Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum: Analisis Perilaku

E.L. Thondike dan John Watson merupakan perintis awal behaviorisme, teori ini
berasal dari adanya penelitian hewan dan manusia di laboratorium. Akan tetapi, B.F.
Skinner menjadi orang yang paling sering diasosiasikan dengan posisi behavioris
sebab kepemilikan teori analisis perilaku (behavioral analysis) dengan pendekatan
yang terfokus pada keseluruhan perilaku yang dapat diobservasi serta mengurangi
spekulasi.

Skinner dinilai sebagai seorang determinisme yang menolak semua gagasan


mengenai kebebasan dan keinginan serta meyakini bahwa lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Karena, menurut Skinner perilaku
manusia seperti sebuah fenomena yang dapat diobservasi dan telah ditentukan oleh
aturan juga dapat dikaji secara ilmiah.

Sebagai seorang environmentalist, Skinner berpendirian bahwa semestinya


psikologi menjelaskan perilaku dengan landasan stimulus lingkungan bukan
komponen fisiologis atau konstitusional dari orsganisme.

B. Biografi B. F. Skinner

Nama lengkap Skinner yaitu Burrhus Frederic Skinner. Skinner merupakan anak
pertama yang lahir di Susquehanna, Pennsylvania, pada 20 Mei 1904. Ayah Skinner
bernama William Skinner, yang merupakan seorang pengacara dan politisi ternama.
Sementara ibunya bernama Grace Mange Burrhus Skinner adalah ibu rumah tangga
yang mengurus dan merawat kedua anaknya. Skinner tumbuh dalam keluarga
bahagia, rumah yang nyaman dan berada dalam ekonomi menengah keatas, orang
tuanya selalu mengajarkan nilai-nilai control diri , kejujuran, kerja keras dan
pelayanan. Setelah Skinner mulai kehilangan keyakinan pada saat sekolah menengah
keatas, kemudian Skinner tidak lagi mempraktikkan kegiatan agama yang semula
Skinner merupakan penganut aliran Pesbitarian.

1
Skinner memiliki seorang adik bernama Edward yang lahir pada saat Skinner
berumur 2,5 tahun. Fred (nama akrab Skinner) merasa bahwa orang tuanya memiliki
cinta yang lebih untuk Ebbie (nama akrab adik Skinner) tetapi dia tidak merasa
bahwa tidak dicintai sehingga Skinner merasa lebih mandiri dan tidak terikat secara
emosional oleh ayah dan ibunya. Saat Skinner memasuki tahun pertama kuliah, Ebbie
meninggal secara tiba-tiba yang kemudian orang tua Skinner tidak rela melepaskan
anak laki-laki tertuanya ini. Berawal dari hal tersebut membuat Skinner tetap
bergantung secara financial kepada orang tuanya bahkan sampai Skinner menjadi
terkenal dalam psikologi Amerika.

Masa kanak-kanak Skinner cenderung memiliki kemampaun dibidang music dan


sastra. Ia sangat tertarik untuk menjadi penulis profesional sejak usia dini. Disaat
yang bersamaan kelulusan Skinner pada saat sekolah menengah keatas, ia dan
keluarganya pindah ke Scranton, Pennsylvania. Tidak lama kemudan Skinner
memasuki sekolah seni liberal di Clinton yaitu Hamillton College New York. Setelah
Skinner mendapatkan gelar sarjananya, ia ingin merealisasikan ambisinya untuk
menjadi seorang penulis kreatif yang kemudian ia meminta kepada ayahnya untuk
menghabiskan waktu selama satu tahun di rumah untuk tidak melakukan hal apa-apa
selain menulis. Keputusan Skinner dterima dengan tidak hangat oleh ayahnya yang
setengah hati menyetujui dengan syarat bahwa Skinner akan mencari kerja apabila
karir menulisnya tidak sukses.

Di rumah orang tuanya di Scranton, Skinner membangun ruang kerja di loteng.


