Anda di halaman 1dari 26

A.

Konteks Penelitian
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. yang diturunkan kepada hati
Rasulullah Saw., Muhammad bin Abdullah melalui ar-ruhul Amiin (Jibri as)
dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar agar
ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi
undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk bagi mereka dan menjadi
sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah SWT dengan membacanya.1
Ayat-ayat al-Qur’an merupakan serat yang membentuk tenunan
kehidupan Muslim, serta benang yang menjadi rajutan jiwanya. Ketika al
Qur’an berbicara tentang satu persoalan menyangkut satu dimensi atau
aspek tertentu, tiba-tiba ayat lain muncul berbicara tentang aspek lain secara
sepintas terkesan tidak saling berkaitan. Tetapi bagi orang yang tekun
mempelajarinya maka ia akan menemukan keserasian hubungan yang amat
mengagumkan.2
Kehadiran al-Qur’an senantiasa eksis untuk setiap zaman dan
kondisi. Ia hadir untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
manusia. Hal ini tersurat jelas dalam firman Allah Swt.:

‫ب فبٱخللحقق لفيلخحفكلم بلخيلن ٱلننا ف‬


‫س ففيلما ٱخختلت لففوا ففيههه‬ ‫خف‬
‫…لولأنلزلل لملعفهفم ٱلكتل ل‬
Artinya : “Dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan “ ( Q.S. : Al Baqarah : 213)3
Manusia merupakan makhluk yang dianugerahkan akal pikiran oleh
Allah SWT. dengan akal pikiran tersebut maka manusia dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ia hadapi sesuai dengan
tuntunan al-Qur’an.

Hal tersebut senada dengan penjelasan Abuddin Nata bahwa :


Akal merupakan bagian dari kecerdasan emosional, yaitu suatu
kemampuan mengolah diri agar dapat diterima oleh lingkungan
sosialnya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan, bahwa
keberhasilan seseorang di masyarakat ternyata tidak semata-mata

1
Abuddin Nata, al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993),
Cet. I, hal. 55
2
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’ii atas Berbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1997), Cet. V, hal. 8
3
QURAN

1
ditentukan oleh prestasi akademisnya, melainkan juga oleh
kemampuan mengelola dirinya.4

Akal dalam bahasa Arab adalah al-‘aql. Banyak sekali istilah al-‘aql
disebut dalam al-Qur’an. Dalam penggunaanya al-‘aql mengandung
pengertian kemampuan berpikir atau menggunakan nalar. Kata tersebut
sangat populer di Indonesia dengan sebutan “akal”. 5 Orang yang
mempunyai daya nalar yang tinggi dan kemampuan dalam berpikir, serta
mengetahui suatu pengetahuan secara sistematis dapat disebut pakar.
Dalam diri manusia terdapat dua daya, yaitu daya fikir yang berpusat
di kepala dan daya rasa (qalbu) yang berpusat di dada. Untuk
mengembangkan daya ini telah ditata sedemikian rupa oleh Islam, misalnya
untuk mempertajam daya rasa dapat dilakukan dengan cara shalat, zakat,
puasa, haji dan lain-lain. untuk mempertajam daya pikir perlu arahan ayat
kauniyah, yaitu yakni ayat-ayat mengenai visi cosmos yang menganalisa
dan menyimpulkan kemudian melahirkan gagasan inovatif demi
pengembangan peradaban manusia sebagai khalifah di muka bumi.6
Al-Qur’an selalu mendorong akal pikiran dan menekan pada upaya
mencari ilmu pengetahuan serta pengalaman dari sejarah, dunia alamiah,
dan diri manusia sendiri, karena Allah SWT menunjukkan tanda-tanda
kebesaran-Nya dalam diri manusia sendiri, ataupun di luar dirinya. Oleh
karena itu menjadi kewajiban manusia untuk menyelidiki dan mengamati
ilmu pengetahuan yang dapat menghasilkan kecakapan dalam semua segi
dari pengalaman manusia.7
Allah SWT. telah memuliakan manusia dengan akal dan nurani, ia
sebagai pengontrol utama atas semua yang berlaku dalam aktifitas manusia,
namun dalam prakteknya, posisi dan peran akal sering kali terkalahkan oleh
nafsu dan kehendak syaitan. Hasilnya, kemaksiatan terjadi dimana-mana.

4
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan: Tafsir Ayat At-Tarbawy, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. IV, hal. 138.
5
Dawam Rahardjo, Ensiklopedia al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996) Cet. I, hal. 558
6
Miftahul Ulum, “Konsep Ulul Albab Q.S Ali-Imran Ayat 190-195 dan
Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, Semarang, 2011, hal. 1.
7
Miftahul Jannah, “Penafsiran Ulul Al-Bab Dalam Tafsir Al-Misbah”, Skripsi pada
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015, hal. 2.

2
Kemaksiatan yang terjadi merupakan dampak yang ditimbulkan oleh
pertentangan yang luar biasa antara akal dan nafsu.8
Berbanding terbalik dengan kondisi pada masa keemasan Islam yang
telah diletakkan dasarnya oleh Rasulullah SAW. dan dikembangkan oleh
para sahabat dan tabi‟in sehingga melahirkan zaman keemasan pada era
Abbasiyah dan beberapa waktu setelahnya antara tahun 700-1500 M, yang
mana pada masa tersebut telah melahirkan para intelektual muslim yang
mengintegrasikan antara wahyu dan rasionalitas dan mengantarkan Islam
pada masa keemasan.9
Sejalan dengan kelebihan dan keistimewaan akal yang dimiliki oleh
manusia yang dirahmatkan sang Khaliq tersebut, maka manusia harus bisa
memposisikan diri sebagai makhluk yang tidak hanya memikirkan atau
peduli terhadap dirinya sendiri, tetapi harus senantiasa peduli dan peka
terhadap keberadaan sekelilingnya, sehingga potensi fikir dan dzikir
senantiasa menyelimuti aktifitasnya sehari-hari sebagai manusia adalah
tidak hanya sebagai makhluk Allah yang paling sempurna tetapi juga
sebagai keharusan untuk menuju insan kamil yang di dalam Al-Qur’an
sering disebut dengan istilah ulul albab.
Untuk melahirkan sosok ulul albab ini merupakan tugas utama
lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam rangka menciptakan kondisi dan
lingkungan pendidikan yang istimewa, sehingga dapat melahirkan
intelektual intelektual yang mempunyai pandangan yang tajam dan
mempunyai wibawa secara intelektual dan moral untuk berbicara tentang
masalah-masalah besar yang dihadapi umat manusia
Pendidikan Islam merupakan salah satu lembaga ajaran agama Islam,
memiliki tujuan mulia yang sesuai dengan aturan dan tuntunan Al-Qur’an
untuk membentuk kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh
aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.10 Tujuan pendidikan Islam yang ingin
dicapai mencakup aspek kognitif (akal), aspek afektif (moral) dan spiritual.

