Anda di halaman 1dari 3

ISLAM DAN ILMU PENEGTAHUAN

Ilmu sudah menjadi kata bahasa Indonesia sehari-hari, padahal kata ilmu itu diambil dari kata Arab yaitu
dari kata jadian alima-ya`lamu menjadi ilmun. Quraish shihab, kata ilmu dengan berbagai bentuknya
terulang 854 kali dalam Alquran. Selanjutnya kata Quraish, ilmu dari segi bahasa berarti«kejelasan» dari
segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai kejelasan. Jadi ilmu adalah pengetahuan yang jelas
tentang segala sesuatu, sekalipun demikian kata ini berbeda dengan ‘arafa , ‘arif dan ma’rifah . Dalam
Alquran Allah tidak dinamakan ‘arif, tetapi ‘alim yang berkata kerja ya’lamu , dan biasanya Alquran
menggunakan kata tersebut untuk Allah yang mengetahui hal-hal ghaib, tersembunyi dan
rahasia. Perhatikan objek pengetahuan berikut yang dinisbahkan kepada Allah : ya’lamu ma
yusirrun , ya’lamu ma fi al-arham , ya’lamu ma fi anfusikum , ya’lamu ma fi al-samawaat wa fi al-
ardhi , ya’lamu ma fi khaainat al-‘ayun wa ma tukhfi ash-shudur . Demikian juga ilmu yang disandarkan
kepada manusia juga mengandung makna kejelasan. Jadi ilmu itu secara lughawi adalah mengetahui
sesuatu secarA dalam, hingga menjadi jelas. Kata ilmu jika diterjemahkan dalam bahasa asing disebut
dengan «science». Langguage, bahwa science berasal dari bahasa Latin «scire» yang artinya juga
mengetahui. Jadi science sebagaimana yang ditafsirkan oleh Virginia adalah sekumpulan pengetahuan
yang telah tersusun secara sistimatis. Sebenarnya apakah perbedaan antara ilmu dan pengetahuan?
Menurut Poeradisastra, ilmu merupakan salah satu dari sekian pengetahuan, dan kadang disebut dengan
pengetahuan ilmiah . Pengetahuan disini adalah sekumpulan fakta yang saling berhubungan satu sama lain
mengenai suatu hal tertentu, misalnya mengenai jamu-jamuan, sejarah dan sebagainya. Dan pengetahuan
tersebut telah disistimatiskan, artinya telah tersusun rapi, jelas batasannya, cara kerjanya dan
tujuannya. Selanjutnya pengetahuan itu muncul menurut Roderick M. Chisholm, tidak lepas dari sikap
skeptis terhadap fenomena. Formulasi sikap skeptis ini tertuang dalam bentuk pertanyaan, apa yang aku
tahu? bagaimana aku membedakan benda-benda tersebut?

B. Pandangan Islam

Sebenarnya wahyu dan akal adalah memiliki peran yang sama pentingnya sebagai pendorong
berkembangnya ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan bagi manusia sebagai sarana untuk mencapai
kesejahteraan dunia dan akherat.
Wahyu berasal dari kata Arab al-wahy, kata ini berarti suara, disamping itu juga menurut Harun Nasution
al-Wahyu, mengandung arti bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Al-wahyu selanjutnya mengandung arti
pemberitahuan secara tersembunyi dan dengan cepat. Tetapi kata tersebut lebih dikenal dalam arti «apa
yang disampaikan Tuhan kepada Nabi-nabi».
Jadi kata wahyu mengandung arti penyampaian sabda Tuhan kepada orang pilihan-Nya agar diteruskan
kepada umat manusia untuk dijadikan pegangan hidup.
Alquran inilah sebagai pedoman hidup manusia yang banyak berisi tentang dorongan untuk berbuat baik
sesama manusia dan alam sekitar. Sedangkan akal secara terminolgi terambil dari kata aqala yang berarti
al-hijr yaitu «menahan», dan al-‘aqil ialah orang yang menahan diri dan mengekang hawa nafsu. Seterunya
diterangkan pula oleh Ibn Munzir bahwa al-‘aqal mengandung arti kebijaksanaan dalam bahasa Arab
disebut al-Nuha yakni lawan dari lemah pikiran, lebih lanjut dijelaskan Ibn Munzir, ‘aqal mengandung arti
memahami. Sementara Akal dalam arti aslinya menurut
Harun Nasution adalah mengikat dan menahan, dan akal itu selanjutnya dijelaskan oleh Harun
Nasutin, bukanlah otak, tapi daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia. senada dengan Harun, akal
menurut Amin Syukur, ialah pengetahuan tentang hakikat segala keadaan, oleh karena itu akal itu ibarat
sifat-sifat ilmu yang tempatnya di hati. Jadi akal bukanlah hanya sekedar kemampuan berpikir secara
rasional tanp pertimbangan hati nurani, tapi akal menurut defenisi diatas merupakan ikatan dari
kemampuan berpikir rasional| dan ketajaman hati nurani, keduanya berjalan seimbang, sehingga
menghasilkan kebijaksanaan yang diharapkan, jika tidak berfungsi salah satunya, maka akan melahirkan
kebijakan yang kurang memadai bahkan subyektif. Bagaimanapun Akal merupakan potensi yang hanya
dimiliki manusia, tidak makhluk lain, dengan akal manusia dapat mengenal dan mengusai makhluk lain
yang ada disekitarnya.
Kedua hal diatas antara wahyu dan akal sama-sama memiliki peran yang besar dalam mendorong manusia
untuk berilmu, betapa tidak, banyak ayat Alquran yang menganjurkan dan mendorong manusia supaya
mempergunakan akalnya dan banyak berpikir, seperti ungkapan apala ta’qilun, apala tatafakarun dan apala
yanzhuru. kata-kata yang mengandung arti berpikir, selain dari kata akal, terdapat banyak dalam Alquran
seperti dabbara, faqiha , nazara , tafakkara. Selain itu terdapat pula sebutan yang menggambarkan sifat
berpikir seorang muslim seperti ulul al-bab, ulul abshar dan ulul ilm . Selanjutnya kata ayat dalam Alquran
erat kaitannya dengan berpikir. Arti asli ayat ialah tanda yang menunjukkan pada sesuatu yang terletak
tetapi tidak kelihatan dibelakangnya, untuk mengetahuinya manusia harus memperhatikan tanda itu dengan
menggunakan akalnya.
Jadi peran wahyu disini yang pasti adalah disamping mendorong kerja akal juga mengarahkan kerja akal
agar tidak terpengaruh oleh hawa yang dibawa oleh setan, karena banyak produk akal namun tidak
membawa kebaikan, hal itu disebabkan akal yang terpengaruh oleh hawa nafsu dan kepentingan
pribadi, sementara akal yang terpengaruh oleh wahyu, akan berjalan sesuai dengan koridor yang
ditetapkan, sehingga ia berjalan lurus.
Memang akal dapat menentukan baik buruk suatu perbuatan, namun kadang baik buruk yang ditetapkan
akal cenderung memiliki bias kepada kepentingan pribadi, atau kelompok, dan biasanya baik buruk hasil
dari akal itu tidak konstan, ia bersifat relatif.

