fase kedua dan
fase penghentian.
8. Progressive Ratio Schendule and Behavioral Economics
Bisa menyediakan alat untuk mempelajari perilaku kemanjuran penguat yang
kompleks. Pada intinya motode ini mengharuskan hewan percobaan menujukkan
dalam tim behavioral, tingkat maksimum yang mesti "dibayarkan" hewan ini
untuk mendapatkan penguat tertentu.
 Punishment
Punishment (hukuman) diberikan ketika respon beralih dari positif ke negatif.
Skinner dan thorndike setuju dengan efektifitas dari hukuman ini karna tidak
mengurangi munculnya respon yang diinginkan
Kegunaan punsihment :
Punsihment terkadang menggantikan suatu respon yang tidak diinginkan dengan
respon yang tidak diinginkan lainnya. Punishment menandai apa yang seharusnya
organisme yang tidak lakukan bukan apa yang perlu dilakukan. Punishment
membenarkan penimbulan rasa sakit pada lainnya. Punishment menimbulkan agresi
kearah penghukuman agen dan yang lainnya. Punsihment berubah menjadi reinforcer
yang negatif bagi punisher.
C. PENEMUAN TOKOH BERKAITAN DENGAN KONSELING BEHAVIORISTIK
 TEORI BELAJAR SKINNER (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinner menekankan pada perubahan perilaku yang dapat
diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi dalam proses berpikir pada
otak seseorang. Oleh karena itu, para pendahulunya dikatakan sebagai pengguna
kondisi klasikal.
B.F. Skinner melakukan eksperimen terhadap tikus dan selanjutnya terhadap
burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat
melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan
perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu responding conditioning
dan operant conditioning.
Respondent conditioning (respondent response) adalah respon yang diperoleh dari
beberapa stimulus yang teridentifikasi. Stimulus yang teridentifikasi itu menimbulkan
respon yang secara relatif tetap. Belajar dengan respondent conditioning ini hanya
efektif bila suatu respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu. Misalnya,
diberikan stimulus berupa masalah yang dapat diselesaikan dengan konsep turunan
fungsi, maka timbul respon untuk mempelajari lebih lanjut dalil-dalil turunan fungsi,
ibarat makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Stimulus yang demikian, pada
umumnya mendahului respon yang dtimbulkan.
Operant conditioning adalah suatu respon terhadap lingkungannya. Respon yang
timbul ini diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu. Stimulus yang demikian itu disebut
penguatan sebab stimulus-stimulus itu memperkuat respon yang telah dilakukan
5
seseorang. Misalnya seorang peserta didik mengerjakan soal-soal matematika (telah
melakukan perbuatan) lalu mendapat nilai baik (ganjaran).
Skinner memusatkan kepada operant conditioning tersebut. Operant conditioning
itu dapat dipergunakan untuk mendorong peserta didik memberikan respon yang
berupa tingkah laku. Peristiwa terjadinya tingkah laku itu disebut respon belajar
(operant learning). Operant conditioning untuk respon belajar dikontrol dengan
diiringi suatu tingkah laku dan stimulus.
Kondisi operasional ini meliputi ganjaran (reward) dan penguatan
(reinforcement). Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting
dalam proses belajar. Terdapat perbedaan antara ganjaran dan penguatan. Ganjaran
merupakan respon yang sifatnya menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang
sifatnya subyektif, sedangkan penguatan merupakan suatu yang mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah kepada hal-hal yang
sifatnya dapat diamati dan diukur.
Teori Skinner menyatakan penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan
negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut
seiring dengan meningkatnya perilaku siswa dalam melakukan pengulangan
perilakunya itu. Dalam hal ini penguatan yang diberikan kepada siswa memperkuat
tindakan siswa, sehingga siswa semakin sering melakukannya. Contoh penguatan
positif diantaranya adalah pujian yang diberikan kepada siswa, sikap guru yang
menunjukkan rasa gembira pada saat siswa bisa menjawab dengan benar.
Perubahan tingkah laku anak dari negatif menjadi positif, guru perlu mengetahui
psikologi yang dapat digunakan untuk memperkirakan (memprediksikan) dan
mengendalikan tingkah laku anak. Guru di dalam kelas mempunyai tugas untuk
mengarahkan anak dalam aktivitas belajar, karena pada saat tersebut kontrol berada
pada guru, yang berwenang memberikan instruksi ataupun larangan pada anak
didiknya.
Penguatan positif akan berbekas pada diri siswa. Tanggapan yang dihargai akan
cenderung diulangi. Mereka yang mendapat pujian setelah berhasil menyelesaikan
tugas atau menjawab pertanyaan dengan benar biasanya akan berusaha memenuhi
tugas berikutnya dengan penuh semangat. Penguatan yang berbentuk hadiah atau
pujian akan memotivasi siswa untuk rajin belajar dan mempertahankan prestasinya.
Nilai tinggi membuat seseorang belajar lebih giat. Penguatan yang seperti ini
sebaiknya segera diberikan dan jangan ditundatunda. Bentuk-bentuk penguatan positif
adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dan sebagainya), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol,
kata-kata pujian), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya).
Penguatan negatif adalah bentuk stimulus yang lahir akibat dari respon siswa
yang kurang atau tidak diharapkan. Tanggapan yang memungkinkan terjadinya
keadaan untuk meloloskan diri dari hal yang tidak diinginkan atau ketidaknyamanan
cenderung akan diulangi. Penguatan negatif diberikan agar respon yang tidak
diharapkan atau tidak menunjang pada pelajaran tidak diulangi siswa. Penguatan
negatif itu dapat berupa teguran, peringatan atau sangsi. Contoh penguatan negatif

