Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

KELOMPOK 7
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DOSEN PENGAMPU :Ns. Usman B.Ohorella M.Kep.,Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH :

1. Jubaida Riring
2. Sonia boeng
3. Nurcimin tehuayo
4. Frissliya palapessy
5. Au manuhutu

Tingkat : 2B

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa serta segala rahmat,
berkah dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ KONSEP
MEDIS DAN KONSEP KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GAGAL GINJAL “ . Penulis menggucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang sumbernya berupa artikel dan lain sebagainya yang Penulis
jadikan sebagai referensi guna penyusunan makalah ini,semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan
tulisan – tulisann yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik . Penulis berharap,
semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi Penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan
makalah ini .
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep medis
B. Konsep keperawatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh
secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur konsentrasi
garam dalam darah, keseimbangan asam basa dalam darah, dan ekskresi bahan
buangan seperti urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Bila ginjal tidak bisa bekerja
sebagaimana mestinya maka akan timbul masalah kesehatan yang berkaitan dengan
penyakit gagal ginjal kronik (Cahyaningsih, 2009). Pada gagal ginjal kronik telah terjadi
kerusakan ginjal secara permanen dimana fungsi ginjal tidak kembali normal.
Penyakit gagal ginjal termasuk salah satu penyakit ginjal yang paling berbahaya.
Penyakit ginjal tidak menular, namun menyebabkan kematian. Penyakit gagal ginjal
dibedakan menjadi dua, yaitu gagal ginjal akut (GGA) dan gagal ginjal kronik (GGK)
(Muhammad, 2012). Penyakit GGK merupakan masalah kesehatan masyarakat global
dengan prevalensi dan insidensi gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk dan
biaya yang tinggi.Salah satu penanganan yang tepat untuk pasien GGK adalah terapi
pengganti ginjal, Tindakan medis pemberian pelayanan terapi pengganti fungsi ginjal
sebagai bagian dari pengobatan pasien gagal ginjal dalam upaya mempertahankan
kualitas hidup yang optimal terdiri dari dialisis peritoneal dan hemodialisis (HD).penyakit
GGA merupakan penurunan fungsi ginjal yang di tandai dengan peningkatan kadar
kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya atau penurunan urine output (UO).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan gagal ginjal ?
2. apa yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal ?
3. seperti apa pemeriksaan fisik untuk gagal ginjal ?
4. seperti apa pemeriksaan penunjang untuk gagal ginjal ?
5. bagaimana pengkajian untuk pasien gagal ginjal ?
6. bagaimana perencanaan asuhan keperawatan untuk diagnosis yang di ambil ?
7. bagaimana implementasi yang di lakukan ?
8. bagaimana evaluasi yang dilakukan ?
C. Tujuan
1. menjelaskan definisi gagal ginjal
2. menjelaskan patofisologi dari gagal ginjal
3. menjelaskan manifestasi klinis dari gagal ginjal
4. menjelaskan pemeriksaan fisik untuk gagal ginjal
5. menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk gagal ginjal
6. menjelaskan pengkajian untuk pasien gagal ginjal
7. menjelaskan diagnose keperawatan dari gagal ginjal
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi

Ginjal adalah organ ekskresi yang berbentuk seperti kacang merah dan organ ini
berfungsi menyaring kotoran, terutama area dari dalam darah sekaligus membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urine. Selain itu, ginjal juga berfungsi menjaga
keseimbangan asam dan basa, serta menghasilkan hormon (Muhammad, 2012).

Gagal ginjal adalah sebuah penyakit di mana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti
sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urine (Colvy, 2010).

Penyakit gagal ginjal termasuk salah satu penyakit ginjal yang paling berbahaya.
Bahkan, penderita gagal ginjal berat harus menjalani cuci darah reguler (hemodialisis).
Sementara itu, penyakit gagal ginjal dibedakan menjadi dua, yaitu gagal ginjal akut (GGA)
dan gagal ginjal kronis (GGK) (Muhammad, 2012).

a. Gagal ginjal kronis (GGK)

Gagal ginjal kronis (GGK) adalah proses kerusakan ginjal selama rentang waktu
lebih dari tiga bulan. GGK dapat menimbulkan simtoma, yaitu laju filtrasi glomerular
berada dibawah 60 ml/men/1.73 m2 atau di atas nilai tersebut yang disertai dengan
kelainan sedimen urine. Selain itu adanya batu ginjal juga dapat menjadi indikasi GGK
pada penderita kelainan bawaan, seperti hioreksaluria dan sistinuria (Muhammad, 2012).

b. Gagal ginjal akut (GGA)

Gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal mendadak dengan akibat
hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Akibat
penurunan fungsi ginjal terjadi peningkatan metabolik persenyawaan nitrogen seperti
ureum dan kreatinin, serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang seharusnya
dikeluarkan oleh ginjal.
2. Patofisiologi
a. Gagal ginjal kronis ( GGK )
b. Gagal ginjal akut ( GGA )

3. Manifestasi klinis
a. Gagal ginjal kronis ( GGK )
1. sistem saraf meliputi letargi, kejang dan koma, yang menunjukkan
ensepalopati uremik. Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah lemah tersebab
oleh neuropati perifer. Dialisis perlu dilakukan untuk mengurangi masalah
neurologis. Jika tidak diatasi, dapat terjadi gangguan fungsi motorik.
2. sistem kardiovaskular meliputi kelebihan volume cairan, hipertensi, gagal
jantung, perikarditis uremik dan disritmia tersebab oleh induksi kalium.
Overload cairan dapat menyebabkan edema paru, gagal jantung, edema
perifer dan hipertensi.
3. sistem pernapasan meliputi uremik fetor, takipnea, pernapasan kussmaul
tersebab oleh asidosis metabolik berat, pneumonitis uremik, napas pendek,
edema paru, ronki tersebab oleh kelebihan cairan, refleks batuk lemah dan
efusi pleura.
4. sistem gastrointestinal meliputi anoreksia, mual, muntah, konstipasi, diare dan
gastritis kronis dan stomatitis.
5. sistem perkemihan meliputi poliuri, nokturi, proteinuri dan hematuria.
6. pada kulit meliputi turgor kulit buruk, kulit kering, pruritus, ekimosis, purpura
dan uremic frost.
7. sistem reproduksi meliputi penurunan kesuburan, menstruasi berhenti, libido
menurun dan impotensi (Bayhakki, 2013).
b. Gagal ginjal akut ( GGA )
Ada beberapa gejala yang timbul oleh adanya penyakit gagal ginjal,
diantaranya yaitu (Haryono, 2013) dan (Nursalam & B, 2009):
1. Kardiovaskular: Darah tinggi, perubahan elektro kardiografi (EKG), perikarditis,
efusi perikardium, dan tamponade perikardium.
2. Gastrointestinal : Biasanya terdapat ulserasi pada saluran pencernaan dan
pendarahan.
3. Respirasi : Edema paru, efusi pleura, dan pleuritis.
4. Neuromuskular : Kelemahan , gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan
muskular, neuropati perifer, bingung, dan koma.
5. Metabolik/Endokrin: Inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks
menyebabkan penurunan libido, impoten.
6. Muskuloskeletal : Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang.
7. Integumen : Warna kulit abu-abu, mengilat, pruritis, kulit kering bersisik,
ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
4. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital tekanan darah meningkat, Respirasi naik dan
terjadi dispnea, nadi meningkat dan regular
2. Sistem kardiovaskuler biasanya ditemukan hipertensi, edema jaringan umum pada
kaki dan tangan, disrtmia jantung, nadi lemah, hipotensi ortostatik menandakan
hipovolemia, pucat, anemia.
3. Sistem pernafasan Biasanya ditemukan pernafasan klien takipnea, dyspnea,
peningkatan frekuensi nafas, nafas dalam (pernafasan kusmaul), batuk efektif dengan
sputum warna merah muda dan encer (edema paru).
4. Sistem neuromuskuler Penurunan kesadaran terjadi jika telah mengalami hiperkarbik
dan sirkulasi serebral terganggu.
5. Sistem hematologi biasanya terjadi tekanan darah meningkat, akral dingin, detik,
palpitasi jantung, gangguan irama jantung, dan gangguan sirkulasi lainnya.
6. Sistem pencernaanGangguan sistem pencernaan lebih dikarenakan efek dari penyakit
(stress effect), sering ditemukan anoreksia, nausea, vomit, dan diare
7. Sistem IntegumenPasien dengan gagal ginjal kronis sering kali memiliki corak kulit