8
Yusuf Qardhawi, al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan, Terj.
dari al-Aqlu wal „ilmu fil Qur’anil Karim oleh Abdul. H & Irfan. S, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1998), Cet. I, hal. 30
9
Abdul Basid, Ulul Albab Sebagai Sosok dan Karekter Saintis yang Paripurna,
jurnal FKIP UNS, vol 3, no. 4, 2012, hal. 281-282.
10
Zakiah Daradjat, dkk., Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), cet. II, hal. 72

3
Dengan kata lain, terciptanya kepribadian yang seimbang, yang tidak hanya
menekankan perkembangan akal, tetapi juga perkembangan spiritual.11
Dengan demikian peranan lembaga pendidikan Islam sangat penting
untuk melahirkan generasi-generasi intelektual muslim yang dapat
merekonstruksi setiap persoalan yang ada sesuai dengan ajaran al-Qur‟an
dan Hadits
Istilah ulul albab diambil dari bahasa al-Qur’an sehingga untuk
memahaminya diperlukan kajian terhadap nash-nash yang berbicara tentang
ulul albab. oleh karena itu agar diperoleh pemahaman yang utuh mengenai
istilah tersebut, maka diperlukan kajian mendalam terhadap ayat-ayat yang
berkaitan dengan ulul albab, baik dari segi lughawi (bahasa) maupun dari
kandungan makna yang dibangun dari pemahaman terhadap pesan, kesan,
keserasian (munasabah) antara ayat yang satu dengan ayat-ayat
sebelumnya.12
Istilah ulul albab disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 16 kali yang
terliput dalam 10 surah.13 Sembilan di antaranya terdapat dalam al-Qur’an
pada periode Makkiyah dan tujuh lainnya terdapat dalam al-Qur’an pada
periode Madaniyah. Adapun ayat-ayat yang menyebutkan term ûlû al-albâb
antara lain terdapat pada Q.S: al-Baqarah: 179, 197, 269; Ali ‘Imran: 7,
190191; al-Maidah: 100; Yusuf: 111; al-Ra’d: 19; Ibrahim: 52; Shaad: 29,
43; az-Zumar: 9, 18, 21; al-Mu’min: 54 dan al-Talaq: 10
Salah satu isyarat al-Qur’an terhadap orang yang diberi pengetahuan
akal adalah ulul albab. Allah SWT. memberi penghargaan dan pujian
melalui ayat ayat al-Qur’an terhadap ulul albab. Sosok ulul albab dalam
mencari ilmu pengetahuan melalui sumbernya yang khas Islami, yaitu
wahyu (al- Qur’an dan hadis), alam semesta, diri sendiri dan sejarah.
Sedangkan cara yang ditempuhnya dengan menggunakan pengetahuan
inderawi, pengetahuan akal dan intuisi (ilham).14
ulul albab akan senantiasa mempergunakan akalnya untuk berpikir
tentang segala ciptaan Allah SWT. dan tunduk atas segala ketentuannya.
11
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet. V, hal. 41
12
Rahmat Aziz, Kepribadian Ulul Albab, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), cet. I,
hal. 50
13
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2006), cet. II, h.
300.
14
M. Zainuddin, Paradigma Pendidikan Terpadu Menyiapkan Generasi ûlû al-
albâb, (Malang: UIN Malang, 2008), hal. 98

4
Mereka akan selalu mengadakan perbaikan dan penyelidikan terhadap
fenomena yang ada karena keistimewaan yang telah diberikan Allah
kepadanya.15
Generasi ulul albab dituntut untuk selalu memikirkan dan meneliti
serta mengungkapan kebesaran ilmu-ilmu Allah yang masih banyak belum
terungkap untuk diketahui dan diteliti, sebagaimana firman Allah SWT.
dalam QS. Ali Imron (3): 190-191, sebagai berikut:
ِ‫ت لل لوول إففي‬ ‫ل خ‬
‫ل وخٱلن نهخففارإ خل لي وخفف ت‬ ‫ف ٱل ن لل لي إ‬ ‫ض وخٱلخت إل وخفف إ‬ ‫ت وخٱلألر إ‬ ‫مووخ إ‬ ‫سفف وخ‬
‫ق ٱل ن‬ ‫ن فإففيِ خ ل‬
‫خ لل ل إ‬ ‫إإ ن‬
‫ل‬ ‫خ‬
‫ن‬
‫فكففلرو خ‬ ‫ن‬ ‫جلنوب إهإ لم وخي خت خ خ‬‫ى ل‬ ‫خ‬
‫داٗ وخع خل و‬ ‫ما وخقللعو م‬ ‫ه قإي وخ م‬ ‫ن‬
‫ن ٱلل خ‬ ‫ل‬
‫ن ي خذكلرو خ‬ ‫خ‬ ‫ذي‬ ‫ن‬
‫ ٱل إ‬١٩٠ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ٱللأللب وخ‬
‫ل خ‬ ‫إفيِ خ ل‬
‫ك فخ إ‬
‫قن خففا‬ ‫حن خ خ‬ ‫سففلب وخ‬‫ذاٗ ب وخط إمل ل‬‫ت هوخفف خ‬ ‫خل خ لل لق خ‬
‫مففا خ‬ ‫ض خرب نن خففا خ‬ ‫ت وخٱلألر إ‬ ‫مووخ إ‬‫س وخ‬ ‫ق ٱل ن‬‫خل إ‬
١٩١ ‫ب ٱلننارإ‬ ‫ذاٗ خ‬ ‫عخ خ‬
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka”. (Q.S. Ali Imron : 190-191)16