6
yaitu pemberian alasan untuk terlambat mengerjakan pekerjaan rumah akan membuat
seseorang tidak tepat waktu menyampaikan pekerjaan rumah yang lain.
Namun untuk mengubah tingkah laku siswa dari negatif menjadi positif guru
perlu mengetahui psikologi yang dapat digunakan untuk memperkirakan
(memprediksi) dalam mengendalikan tingkah laku siswa. Di dalam kelas guru
mempunyai tugas untuk mengarahkan siswa dalam aktivitas belajar, karena pada saat
tersebut kontrol berada pada guru, yang berwenang memberikan instruksi ataupun
larangan pada siswanya. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain, menunda/tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dan lain lain).
Jika respon siswa baik (menunjang efektivitas pencapaian tujuan) harus segera
diberi penguatan positif agar respon tersebut lebih baik lagi, atau minimal perbuatan
baik itu dipertahankan. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan
sehingga tidak menunjang tujuan pengajaran, harus segera diberi pengutan negatif
agar respon tersebut tidak diulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya
positif.
Dalam pandangannya Skinner, komponen-komponen penting dalam pengajaran
matematika adalah sebagai berikut.
1. Tujuan yang dinyatakan adalah terminologi tingkah laku.
2. Tugas dibagi menjadi ketrampilan-ketrampilan yang satu menjadi prasyarat dari
yang lain.
3. Penentuan hubungan antara ketrampilan pra syarat dan urutan logis dari materi
yang akan dipelajari.
4. Perencanaan materi dan prosedur mengajar untuk setiap tugas bagian.
5. Pemberian balikan kepada peserta didik yang dapat dilihat penampilan peserta
didik di mana peserta didik itu telah selesai melaksanakan tugas-tugas bagian
yang mendukung.
 Penemuan – Penemuan B.F. Skinner
B.F. Skinner bukan hanya seorang pendiri mazhab psikologi dan filsuf, tetapi
juga seorang penemu. Hal ini penting diketahui agar publik mengetahui bahwa
Skinner merupakan seorang pekerja keras. Iya tidak hanya bergelut di area teoretis,
tetapi juga teknis. Berikut beberapa penemuan penting Skinner.
1. Kotak udara
Dalam upaya membantu istrinya membesarkan buah hatinya sehari-hari ketika
anak kedua mereka lahir, Skinner membuat kotak udara. Hal ini didasari istrinya
yang kerap terbangun di malam hari oleh tangisan anaknya karena suhu terlalu
panas atau dingin. Terkadang, istrinya kerepotan mengganti popok dan harus
mencuci banyak pakaian ketika bayi membuang air besar dan kecil di kasur.
Dengan kotak udara Skinner, kerepotan istrinya menjadi berkurang titik kotak
udara Skinner mudah dibersihkan dan dikendalikan, baik suhu maupun
kelembapannya.
Kotak udara dirancang scanner untuk membantu membesarkan bayi titik melalui
alat ini, bayi dapat bertambah nyaman sehat, mengurangi resiko menangis, mudah
bergerak, dan tentu saja meringankan tugas ibunya. Namun demikian, kotak udara