yang pucat kekuning-kuningan, kelainan ini disebabkan oleh adanya gangguan
reabsorbsi sisa sisa metabolisme yang tidak dapat di ekskresikan oleh ginjal sehingga
terjadi peningkatan natrium dan ureum yang seharusnya di keluarkan bersama urine
tetap yang berada dalam darah
8. Sistem Endokrin Berhubungan dengan pola seksualitas, klien dengan gagal ginjal
kronis akan mengalami disfungsi seksualitas karena penurunan hormon reproduksi
9. Sistem Perkemihan Dengan gangguan/kegagalan fungsi ginjal secara kompleks
(filtrasi, sekresi, reabsorpsi dan ekskresi), maka manifestasi yang paling menonjol
adalah penurunan
10. Sistem Muskuloskeletal Didapatkan nyeri panggul, kram otot, nyeri kaki, dan
keterbatasan gerak sendi
5. Pemeriksaan penunjang
Menurut Syamsiah (2011), ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk gagal ginjal
antara lain:
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan gagal ginjal dengan gangguan yang serius dapat dilakukan
dengan pemeriksaan laboratorium, seperti kadar serum sodium/natrium dan
potassium atau kalium, pH, kadar serum fosfor, kadar Hb, hematokrit, kadar urea
nitrogen dalam arah (BUN) serum dan konsentrasi kreatinin urin urinalisis.
b. Pemeriksaan radiologi
Beberapa pemeriksaan radiologi yang biasa digunakan untuk mengetahui
gangguan fungsi ginjal antara lain:
1. Flat-flat radiologi keadaan ginjal, ureter dan vesika urinaria untuk
mengidentifikasi bentuk, ukuran, posisi dan klasifikasi dari gijal. Pada
gambaran ini akan terlihat bahwa ginjal mengecil yang mungkin
disebabkan adanya proses infeksi.
2. Computer Tomography Scan yang digunakan untuk melihat secara jelas
anatomi ginjal yang penggunaannya dengan memakai kontras atau tanpa
kontras.
3. Intervenous Pyelography (IVP) digunakan untuk mengevaluasi keadaan
fungsi ginjal dengan memakai kontras. IVP biasa dugunakan pada kasus
gangguan ginjal yang disebabkan oleh trauma, pembedahan, anomali
kongenital, kelainan prostat,abses ginjal, serta obstruksi saluran kencing.
4. Arteriorenal Angiography digunakan untuk mengetahui sistem arteri, vena
dan kapiler ginjal dengan menggunakan kontras.
5. Magnetigk Rosonance Imaging (MRI) digunakan untuk mengevaluasi
kasus yang disebabkan oleh obstruksi uropathy, ARF, proses infeksi ginjal
serta post transplantasi ginjal.
c. Biopsi ginjal
Untuk mendiagnosa kelainan ginjal dengan mengambil jaringan ginjal lalu
dianalisa. Biasanya biopsi dilakukan pada kasus glomerulonefritis, sindrom nefrotik,
penyakit ginjal bawaan dan perencanaan transplantasiginjal.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Langkah awal pada proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan
data yang akurat dari pasien untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada.
Perawat harus dapat menciptakan hubungan saling membantu, membangun
kepercayaan dalam melakukan pengkajian atau melakukan pemeriksaan fisik
keperawatan.
 Anamnesa
1. Identitas
Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku
bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Keluhan yang paling di rasakan oleh klien yang di dapatkan secara
langsung
3. Riwayat Kesehatan sekarang
keluhan yang di rasakan oleh klien sekarang misalnya kencing
sedikit,sering BAK pada malam hari dan kelemahan otot dan keluhan
lainnya
4. Riwayat Kesehatan dahulu
Adanya pennyakit infeksi,kronis atau penyakit predis posisi terjadinya
gagal ginjal serta kondisi pasca akut.
5. Riwayat Kesehatan keluarga
Seseorang yang memiliki Riwayat keluarga menderita penyakit gagal
ginasl akan berisiko menderita penyakit yang sama.
6. Pola kehidupan sehari – hari
Misalnya ,Nutrisi,eliminasi,BAK dan BAB,istirahat dan aktifitas.

 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Pemeriksaan wajah dan mata
3. Pemeriksaan mulut dan faring
4. Pemeriksaan leher
5. Pemeriksaan paru
6. Pemeriksaan abdomen
7. Sistem perkemihan
8. Pemeriksaan integument
9. Pemeriksaan anggota gerak
10. Pemeriksaan sistem reproduksi

2. Diagnosis
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial.
1. Nausea b.d gangguan biokimiawi d.d mengelu mual
2. Hypervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d edema perifer
3. Intervensi
1. Nausea b.d gangguan biokimiawi d.d mengelu mual

Diagnosa Keperawatan : Nausea b.d gangguan biokimiawi d.d mengelu mual


Hasil yang diharapkan (Luaran Utama Intervensi (Intervensi Utama SIKI )
SLKI)
Tingkat nausea ( L.08065) Manajemen mual ( I.03117)
Defenisi : Defenisi :
Perasaan tidak nyaman pada bagian Mengidentifikasi dan mengelolah perasaan tidak enak pada
belakang tenggorokan atau lambung yang bagian tenggorokan atau lambung yang dapat menyebabkan
mengakibatkan muntah. muntah.
Tindakan
Ekspektasi : menurun Observasi :
Kriteria Hasil : - Identifikasi pengalam mual
- Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis.
1. Nafsu makan meningkat ( skala 5 )
Bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat
2. Keluhan mual menurun ( skala 5 )
berjomunikasi secara efektif)
3. Perasaan ingin muntah menurun
- Identifikasi dampak mual terhadap kealitas hidup (mis.
Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran,
( skala 5 )
dan tidur)
4. Frekuensi menelan menurun
- Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan
( skala 5 )
prosedur)
- Identifikasi antiemetiik untuk mencegah mual (kecuali
mual pada kehamilan)
- Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
- Monitor asuhan nutrisi dan kalori

Terapeutik :
- Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau
tak sedap, suara, dan ransangan visual yang tidak
menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis.
Kecemasan, ketakutan, kelelahan)
- Berikan makanan dalam jumlah yang kecil dan menarik
- Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau
dan tidak berwarna, jika perlu

Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Anjurkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (mis. Biofeedback, hipnosis, relaksasi,
terapi musik, akupresur)

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

2. Hypervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d edema perifer


Diagnosa Keperawatan : Hypervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d edema perifer
Hasil yang diharapkan (Luaran Utama Intervensi (Intervensi Utama SIKI )
SLKI)
Keseimbangan cairan ( L.03020 ) Manajemen hipervolemia (I.03114)
Definisi :
Definisi :
Mengidentifikasi dan mengelolah kelebihan volume cairan
Ekulibrium antara volume cairan di ruang
intravvaskuler dan ekstraseluler serta mencegah terjadinya
intraseluler dan ekstraseluler tubuh.
komplikasi
Ekspektasi : meningkat
Tindakan :
Kriteria hasil :
Observasi
1. Asupan cairan meningkat ( skala
- Periksa tanda dan gejala hypervolemia
5)
- Identifikasi penyebab hypervolemia
2. Keluaran urine meningkat ( skala 5
- Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP,
)
CVP, PAP, PCWP, CO jika tersedia
3. Edema menurun ( skala 5 )
- Monitor intaje dan output cairan
4. Dehidrasi menurun ( skala 5 )
- Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN,
hematocrit, berat jenis urine)
- Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretik
Therapeutik
- Timbang berat bada setiap hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Edukasi
- Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
- Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam
sehari
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuritik
- Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretic
- Kolaborasi pemberian continuous renal replacement
therapy

4. Implementasi
ImplementasiPelaksanaan Tindakan keperawatan merupakan tahap
perawat dalam melakukan Tindakan keperawatan secara mandiri atau
melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan lain. Keberhasilan Tindakan
keperawatan dipengaruhi oleh kemampuan perawat, partisipasi klien dan keluarga,
dan sarana yang tersedia. Tahap pelaksanaan di mulai setelah rencana Tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping.

5. Evaluasi
EvaluasiEvaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau terakhir dari
proses keperawatan. Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari tindakan
yang telah dilaksanakan. Indikator evaluasi keperawatan adalah kriteria 28hasil
yang telah ditulis pada tujuan Ketika perawat menyusun perencanan tindakan
keperawatan. Evaluasi dikatakan berhasil apabila tujuan tercapai. Evaluasi
didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau Tindakan yang dilakukan
oleh keluarga, perawat dan lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon
keluarga dan hasil, bukan intervensi yang diimplementasikan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada makalah di atas dapat di simpulkan bahwa Gagal ginjal merupakan
suatu penyakit yang berjalan progresif dan lambat (berlangsung dalam beberapa tahun),
dimulai dengan: penurunan cadangan ginjal, insufisiensi ginjal, gagal ginjal, penyakit ginjal
tingkat akhir yang disertai dengan komplikasi-komplikasi target organ, dan akhirnya
menyebabkan kematian. Untuk memperlambat gagal ginjal perlu dilakukan diagnosa dini,
yaitu dengan melihat gambaran klinis, laboratorium sederhana, dan segera memperbaiki
keadaan komplikasi yang terjadi.
B. Saran
Saran yang kelompok ambil adalah Dengan mengetahui permasalahan
penyebab penyakit gagal ginjal diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari
penyebab penyakit ini serta benar-benar menjaga kesehatan melalui makanan maupun
berolaharaga yang benar.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2006. Gangguan Kardiovaskuler pada Penderita Gagal GinjaDepartemen Kesehatan RI.
Diakses: 24 Oktober 2011

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Jakarta: EGC.

Cahyaningsih, D Niken. 2011. Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Mitra Yogyakarta:
Cendekia Press.

Anda mungkin juga menyukai