BAB I
LANDASAN PERKADERAN
Landasan perkaderan merupakan pijakan pokok yang dijadikan sebagai sumber inspirasi
dan motivasi dalam proses perkaderan HMI. Untuk melaksanakan perkaderan, HMI bertitik tolak
pada lima landasan, sebagai berikut :
a. Landasan Teologis
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang berasal dari nilai-nilai ke-
Tauhid-an yang terkandung di dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi. Karena sesungguhnya
ketauhidan manusia adalah fitrah (Q.S. Ar-Rum :30) yang diawali dengan perjanjian primordial
dalam bentuk persaksian kepada Allah sebagai Zat pencipta (Q.S. Al-A‟raf:172). Bentuk
pengakuan tersebut merupakan penggambaran penyerahan diri manusia kepada Zat yang mutlak.
Kesanggupan manusia menerima perjanjian primordial tersebut sejak peniupan ruh Allah ke dalam
jasadnya di alam rahim memiliki konsekuensi logis kepada manusia untuk
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia kepada Allah sebagai pemberi mandat
kehidupan.
Peniupan ruh Allah sekaligus menggambarkan refleksi sifat-sifat Allah kepada manusia.
Maka seluruh potensi ilahiyah secara ideal dimiliki oleh manusia. Prasyarat inilah yang
memungkinkan manusia menjadi khalifah di muka bumi. Seyogyanya tugas kekhalifahan manusia
di bumi berarti menyebarkan nilai-nilai ilahiyah dan sekaligus menginterpretasikan realitas sesuai
dengan perspektif ilahiyah tersebut. Namun, proses materialisasi manusia melalui jasad
menimbulkan konsekuensi baru dalam wujud reduksi nilai-nilai ilahiyah. Manusia yang hidup
tanpa kesadaran ruh ilahiyah hanya akan mengada (being) dalam kemapanan tanpa berupaya
menjadi (becoming) sempurna.
Manusia yang becoming adalah manusia yang mempunyai kesadaran akan aspek
transenden sebagai realitas tertinggi. Dalam hal ini konsepsi syahadat akan ditafsirkan sebagai
monotheisme radikal. Kalimat syahadat pertama berisi negasi yang meniadakan semua yang
berbentuk tuhan palsu. Kalimat kedua lalu menjadi afirmasi sekaligus penegasan atas Zat yang
maha tunggal yaitu Allah SWT. Dalam menjiwai konsepsi diatas maka perjuangan kernanusiaan
diarahkan untuk melawan segala sesuatu yang membelenggu manusia dari yang dituhankan
selain Allah. Itulah thogut dalam perspektif Al-Qur‟an.
Dalam menjalani fungsi kekhalifahannya maka internalisasi sifat Allah dalam diri manusia
harus menjadi sumber inspirasi. Dalam konteks ini, tauhid menjadi aspek progresif dalam
menyikapi persoalan mendasar manusia. Karena Allah adalah pemelihara kaum yang lemah
(rabbulmustadh‟afin) maka meneladani sifat Allah juga berarti harus berpihak kepada kaum
2|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
mustadh‟afin. Pemahaman ini akan mengarahkan pada pandangan bahwa ketauhidan adalah
nilai-nilai yang bersifat transformatif, membebaskan, berpihak dan bersifat revolusioner. Spirit
inilah yang harus menjadi paradigma dalam sistem perkaderan HMI.
b. Landasan Ideologis
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang berasal dari spirit Islam sebagai
ajaran yang menjadi landasan nilai transformatif yang secara sadar dipilih untuk memenuhi
kebutuhan dan menjawab persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Islam mengarahkan manusia
untuk mencapai tujuan dan 2ersuasi yang dicita-citakan. Untuk tujuan dan idealisme tersebut maka
umat Islam akan ikhlas berjuang dan berkorban demi keyakinannya. Ideologi Islam senantiasa
mengilhami, memimpin, mengorganisir perjuangan, perlawanan, dan pengorbanan yang luar biasa
untuk melawan semua status quo, belenggu dan penindasan terhadap umat manusia.
Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad telah memperkenalkan Islam sebagai ideologi
perjuangan dan mengubahnya menjadi keyakinan yang tinggi, serta memimpin rakyat melawan
kaum penindas. Nabi Muhammad lahir dan muncul dari tengah masyarakat kebanyakan yang oleh
Al-Qur‟an dijuluki sebagai “ummi”. Kata “ummi” yang disifatkan kepada Nabi Muhammad
menurut Ali Syari‟ati dalam karyanya Ideologi Kaum Intelektual, berarti bahwa beliau berasal dari
kelas rakyat. Kelas ini terdiri atas orang-orang awam yang buta huruf, para budak, anak yatim,
janda dan orang-orang miskin (mustadh‟afin) yang menderita, dan bukan berasal dari kalangan
borjuis dan elite penguasa. Dari kalangan inilah Muhammad memulai dakwahnya untuk
mewujudkan cita-cita Islam.
Cita-cita Islam adalah adanya transformasi terhadap ajaran dasar Islam tentang
persaudaraan universal (Universal Brotherhood), kesetaraan (Equality), keadilan sosial (Social
Justice), dan keadilan ekonomi (Economical Justice). Ini adalah cita-cita yang memiliki aspek
liberatif sehingga dalam usaha untuk mewujudkannya tentu membutuhkan keyakinan, tanggung
jawab, keterlibatan dan komitmen. Hal ini disebabkan sebuah ideologi menuntut penganutnya
bersikap setia (committed).
Dalam usaha untuk mewujudkan cita-cita Islam, pertama, persaudaraan universal dan
kesetaraan (equality), Islam telah menekankan kesatuan manusia (unity of mankind) yang
ditegaskan dalam Al-Qur‟an, “Hai manusia ! kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan.