Pagi hari ia pergi pada ruang kerjanya untuk menulis, tetapi usahanya menjadi tidak
produktif atau berkembang karena ia tidak memiliki apapun dan tidak memiliki
kekuatan pada posisi perkembangan isu-isu pada saat itu. Sehingga masa tersebut
merupakan “Tahun kegelapan”,sebab menjadi salah satu penebab kebingungan
identitas pada diri Skinner. Skinner dihadapkan oleh tuntutan tugas untuk mencari
karier baru diakhir tahun kegelapan, hal itulah yang menjadikan Skinner tertarik pada
psikologi. Bermula dari membaca beberapa hasil studi Watson dan Pavlov sehingga
ia memilih untuk menjadi pakar behaviorisme. Meskipun Skinner tidak pernah

2
mngenyam pendidikan di bidang psikologi pada studi sarjananya, maka ia memilih
untuk mempelajari psikologi pada pendidikan pascasarjananya di Harvard University.

Setelah gelar doktronya ia selesaikan, National Research Council atas


keanggotaannya untuk melanjutkan penelitiannya didapat pada tahun 1931, Skinner
merencanakan sesuatu untuk dirinya sendiri yaitu membuat gambaran kehidupannya
untuk 30 tahun kedepan. Pada tahun 1936 hingga 1945 menjadi pengajar dan peneliti
di Universitas Minnesota hingga kemuadian ia pindah ke Minneapolis. Skinner
menikah dengan Yvonne Blue dan memiliki dua orang anak Jullie dan Deborah
(Debbie). Pada masa ia tinggal di Minnesota Skinner menerbitkan buku pertamanya
yaitu The Behavior of Organisms.

Skinner memiliki proyek yaitu project Piegon Skinner yaitu suatu eksperimen
kecil menggunakan burung dara di Hardvard. Eksperimen lainnya yaitu baby tender ,
dimana eksperimen ini melibatkan anak keduanya yaitu Debbie. Setelah Skinner
menyampaikan pidato di acara konvensi American Psychological Association (APA),
Skinner menginggal akibat leukimia yang dideritanya.

C. Konsep Kemanusiaan

S.F. Skinner mempunyai pandangan deterministik mengenai sifat manusia.


Individu tidak bebas namun dikendalikan oleh kekuatan lingkungan. Kontrol diri
pada akhirnya tergantung pada lingkungan dan bukan pada diri sendiri. Ketika
individu mengendalikan hidupnya sendiri mereka melakukan dengan memanipulasi
lingkungan yang akhirnya akan membentuk perilaku individu. Perilaku manusia
sangat kompleks, tetapi manusia berperilaku dibawah banyak hukum yang sama
seperti yang dilakukan mesin dan hewan.

Skinner (1971) percaya bahwa kebebasan dan martabat makin memperkuat


konsep karena manusia menemukan kepuasan dalam keyakinan bahwa mereka bebas
memilih dan juga dalam keyakinan akan martabat dasar umat manusia. Karena
konsep-konsep ini menegaskan dibanyak masyarakat modern, individu cenderung
bertindak dengan cara yang meningkatkan kemungkinan bahwa konsep-konsep ini

3
aka dipertahankan. Setelah kebebasan dan martabat kehilangan nilai penguatan
mereka, orang akan berhenti berperilaku seolah-olah mereka ada.

Ketika individu gagal memahami perilaku, mereka menempatkannya pada suatu


konsep internal seperti kehendak bebas, kepercayaan, niat, nilai-niali, atau motif.
Skinner yakin bahwa orang mampu merenungkan sifat alami mereka sendiri dan
bahwa perilaku reflektif ini dapat diamati dan dipelajari sama seperti yang lain.
Pandangan Skinner terhadap watak manusia sangatlah optimis. Karena perilaku
manusia dibentuk oleh prinsip-prinsip penguatan, spesies ini cukup beradaptasi.
Individu belajar untuk hidup cukup harmonis dengan lingkungan mereka. Namun,
Skinner (1987) khawatir bahwa praktik budaya modern belum berkembang hingga
saat perang nuklir, ledakan penduduk, dan penipisan sumber daya alam dapat
dihentikan. Dalam hal ini Skinner lebih realistis daripada optimis.