Ayat di atas menunjukan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi


serta pergantian malam dan siang termasuk bagian dari keesaan-Nya dan
semua berada dalam kehendak-Nya. Manusia yang memiliki kelebihan
berupa akal pengetahuan dituntut untuk melakukan penelitian tentang apa
yang diciptakan-Nya, karena semua ciptaan-Nya tidak ada yang sia-sia.
Apabila manusia menyia-nyiakan ciptaan-Nya, maka Allah SWT. akan
memberi balasan yang hina baginya.
Konsep ulul albab yang terdapat dalam surat ali Imran ayat 190-191
memberikan penjelasan bahwa orang yang berakal adalah orang yang
melakukan dua hal, yaitu tadzakkur yakni mengingat Allah SWT. dengan
ucapan dan atau hati dalam situasi dan kondisi apapun, dan tafakkur
memikirkan ciptaan Allah SWT. yakni kejadian di alam semesta. Dengan

15
Abu Samsudin, Wawasan Al-Qur‟an tentang Ûlû al-Albâb: Studi Komparasi
Terhadap Pemikiran Wahbah al-Zuhaily dalam Tafsir al-Munir dengan M. Quraish Shihab
dalam Tafsir alMisbah, Tesis di Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016, hal. 1.
tidak dipublikasikan.
16

5
melakukan dua hal tersebut, seseorang diharapkan sampai kepada hikmah
yang berada di balik proses mengingat dan berpikir, yaitu mengetahui,
memahami, menghayati bahwa di balik fenomena alam dan segala sesuatu
yang ada di dalamnya menunjukkan adanya Sang Pencipta, yaitu Allah
SWT.17
Oleh karena itu, penting kiranya untuk meneliti secara komprehensif
bagaimana sesungguhnya konsep ulul albab dalam al-Qur'an yang dikaitkan
dengan pendidikan Islam. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti
paparkan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul: “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ULUL ALBAB DALAM
AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN PANGGUNG
TULUNGAGUNG”.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian diatas, dapat diuraikan beberapa
fokus penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Usaha Pelaksanaan Pendidikan Ulul Albab dalam Al-
Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung ?
2. Bagaimana Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Ulul Albab dalam Al-
Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung?
3. Bagaimana Dampak Pendidikan Ulul Albab dalam Al-Qur’an di
Pondok Pesantren Panggung Tulungagung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mendeskripsikan Usaha Pelaksanaan Pendidikan Ulul Albab
dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
2. Untuk Mendeskripsikan Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Ulul Albab
dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
3. Untuk Mendeskripsikan Dampak Pendidikan Ulul Albab dalam Al-
Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis

17
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2007), Cet. X, hal. 308-309

6
a. Sebagai penambah khasanah keilmuan dalam bidang Pendidikan
Agama Islam terutama dalamiImplementasi pendidikan ulul albab
dalam Al – Qur’an
b. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut untuk dapat meningkatkan
upaya implementasi pendidikan alul Albab dalam al Qur’an
2. Secara Praktis
a. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung
Hasil penelitian ini bagi perpustakaan IAIN Tulungagung
berguna untuk menambah literature.
b. Bagi Pondok Pesantren Panggung Tulungagung
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh
Pesantren Panggung Tulungagung sebagai tambahan pertimbangan
untuk menentukan kebijakan dalam progam pendidikan Pesantren
terutama berkaitan dengan penerapan pendidikan ulul albab dalam
al -Qur’an serta untuk menumbuhkan nilai- nilai ulul albab bagi para
santri.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan
bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam atau
dengan tujuan Verifikasi sehingga dapat memperkaya temuan-
temuan penelitian baru.
E. Penegasan Istilah
Penelitian ini adalah karya ilimiah yang tentunya menggunakan
bahasa ilimiah. Untuk mensatukan persepsi antara penulis dan pembaca
skripsi, dan menghindari interpretasi makna yang beragam dari bahasa
yang ada dalam judul “Implementasi Pendidikan Ulul Albab dalam Al-
Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung”. Maka penulis
memberi penegaskan terhadap judul tersebut, sebagai berikut:
1. Penegasan Konseptual
a. Implementasi Pendidikan
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia yang
dimaksud implementasi adalah penerapan.18.Pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.19

18
Aditya Bagus Pratama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Media), hal.235

7
Arti Pendidikan secara luas adalah segala kegiatan
pembelajaran yang berlangsung sepanjag zaman dalam situasi
kegiatan kehidupan.20Sedangkan Pendidikan secara sempit
adalah seluruh kegiatan belajar yang direncanakan,dengan
materi terorganisir,dilaksanakan secara terjadwal dalam system
pengawasan,dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan
yang telah ditentukan.21Sedangkan menurut Ahmad D.
Marimba, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.22
Jadi, Implementasi Pendidikan adalah penerapan bimbingan
seorang pendidik terhadap perkembangan peserta didik dalam
membentuk kepribadian utama baik jasmani maupun rohani
b. Ulul Albab
Ulul albab adalah komunitas yang memiliki keunggulan
tertentu dan berpengaruh besar pada transformasi sosial. Kualitas
yang dimaksud adalah terkait dengan kedalaman spiritual (dzikir),
ketajaman analisis (fikir), dan pengaruhnya yang benar bagi
kehidupan (amal shaleh).23 Sedangkan menurut AM Saifudin, ulul
albab adalah intelektual muslim atau pemikir yang mempunyai
ketajaman analisis atas fenomena dan proses alamiah, dan
menjadikan kemampuan tersebut untuk membangun dan
menciptakan kemaslahatan bagi kehidupan manusia.24 Dengan kata
lain, dzikir sesungguhnya juga aktivitas berfikir namun disertai
dengan upaya sungguh-sungguh untuk mencapaihakikat sesuatu,
yang mengarah pada pengakuan atas keagungan Tuhan.
c. Al Qur’an
19
Istighfatur Rahmaniyah.Pendidikan Etika,(malang : UIN Maliki Press,2010), hal.
52
20
Suparlan Suhartono,Filsafat Pendidikan,(Yogyakarta : Arruz Media,2009), hal.
78-79
21
Ibid. hal., 84
22
Binti Maimunah,Ilmu Pendidik,(Yogyakarta : Teras,2009),hal.3
23
Tarbiyah Ulul Albab: Dzikir, Fikir, dan Amal Shaleh, (Malang, UIN Maulana
Malik Ibrahim Press, 2010), hal.47
24
AM. Saefudin, Desekularisasi Pemikiran Landasan Islamisasi, (Bandung: Mizan,
1987), hal.34