7
skinner dianggap sebagai penemuan paling kontroversial. Sebab, dalam
eksperimen, skinner melibatkan anaknya yang bernama Deborah Buzan ketika
masih bayi. Meskipun begitu, kotak udara skinner dianggap sebagai penemuan
yang berhasil. Ketika diwawancarai saat sudah dewasa, Deborah merasa tidak
dilecehkan karena ayahnya menjadikan dirinya sebagai objek eksperimen kini,
kotak udara skinner diproduksi oleh beberapa perusahaan.
2. Operanr Conditioning Chamber
Ketika menjadi peneliti di Harvard, Skinner menemukan Operanr Conditioning
Chamber atau lebih populer disebut skinner box. Alat itu dipergunakan untuk
mengukur tingkat respon organisme - seperti tikus atau burung merpati - terhadap
lingkungannya titik skinner box memiliki tuas dan tempat makanan titik Dengan
demikian, tikus yang lapar bisa mendapatkan makanan yang diantarkan ke baki
dengan menekan tuas. Skinner mengamati bahwa seekor tikus itu dimasukkan ke
dalam Skinner box, iya akan berkeliling di sekitar ruang dan mengendus-ngendus
titik tikus itu lalu menekan tuas sehingga tempat makanannya akan turun ke dalam
baki. Setelah tikus makan, tua semakin meninggi. Ketika makanannya sudah habis
dan tikus kenyang, tuas kembali ke tempat semula.
Skinner menemukan bahwa skinner box dapat memainkan peran dalam melihat
respons organisme dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya, karena harus
menekan tuas untuk mendapatkan makanan, maka tikus itu akan sering melakukan
hal itu. Jika skinner box dialiri arus listrik, tikus akan tersengat sehingga akan
melarikan diri titik di dalam scanner boks diletakkan sebuah pengungkit yang
ketika ditekan listrik akan mati. Dalam proses melarikan diri, tikus secara tidak
sengaja menekan pengungkit itu sehingga listrik mati. Disaat yang lain jika listrik
dihidupkan kembali maka tikus akan menggunakan pengetahuan ini, yakni dengan
cepat menekan pengungkit. Hal ini merupakan salah satu contoh eksperimen dari
teori skinner tentang penguatan sederhana. Teknik yang dilakukan tikus itu
nantinya dikenal sebagai sistem pembelajaran melarikan diri dan menghindar.
3. Perekam kumulatif
Alat ini digunakan untuk merekam perilaku grafis secara otomatis. Alat ini
dilengkapi dengan drum penggulung kertas serta jarum penanda titik posisi jarum
berada di bagian bawah halaman. Ketika alat perekam aktif, jarum akan membuat
drum mengubah gulungan kertas secara horizontal. Perekam kumulatif ini
digunakan di dalam skinner box untuk mencatat perilaku tikus. Alat ini berguna
menghasilkan catatan tentang perilaku tikus yang konsisten dan akurat.
4. Mesin pengajar
Mesin pengajar merupakan suatu alat otomatisasi program instruksi. Tujuan alat
ini adalah mengelola kurikulum program instruksi. Ketika diaktifkan, mesin
pengajar akan menampilkan daftar pertanyaan. Tugas seorang pelajar adalah
menjawab setiap pertanyaan. Ketika si pelajar mampu menjawab dengan benar
mesin itu akan memberikan imbalan kepadanya.
Skinner menganjurkan mesin pengajar digunakan kepada siswa di berbagai
tingkatan, mulai dari usia dini hingga dewasa. Mesin ini juga baik digunakan oleh
siswa musik karena dapat mengajarkan irama. Mesin pengajar juga dapat