Skinner mengharapkan masyarakat idealistis dimana individu bersikap penuh


kasih, bijaksana, demokratis, mandiri, dan baik, tetapi manusia pada dasarnya tidak
seperti itu. Tapi mereka juga pada dasarnya jahat. Dalam batas-batas yang ditetapkan
oleh keturunan, orang fleksibel dalam adptasi mereka pada lingkungan, tetapi tidak
ada penilaian tentang yang baik atau yang jahat hendaknya ditempatkan pada perilaku
seseorang.

Skinner berharap bahwa masyarakat dapat dipercaya, memahami, hangat, dan


memiliki empati karakteristik yang musuhnya yang ramah, Carl Rogers, diyakini
sebagai inti kepribadian psikologis yang sehat. Skinner percaya bahwa cara untuk
menjadi otonom, pengasih, dan selfactualisasi tidak boleh dibiarkan untuk kebetulan,
tetapi harus dirancang khusus ke dalam masyarakat. Sejarah seseorang menentukan
perilaku, dan karena setiap manusia memiliki sejarah tunggal berupa kontinjensi,
perilaku dan kepribadian yang relatif unik. Perbedaan genetis juga menyebabkan
keunikan diantara orang-orang. Perbedaan biologis dan sejarah membentuk individu-
individu yang unik, dan Skinner lebih menekankan keunikan orang-orang daripada
kesamaan mereka.

4
D. Perintis dari teori Behaviorisme Ilmiah

Edward L. Thorndike merupakan psikolog yang mempelajari sistematis


konsekuensi. Dimana diketahui bahwa pengamat perilaku manusia menerangkan
bahwa manusia pada umumnya melakukan hal-hal yang memiliki konsekuensi
menyenangkan dan cenderung menghindari perilaku yang memiliki konsekuensi
hukuman. Semula Thorndike bekerja dengan binatang dan kemudian dengan manusia
(Thorndike, 1913).

Dari hasil observasi Thorndike menyatakan bahwa pada umumnya pembelajaran


terjadi sebagai akibat dari adanya suatu efek yang mengikuti respon tertentu,
obervasinya ini disebut hukum akibat (law of effect). Hukum dari akibat ini
dirumuskan oleh Thorndike menjadi dua bagian yaitu bagian pertama adalah respon
terhadap suatu stimulus yang diikuti langsung oleh “pemuas” cenderung akan
disimpan. Sedangkan bagian kedua disebutkan bahwa respons terhadap suatu
stimulus yang dikuti langsung oleh pengganggu akan “dibuang”. Thorndike merevisi
hokum tersebut dengan meminimalisasi signifikansi pengganggu dengan pengahrgaan
(pemuas) menguatkan hubungan antara suatu stimulus dengan suatu respons,
hukuman (pengganggu) biasanya tidak melemahkan hubungan tersebut (Feist, ).

Pengaruh yang kedua dan lebih tertujupada Skinner yaitu hasil penelitian dari
Jhon B. Watson . setelah Watson mempelajari manusia dan binatang, dan kajian
perilaku ilmiah mengenai manusia tidak boleh mempunyai peranan konsep dari
kesadaran dan instropeksi. Argument Watson mengenai perlaku manusia, binatang
dan mesn dapat dipelajar secara efektif (Watson, 1913). Selain itu Watson juga
memiliki argument pada pandangan mengenai insting, persepsi, sensasi, motivasi
citra, oikiran dan kondisi mental. Menurutnya dari semua konsep tersebut ada diluar
bidang/ranah psikologi ilmiah. Argumennya dilanjutkan dengan tujuan psikologi
merupakan memprediksi dan mengontrol perilaku dan tujuan ini dapat dicapai apabila
ada batasan psikologi pada kajian objektif tertentu mengenai bentuk kebiasaan
melalui hubungan stimulus dengan respons.

5
E. Behaviorisme Ilmiah

Skinner memiliki kepercayaan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari secara


ilmiah. Adanya mayoritas asumsi dari psikolog kepribadia yang menyebutkan bahwa
dorongan internal dan pemahaman dari dorongan itu memunculkan motivasi pada
manusia menjadi penting. Skinner kemudian menekankan dorongan internal tidak
lebih baik digunakan untuk menjelaskan perilaku.