8
Al- Qur’an adalah firman Allah SWT. yang diturunkan
kepada hati Rasulullah Saw., Muhammad bin Abdullah melalui ar-
ruhul Amiin (Jibri as) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan
maknanya yang benar agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia
benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia,
memberi petunjuk bagi mereka dan menjadi sarana pendekatan diri
dan ibadah kepada Allah SWT dengan membacanya. 25Al-Qur’an
adalah firman Allah yang merupakan mukjizat,yang diturunkan
kepada Nabi dan rasul terahir dengan perantara Malaikat jibril yang
ditulis didalam mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir yang diperintahkan membacanya,yang di mulai dengan
surat Al-fatihah dan ditutup dengan surat Annas.26
2. Penegasan Operasional
Berdasarkan penegasan secara konseptual di atas, maka secara
operasional yang dimaksud dengan “Implementasi Pendidikan Ulul Albab
dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung” adalah
penerapan Pendidikan ulul albab selaras dengan dasar ayat – ayat Al –
Qur’an yang menjadikan para santri sebagai subjek,sehingga terbentuknya
santri yang ahli dalam dzikir (shalat berjama’ah,membaca tasbih,tahmid,
shalawat kepada Nabi Muhammad,dll),fikir (tajam analisis,aktif diskusi),
dan beramah Shaleh (ditunjukan dengan akhlak yang diterapkan dalam
interaksi social)
F. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian dari Bisri Mustofa, Mahasiswa Progam studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung dengan judul Skripsi “Implementasi Pembelajaran
Kontruktivistik dalam Membentuk Siswa yang Ulul Albab di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tulungagung” dengan focus penelitian :
a. Bagaimana penerapan pembelajaran konstruktivistik dalam
membentuk siswa yang yang ahli dzikir di MAN Tulungagung?
b. Bagaimana penerapan pembelajaran konstruktivistik dalam
membentuk siswa yang yang ahli fikir di MAN 2 Tulungagung?

25
Abuddin Nata, al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993),
Cet. I, hal. 55
26
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya,2011),hal. 171

9
c. Bagaimana penerapan pembelajaran konstruktivistik dalam
membentuk siswa yang ber-amal shaleh di MAN 2 Tulungagung?
2. Penelitian dari Mega Bintari Cahyaning, Mahasiswa Progam studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung dengan judul
Skripsi “Implementasi Pendidikan Karakter berbasil Al-Qur’an di MI Al
Falah Sukowidodo,Karangrejo,Tulungagung” dengan fokus penelitian :
a. Bagaiman perencanaan pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an di
MI Al Falah Sukowidodo,Karangrejo,Tulungagung tahun ajaran
2017/2018 ?
b. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an di
MI Al Falah Sukowidodo,Karangrejo,Tulungagung tahun ajaran
2017/2018 ?
c. Bagaimana pengendalian pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an di
MI Al Falah Sukowidodo,Karangrejo,Tulungagung tahun ajaran
2017/2018 ?
3. Peneliti dari Riwayati, mahasiswa Progam studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang dengan judul Skripsi “Implementasi Nilai
Pendidikan Karakter Ulul Albab dalam Lingkungan Keluarga Muslim di
Wilayah Joyosuko Merjosari Malang” dengan Rumusan masalah
a. Apa Urgensi Pendidikan karakter Ulul Albab dalam keluarga
muslim?
b. Bagaimana implementasi nilai pendidikan karakter Ulil Albab dalam
lingkungan keluarga muslim di wilayah Joyosuko,Merjosari kota
Malang ?
G. METODE PENELITIAN
1. Rancanagan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Pendekatan penelitian
kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah suatu proses penelitian yang
dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di
lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulakan
terutama data kualitatif.27 Pengertian penelitian kualtitatif berdasarkan
Pedoman Penyusunan Skripsi Institut Agama Islam Negeri Tulungagung :

27
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,( Bandung:
Rosda Karya, 2011) hal 140

10
Penelitian kualtitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan gejala atau fenomena secara holistik-konstektual
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan
diri peneliti sebagai instrument yang kunci, peneliti berangkat dari
data dan menggunakan teori sebagai penjelas, serta berpikir pada
konstruksi teori baru yang dikemukakan oleh peneliti setelah
menganalisis dan menyimpulkan data.28
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, Penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena alamiah
maupun rekayasa manusia.29 Jadi, karena penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif ini sebagaimana yang
dijelaskan diatas, bahwa metode ini menafsirkan fenomena-fenomena yang
terjadi baik perilaku, tindakan, persepsi, motivasi, dan lain-lain, peneliti
ingin mengetahui fenomena-fenomena secara menyeluruh baik dari hasil
pengamatan, wawancara, atau sumber apapun mengenai usaha
pelaksanaan pendidikan ulul albab dalam al-Qur’an di Pondok Pesantren
Panggung Tulungagug,mengenai hambatan pelaksanaan pendidikan ulul
albab dalam al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung, dan
mengenai dampak Pendidikan ulul albab dalam al-Qur’an di Pondok
Pesantren Panggung Tulungagung.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat


penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human
instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian , memilih informan
sebagai sumber data, analisis data, mengumpulkan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.30 Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul
data dan sekaligus sebagai instrument aktif dalam upaya pengumpulan
data-data di lapangan. Peranan peneliti disini sangat penting karena
28
Tim penyusun, Pedoman Penyusunan Skripsi Progam Strata Satu (S1) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, (Tulungagung : 2017), hal. 26
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 91
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), Cet. Ke-19, hal. 22.