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui. “ (Q.S. Al-Hujurat :13). Ayat ini secara jelas membantah sernua konsep
superioritas rasial, kesukuan, kebangsaan atau keluarga, dengan satu penegasan dan seruan akan
pentingnya keshalehan, baik keshalehan ritual maupun keshalehan sosial, sebagaimana Al-Qur‟an
3|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
menyatakan, “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi
saksi dengan keadilan. Janganlah karena kebencianmu kepada suatu kaum, sehingga kamu tidak
berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa dan takutlah kepada
Allah…” (QS. Al-Maidah : 8).
Kedua, Islam sangat menekankan kepada keadilan di semua aspek kehidupan. Dan
keadilan tersebut tidak akan tercipta tanpa membebaskan masyarakat lemah dan marjinal dari
penderitaan, serta memberi kesempatan kepada kaum mustadh‟afin untuk menjadi pemimpin.
Menurut Al-Qur‟an, mereka adalah pernimpin dan pewaris dunia. “Kami hendak memberikan
karunia kepada orang-orang tertindas di muka burni. Kami akan menjadikan mereka pemimpin
dan pewaris bumi” (QS. Al-Qashash: 5) “Dan kami wariskan kepada kaum yang tertindas seluruh
timur bumi dan baratnya yang kami berkati. “ (QS. Al-A‟raf : 37).
Di tengah-tengah suatu bangsa ketika orang-orang kaya hidup mewah di atas penderitaan
orang miskin, ketika budak-budak merintih dalam belenggu tuannya, ketika para penguasa
membunuh rakyat yang tak berdaya hanya untuk kesenangan, ketika para hakim mernihak kepada
pemilik kekayaan dan penguasa, ketika orang-orang kecil yang tidak berdosa dimasukkan ke
penjara maka Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan rabbulmustadh‟afin : “Mengapa kamu
tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas, baik laki-laki, perempuan
dan anak-anak yang berdo‟a, Tuhan kami ! Keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya
berbuat zalim, dan berilah kami perlindungan dan pertolongan dari sisi Engkau.” (QS. An-Nisa :
75). Dalam ayat ini menurut Asghar Ali Engineer dalam bukunya Islam dan Teologi Pembebasan,
Al-Qur‟an mengungkapkan teori kekerasan yang membebaskan yaitu “Perangilah mereka itu
hingga tidak ada fitnah.” (Q.S. Al-Anfal : 39) Al-Qur‟an dengan tegas mengutuk Zulm
(penindasan). Allah tidak menyukai kata-kata yang kasar kecuali oleh orang yang tertindas. “Allah
tidak menyukai perkataan yang kasar/jahat (memaki), kecuali bagi orang yang teraniaya….” (QS.
An-Nisa‟ : 148).
Ketika Al-Qur‟an sangat menekankan keadilan ekonomi berarti Al-Qur‟an seratus persen
menentang penumpukan dan penimbunan harta kekayaan. Al-Qur‟an sejauh mungkin
menganjurkan agar orang-orang kaya hartanya untuk anak yatim, janda-janda dan fakir miskin.
“Adakah engkau ketahui orang yang mendustakan agarna? Mereka itu adalah orang yang
menghardik anak yatim. Dan tidak menyuruh memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi
orang yang shalat, yang mereka itu lalai dari sholatnya, dan mereka itu riya, enggan memberikan
zakatnya. “ (QS. AI-Maun : 1-7).
Al-Qur‟an tidak menginginkan harta kekayaan itu hanya berputar di antara orang-orang
kaya saja. “Apa-apa (harta rampasan) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk
4|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
negeri (orang-orang kafir), maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, untuk karib kerabat Rasul,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang berjalan, supaya jangan harta itu beredar
antara orang-orang kaya saja diantara kamu … “(QS. Al Hasyr : 7). Al-Qur‟an juga
memperingatkan manusia agar tidak suka menghitung-hitung harta kekayaannya, karena hartanya
tidak akan memberikan kehidupan yang kekal. Orang yang suka menumpuk-numpuk dan
menghitung-hitung harta benar-benar akan dilemparkan ke dalam bencana yang mengerikan, yakni
api neraka yang menyala-nyala (QS. Al-Humazah :1-9). Kemudian juga pada Surat At-Taubah : 34,
Al-Qur‟an memberikan beberapa peringatan keras kepada mereka yang suka menimbun harta dan
mendapatkan hartanya dari hasil eksploitasi (riba) dan tidak membelanjakannya di jalan Allah.
Pada masa Rasulullah SAW banyak sekali orang yang terjerat dalam perangkap hutang
karena praktek riba. Al-Qur‟an dengan tegas melarang riba dan memperingatkan siapa saja yang
melakukannya akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya (Iihat, QS. Al-Baqarah: 275-279 dan
Ar-Rum : 39). Demikianlah Allah dan Rasul-Nya telah mewajibkan untuk melakukan perjuangan
membela kaum yang tertindas dan mereka (Allah dan Rasul-Nya) telah memposisikan diri sebagai
pembela para mustadh‟afin.
Dalam keseluruhan proses aktifitas manusia di dunia ini, Islam selalu mendorong manusia
untuk terus memperjuangkan harkat kemanusiaan, menghapuskan kejahatan, melawan penindasan
dan ekploitasi. AI-Qur‟an memberikan penegasan “Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan
bagi manusia supaya kamu menyuruh berbuat kebajikan (ma‟ruf) dan melarang berbuat kejahatan
(mungkar) serta beriman kepada Allah (QS. Ali-Imran : 110). Dalam rangka memperjuangkan
kebenaran ini, manusia memiliki kebebasan dalam mengartikulasikan Islam sesuai dengan konteks
lingkungannya agar tidak terjebak pada hal-hal yang bersifat mekanis dan dogmatis. Menjalankan
ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah berarti menggali makna dan
menangkap semangatnya dalam rangka menyelesaikan persoalan kehidupan yang serba kompleks
sesuai dengan kemampuannya.