1. Filsafat ilmu pengetahuan.


Dalam behaviorisme ilmiah skinner membuat generalisasi dari penelitian
tentang perilaku hewan pada penelitian tentang perilaku anak-anak serta
penelitian mengenai perilaku orang dewasa. Prinsip-prinsip yang diambil oleh
Skinner dari penelitian di laboratorium digunakan untuk memberi interpretasi
pada perilaku manusia. Akan tetapi ditegaskan apabila interpretasi tidak
semestinya disatukan atau dicampur dengan sebab manusia memunculak
perilaku yang dilakukannya.
2. Karakteristik ilmu pengetahuan.
Skinner (1953) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan memiliki tiga karakter
utama, yaitu :
a. Ilmu pengetahuan bersifat kumulatif
b. Ilmu pengetahuan merupakan sikap yang menghargai observasi empiris.
c. Ilmu pengetahuan merupakan pencarian terhadap keteraturan serta
hubungan yang didasarkan oleh hokum-hukum.
F. Pengondisian

Skinner (1953) membagi pengondisian menjadi dua bentuk yaitu, pengondisian


klasik (classical conditioning) dan pengondisian operan (opperant conditioning).
Dalam pengondisian klasik (yang disebut Skinner sebagai pengondisian responden),
respons diharapkan muncul dari organisme dengan suatu stimulus spesifik yang
sudah diketahui. Sedangkan dalam pengondisian operan (yang disebut sebagai

6
pengondisian Skinnerian), sebuah respons diharapkan muncul setelah mendapat
penguatan.

Pada pengondisian klasik, perilaku (respons) dimunculkan yaitu ditarik keluar


dari dalam diri organisme sedangkan dalam pengondisian operan, perilaku (respons)
yang terpancar muncul begitu saja. Skinner lebih memilih respon yang dipancarkan
karena sebelumnya tidak ada dalam diri organisme tetapi hanya muncul karena
pengetahuan dari organisme tersebut terhadap penguatan atau sejarah evolusi spesies
tersebut.

a. Pengondisian Klasik

Dalam pengondisian klasik, stimulus netral (unconditined stimulus)


dipasangkan dengan stimulus yang dikondisikan (conditionined stimulus)–tepatnya
sebelum atau bersamaan–berulang kali, hingga dapat mengubah respons yang tidak
terkondisikan (unconditined response) menjadi respon yang terkondisikan
(conditioned response).

Dalam tindakan refleks, munculnya respons tidak dipelajari dan bersifat


umum yang berarti terjadi pada semua spesies. Tidak hanya pada perilaku refleks,
pengondisian klasik juga muncul pada perilaku yang lebih kompleks seperti fobia,
ketakutan dan kecemasan.

Penelitian terhadap pengondisian klasik pada manusia dilakukan pertama kali


oleh John Watson dan Royalie Rayner pada 1920 terhadap anak laki-laki bernama
Albert B, yang biasa disebut dengan Little Albert

b. Pengondisian Operan

Skinner (Glassman & Hadad, 2009) memiliki pandangan bahwa tidak semua
perilaku manusia terbentuk dengan spontan melalui proses pengondisian klasik.
Sebagian besar perilaku manusia justru terbentuk secara sengaja sebagai upaya untuk
mempengaruhi lingkungannya (Glassman & Hadad, 2009).

7
Pengondisian operan merupakan perilaku yang diperoleh dengan
mengasosiasikan penguatan segera pada sebuah respons. (Viney & King, 2003;
Hergenhahn, 2009). Menurut Skinner, perilaku dapat berubah sebagai fungsi dari
penguatan yang diperoleh dan perilaku tersebut merupakan bagian dari proses
adaptasi individu terhadap lingkungannya (Glassman & Hadad, 2009). Penguatan
tidak dapat menimbulkan perilaku namun dapat meningkatkan kemungkinan
terulangnya lagi sebuah perilaku. Pengondisian operan tidak hanya mengubah
munculnya perilaku tetapi juga dapat mengubah frekuensi dari kemunculan perilaku.

a) Prinsip-Prinsip Pengondisian Operan


 Pembentukan (Shaping) adalah ketika lingkungan memberikan
penguatan berturut-turut sebagai cara untuk memodifikasi atau
mengembangkan perilaku yang diinginkan. Melalui proses
penguatan perkiraan berkala (successive approximations), individu
atau lingkungan secara bertahap akan membentuk suatu kumpulan
yang kompleks dan final dari perilaku (Skinner, 1953).
 Penguatan (Reinforcement) adalah proses dimana perilaku
diperkuat oleh konsekuensi yang segera muncul mengikuti
perilaku tersebut. Penguatan memiliki dua efek yaitu, memperkuat
perilaku dan memberikan penghargaan pada individu. Oleh karena
itu, perilaku yang diberikan penguatan tidak selalu bersifat
menyenangkan. Penguatan dibagi menjadi dua, yaitu penguatan
positif (menambah stimulus yang disukai untuk meningkatkan
respon yang diharapkan) dan penguatan negatif (mengurangi
stimulus yang tidak disukai untuk meningkatkan respon yang
diharapkan).
 Hukuman (Punishment) adalah pemberian stimulus yang tidak
menyenangkan atau menghilangkan stimulus yang menyenangkan.
Hukuman juga dapat digunakan sebagai usaha preventif (hukuman
diberikan untuk mencegah agar tidak terjadi

8
kesalahan/pelanggaran) ataupun represif (hukuman diberikan
setelah adanya kesalahan/pelanggaran). Hukuman dibagi menjadi
dua, yaitu hukuman positif (menambah stimulus yang tidak disukai
untuk melemahkan respon yang tidak diharapkan) dan penguatan
negatif (mengurangi stimulus yang disukai untuk melemahkan
respon yang tidak diharapkan).
 Penguat yang Dikondisikan Penguat yang Digeneralisasikan,
penguat yang dikondisikan (kadang-kadang disebut juga
pengondisian skunder) adalah stimuli lingkungan yang pada
hakikatnya tidak langsung memberi kepuasan namun dijadikan
demikian karena diasosiasikan dengan penguat-penguat
primer atau yang tidak dipelajari, seperti makanan, air, seks, atau
kenyamanan fisik. Uang adalah penguat yang dikondisikan karena
dapat ditukarkan dengan beragam penguat primer. Selain itu, dia
juga menjadi penguat yang digeneralisasikan (generalized
reinforce) karena lebih dari satu penhuat primer.
Skinner (1953) menemukan ada lima penguat yang di
generalisaisikan yang selalu mempertahankan sebagaian besar
perilaku manusia: perihatin, persetujuan, afeksi, ketundukan pada
orang lain, dan kepemilikan (umumnya uang). Masing-masing
dapat digunakan sebagai penguat di beragam situasi. Perhatian
 Jadwal Penguatan (Schedule of Reinforcement), penguat dapat
mengikuti suatu perilaku dalam jadwal yang berkelanjutan ataupun
jadwal yang acak dan tidak teratur. Dengan jadwal yang
berkelanjutan (continuous schedule), individu diberikan penguatan
untuk setiap respons. Jadwal ini meningkatkan frekuensi
munculnya respons, namun tidak efisien. Sedangkan pada jadwal
yang acak (intermittent schedule), tidak hanya lebih efisien tetapi
jadwal ini juga menghasilkan respons yang lebih resisten terhadap
kepunahan (extinction). Faster dan Skinner (1957) menyadari

9
adanya banyak jadwal penguatan, namun hanya empat jadwal acak
yang mendasar, yaitu rasio-tetap (fixed-ratio schedule) , rasio-
bervariasi (variable-ratio schedule), interval-tetap (fixed-interval
schedule) dan interval-bervariasi (variable-interval schedule).
Berikut tabel contoh-contoh jadwal penguatan (schedule of
reinforcement).

schedule of reinforcement contoh


fixed-ratio schedule Memberikan hadiah pada anak
setiap hapal 100 kosa kata bahasa
inggris (reinforcer diberikan
berdasarkan jumlah respons yang
pasti).
variable-ratio schedule Seorang supervisor memberikan
hadiah pada bawahannya yang
berhasil mencapai target penjualan
tertinggi. (reinforcer diberikan
berdasarkan jumlah respons yang
tidak pasti).
fixed-interval schedule Memberikan hadiah pada anak
setiap tidak main game dalam satu
minggu (reinforcer diberikan
berdasarkan interval waktu yang
pasti).
variable-interval Satu kali dalam seminggu, guru
schedule suka memeriksa PR siswa, tapi
harinya tidak tentu (reinforcer
diberikan berdasarkan interval
waktu yang tidak pasti).