11
peneliti terlibat langsung dan aktif dengan informan atau sumber data
disini mutlak diperlukan.

Syarat-syarat lain yang harus dimiliki oleh peneliti ialah syarat


pribadi peneliti sendiri yaitu sikap terbuka, jujur, bersahabat, simpatik dan
empatik, objektif, dalam menghadapi konflik, tidak pandang bulu, berlaku
adil, tahu menyesuaikan diri dengan keadaan latar penelitian, dan sikap-
sikap positif lainnya.31

Untuk memperoleh data sebanyak mungkin, detail dan juga orisinil


maka selama penelitian di lapangan, peneliti sendiri atau dengan bantuan
orang lain merupakan alat atau instrument sekaligus pengumpul data
utama. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrument
sekaligus pengumpul data, karena dalam penelitian kualitatif instrument
utamanya adalah manusia. Dalam rangka mencapai tujuan penelitian maka
peneliti di sini sebagai instrumen kunci. Peneliti akan melakukan
observasi, wawancara dan pengambilan dokumen.

Untuk mendukung pengumpulan data dari sumber yang ada di


lapangan, peneliti juga memanfaatkan buku tulis, paper dan juga alat tulis
seperti pensil juga bolpoin senagai alat pencatat data. Kehadiran peneliti di
lokasi penelitian dapat menunjang keabsahan data sehingga data yang
didapat memenuhi orisinalitas. Maka dari itu, peneliti selalu
menyempatkan waktu untuk mengadakan observasi langsung ke lokasi
penelitian, dengan intensitas yang cukup tinggi.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren panggung


Tulungagung, di Jalan Pangeran Diponegoro 151, Karangwaru, Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. Pondok Pesantren Panggung
adalah salah satu lembaga pesantren yang bergerak di bidang pendidikan.
Progam dan kegiatan pondok pesantren panggung tulungagung meliputi
pengajian kitab klasik atau kitab kuning, pengajian kitab kontemporer,

31
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif., ..hal. 129

12
murrotal al-Qur’an, seni baca al-Qur’an, tahfidzul qur’an, Muhadharah
dan syawir.Selain memperkaya hasanah keilmuan para santri. Pesantren ini
juga mempunyai amalan-amalan tertentu dalam berdzikir seperti sholawat
nariyah, yasin tahlil, manaqib syekh abdul qodir al-jaelani, diba’an, al-
barjanji. Di pondok pesantren panggung juga terdapat ekstrakulikuler
seperti seni bela diri pencak silat pagar nusa, ekstra hadroh atau sholawat
al habsyi, futsal, praktek ubudiyah, asma’ arto,buletin ar-raihan, pelatihan
organisasi dan seminar keagamaan.

Seperti lembaga lembaga yang lainnya pondok pesantren juga


mempunyai visi dan misi dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga
pendidikan. Visi pondok pesantren panggung ialah mewujudkan generasi
islami yang terampil dan berakhlak mulia sedangkan misi pondok pesantren
panggung adalah motivasi dan membantu santri untuk mengenali
kemampuan pribadi, melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien
untuk pengembangan santri secara maksimal, menumbuhkan sikap disiplin
dan tanggung jawab serta berjiwa islami. Adapun motto dari pondok
pesantren panggung adalah fastabiqul khoirot, amar ma’ruf dan nahi
munkar.

Lembaga yang berada di pondok pesantren panggung tulungagung di


bawah naungan yayasan raden ja’far shodiq bisa dibagi kedalam tiga
kelompok yaitu yang pertama adalah lembaga pendidikan umum plus
meliputi LPI Al Munawar (Play Group, TK dan SDI Al Munawar),
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Ma’arif, Madrasah Aliyah (MA) Al
Ma’arif, wajardikdas (kejar paket B, kejar paket C), PLS (Pendidikan Luar
Sekolah). Yang kedua adalah lembaga pendidikan agama meliputi pondok
pesantren putra, pondok pesantren putri, madrasah tarbiyatul ulum putra
putri (MTU), madrasah putri roudhotus sholihah (MPRS), taman pendidikan
al qur’an (TPQ) ash shidqiyah plus dan kelompok bimbingan ibadah haji
(KBIH) at ta’awun. Dan yang ketiga adalah lembaga extra dan
pengembangan bakat meliputi sanggar seni sholawat AVISINA (Nashid dan
seni tari rodad), padepokan pencak silat pagar nusa, gedung olah raga
serbaguna, ekstra hadroh al asrori, dan futsal.

13
Untuk menunjang lembaga dan demi kenyamanan para santri dalam
mencari ilmu, pondok pesantren panggung juga mempunyai sarana dan
prasarana yang memadai seperti asrama yang memadai dan nyaman,
prasarana modern (water pomp, setrika, telepon, dan lain lain), koperasi
pondok al barkah, pos kesehatan (poskestren), perpustakaan, dapur umum,
sarana dan prasarana olahraga, lapangan serbaguna, dan ditunjang dengan
letak pondok pesantren panggung yang strategis yaitu berada di tengah kota
sehingga dekat untuk kemana mana dan mudah di jangkau dari berbagai
penjuru.

Banyaknya komponen- komponen pendidikan, amalan-amalan para


santri, terlebih keterkaitanya visi (mewujudkan generasi islam yang terampil
dan berakhlak mulia), misi (mewujudkan generasi islam yang terampil dan
berakhlakul karimah, dan lain-lainl) dan moto pesantren (Fastabiqul khoirat,
amar ma’ruf, dan nahi mungkar) dengan peneliti ini ,membuat peneliti
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian di Pondok Pesantren Panggung
Tulungagung.

4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan
berhubungan dengan focus penelitian. Data-data tersebut terdiri dari dua
jenis yaitu, data yang bersumber dari manusia dan data yang bersumber dari
non manusia.32 Data manusia diperoleh dari orang yang menjadi informan
dalam hal ini orang yang secara langsung menjadi subyek penelitian.
Sedangkan data non manusia diperoleh bersumber dari dokumen berupa
catatan, rekaman gambar atau foto, dan hasil-hasil observasi yang
berhubungan dengan fokus penelitian.33
Dalam penelitian ini sumber data meliputi tiga unsur :34
1. People (orang) sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara, pada penelitian ini penulis

32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
RinekaCipta, 2002), hal. 22
33
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta : Teras, 2011),
hal. 58
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik,… hal. 172

14
merekam pengakuan-pengakuan dari narasumber baik yang
berkaitan langsung maupun pihak yang membantu. Dalam
penelitian ini yang menjadi sember data adalah Pengasuh ,
Masyayikh, Pembina,Asatidz,Pengurus dan para santri di Pondok
Pesantren Panggung tulungagung.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam atau bergerak. Dalam hal ini sumber data place
dibagi menjadi dua, yang dilihat dari sifatnya yaitu :
a. Diam, data yang sifatnya diam antara lain diperoleh dari
denah sekolah, tatanan ruang, dan bangunan Pondok
Pesantren Panggung Tulungagung.
b. Bergerak, data yang sifatnya bergerak antara lain
diperoleh dari kegiatan santri dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren Panggung
Tulungagung.
3. Paper (kertas) yaitu sumber data yang menyajikan tanda-
tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol lain, yang
untuk memperolehnya diperlukan metode dokumentasi yang
berasal dari kertas (buku, majalah, dokumen, arsip, dan lain-
lain) yang dapat menunjang dalam perolehan data mengenai
implementasi pendidikan ulul albab dalam al-qur’an di
Pondok Pesantren Panggung tulungagung.

5. Teknik Pengumpulan Data


Dalam memperoleh data yang relevan dengan apa yang
diharapkan, peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi

Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan


sistemaris atas fenomena-fenomena yang diteliti.35 Pengumpulan
data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung
adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
35
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM, 2004), hal. 151

15
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. 36 Pada
penelitian ini, peneliti akan terjun langsung untuk mengamati
pelaksanaan pendidikan ulul albab dalam al-Qur’an di Pondok
Pesantren Panggung Tulungagug,mengenai hambatan pelaksanaan
pendidikan ulul albab dalam al-Qur’an di Pondok Pesantren
Panggung Tulungagung, dan mengenai dampak Pendidikan ulul
albab dalam al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
Peristiwa itu berupa kegiatan keagamaan yang dijalankan, seberapa
antusiasnya santri dalam mengikuti kegiatan tersebut, dan
keikutsertaan Pengurus dalam kegiatan tersebut.

Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui kondisi


yang terjadi di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung, yaitu :
situasi latar alami, keadaan bangunan, keadaan sarana dan prasarana,
dan proses kegiatan tarbiyah berbasis kreteria ulul albab dalam al-
Qur’an baik di dalam kelas maupun di luar kelas di Pondok
Pesantren Tulungagung.
2. Wawancara
Metode interview atau wawancara yaitu sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (interviewee) .37 Wawancara adalah
teknik pengumpulan data dengan interview pada suatu atau beberapa
orang yang bersangkutan.38
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara
secara mendalam mengenai gambaran lengkap tentang topik yang
diteliti. Wawancara ini dilakukan secara intensif dan berulang-
berulang sehingga diperoleh percakapan yang mendalam untuk
mendalami pengalaman dan makna dari pengalaman itu.
Oleh karena itu peneliti sebelum wawancara peneliti
menyiapkan dulu siapa yang akan diwawancarai dan menyiapkan
materi wawancara berupa beberapa pertanyaan. Pihak yang akan
diwawancarai diantaranya adalah Pengasuh,Masyayikh,Pembina,

36
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hal 212
37
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek…,hal. 132
38
Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarata: Teras, 2011), hal. 59

16
asatidz,Pengurus dan para santri untuk memperoleh informasi yang
dipergunakan dalam melengkapi data terkait implementasi
pendidikan ulul albab dalam al-qur’an . Khususnya berkaitan dengan
pendidikan ulul albab dalam al-Qur’an di Pondok Pesantren
Panggung Tulungagug,mengenai hambatan pelaksanaan pendidikan
ulul albab dalam al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung
Tulungagung, dan mengenai dampak Pendidikan ulul albab dalam
al-Qur’an di Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data
dengan jalan mencatat keputusan-keputusan hasil kegiatan atau
dokumen lampiran yang dipandang perlu serta ada hubungannya
dengan masalah penelitian.39 Metode ini peneliti gunakan untuk
memperoleh data tentang hal-hal yang berkaitan dengan informasi
yang dibutuhkan peneliti yang terdaftar sebagai berikut:
1) Visi dan Misi Pondok Pesantren Tulungagung
2) Kondisi objektif Pondok Pesantren Tulungagung
3) Program kegiatan Pondok Pesantren Tulungagung
4) Struktur Organisasi Pondok Pesantren Tulungagung
5) Keadaan guru dan santri Pondok Pesantren Tulungagung
6) Sarana dan prasarana sekolah sebagai fasilitas penunjang
pelaksanaan pembelajaran.
6. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisteksiskannya, mencari
dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.40
Dalam menganalisis data yang peneliti peroleh dari
observasi, wawancara dan dokumentasi, penulis menggunakan
teknik analisa deskriptif kualitatif. Teknis analisis deskriptif penulis
gunakan untuk menentukan, menafsirkan serta menguraikan data
yang bersifat kualitatif. .

39
Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung : PT.
Angkasa, 1982), hal. 41-42
40
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitia, … ,hal 248

17
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka
selanjutnya data tersebut diolah dan disajikan dengan menggunakan
suatu metode. Karena dalam penelitian ini tidak menggunakan
angka, maka metode yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif, yakni pengumpulan data deskriptif berupa kata-kata dan
diabstraksikan kemudian disusun dalam satuan-satuan, setelah itu
dikategorikan dan diambil kesimpulan dari data tersebut. Dengan
demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk
memberi gambaran penyajian data tersebut. Dan dalam skripsi ini
data berasal dari naskah wawancara atau interview, catatan lapangan,
catatan dan dokumen resmi.
Menurut Milles dan Huberman aktivitas dalam analisis data
deskriptif ada tiga cara yaiti : (1) reduksi data, (2) penyajian data
(data display), (3) penarikan kesimpulan atau verivikasi ( conclusion
drawing / verification).41
Adapun proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti
adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Menurut Milles dan Huberman, mereduksi data adalah
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting,dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan sehingga disusun
secara sistematis dan mudah dikendalikan.
2. Display Data atau Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data yang dapat dilakukan dalam bentuk deskriptif.
Melalui penyajian data tersebut maka terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami,
sehingga peneliti akan terbantu, lebih mudah, dan efisien dalam
rangka memperoleh kesimpulan penelitian.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
(conclusiondrawing/verivication).
41
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung ,Alfabeta,2007), hal.72.