8
digunakan oleh orang yang ingin belajar membaca buku dengan cepat dan tepat.
Sebab, mesin dapat diinstruksikan untuk menampilkan bahan bacaan dengan
kadar kecepatan tertentu.
Hal unik dari mesin pengajar adalah dapat melakukan tugas mengecek laporan
kinerja siswa sebagai contoh, jika laporan kinerja siswa masih menunjukkan
respons yang salah mesin akan memberikan petunjuk tingkat kemajuan siswa
tersebut. Mesin juga bisa memberikan petunjuk bahwa siswa itu akan mencapai
perilaku paling efisien apabila tingkat kesalahannya diminimalkan.
Tidak hanya itu, kelebihan lain mesin pengajar adalah dapat mengembangkan
perilaku yang oleh skinner disebut self - management.
Dalam hal ini self - management mengacu pada bagaimana siswa berpikir dan
secara tepat merespon rangsangan yang diberikan oleh lingkungan titik mesin
pengajar akan memberikan laporan mengenai tingkat respon sekaligus penguat
negatif dan positif bagi siswa.
Program perangkat lunak masa kini yang dapat memberikan instruksi sangat
terstruktur dan bertahap - tidak dapat dibantah - sangat dipengaruhi oleh mesin
pengajar buatan Skinner. Dia adalah orang pertama yang merintis penggunaan
mesin di kelas, terutama untuk siswa sekolah dasar. Mesin pengajar kini banyak
digunakan di berbagai sekolah di kawasan Amerika dan Eropa serta telah
disesuaikan dengan sistem pendidikan modern. Melalui penemuan ini, skinner
dianggap sebagai tokoh revolusioner dalam teknologi pendidikan.
5. Peluru kendali merpati
Pada mulanya, US Navy memerlukan senjata yang efektif untuk melawan kapal
perang Bismarck milik Jerman. Meskipun teknologi peluru kendali sudah dikenal
ketika itu, sistem operasinya masih dipandang tidak efektif. US Navy mengadakan
Proyek Merpati (Pigeon Project) untuk mencari solusi yang sederhana dan efektif,
khususnya menyangkut sistem radar titik dalam hal ini, Skinner menjadi tokoh
yang berhasil menemukan alat tersebut.
Hasil proyek ini adalah hidung rudal (peluru kendali) dibagi menjadi tiga
kompartemen yang masing-masing dibungkus sebuah alat disebut merpati titik
setiap kompartemen dilengkapi lensa untuk memproyeksikan Citra terhadap objek
yang ada di depan rudal. Citra itu akan ditangkap oleh layar komputer. Merpati
akan mematuk ke arah objek sehingga rudal mengarah tepat pada sasaran.
6. Verbal summator
Verbal summator adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pikiran bahwa
sadar manusia titik scanner menggunakan perangkat ini untuk membuat data
dalam teori perilaku verbal. Peneliti lain memandang perangkat ini sebagai
penemuan besar yang dapat digunakan untuk mengamati pikiran bawah sadar
manusia dari perilaku verbalnya. Verbal summator telah menginspirasi banyak
orang sehingga mendorong diadakan tes-tes baru yang sebelumnya tidak dikenal,
seperti tautophone, apersepsi pendengaran, serta uji azzageddi.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BF SKINNER
Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner
 Kelebihan

9
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. Hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.
 Kekurangan
a. Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. Hal tersebut akan
menyulitkan lancarnya kegiatan belajar mengajar.
b. Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman
yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya.
Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari
kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar,
ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa
c. Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan
anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi
penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu
kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan
para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika,
menyanyi, menari atau olahraga.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar behavioristik lebih menekankan pada tingkah laku manusia, bukan pada
pemahaman berpikir manusia (kognitif). Burrhus Frederic Skinner menekankan pada
perubahan perilaku yang dapat diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi
dalam proses berpikir pada otak seseorang. Skinner menggunakan kondisi operasional
(operant conditioning) atau perilaku sukarela yang digunakan dalam suatu lingkungan
tertentu. Kondisi operasional ini meliputi ganjaran (reward) dan penguatan
(reinforcement). Ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting dalam
proses belajar. Penguatan ini terdiri atas penguatan positif dan penguatan negatif
B. Saran
Sebagai seorang calon konselor, kita harus mempelajari dan memahami teori-
teori dari tokoh-tokoh yang menekuni teori belajar behavioristik agar kita sebagai calon
konselor bisa memilih dan memilh apa yang harus kita gunakan untuk peserta didik
nantinya.

11
DAFTAR PUTAKA

http://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-burrhus-frederic-skinner.html

http://made82math.wordpress.com/2009/06/05/teori-belajar-b-f-skinner-dan-aplikasinya/

Hudojo, H. 1988. Mengajar belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK.

Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaan Matematika. Malang:


Universitas Negeri Malang.

Sumiati, Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima

Yulaelawati, E. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Pakar Raya.

Ruseffendi. 1991. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya


dalam Pengajarn Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

https://www.sosiologi79.com/2018/08/penemuan-penemuan-bf-skinner.html

https://www.academia.edu/9999875/2.1_Konsep_dasar_teori_belajar_menurut_Skinner

12

Anda mungkin juga menyukai