C.
Dalam Alquran surat Al-Alaq 1-5 berisi perintah «membaca».
Membaca sebagai sarana mencari ilmu. Menurut Nurcholis Madjid, membaca adalah kegiatan manusia
yang paling produktif, sebab dalam membaca orang dapat melakukan penjelajahan bebas kemana-mana ke
daerah ilmu pengetahuan yang belum dikenal. Dalam ayat lain Allah memberikan motivasi yang sangat
tinggi, agar kaum muslim menuntut ilmu seperti dalam
Q.S: Al-Mujadalah: 11, Allah berjanji akan mengangkat derajat orang yang berilmu.
Motivasi ini juga datang dari rasul, bahwa beliau langsung mewajibkan menuntut ilmu, menuntut ilmu
sebagai kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat dalam hadsit lain, Barang siapa menempuh jalan
untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan jalannya ke surga.
wajib, maka kaum musliminpun menjalankannya sebagai ibadah.

Dinasti fartimiyah.
Sebagai kesimpulan, bahwa Alquran sendiri menyatakan bahwa manusia diberi kemampuan untuk
menjangkau pengetahuan, dan menganjurkan kepada manusia untuk melihat keseluruh horizon
makrokosmos, dan kedalam diri manusia sendiri atau horizon mikro-kosmos, agar manusia memiliki
pengetahuan demi kesejahteraan manusia itu sendiri dan alam sekitar .
D.
Rasa ingin tahu yang bersifat ilmiah dan penyelidikan ilmiah yang sistimatis merupakan ciri yang
menonjol dalam peradaban Islam, hal ini tidak mengherankan karena Islam adalah sebuah agama yang
rasional, tapi bukan agama yang rasionalistik. Menurut Ziaudin sardar, Islam telah mengembangkan
sebuah kesadaran yang tinggi mengenai kedudukan akal sebagai inti dalam tradisi agama, dan dalam
mempertahankan sikap terhadap ilmu pengetahuan, Islam tidak hanya menghargai dan menyuruh belajar,
tapi juga memberikan metode pengamatan yang rasional. Oleh karena itu Islam tidak hanya melahirkan
ilmuan-ilmuan besar, tapi juga menciptakan tradisi intelektual. Dibawah pengaruh Islam, sain tumbuh
subur dan mempuyai bentuk yang unik, keunikannya tidak hanya dalam metode, tapi juga dalam
epistimologi. Lebih jauh dijelaskan oleh Sardar, epistimologi Islam mengandung konsep yang holistik
mengenai pengetahuan, dalam konsep tersebut tidak terdapat pemisahan antara pengetahuan denga nilai,
bila dikaitkan dengan fungsi sosial.
Berbicara mengenai permulaan lahirnya ilmu pengetahuan dikalangan umat Islam. David Pingree
menjelaskan, banyak pernyataan yang tidak masuk akal telah dikemukan mengenai awal ilmu pengetahuan
Islam oleh para ahli sejarah, yang tidak punya waktu atau ambisi untuk menggali sumber-sumber asli, tapi
sudah puas dengan meneruskan tradisi histografis yang telah dimulai di Spanyol pada abad 12, bahkan al-
Nadim menurut C.A.
Qadir telah mengklasifikasikan pengetahuan Arab, dan memasukkan ilmu pengetahuan ke dalam katagori
‘ulum al-Awail , dengan demikian mengaburkan asal usul ilmu pengetahuan Islam dan memberi kesan
seolah-seolah ilmu pengetahuan Islam itu lahir setelah bangsa Arab dapat membaca karya para pemikir
dari zaman purba. Menurut C.A. Qadir, hal ini tidak benar dan tidak sesuai dengan faktanya, seperti yang
dikatakan diatas. Umat Islam maju dalam ilmu pengetahuan karena dilhami oleh sekian banyak ayat dalam
Alquran, yang mempersilahkan orang Islam untuk mengamati alam sekitar, serta dorongan dari rasul untuk
mencari ilmu.