18
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles
dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila ada bukti yang valid, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.42
Verifikasi atau menarik kesimpulan merupakan tahap akhir dan
analisis data puncak. Meskipun begitu, kesimpulan juga
membutuhkan verifikasi selama penelitian sedang berlangsung.
Verifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang
valid. Oleh karena itu, ada baiknya setiap kesimpulan ditinjau
ulang dengan cara memverifikasi kembali catatan-catatan selama
penelitian dan mencari pola, tema, model, hubungan dan
persamaaan untuk ditarik sebuah keesimpulan.43
Setelah semua data yang diperlukan maka yang dilakukan oleh
peneliti adalah membuat kesimpulan dari data yang terkumpul.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Agar data yang ditemukan di lokasi penelitian bisa memperoleh


keabsahan temuan, maka teknik pemeriksaan keabsahan temuan dengan
menggunakan beberapa teknik pemeriksaan tertentu, yaitu :

1. Trianggulasi
Triangulasi konteks penelitian kualitatif merupakan kegiatan
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari luar
data yang dimaksud untuk keperluan pengecekan atau pembanding.
Menurut Denzin sebagaimana dikutip oleh Tanzeh, “ membedakan
empat macam triangulasi sebagai tehnik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan suber, metode, penyidik dan teori”.44
Adapun triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
42
Sugiyono, Memahami Penelitian...., hal. 91
43
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-kualitatif …,hal. 130
44
Ahamad Tanzeh, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009),
hal.7

19
triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai jenis metode
pengumpulan data untuk mendapatkan data sejenis.45
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara, metode observasi dan metode dokumentasi untuk
implementasi pendidikan ulul albab dalam al-qur’an di Pondok
Pesantren tulungagung. Kemudian setelah itu peneliti mencatat hasil
pengamatan atau menelaah dokumen, mendeskripsikan,
menginterprestasikan, dan memaknai secara keabsahan, ditanggapi
dan jika perlu ada penambahan data baru.
2. Pembahasan Teman Sejawat
Menurut Moleong adalah teknik yang dilakukan dengan cara
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir diperoleh dalam bentuk
diskusi dengan rekan-rekan sejawatan. Pada saat pengambilan data
mulai dari tahap awal (ta’aruf peneliti kepada lembaga) hingga
pengolahannya peneliti tidak sendirian akan tetapi terkadang
ditemani yang bisa diajak bersama-sama membahas data yang
ditemukan. Pemeriksaan sejawat berarti teknik yang dilakukan
dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan
sejawat.46
Dalam hal ini Peneliti menggali informasi dan membahas
bersama dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan umum
yang sama tentang apa yang sedang diteliti dengan demikian
peneliti dapat mereview pandangan, analisis dan persepsi yang
sedang dilakukan.
3. Perpanjangan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen
kunci (key instrument). Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat
menentukan dalam pengumpulan data. Agar data yang diperoleh
sesuai dengan kebutuhan pengamatan dan wawancara tentunya
tidak cukup dalam waktu singkat tetapi mememerlukan
perpanjangan waktu untuk hadir di lokasi penelitian hingga data
yang dihasilkan menemukan titik jenuh.
45
Ibid., hal. 8
46
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif …,,hal. 332

20
Dalam proses pengecekan keabsahan data melalui
perpanjangan kehadiran peneliti di lokasi penelitian tidak terbatas
pada hari-hari jam kerja lembaga tersebut, tetapi juga di luar jam
kerja peneliti datang ke lokasi untuk mencari data atau melengkapi
data yang belum sempurna. Perpanjangan keikut sertaan peneliti
akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan47 Peneliti merupakan instrumen pengumpulan data
utama dalam penelitian kualitatif. Untuk itu keikutsertaan peneliti
sangat menentukan dalam pengumpulan data, sehingga diperlukan
perpanjangan peneliti pada latar penelitian.48
Demikian halnya penelitian di Pondok Pesantren
Tulungagung ini, secara tidak langsung peneliti telah menggunakan
beberapa kriteria pemeriksaan keabsahan data dengan
menggunakan teknik pemeriksaan sebagaimana yang telah tersebut
diatas, untuk membuktikan kepastian data. Yakni kehadiran peneliti
sebagai instrument itu sendiri, membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara. Mencari tema atau
penjelasan pembanding atau penyaing, menyediakan daftar
deskriptif secukupnya, dan diskusi dengan teman sejawat.
8. Tahapan-Tahapan Penelitian

Penelitin ini menggunakan empat tahap penelitian yaitu :tahap pra


lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap
penyelesaian.

1. Tahap Pra Lapangan


Tahap persiapan yang terdiri dari penjajakan lapangan,
mengurus ijin penelitian, penyusunanan proposal, ujian proposal, dan
revisi proposal.
2. Tahap Pekerjaan lapangan atau pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti memahami fenomena yang terjadi di
lapangan untuk direkam sebagai data penelitian, terlibat langsung

47
Ibid, …, hal. 327
48
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar Penelitian, (Surabaya: Elkaf, 2006),
hal. 162

21
dalam penelitian karena ini adalah penelitian kualitatif sehingga
peneliti sebagai pengumpul data langsung.

3. Tahap Analisis Data


Pada tahap ini membutuhkan ketekunan dalam observasi dan
wawancara untuk mendapatkan data tentang berbagai hal yang
dibutuhkan dalam penelitian, pengecekan keabsahan data
menggunakan triangulasi.
4. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari sebuah
penelitian data yang sudah diolah disusun, disimpulkan, diverifikasi,
selanjutnya disajikan dalam bentuk penulisan laporan penelitian.
Kemudian peneliti melakukan member chek, agar hasil penelitian
mendapat kepercayaan dari informan dan benar-benar valid.
Langkah terahir yaitu penulisan laporan penelitian yaitu mengacu
pada peraturan penulisan karya ilmiyah yang berlaku di Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Tulungagung.
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Agar pembahasan dapat tersusun secara sistematis,maka
dalampenyusunan pembahasan ini diambil langkah – langkah sebagaimana
sistematika pembahsan sebagai berikut:
Bagian awal, dalam penulisan sekripsi kualitatif ini memuat halaman
sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan penguji, halaman pernyataan keaslian, motto, halaman
pembahasan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan
abstrak.
Bagian utama, sebagai inti dari skripsi ini, memuat uraian tentang
Bab I Pendahuluan
Daalam bab ini, dipaparkan konteks penelitian, fokus penelitian,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan Istilah dan sistematika
pembahsan skripsi.
Bab II Kajian Pustaka
Dalam bab ini, memuat uraian tentang tinjauan Pustaka yang berisi
teori-teori besar (grand theory).
Bab III Metode penelitian

22
Dalam bab ini, memuat tentang rancangan penelitian, kehadiran
peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknis
analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Bab IV Laporan Hasil Penelitian
Dalam bab ini, membahas tentang temuan data yang disajikan dalam
topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data.
Bab V Pembahasan
Dalam bab ini, membahas tentang keterkaitan antara pola-pola,
kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan terhadap teori temuan
sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan dari temuan teori yang
diungkapkan di lapangan (grounded theory).
Bab VI Penutup
Dalam bab ini, memuat tentang kesimpulan dan saran-saran.
Bagian Akhir, memuat uraian tentang daftar rujukan, lampiran –
lampiran, dan daftar riwayat hidup.
I. DAFTAR KEPUSTAKAAN SEMENTARA

Aziz, Rahmat.2011.Kepribadian Ulul Albab.(Malang: UIN Maliki


Press). cet. I.

Ali,Muhammad.1982.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.


(Bandung : PT. Angkasa).

Ali,Muhammad.2011.Pendidikan Agama Islam.(Bandung, PT


Remaja Rosdakarya).
AM. Saefudin.1987.Desekularisasi Pemikiran Landasan Islamisasi.
(Bandung: Mizan).

Arifin M..2000. Ilmu Pendidikan Islam,.(Jakarta : Bumi AksarA).


cet. V.

Arifin, Zainal.2011.Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma


Baru.( Bandung: Rosda Karya).

Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek, (Jakarta: PT. RinekaCipta).

Basid, Abdul.2012.Ulul Albab Sebagai Sosok dan Karekter Saintis


yang Paripurna, jurnal FKIP UNS, vol 3, no. 4.

Daradjat, Zakiah. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam,


(Jakarta: Bumi Aksara), cet. II.

23
Hadi,Sutrisno.2004.Metodologi Research.( Yogyakarta : Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi UGM).

J. Moleong, Lexy.2007.Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya).

Jannah, Miftahul.2015.“Penafsiran Ulul Al-Bab Dalam Tafsir Al-


Misbah”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Maimunah,Binti.2009.Ilmu Pendidik.(Yogyakarta : Teras).

Nasir, Moh.2004. Metode Penelitian.(Jakarta: Ghalia Indonesia).

Nata, Abuddin.1993.al-Qur’an dan Hadits.(Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 1993), Cet. I.

Nata,Abuddin.2010.Tafsir Ayat-ayat Pendidikan : Tafsir Ayat At-


Tarbawy.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Cet. IV.

Rahardjo, Dawam.1996. Ensiklopedia al-Qur’an: Tafsir Sosial


Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci.(Jakarta: Paramadina) Cet. I.

Rahmaniyah,Istighfatur.2010. Pendidikan Etika.(malang : UIN Maliki


Press).

Shihab, M. Quraish.1997.Wawasan al-Qur’an : Tafsir Maudhu’ii atas


Berbagai Persoalan Umat.(Bandung: Mizan). Cet. V.

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,


(Bandung: Alfabeta).Cet. Ke-19.

Suhartono,Suparlan.2009.Filsafat Pendidikan.(Yogyakarta : Arruz


Media).

Tanzeh,Ahmad dan Suyitno.2006.Dasar-dasar Penelitian. (Surabaya:


Elkaf).
Tanzeh,Ahamad.2009. Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:
Teras)

Tanzeh,Ahmad.2011.Metodologi Penelitian Praktis.(Yogyakarata:


Teras).
Tarbiyah Ulul Albab : Dzikir, Fikir, dan Amal Shaleh, (Malang, UIN
Maulana Malik Ibrahim Press.2010).

Tim penyusun, Pedoman Penyusunan Skripsi Progam Strata Satu (S1)


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, (Tulungagung : 2017).

24
Ulum, Miftahul.2011.“Konsep Ulul Albab Q.S Ali-Imran Ayat 190-
195 dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam”, Skripsi pada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 2011.

W. Al-Hafidz, Ahsin.2006.Kamus Ilmu al-Qur’an.(Jakarta: Amzah). cet. II


.
Samsudin Abu.2006.Wawasan Al-Qur’an tentang Ûlû al-Albâb: Studi
Komparasi Terhadap Pemikiran Wahbah al-Zuhaily dalam Tafsir al-Munir
dengan M. Quraish Shihab dalam Tafsir alMisbah, Tesis di Pasca Sarjana
UIN Sunan Ampel, Surabaya.

Sugiyono.2007. Memahami Penelitian Kualitatif .(Bandun:Alfabeta).

Qardhawi,Yusuf.1998. al-Qur’an Berbicara tentang Akal dan Ilmu


Pengetahuan.Terj. dari al-Aqlu wal.ilmu fil Qur’anil Karim oleh Abdul. H
& Irfan. S.1998. (Jakarta: Gema Insani Press) Cet. I.

Zainuddin.M. 2008 Paradigma Pendidikan Terpadu Menyiapkan


Generasi ûlû al-albâb.(Malang: UIN Malang.).

25
26

Anda mungkin juga menyukai