Demikianlah cita-cita Islam yang senantiasa harus selalu diperjuangkan dan ditegakkan,
sehingga dapat mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil, demokratis, egaliter dan
berperadaban. Dalam memperjuangkan cita-cita tersebut manusia dituntut untuk selalu setia
(commited) terhadap ajaran Islam seraya memohon petunjuk Allah SWT, ikhlas, rela berkorban
sepanjang hidupnya dan senantiasa terlibat dalam setiap pembebasan kaum tertindas
(mustadh‟afin). ”Sesungguhnya sholatku, perjuanganku, hidup dan matiku, semata-mata hanya
untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada serikat bagi-Nya dan aku diperintah untuk itu, serta
aku termasuk orang yang pertama berserah diri. “ (QS. AI-An‟am : 162-163).
c. Landasan Konstitusi
5|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang berasal dari aturan-aturan
organisasi. Dalam rangka mewujudkan cita-cita perjuangan HMI di masa depan, HMI harus
mempertegas posisinya dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara demi melaksanakan
tanggung jawabnya bersama seluruh rakyat Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Dalam pasal tiga (3) tentang azas ditegaskan bahwa HMI
adalah organisasi berazaskan Islam dan bersumber kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Penegasan
pasal ini memberikan cerminan bahwa di dalam dinamikanya, HMI senantiasa mengemban tugas
dan tanggung jawab dengan semangat keislaman yang tidak mengesampingkan semangat
kebangsaan. Dalam dinamika tersebut, HMI sebagai organisasi kepemudaan menegaskan sifatnya
sebagai organisasi mahasiswa yang independen (Pasal 6 AD HMI), berstatus sebagai organisasi
mahasiswa (Pasal 7 AD HMI), memiliki fungsi sebagai organisasi kader (Pasal 8 AD HMI) serta
berperan sebagai organisasi perjuangan (Pasal 9 AD HMI).
Dalam rangka melaksanakan fungsi dan peranannya secara berkelanjutan yang berorientasi
5ersuasive maka HMI menetapkan tujuannya dalam pasal empat (4) AD HMI, yaitu terbinanya
5ersua akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Kualitas kader yang akan
dibentuk ini kemudian dirumuskan dalam tafsir tujuan HMI. Oleh karena itu, tugas pokok HMI
adalah perkaderan yang diarahkan kepada perwujudan kualitas 5ersua cita yakni dalam pribadi
yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan kerja-kerja kemanusiaan
sebagai amal saleh. Pembentukan kualitas dimaksud diaktualisasikan dalam fase-fase perkaderan
HMI, yakni fase rekruitmen kader yang berkualitas, fase pembentukan kader agar memiliki kualitas
pribadi Muslim, kualitas intelektual serta mampu melaksanakan kerja-kerja kemanusiaan secara
profesional dalam segala segi kehidupan, dan fase pengabdian kader, dimana sebagai output maka
kader HMI harus mampu berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
berjuang bersama-sama dalam mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur yang diridhoi
Allah SWT.
d. Landasan Historis
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi yang berasal dari fakta sejarah atau
historis, pendirian HMI pada tanggal 5 Februari 1947 tidak terlepas dari permasalahan bangsa yang
di dalamnya mencakup umat Islam sebagai satu kesatuan dinamis dari bangsa Indonesia yang
sedang mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkan. Kenyataan itu merupakan
motivasi kelahiran HMI sekaligus dituangkan dalam rumusan tujuan berdirinya, yaitu: pertama,
mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua,
menegakkan dan mengembangkan syiar ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa HMI bertanggung
6|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
jawab terhadap permasalahan bangsa dan negara republik Indonesia serta bertekad mewujudkan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan manusia secara total.
Makna rumusan tujuan itu akhirnya membentuk wawasan dan langkah perjuangan HMI ke
depan yang terintegrasi dalam dua aspek keislaman dan aspek kebangsaan. Aspek keislaman
tercermin melalui komitmen HMI untuk selalu mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam secara utuh
dalam kehidupan berbangsa sebagai pertanggungjawaban peran kekhalifahan manusia, sedangkan
aspek kebangsaan adalah komitmen HMI untuk senantiasa bersama-sama seluruh rakyat Indonesia
merealisasikan cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia demi terwujudnya cita-cita
masyarakat yang demokratis, berkeadilan dan berkeadaban. Dalam sejarah perjalanan HMI,
pelaksanaan komitmen keislaman dan kebangsaan merupakan garis perjuangan dan misi HMI yang
pada akhirnya akan membentuk kepribadian HMI dalam totalitas perjuangan bangsa Indonesia ke
depan.
Melihat komitmen HMI dalam wawasan sosiologis dan historis berdirinya pada tahun 1947
tersebut, yang juga telah dibuktikan dalam sejarah perkembangnnya, maka pada hakikatnya segala
bentuk pembinaan kader HMI harus pula tetap diarahkan dalam rangka pembentukan pribadi kader
yang sadar akan keberadaannya sebagai pribadi muslim, khalifah di muka bumi dan pada saat yang
sama kader tersebut harus menyadari pula keberadannya sebagai kader bangsa Indonesia yang
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita bangsa ke depan.
e. Landasan Sosio-Kultural
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang bersumber dari kenyataan Islam
yang masuk di kepulauan Nusantara telah berhasil, merubah kultur masyarakat terutama di daerah
sentral ekonomi dan politik menjadi kultur Islam. Keberhasilan Islam yang secara 6ersuasi telah
berhasil menguasai 6ersua seluruh kepulauan nusantara. Tentunya hal tersebut dikarenakan agama
Islam memiliki nilai-nilai universal yang tidak mengenal batas-batas sosio-kultural, geografis dan
etnis manusia. Sifat Islam ini termanifestasikan dalam cara penyebaran Islam oleh para pedagang
dan para wali dengan pendekatan sosio-kultural yang bersifat persuasif.
Masuknya Islam secara damai berhasil mendamaikan kultur Islam dengan kultur
masyarakat nusantara. Dalam proses sejarahnya, budaya sinkretisme penduduk pribumi ataupun
masyarakat, ekonomi dan politik yang didominasi oleh kultur tradisional, feodalisme, hinduisme
dan budhaisme mampu dijinakkan dengan pendekatan Islam kultural ini. Pada perkembangan
selanjutnya, Islam tumbuh seiring dengan karakter keindonesiaan dan secara tidak langsung telah
mempengaruhi kultur Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin modern.
Karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam, maka kultur Islam telah menjadi
realitas sekaligus memperoleh legitimasi social dari bangsa Indonesia yang pluralistik. Dengan
7|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
demikian wacana kebangsaan di seluruh aspek kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya
Indonesia meniscayakan transformasi total nilai-nilai universal Islam menuju cita-cita mewujudkan
peradaban Islam. Nilai-nilai Islam itu semakin mendapat tantangan ketika arus globalisasi telah
menyeret umat manusia kepada perilaku pragmatisme dan permissivisme di bidang ekonomi,
budaya dan politik. Sisi negatif dari globalisasi ini disebabkan oleh percepatan perkembangan sains
dan teknologi modern dan tidak diimbangi dengan nilai-nilai etika dan moral.
Konsekuensi dari realitas di atas adalah semakin kaburnya batas-batas bangsa sehingga
cenderung menghilangkan nilai-nilai kultural yang menjadi suatu ciri khas dari suatu negara yang
penuh dengan keragaman budaya. Di sisi lain, teknologi menghadirkan ketidakpastian psikologis
umat manusia sehingga menimbulkan kejenuhan manusia. Dari sini lah, nilai-nilai ideologi, moral
dan agama yang tadinya kering kerontang kembali menempati posisi kunci dalam ide dan konsepsi
komunitas global. Dua sisi ambiguitas globalisasi ini adalah tampilan dari sebuah dunia yang
penuh paradoks.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka Himpunan Mahasiswa Islam
sebagai bagian integral umat Islam dan bangsa Indonesia yaitu kader umat dan kader bangsa, sudah
semestinya menyiasati perkembangan dan kecenderungan global tersebut dalam bingkai
perkaderan HMI yang integralistik berdasarkan kepada perkembangan komitmen terhadap
nilai-nilai antropologis-sosiologis umat Islam dan bangsa Indonesia sebagai wujud dari
pernahaman HMI akan nilai-nilai kosmopolitanisme dan universalisme Islam.
8|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
BAB II
KODE ETIK PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PENDAHULUAN
Maha suci Allah yang telah menganugerahkan hamba-Nya kejernihan dan ketulusan hati
nurani terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya. Bahwa kode etik merupakan kaidah yang mengatur
sikap dan perilaku agar dapat bertindak secara baik dan benar, dapat menghindari dari hal-hal yang
dianggap buruk, yang penghayatan dan pengamalannya didasari oleh moralitas yang dalam. Karena
pada dasarnya setiap orang dengan segala harapan dan keinginannya cendrung mendambakan
„ketenangan dalam kelompok‟ serta merasa bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut, karena
dimana eksistensi dan misi yang dianggapnya mulia. Dengan demikian, maka kedudukan suatu
kode etik tersebut adalah sebagai tolak ukur kesetiaan anggota kelompok terhadap tata nilainya.
Pelaku-pelaku yang setia menekuni sikap dan tindakan seperti yang ditunjukan oleh kode
etik, mereka dikategorikan sebagai pengemban setia nilai-nilai kelompok yang diperjuangkannya,
dan pada saatnya mereka mendapat ganjaran yang terhormat dari anggota kelompoknya.
Sebaliknya, pelaku yang cenderung lalai dalam mengemban kode etik, pada saatnya akan
mendapatkan tekanan sosial dari kelompoknya yang menyadari dirinya untuk mengentalkan
kesetiaan pada tata nilai kelompok dengan jalan memberikan kepatuhan pada kode etik.
Demikian juga halnya pengelola latihan sebagai satu kelompok yang secara sadar terlibat
dalam proses pengelolaan pelatihan di HMI, perlu mendalami dan menaati kode etiknya yang
dirumuskan sebagai berikut :
BAGIAN I
SIKAP DAN PERILAKU
Pasal 1
Peran Keilmuan
Pengelola latihan memberikan perhatian tinggi pada kegiatan keilmuan, terutama pada materi yang
menjadi spesialisasinya dalam pelatihan, serta berusaha mencari relevansi penjelasan ilmu tersebut.
Pasal 2
Citra Kekaderan
Dalam forum manapun juga, pengelola latihan selalu menjaga nama baik kelompok/himpunan serta
mengembangkan citra kekaderan dengan tingkah laku simpatik.
Pasal 3
Peran Masyarakat
9|Modul Bastra Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
a. Pengelola pelatihan selalu berusaha menjadi satu dalam kegiatan masyarakat dilingkungannya,
serta berusaha memberikan andil agar kegiatan yang berlangsung tersebut berjalan secara lebih
bermakna bagi kemanusiaan dan berlandaskan Islam.
b. Berusaha menetralisir gambaran yang keliru tentang Islam maupun misi HMI pada kalangan
masyarakat yang mengalami salah pengertian.
Pasal 4
Membina Anggota
Pengelola pelatihan selalu berusaha mengikuti perkembangan kegoatan anggota dan ikut serta
dalam usaha meningkatkan kualitas anggota tersebut.
Pasal 5
Pengurus Struktur Kepemimpinan
a. Membagi waktu sebaik-baiknya agar tidak hanya “hanyut” dalam kegiatan rutin operasionalisasi
program, dengan selalu berprestasi pada perumusan dan evaluasi langkah strategis perkaderan.
b. Tugas dan tanggung jawab pada jabatan pada pengurus struktur kepemimpinan disinergikan
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kelompok pengelola latihan.
Pasal 6
Aktifitas Kampus
1. Pengelola pelatihan pada periode tertentu mengkhususkan diri pada kesibukan kampus/intra
universitas, tetap selalu menjaga dan memelihara komunikasi serta terlibat secara adil dengan
langkah pengelolaan pelatihan.
2. Secara periodik pengelola pelatihan menunjukan prestasi di luar forum kemahasiswaan,
misalnya dunia kemahasiswaan, keilmuan seperti penulisan paper dan sebagainya.
BAGIAN II
PADA SAAT MENJADI PEMANDU
Pasal 8
Terhadap diri Sendiri
a. Pemandu putra : pakaian rapi, baju dengan krah, lengkap dengan sabuk dan sepatu, serta
menggunakan emblem kecil di dada dan muts.
b. Pemandu putri : pakaian sopan dengan mode yang menutup lutut dan lengan secara tidak ketat,
memakai sepatu dan perhiasan seperlunya.
c. Sedapat mungkin full time di arena pelatihan atau hanya meninggalkan arena apabila ada
keperluan sangat penting.
d. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta Al-Qur‟an daan
terjemahannya.
10 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
e. Pada saat pelatihan berlangsung, apabila „teman spesial‟ sedang berada di arena pelatihan
hendaklah tetap bertingkah laku wajar untuk tidak menimbulkan citra yang mengganggu sosialisasi
nilai.
Pasal 9
Sebagai Team Pemandu
a. Tim pemandu menjaga kerahaasiaan penilaian terhadap peserta pelatihan selama pelatihan
berlangsung dan mengumumkan pada akhir pelatihan setelah melakukan perhitungan prestasi
secara teliti.
b. Mengadakan pembagian tugas yang seimbang pada setiap sesi bagi setiap pemandu.
c. Memimpin studi Al-Qur‟an (ba‟da magrib) bagi peserta pelatihan secara khusus menurut tingkat
kemampuannya.
d. Memilih ayat-ayat Al-Qur‟an untuk dibacakan pada acara pembukaan sesuai konteks langsung
dengan materi acara.
e. Mengambil alih tanggung jawab mengisi materi, apabila pemateri yang bertugas betul-betul
berhalangan, sedangkan waktu untuk mencari penggantinya sudah tidak memungkinkan.
f. Pada saat selesai pelatihan lansung menyelesaikan laporan pelatihan secar rapi dan lengkap untuk
dijilid.
Pasal 10
Terhadap Pemateri
a. Pemandu menyampaikan perkembangan pelatihan pada pemateri yang akan memberikan materi,
kamudian mempersilahkan mengisi materi apabila waktunya sudah tiba.
b. Selama pemateri berada di arena pelatihan maupun didalam forum pelatihan, agar pemandu
mengesankan sikap ukhuwah islamiyah terhadap pemateri.
c. Memanfaatkan waktu yang tersedia untuk berdiskusi (informal) dengan pemateri, baik segala
sesuatu yang berkaitan dengan perkaderan maupun topik umum yang aktual.
d. Pada sesi berikutnya, pemandu dapat memantapkan materi yang disampaikan terdahulu tanpa
keluar dari pola yang sudah ada.
Pasal 11
Terhadap Paserta Pelatihan
a. Pemandu menunjukan rasa penghargaan dan persaudaraan terhadap peserta pelatihan, misalnya
mulai pada penyebutan nama yang benar, memperhatikan asal-usul, bersabar mengikuti jalan
pikirannya, memahami latar belakangnya dan seterusnya.
b. Pemandu tidak menunjukan sikap atau tindakan yang membawa kesan pilih kasih.
c. Pemandu tidak menunjukkan senyum atau rasa geli yang wajar dalam menyaksikan tindakan
11 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
Terhadap Masyarakat
a. Pemandu bertanggung jawab memlihara nama baik HMI pada masyarakat sekitar.
b. Pemandu mengatur kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat sekitar sesuai kebutuhan
masyarakat yang mungkin ditangani.
BAGIAN III
PADA SAAT MENJADI PEMATERI
Pasal 16
Terhadap Diri Sendiri
a. Pemateri pada saat dihubungi panitia segera memberikepastian kesediaan atau tidak.
b. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta Al-Qur‟an dan
terjemahannya.
c. Menyesuaikan pakaian pemandu.
d. Mengisi riwayat hidup sebelum masuk lokasi pelatihan.
Pasal 17
Terhadap Peserta Pelatihan
a. Pemateri memberikan kesempatan yang merata dan adil kepada peserta pelatihan untuk bicara,
serta menghargai pendapat peserta dan membimbing merumuskan pendapat mereka.
b. Pada saat peserta pelatihan berbicara hendaknya pemateri memberikan perhatian sunguh-
sungguh.
c. Peserta pelatihan yang konsentrasinya terganggu atau tertidur dan semacamnya hendaknya
ditegur.
d. Peserta pelatihan yang masih berminat berbincang diluar lokasi, hendaknya dilayani selama
kondisi memungkinkan.
Pasal 18
Terhadap Sesama Pemateri
a. Diusahakan sebelum mengisi materi, berdialog dengan rekan pemateri yang mengasuh materi
sejenis dan yang berkaitan.
b. Saling mengisi dengan materi yang disampaikan.
Pasal 19
Terhadap Team Pemandu
a. Memberikan informasi dan membantu memberikan pertimbangan kepada pemandu apabila
diperlukan atau bila terjadi kekurangsiapan dari pemandu, agar pelatihan berlangsung mencapai
target.
b. Membuat penilaian tertulis kepada BPL tentang kondisi pemandu, sebagai bahan perbandingan
13 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan Pengembangan)
BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Padang
evaluasi.
BAGIAN IV
SANKSI
Pasal 20
Pelanggaran terhadap kode etik pengelola pelatihan akan dikenakan sanksi, dari sanksi paling
ringan (teguran lisan) sampai dengan yang paling berat (dikeluarkan dari BPL).
BAGIAN V
PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam kode etik ini, akan disesuaikan dengan pedoman BPL dan aturan
operasional lainnya.
14 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BAB III
PEDOMAN DASAR
A. PEDOMAN DASAR INSTRUKTUR PERDANA
1. Pemahaman Umum
Latihan kader I (Basic Training) di HMI memiliki proses yang panjang dan
penuh perhitungan. Melaksanakan kegiatan diawali dengan skema yang matang dan
terukur. Hal ini diperlukan agar tujuan dari LK I bisa tercapai sesuai dengan
harapan panitia penyelanggara, pengelola dan HMI secara umum. Secara
sederhana, proses LK I diawali dengan persiapan panitia pelaksana untuk
melaksanakan kegiatan ini, kemudian panitia meminta kesediaan pengurus BPL
HMI Cabang untuk bersedia mengelola LK I dan membentuk tim pengelola mulai
dari Master Of Training (MOT) sampai instruktur yang akan bertugas.
Kesepakatan awal dimulai sejak dilakukan MoU antara panitia pelaksana
Dengan pengurus BPL (MOT/ Pengelola). MoU berisikan kesepakatan dari kedua
belah pihak. Kesepakatan ini harus dilaksanakan dengan baik dan hal ini
merupakan kekuatan hukum dalam menjalankan kegiatan LK I. Apa pun yang
menjadi kesepakatan tidak dibenarkan untuk melanggarnya terlebih
mengabaikannya. MoU dilakukan minimal satu minggu sebelum LK I berlangsung,
hal ini dikarenakan agar pengelola dan panitia dapat mempersiapkan segala
keperluan LK I dari awal sampai akhir dengan matang.
Setelah selesai penandatangan kesepahaman bersama (MoU), pengelola
secara hukum telah menjalankan proses LK I. Oleh karena itu pasca
penandatanganan MoU pengelola melaksakan rapat pengelola diawali dengan
perkenalan antar pengelola. Hal ini diperlukan untuk memperkuat silaturahmi dan
mengikat emosional pengelola, karna pada prinsipnya pengelola akan menjadi
sebuah tim yang solid untuk menyelesaiakan amanah HMI (perkaderan formal).
Kemudian, setelah pengelola menjadi sebuah tim, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan rapat kerangka training dan kemudian dilanjutkan dengan metode
screning yang akan digunakan selama LK I berlangsung. Untuk hal teknis terkait
kerangka training dan screning akan dibahas pada pedoman dasar instruktur penuh.
15 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
mengakui bahwa Tuhan itu adalah Allah SWT, maka tidak ada alasan apapun
untuk melanggar perintah-Nya dan akan mengerjakan apa yang menjadi
kewajiban manusia. Bagian kecil dari perintah Allah SWT adalah
menyebarkan agama Allah SWT (Islam) kepada seluruh umat manusia
dimuka bumi. Islam mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan
bermasyarakat seperti menjalin ukhuwah Islamiah, ingat mengingatkan dalam
kebaikan dan kesabaran dan membantu orang yang kesusahan.
Perintah ini yang melandasi instruktur untuk menyampaikan ajaran
Allah SWT kepada peserta LK I selama prosesi training. Oleh karena itu,
sebelum instruktur menyampaikan risalah kebenaran ini harusnya telah
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika manusia mengajarkan sesuatu
sedangkan dia tidak mengerjakannya maka tidak ubahnya seperti rumah
mewah tetapi tidak berpenghuni.
Hal ini harus disadari oleh seluruh pengelola, nilai-nilai kebaikan
Allah SWT yang disampaikan kepada peserta, bukan soal kehebatan ilmu,
kehebatan bahan bacaan dan ingin menjadi Master of Training dalam
mengelola LK I HMI. Ada hal yang jauh lebih mulia yang dilakukan oleh
instruktur yaitu membumikan ajaran Allah SWT kepada seluruh umat manusia
terutama umat islam.
b. Landasan Ideologis
“Islam adalah ajaran yang hak lagi sempurna”, kalimat ini dijadikan
sebagai prinsip manusia dalam menjalankan kehidupan di muka bumi.
Kebenaran islam bisa diperlihatkan dengan penciptaan bumi beserta isinya,
kebenaran-kebenaran Al-Qur‟an yang terus terungkap membawa arah berfikir
manusia yang mengatakan bahwa islam adalah ajaran yang benar.
Kesempurnaan islam telah dijamin oleh Allah SWT untuk keberlangsungan
hidup manusia. Sebagai sebuah ajaran, islam membawa berkah bukan hanya
kepada umat islam, tetapi juga berdampak baik kepada kaum kafir.
Cara berfikir seperti ini yang ditularkan oleh instruktur kepada peserta
LK I, melakukan diskusi, silang pendapat dan lain sebagainya adalah sebuah
metode untuk membuktikan bahwa islam adalah ajaran yang hak lagi
17 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
sempurna. Sebelum bisa menularkan ide ini kepada peserta tentunya instruktur
harus memahami apa yang dimaksud dengan islam sebagai sebuah ajaran dan
islam adalah rahmatan lil „alamin.
c. Landasan Historis
Kemerdekaan Indonesia harus di pertahankan dan diisi dengan kader
potensial”, kalimat ini dijadikan motifasi instruktur dalam membentuk
karakter peserta LK I dengan memberikan pemahaman tentang perjuangan
bangsa dan menjadi motor perubahan untuk mencapai cita-cita negara.
Indonesia memerdekakan diri pada tahun 1945, sejak saat itu dan
sampai sekarang indonesia bebas dari jajahan fisik oleh negara adi kuasa.
Namun secara keilmuan dan budaya hari ini Indonseia masih terjajah dan
mungkin lebih berbahaya dari penjajahan fisik. Sejarah perjuangan pahlawan
yang mengorbankan jiwa dan hartanya untuk Indonesia harus dibayar mahal
dengan cara mempertahankan apa yang telah didapat dan mengisinya dengan
calon pemimpin masa depan yang mampu mencapai cita-cita negara
Indonesia.
Dalam Islam, Allah SWT tidak melarang umatnya untuk berjuang
mempertahankan kemerdekaan negaranya selagi cara yang digunakan tidak
bertentangan dengan aturan Allah SWT. Memerdekakan kaum tertindas
adalah sebuah keharusan bagi umat Islam dimuka bumi, oleh karena itu
perjuangan yang dilakukan adalah dengan mempertahankan kemerdekaan dan
mengisinya dengan perjuangan yang berlandaskan kepada nilai-nilai
keislaman.
Pemahaman ini harusnya dimiliki oleh instruktur yang kemudian akan
disampaikan kepada peserta, melalui wadah training selama beberapa hari.
Instruktur harus mampu menularkan nilai-nilai islam dalam memperjuangkan
bangsa ini.
d. Landasan Konstitusional
“perkaderan adalah amanah organisasi HMI”, sebagai sebuah
organisasi kader HMI melakukan proses kaderisasi untuk anggotanya.
Kaderisasi yang ada di HMI ada dua bentuk, yang pertama adalah perkaderan
18 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Dari lima hal diatas, instruktur bisa memahami mengapa setiap kader HMI
yang ikut mengelola. Bukan karna faktor eksistensi, politis dan lain sebagainya.
Menjadi seorang instruktur adalah bentuk pengabdian diri kepada Allah SWT,
Bangsa dan Organisasi kita HMI.
Persoalan kode etik instruktur, dipahami sebagai sebuah rambu-rambu dalam
menjalankan interaksi selama LK I berlangsung, didalam proses tersebut tim
pengelolaan dibagi menjadi beberapa tingkatan mulai dari instruktur perdana,
magang dan penuh, kemudian tim master terdiri dari Wakil Master of Training II,
Wakil Master of Training I dan Master of Training. Setiap tingkatan ini memiliki
peran masing-masing, kekuasaan penuh dipegang oleh Master of Training dalam
pengambilan kebijakan. Penghargaan terhadap status ini sangat diperlukan dalam
sebuah tim, oleh karena itu penghargaan tersebut diaplikasikan dalam bentuk kode
etik.
3. Administrasi LK I HMI Cabang Padang
Administrasi LK I secara sederhana adalah kertas yang ditulis dengan bentuk
apapun yang ditempel dan diletakan kedalam map dan nantinya akan dibundel
setelah selesai proses LK dan menjadi arsip bagi pengurus BPL dan Komisariat.
Administrasi diperlukan sebagai alat bantu pengelola dalam menganalisa
perkembangan peserta LK dan instruktur yang sedang bertugas. Hal ini menjadi
sangat penting karna akan dijadikan sebagai data dalam menganalisa perkembangan
peserta LK dan strategi apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sekecil apapun
administrasi selama LK memiliki kegunaan yang sangat penting dalam proses
analisa. Jangan pernah meremehkan administrasi yang ada didalam ruang
pengelolaan.
Selama training berlangsung, ada banyak bentuk administrasi. Sebagai
instruktur perdana harus mampu mangetahui apa saja administrasi, fungsinya dan
bagaimana cara mengisi administrasi tersebut. Hal ini adalah modal dasar yang harus
dikuasi oleh instruktur perdana dalam proses LK I. Berikut beberapa administrasi
yang ada selama proses LK I HMI Cabang Padang:
a. Absensi Peserta
Absensi peserta adalah sebuah format yang terdiri dari Nomor, Nama,
20 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Teaching Plan adalah sebuah format yang berisi kerangka materi yang
akan disampaikan kepada peserta diruangan training. Untuk format lihat di
lampiran.
Teaching plan diperlukan untuk merancang kerangka materi dan dijadikan sebagai
kerangka bersama oleh tim instruktur diruangan training. Dalam penyampaian
materi diperlukan kesepahaman bersama terkait alur materi yg akan
disampaikan selama penyampaian materi. Jika hal ini tidak dilakukan maka
ditakutkan materi yang disajikan tidak tuntas. Pengisian teaching plan ini
dilakukan sebelum masuk keruangan training, lebih baik dirancang sebelum
choacing materi.
g. Berita Acara
Berita acara adalah format yang menggambarkan kondisi ruangan
training (peserta dan materi). Berita acara pada prinsipnya adalah laporan
tertulis dari pelaksanaan penyampaian materi LK I. Kegunaannya adalah
untuk melihat bagaimana kondisi peserta dan materi apa yang disampaikan
oleh instruktur didalam. Pengisian format ini dilakukan didalam ruangan
training, sehingga data yang ditulis lebih akurat karena hal ini menjadi
pertimbangan tim master untuk menganalisa.