10
 Kepunahan (Extinction) adalah kecenderungan dari respons yang
sebelumnya telah dipelajari untuk secara bertahap mulai melemah
setelah tidak adanya penguatan.

11
G. Organisme Manusia

Skinner berpandangan bahwa pemahaman atas perilaku dilaboratorium dapat


digeneralisasikan pada perilaku manusia. Menurut skinner perilaku manusia
(kepribadiannya) dibentuk oleh tiga kekuatan yaitu, seleksi alam, praktik-praktik
budaya, dan sejarah penguatan individu. Namun menurut Skinner pada akhirnya
semua hanya persoalan seleksi alam, sebab pengkondisian operan merupakan proses
yang terus berevolusi, di mana praktik-praktik budaya menjadi wadah utama
pengaplikasiannya.

a. Seleksi Alam

Kepribadian manusia adalah hasil dari sejarah evolusi yang panjang. Sebagai
individu, perilaku kita ditentukan oleh komposisi genetic dan khususnya oleh sejarah
pribadi penguatan-penguatan kita. Akan tetapi, sebagai spesies, kita dibentuk oleh
dorongan untuk bertahan hidup. Seleksi alam memegang peran penting dalam
kepribadian manusia (Skinner, 1974, 1987a, 1990a).

Kebutuhan kuat terhadap penguatan dan kebutuhan kuat terhadap interaksi


untuk menjaga kelangsungan hidup dan sejumlah perilaku yang secara individual
bersifat menguatkan juga memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup spesies.
Sebagai contoh, perilaku seksual umumnya bersifat menguatkan bagi individu
namun, juga memiliki nilai seleksi alamiah karena individu-individu yang paling kuat
terangsang oleh stimulasi seksual juga merupakan individu yang menghasilkan
keturunan dengan pola kemampuan perilaku yang sama.

Meskipun seleksi alam membantu pembentukan sejumlah perilaku manusia,


tetapi hal ini mungkin hanya terjadi pada sebagian kecil tindakan saja.
Skinner(1989a, hlm.18) menyatakan bahwa kebutuhan kuat terhadap penguatan,
khususnya yang sudah membentuk budaya manusia, bertanggung jawab bagi
kebanyakan perilaku manusia.

12
b. Evolusi Budaya

Seleksi bertanggung jawab atas praktik budaya yang telah bertahan, sama
seperti seleksi memainkan peran kunci dalam sejarah evolusi manusia dan kebutuhan
kuat terhadap penguatan. Bagi Skinner manusia tidak membuat keputusan dengan
kooperatif untu memberikan yang terbaik pada masyarakat, tetapi anggota
masyarakat dengan sikap kooperatiflah yang cenderung dapat bertahan hidup.

c. Kondisi Internal

Skinner tetap mempercayai adanya kondisi-kondisi internal (batiniah), seperti


perasaan cinta, kecemasan atau ketakutan. Kondisi internal (batiniah) dapat dipelajari
sama dengan perilaku lainnya, hanya saja terdapat keterbatasan dalam observasinya.

d. Perilaku Kompleks

Perilaku manusia dapat menjadi sangat kompleks, tetapi Skinner percaya


bahwa perilaku paling abstrak dan kompleks di bentuk oleh seleksi alam, evolusi
budaya, dan sejarah penguatan individu. Sekali lagi, Skinner tidak menyangkal
keberadaan proses-proses mental lebih tinggi seperti kognisi, rasio dan rekoleksi,
Skinner juga tidak mengabaikan perilaku kompleks manusia seperti kreativitas,
perilaku yang tidak disadari, mimpi, dan perilaku sosial.

e. Kontrol dari Perilaku Manusia

Perilaku individu di kontrol oleh beberapa faktor lingkungan yang ditegakkan


oleh masyarakat, orang lain ataupun diri sendiri akan tetapi lingkungan dan bukan
kemauan bebas yang bertanggung jawab atas suatu perilaku.

H. Kepribadian yang Tidak Sehat


a. Strategi Melawan

Untuk melawan saat kondisi dimana kontrol sosial terasa berlebihan ada tiga
strategi dasar yang dapat digunakan yaitu antara lain dengan menghindar,
memberontak, atau menggunakan resistensi pasif (Skinner, 1953). Pada strategi dasar

13
menghindar individu dapat menarik diri dari agen yang mengalami kondisi dimana
dapat melakukan kontrol secara fisik dan psikologis. Dimana individu yang
mengalami penarikan diri dengan cara menghindar ini dapat mengalami kesulitan
ketika akan berhubungan intim secara personal, menjadi pribadi yg tidak memiliki
kepercayaan yg lebih kepada orang lain, serta lebih memilih untuk hidup menyendiri
daripada terlibat dengan orang lain.

Berbeda halnya pada strategi dasar memberontak pada strat koegi ini individu
akan melakukan kontrol sosial secara lebih aktif, dengan melakukan penyerangan
kembali pada adanya agen yang melakukan kontrol. Dalam hal ini individu
memberontak dengan cara merusak fasilitas umum, menyerang orang lain contohnya
menyerang guru, serta melakukan penyerangan secara verbal, mencuri peralatan-
peralatan sebagai usaha, menggulingkan agama atau pemerintahan yg sudah ada.

Sedangkan individu yang melakukan pemberontakan secara resistensi pasif.


Pada strategi ini individu akan merasa lebih tenang daripada dua strategi lainnya dan
mereka cenderung mengganggu pelaku kontrol (Skinner,1953). Resistensi pasif ini
biasanya dilakukan ketika strategi menghindar dan memberontak gagal dilakukan.
Sifat keras kepala adalah salah satu karakteristik yang paling terlihat jelas pada
strategi resistensi pasif ini.

b. Perilaku yang Tidak Pantas

Perilaku yang tidak pantas adalah suatu teknik melawan kontrol sosial dan
usaha yang gagal dilakukan serta dapat merugikan diri sendiri yang diiringi oleh
emosi yang kuat pada diri individu. Dimana perilaku terbentuk dari adanya penguatan
yang positif serta negatif terutama dampak dari adanya hukuman yang pernah terjadi.

Perilaku tidak pantas adalah perilaku yang tidak masuk akal untuk situasi
kontemporer, namun masuk akal bagi situasi masa lalu. Sebagai cara bagi individu
untuk menghindar dari stimulus yang tidak menyenangkan. Merupakan bentuk

14
perilaku yang tidak diinginkan yang berasal dari pengetahuan diri dan manifestasi pad
sebuah respon yang dapat menimbulkan delusi pada diri individu itu sendiri.

I. Psikoterapi

Psikoterapi adalah salah satu hambatan besar yang menahan usaha psikologi
untuk menjadi hal yang ilmiah meskipun gagasan yang dihasilkan dapat menjangkau
deskripsi dari cara kerja terapi itu sendiri (Skinner, 1987). Seorang terapis dapat
dikatakan sebagai agen yang mengontrol adanya bahaya. Selain itu terapis harus
memiliki sikap yang bertolak belakang dengan keadaan orang lain. Dimana sikap dari
terapis alangkah baiknya adalah sikap yang mendukung dan empati terhadap orang
lain. Dimana pemberian penguatan dari sekrang terapis akan membentuk perilaku
yang lebih baik walaupun sangat kecil presentasenya.

J. Keunggulan teori Skinner

Pada teori Skinner cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan


unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, dan kelenturan.

K. Kritik terhadap Skinner

Psikolog Maverick Hans J. Eysenck (1988) pernah mengkritik Skinner karena


mengabaikan konsep-konsep seperti perbedaan individu, kecerdasan, faktor-faktor
genetik, dan seluruh ranah kepribadian.

Pertama, karena teori telah melahirkan sejumlah besar penelitian, kita menilai
teori sangat tinggi pada kemampuan untuk menghasilkan penelitian.

Kedua, sebagian besar ide Skinner bisa dipalsukan atau dibuktikan, jadi kita
menilai tinggi teori pemalsuan.