Gerakan pengembangan keilmuan Islam terjadi pada permulaan ketika Islam mulai mengembangkan
sayap. Hasymi mengemukakan, terdapat tiga bidang keilmuan Islam yaitu, dinniyah, tarikh, dan falsafah.
1. ilmu-ilmu dinniyah itu antara lain tafsir, Al-Hadist, fiqh dan akhlak. Gerakan pengembangan ilmu-ilmu
Dinniyah ini didorong oleh rasa kengintahuan dan kebutuhan umat Islam untuk mengkaji dan memahami
sumber ajaran Islam yaitu Alquran dengan cara menafsirkan, menggali hukum, dan tata bahasa.
Pengembang keilmuan Islam bidang dinniyah ini dimulai sejak zaman rasul.
Gerakan tarikh, artinya gerakan pengembangan ilmu dalam bidang sejarah, yaitu pengumpulan dan
pembahasan data-data sejarah, kisahkisah dan riwayat hidup.
data sejarah menjadi dasar yang penting bagi pengarang seperti Ibn Ishak.
Gerakan pengembangan ilmu sejarah di motivasi oleh keyakinan para khalifah untuk mengetahu riwayat
raja-raja bangsa lain, sistem organisasi dan politiknya.
Gerakan filasafat yaitu gerakan ilmu dalam bidang mantiq, kimia, kedokteran .
Islam berkembang pesat, dan berhasil menaklukkan daerahdaerah lain, sain Islam terus berkembang.
Pengembangan sain Islam, tidak saja ilmu-ilmu yang membahas telaah agama, tapi juga berkembang pada
sain-sain modern. Perkembangan sain Islam diawali dengan penaklukkan daerah-daerah sekitar jazirah
Arab selama abad awal Islam . Kondisi ini membawa mereka kepada hubungan yang dekat dengan
peradaban besar dunia. Diantara daerah-daerah taklukan Islam terbentang dari Timur sampai Barat, antara
lain Yunani, Aleksanderia, Mesir, India, Cina dan Spanyol. Sebelum penulis menjelaskan penyebaran sain-
sain modern di kalangan muslim, penulis ingin menjelaskan lebih dahulu potensi-potensi daerah yang telah
dicapai sebelum ditaklukkan oleh kaum muslim. Ditinjau dari teori komposisi ilmu pengetahuan, warisan
kebudayaan Mesir Purba , India purba , Tiongkok , Persia , serta Yunani, semuanya itu belum disebut ilmu,
karena kebudayaan mereka hanya menghasilkan timbunan- timbunan pengetahuan yang berdasarkan
pengamatan, dan perenungan, tapi belum menghasilkan metode ilmiah yang sistimatis, seperti dalam teori
ilmu pengetahuan. Pengetahuan mereka masih bercampur baur dengan tahayul, kepercyaaan dan filsafat,
yang berpikir spekulatif. Mesir Purba telah menghasilkan limas yang hebat, dan sistem pengairan yang
baik serta ilmu perbintangan . Tapi ilmu bintang mereka masih tercampur aduk dengan ilmu peramalan .
Ahli-ahli pengetahuan mereka adalah pendeta-pendeta yang tak mengenal batas antara logika, tahayul dan
kepercayaan, yakni penyembahan terhadap tritunggal .Bagdad. Sedangkan penerjemahan ilmu Astronomi,
menurut Nasim Butt, karena Astronomi erat kaitannya dengan praktek ibadah dan teknik perhitungan
waktu shalat, dan saat penentuan jadwal puasa. Sedangkan penerjemahan ilmu matematika terhjadi sekitar
abad ke 4 H/10 Archimedes dan pengantar Aritmatika. Penerjemahan ilmu matematika tersebur dilakukan
karena ilmu ini berfungsi untuk menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari seperti perhitungan zakat,
dan warisan. Dalam keterangan yang lebih rinci, Nekosten mencoba merinci para penerjemah dan hasil
karyanya yang masih tersimpan di berbagai perpustakaan belahan dunia. Angka dalam kurung
menunjukkan jumlah buku terjemahan. Hulya al-Rum dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai