Anda di halaman 1dari 13

MODUL

PELAKSANAAN TERAPI MURROTAL


UNTUK MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI

OLEH :
TIARA ASPARINA SARI, S.Kep
18123805

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis ucapkan puji dan syukur yang sebesar-


besarnya kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang
berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Pelaksanaan
Terapi Murrotal Untuk Menurunkan Tingkat Depresi” ini.

Dalam penyusunan modul ini banyak hambatan yang penulis


hadapi, namun berkat dorongan semua pihak, modul ini dapat penulis
selesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian modul ini.

Meski telah berupaya maksimal namun kesempurnaaan dalam


karya ini belum terwujud, dengan keterbukaan penulis menerima nasehat
dan saran untuk perbaikan demi perbaikan. Mudah-mudahan modul ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapat imbalan-Nya. Semoga
nikmat Allah SWT selalu tercurah untuk kita berkarya dan langkah
kedepan meraih sukses, Aamiin.

Padang, Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………,……………….ii
Modul Pelaksanaan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pengertian Murrotal
D. Manfaat Murrotal

Prosedur Pelaksanaan
1. Pokok Bahasan
2. Sasaran
3. Metoda
4. Media dan Alat
5. Waktu
6. Tempat
7. Setting Tempat
8. Kegiatan
9. Evaluasi

ii
MODUL PELAKSANAAN
TERAPI MURROTAL

A. LATAR BELAKANG
Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) adalah suatu proses
patofisiologi dengan penyebab yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, dan irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal
(Brenner & Lazarus, 2012).
Prevalensi hemodialisa pada CKD terus menerus setiap tahun. Indonesian
Renal Registry menyebutkan bahwa terjadi peningkatan pasien yang menjalani
hemodialisis sebesar 5,2%, dari 2148 orang pada tahun 2007 menjadi 2260 orang
pada tahun 2008 (Soelaiman, 2009).
Penyakit degeneratif menjadi salah satu penyebab CKD terbanyak adalah
Diabetes melitus dan hipertensi. Lewis & Sharon, (2007) menyatakan bahwa dua
penyakit yang terbanyak penyebab CKD adalah hipertensi dan diabetes melitus
yang merupakan penyebab terbesa dari ginjal dari penyakit ginjal tahap akhir.
Lebih dari 45% penderita CKD yang menjalani hemodialisa disebabkan oleh
nefropatidiabetikum (Ignatavicius & Workman, 2009).
Salah satu penanganan medis klien dengan CKD yaitu hemodialisa.
Hemodialisa merupakan suatu proses terapi pengganti ginjal dengan
menggunakan selaput membran semi permeabel (dialiser), yang berfungsi seperti
nefron sehingga dapat mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengoreksi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal
(Ignatavicius, 2006 dalam Hayani, 2014).
Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang menjalani
hemodialisis terutama pada masalah psikologis yang umum atau banyak terjadi
pada pasien dengan End Stage Renal Disease (ESRD) yang menjalani
hemodialisa adalah depresi (Fredric & Susan, 2010). Secara khusus, depresi dapat
mempengaruhi fungsi imonologi, nutrisi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
terapi dan kepatuhan dialisis. Konsekuensi dari depresi pada pasien dialisis dapat
memperkuat dampak dari penyakit kronik, dan meningkatkan kecacatan
fungsional dan penggunaan pelayanan kesehatan. Akibat yang dirasakan ketika

1
pasien menjalani hemodialisa seperti kram otot, hipotensi, hipertensi, sakit
kepala, mual, muntah (Lewis, 2011).
Salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menangani masalah
depresi pada pasien berupa tindakan mandiri oleh perawat, contoh seperti teknik
relaksasi dan distraksi (Potter, 2006). Salah satu teknik distraksi yang bisa
digunakan untuk mengurangi depresi adalah dengan pemberian terapi murottal
Al-Qur’an, karena teknik distraksi merupakan tindakan untuk mengalihkan
perhatian pasien. Menurut Hadi, Wahyuni dan Purwaningsih (2012), menjelaskan
bahwa terapi murottal Al-Qur’an adalah terapi bacaan Al-Qur’an yang
merupakan terapi religi dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an
terutama surah Ar-Rahman selama beberpa menit atau jam sehingga memberikan
dampak positif bagi seseorang yang mendengarkan.
Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara
manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang
paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormone-hormone stress,
mengaktifkan hormon endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan
mengalihkan perhatian dari rasa takut, depresi, dan tegang, memperlambat
pernafasan, detak jantung, dan denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak. Laju
pernafasan yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik. (Siswantinah,
2011.)
Di RSUP Dr.M.Djamil Padang khususnya diruangan Penyakit Dalam Irna
Non Bedah Pria, kasus CKD merupakan kasus yang paling banyak ditemui.
Berdasarkan hasil survey pada tanggal 22 Juli 2019 sampai 04 Agustus 2019
terdapat 21 orang pasien yang menderita CKD dan semuanya sudah menjelani
terapi hemodialisa.
Penatalaksanaan untuk menurunkan tingkat depresi pada pasien yang CKD
dengan hemodialisa di RSUP Dr.M.Djamil Padang yaitu menggunakan metode
spiritual. Metode spiritual yang dilakukan oleh perawat adalah terapi murottal
dengan memberikan terapi selama ± 20 menit yang dilakukan 1 hari sekali.
Melihat dari kondisi pasien yang sebagian besar mengalami depresi karena
penyakit yang dideritanya tentu sangat memerlukan dukungan spiritual untuk
mengurangi tingkat depresi, sehingga perlu dilakukan metode spiritual sehingga
kebutuhan spiritual pasien dapat terpenuhi.

2
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui konsep penatalaksanaan
nonfarmakologis pemberian terapi murrotal untuk menurunkan tingkat
depresi pada pasien gagal ginjal kronik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu
:
a. Mengetahui pengertian Gagal Ginjal Kronik
b. Mengetahui penyebab Gagal Ginjal Kronik
c. Mengetahui tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik
d. Mengetahui komplikasi Gagal Ginjal Kronik
e. Mengetahui pengertian depresi
f. Mengetahui penatalaksanaan nonfarmakologis dalam menurunkan
tingkat depresi
g. Mendemonstrasikan penatalaksanaan nonfarmakologis dalam
menurunkan tingkat depresi dengan terapi murrotal.

C. PENGERTIAN GAGAL GINJAL KRONIK


Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal
yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) di
dalam darah (Muttaqin & Sari, 2014). Secara definisi, gagal ginjal kronik disebut juga
sebagai chronic kidney disease (CKD).

D. PENYEBAB GAGAL GINJAL KRONIK


1. Diabetes mellitus
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Batu ginjal
4. Infeksi dan radang
5. Glomerulonefritis
6. Penyalahgunaan obat-obatan
a. Obat penghilang atau pereda rasa sakit

3
b. Obat-obatan terlarang
c. Alkohol

E. TANDA DAN GEJAL GAGAL GINJAL KRONIK


Menurut Nursalam (2012), manifestasi klinis yang terjadi :
1. Gastrointestinal : ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan.
2. Kardiovaskuler : hipertensi, perubahan EKG, perikarditis, efusi pericardium,
tamponade pericardium.
3. Respirasi : edema paru, efusi pleura, pleuritis.
4. Neuromuskular : lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan
muskular, neuropati perifer, bingung dan koma.
5. Metabolik/ endokrin : inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks
menyebabkan penurunan libido, impoten dan ammenore.
6. Cairan-elektrolit : gangguan asam basa menyebabkan kehilangan sodium
sehingga terjadi dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemia,
hipokelemia.
7. Dermatologi : pucat, hiperpigmentasi, pluritis, eksimosis, uremia frost.
8. Abnormal skeletal : osteodistrofi ginjal menyebabkan osteomalaisia.
9. Hematologi : anemia, defek kualitas flatelat, perdarahan meningkat.
10. Fungsi psikososial : perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses
kognitif.

F. KOMPLIKASI GAGAL GINJAL KRONIK


1. Hiperkalemia : akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diit berlebih.
2. Perikarditis : efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik
dan dialisis yang tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron.
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.
6. Asidosis metabolik, Osteodistropi ginjal Sepsis, Neuropati perifer, Hiperuremia

4
G. DEPRESI
Depresi adalah gangguan mood dimana seseorang merasa tidak bahagia, tidak
bersemangat, memandang rendah diri sendiri, dan merasa sangat bosan. Individu
merasa selalu tidak enak badan, gampang kehilangan stamina, selera makan yang
buruk, tidak bersemangat, dan tidak memiliki motivasi (Santrock, 2007). Depresi
biasanya terjadi saat stress yang dialami seseorang tidak kunjung reda, dan depresi
yang dialami berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau
menimpa seseorang (Lubis, 2009).
Menurut Kusumanto (2010) ada beberapa tingkatan depresi diantaranya :
a. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi sosial
dan rasa tidak nyaman.
b. Depresi Sedang
a) Afek: murung, cemas, kesal, marah, menangis.
b) Proses pikir: perasaan sempit, berfikir lambat, kurang komunikasi verbal,
komunikasi non verbal meningkat.
c) Pola komunikasi: bicara lambat, kurang komunikasi verbal, komunikasi non
verbal meningkat.
d) Partisipasi sosial: menarik diri tak mau melakukan kegiatan, mudah
tersinggung.
c. Depresi Berat
a) Gangguan afek: pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif
berkurang.
b) Gangguan proses pikir
c) Sesasi somatik dan aktivitas motorik: diam dalam waktu lama, tiba-tiba
hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri,
tidak peduli dengan lingkungan.

H. PELAKSANAAN TERAPI MURROTAL


Terapi Murrotal adalah rekaman suara Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang
qori (pembaca Al-qur’an) (Siswantiah, 2011). Murrotal juga dapat diartikan sebagai
lantunan ayat-ayat suci Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-
qur’an), direkam dan diperdengarkan dengan tempo yang lembut serta harmonis
(Purna, 2006).

5
Murrotal (ayat-ayat Al-qur’an) yang dibacakan dengan tartil mempunyai
beberapa manfaat antara lain :
a) Memberikan rasa rileks (Upoyo, 2012)
b) Meningkatkan rasa rileks (Heru, 2012)
c) Terapi murrotal (membaca Al-qur’an) dapat menyebabkan otak memancarkan
gelombang theta yang menimbulkan rasa tenang (Assegaf, 2013)
d) Memberikan perubahan fisiologi (Siswantinah, 2011)
e) Terapi murrotal (membaca Al-qur’an) secara teratur adalaha obat nomor satu
dalam menyembuhkan kecemasan (Gray, 2010)
Berikut akan dijelaskan tata cara terapi murottal mulai dari persiapan waktu,
pasien, hingga bacaan Al-Qur’an yang digunakan (Saleh, 2016).
1. Penetapan waktu
Menurut Ibnu Abbas dalam Saleh (2016) mendengarkan terapi murottal
dapat dilakukan kapan saja. Waktu yang paling baik untuk melakukan terapi
murottal adalah pasien dalam keadaan istirahat dan keadaan ruang rawatan lebih
tenang dan nyaman. Terapi murottal diberikan selama ±20 menit di dalam
ruangan yang tenang (Wahida, 2015).
2. Persiapan alat
Pemberian terapi murottal yang dibacakan oleh Syekh Misyari
diperdengarkan melalui handphone dan headset kepada pasien. Petunjuk
pelaksanaan tarapi murottal:
1) Pada jam yang telah ditentukan, peneliti menemui responden dan
mengkomunikasikan bahwa mndengarkan terapi murottal akan dilakukan
2) Komunikasikan dengan keluarga dan pasien lain bahwa responden
membutuhkan suasana yang tenang selama 20 menit
3) Pasang tirai pembatas ruangan
4) Siapkan media audio seperti handphone dan earphone untuk memutar suara
Mp3 murottal yang dilengkapi terjemahan oleh Syeikh Misyari yang
berdurasi ±20 menit
5) Gunakan earphone untuk membantu berkonsentrasi sehingga tidak
terdistraksi oleh suara lainnya.
6) Atur volume senyaman mungkin, tidak terlalu tinggi atau rendah
7) Atur posisi serileks mungkin dengan cara berbaring di ruangan yang tenang
dalam kondisi tidak sedang menahan BAB atau BAK

6
8) Pasien diminta berkonsentrasi pada bacaan Al-Qur’an yang didengarkan dan
memahami terjemahannya.
9) Tutuplah mata untuk mengurangi masukan pada otak yang tidak di inginkan.
Menutup mata menghilangkan sekitar 80% dari input eksternal otak.
10) Rilekskan kelopak mata
11) Setelah Mp3 murottal selesai didengarkan, tanyakan perasaan pasien.

PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN


TERAPI MURROTAL

1. Pokok Bahasan : Pemberian Nonfarmakologis Terapi Murrotal Untuk


Menurunkan Tingkat Depresi Pasien CKD
2. Sasaran : Pasien (Tn.R ) dan keluarga pasien diruang non
bedah penyakit dalam pria
3. Metode : Ceramah, tanya jawab dan demostrasi
4. Media dan alat : Leaflet, Modul
5. Waktu : Pukul 10.00 WIB – 10.30 WIB
6. Tempat : Ruang non bedah penyakit dalam pria
7. Setting tempat

Keterangan :

: Keluarga pasien : Penyaji/presenter

: Pasien (Tn.R)

7
8. Kegiatan

8
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens/Peserta
1 Pembukaan :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan c. Mendengarkan
d. Kontrak waktu d. Menyetujui kontrak
2 Pelaksanaan :
a. Menggali pengetahuan pasien a. Mengemukakan
tentang pengertian GGK pendapat
b. Memberikan reinforcement positif b. Bertepuk tangan
atas keberhasilan peserta
c. Menjelaskan tentang pengertian c. Mendengarkan dan
GGK memperhatikan
d. Menggali pengetahuan pasien d. Mengemukakan
tentang penyebab GGK pendapat
e. Memberikan reinforcement positif e. Bertepuk tangan
atas keberhasilan peserta
f. Menjelaskan tentang penyebab GGK f. Mendengarkan dan
memperhatikan
g. Menggali pengetahuan pasien g. Mengemukakan
tentang tanda dan gejala GGK pendapat
h. Memberikan reinforcement positif h. Bertepuk tangan
atas keberhasilan peserta
i. Menjelaskan tentang tanda dan i. Mendengarkan dan
gejala GGK memperhatikan
j. Menggali pengetahuan pasien j. Mengemukakan
tentang komplikasi GGK pendapat
k. Memberikan reinforcement positif k. Bertepuk tangan
atas keberhasilan peserta
l. Menjelaskan tentang komplikasi l. Mendengarkan dan
GGK memperhatikan
m. Menggali pengetahuan pasien m. Mengemukakan
tentang pengertian depresi pendapat
n. Memberikan reinforcement positif n. Bertepuk tangan
atas keberhasilan peserta
o. Menjelaskan tentang pengertian o. Mendengarkan dan
depresi memperhatikan
p. Menggali pengetahuan pasien p. Mengemukakan
tentang penatalaksanaan pendapat
9
nonfarmakologis dalam menurunkan
tingkat depresi
9. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
a) Persiapan media : leaflet, modul
b) Persiapan materi : materi disiapkan dalam bentuk modul
c) Peserta : pasien dan keluarga pasien
d) Diharapkan setting tempat sesuai dengan perencanaan
b. Evaluasi proses
Diharapkan :
a) Acara dimulai tepat waktu
b) Materi diberikan sesuai dengan rencana kegiatan
c) Pasien berpartisipasi dalam memberikan pertanyaan ataupun
menjawab pertanyaan
c. Evaluasi hasil
Diharapkan 80% audiens mampu :
1) Mampu mengetahui pengertian GGK
2) Mampu mengetahui penyebab GGK
3) Mampu mengetahui tanda dan gejala GGK
4) Mampu mengetahui komplikasi GGK
5) Mampu mengetahui pengertian depresi
6) Mampu mengetahui penatalaksanaan nonfarmakologis dalam
menurunkan tingkat depresi
7) Mampu mendemonstrasikan penatalaksanaan nonfarmakologis
dalam menurunkan tingkat depresi dengan terapi murrotal

10

Anda mungkin juga menyukai