Ketiga, berdasarkan kesanggupannya untuk mengorganisasi semua yang diketahui


tentang kepribadian manusia, teori ini hanya diberi peringkat yang memadai.
Pendekatan Skinner adalah untuk menjabarkan perilaku dan kontinjensi lingkungan

15
hidup. Tujuan-nya adalah mengumpulkan fakta-fakta deskriptif ini dan
menggeneralisasi darinya. Banyak sifat kepribadian, seperti yang terdapat pada
Model lima faktor, dapat ditemukan dalam prinsip-prinsip yang mendasari proses
pengkondisian. Akan tetapi, konsep-konsep lain seperti pemahaman, kreativitas,
motivasi, inspirasi, inspirasi, dan kemahiran diri sendiri tidak cocok dengan kerangka
pengkondisian opera.

Keempat, sebagai panduan untuk bertindak, kita menilai teori Skinner sangat
tinggi. Banyaknya penelitian deskriptif yang dihasilkan oleh Skinner dan para
pengikutnya telah membuat pengkondisian yang sangat praktis. Misalnya, teknik
Skinnerian telah digunakan untuk membantu pasien yang fobia mengatasi rasa takut
mereka, untuk meningkatkan kepatuhan terhadap rekomendasi medis, untuk
membantu orang mengatasi kecanduan tembakau dan narkoba, untuk meningkatkan
kebiasaan makan, dan untuk meningkatkan usaha. Bahkan, teori Skinnerian dapat
diterapkan untuk hampir semua bidang pelatihan, pengajaran, dan psikoterapi.

Kriteria kelima dari teori yang berguna adalah konsistensi internal, dan jika
dinilai berdasarkan standar ini, kita menilai teori Skinnerian sangat tinggi. Skinner
mendefinisikan istilah tepatnya dan operasional, suatu proses yang sangat dibantu
oleh penghilangan konsep mentalistik fiksi.

16
PENUTUP

A. Simpulan

B.F. Skinner mempunyai pandangan deterministik mengenai sifat manusia.


Individu tidak bebas namun dikendalikan oleh kekuatan lingkungan. Kontrol diri
pada akhirnya tergantung pada lingkungan dan bukan pada diri sendiri. Ketika
individu mengendalikan hidupnya sendiri mereka melakukan dengan memanipulasi
lingkungan yang akhirnya akan membentuk perilaku individu. Perilaku manusia
sangat kompleks, tetapi manusia berperilaku dibawah banyak hukum yang sama
seperti yang dilakukan mesin dan hewan.

Dalam behaviorisme ilmiah skinner membuat generalisasi dari penelitian tentang


perilaku hewan pada penelitian tentang perilaku anak-anak serta penelitian mengenai
perilaku orang dewasa. Prinsip-prinsip yang diambil oleh Skinner dari penelitian di
laboratorium digunakan untuk memberi interpretasi pada perilaku manusia. Akan
tetapi ditegaskan apabila interpretasi tidak semestinya disatukan atau dicampur
dengan sebab manusia memunculak perilaku yang dilakukannya.

Skinner (1953) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan memiliki tiga karakter


utama, yaitu :

a. Ilmu pengetahuan bersifat kumulatif


b. Ilmu pengetahuan merupakan sikap yang menghargai observasi empiris.
c. Ilmu pengetahuan merupakan pencarian terhadap keteraturan serta hubungan
yang didasarkan oleh hokum-hukum.

Di dalam pengaplikasiannya, Skinner membagi pengondisian menjadi dua jenis,


yaitu pengondisian klasik dan pengondisian operan yang didalamnya terdapat
beberapa hal terkait penguatan, hukuman dan lainnya. Skinner juga memaparkan hal-
hal yang menjadi penguat organisme manusia.

17
Perilaku patologis oleh Skinner dibagi menjadi dua yaitu, stategi melawan dan
perilaku tidak pantas dimana menurut Skinner, seorang terapislah yang memegang
peran penting dalam penanganannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Feist, J., Feist, G.J., & Roberts, T. 2017. Teori Kepribadian edisi 8 buku 2. Jakarta:
Salemba Humanika.

Rahman, A.A. 2017. Sejarah Psikologi: Dari Klasik Hingga Modern. Depok:
RajaGrafindo Persada.

19

Anda mungkin juga menyukai