h. Kartu Kontrol Afektif, Kognitif dan Psikomotorik
Kartu kontrol AKP adalah sebuah format yang berisikan tentang sikap
(afektif), wawasan keilmuan/kecerdasan (Kognitif), dan kemampuan
menganalisa (Psikomotorik). Kartu kontrol ini berguna untuk melihat tindakan
yang dilakukan peserta selama penyampaian materi dan pembicaraan apa yang
dilakukan oleh peserta. Pengisian ini dilakukan ketika materi berlangsung,
bukan didalam ruangan pengelola. Kartu Kontrol AKP ini berguna sebagai
bahan pertimbangan bagi tim master untuk melihat kondisi peserta.
i. Evaluasi Persesi
Evaluasi persesi adalah format penilaian peserta terhadap instruktur
yang memberikan materi. Format ini diisi didalam ruangan training diakhir
materi. Penilaian ini diperlukan sebagai bahan evaluasi instruktur dalam
penyampaian materi. Hal ini juga dibutuhkan tim master untuk melihat
22 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Secara umum piranti ini yang sering digunakan oleh pengelola dalam prosesi
LK I. Yang harus dipahami setiap MoT memiliki pola yang berbeda oleh sebab itu
hal ini hanya bagian kecil dalam sebuah pola pengelolaan LK I HMI Cabang Padang
khususnya.
Hal paling mendasar yang harus diingat oleh instruktur adalah meluruskan
niat mengelola semata-mata mengacu kepada pedoman perkaderan HMI dan hanya
mengaharapkan Ridho Allah SWT dalam membentuk karakter pribadi. Yang
mengikuti tarining bukan hanya peserta tetapi juga pengelola termasuk MoT sendiri.
Semoga hal ini bermanfaat bagi seluruh instruktur perdana yang baru mengenal
pengelolaan LK I HMI.
26 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
suasana akademis (diskusi). Dua pekerjaan ini terkesan mudah namun dalam
prakteknya akan mengalami beberapa kendala seperti pemahaman psikologi
yang masih kurang dan pribadi instruktur tidak suka berdiskusi.
Untuk menjawab hal itu, dalam pedoman ini akan membahas beberapa
hal tentang psikologi selama LK I dalam upaya merubah sikap peserta dan
mendorong peserta menjadi insan akademis seperti yang diamanahkan oleh
organisasi HMI.
2. Pemahaman Khusus
Seorang instruktur magang harus memiliki kemampuan untuk membaca
kondisi psikologi melalui piranti yang ada selama training berlangsung. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah instruktur dalam mengetahui latar belakang
masalah yang sedang dihadapi dan bagaimana cara memberikan motivasi
terhadap peserta.
Proses identifikasi adalah hal pertama yang dilakukan oleh instruktur
dengan membaca biodata peserta dan piranti kecendrungan peserta, kemudian
ditambah dengan piranti-piranti lain seperti Baum tes, pemilihan jalan ke hutan,
dan piranti lain hasil dari pengambilan data oleh Wamot II dalam ruangan
training.
Beberapa piranti yang ada selama training dan cara membacanya bisa
dijelaskan sebagai berikut:
a. Piranti Psikologi Umum
Berisikan tentang biodata peserta yang terdiri dari:
Jenis kelamin
Menunjukkan bahwa dominasi perempuan atau laki-laki dalam
ruangan training, biasanya jika laki-laki lebih sedikit kondisi forum
akan relatif stabil dan tenang, namun jika laki-laki lebih banyak
maka eksistensi diri bagi seorang lelaki akan diperlihatkan
Asal kampus
Asal kampus akan memperlihatkan ego gengsi kampus
masing-masing, perguruan tinggi negeri relatif akan berlagak pintar
dan perguruan tinggi negeri biasanya akan terlihat minder.
28 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Asal fakultas
Fakultas juga membawa ego tinggi dalam berdiskusi, bagi
peserta yang berasal dari fakultas agama diasumsikan mereka paham
dengan agama, dan yang memiliki latar belakang sosial maka akan
banyak berbicara soal masyarakat dan realita kehidupan.
Asal Kampung
Asal kampung menentukan kepribadian. Contohnya daerah
Pasaman akan terkenal dengan kerasnya, agam dengan
ketenangannya, padang dengan ego anak kotanya, dan beberapa
tempat lain yang tercermin dari interaksi masyarakatnya.
Cita-cita
Cita-cita menggambarkan tujuan yang ingin dicapai oleh
peserta, jika cita-citanya menjadi pejabat maka relasi yang dia
butuhkan, jika menjadi dosen maka keilmuan yang dia butuhkan,
jika menjadi pengusaha maka konseptual dan kemampuan bernego
yang dibutuhkan.
Hobi
Hobi menunjukkan kegemaran yang sering dilakukan,
contohnya hobi olah raga biasanya memiliki karakter dan fisik yang
kuat, hobi membaca biasanya memiliki daya analisa yang tajam,
hobi jalan-jalan biasanya suka keramaian dan mudah bosan dalam
kondisi serius.
Pekerjaan orang tua
Pekerjaan orang tua menjadikan peserta biasanya minder
dalam hal keuangan, jika pekerjaan orang tuanya adalah petani maka
kesederhanaan yang ada dalam dirinya, jika PNS/pengusaha maka
kemewahan dan hidup manja sering terlihat dalam tingkah laku
peserta, polisi/tentara akan memperlihatkan prinsip hidup yang keras
dan cenderung disiplin.
Golongan darah
A: Terorganisir, tipe pekerja sama, perfeksionis.
29 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Gunung
Gunung menunjukkan optimisme seseorang. Jika gunung
digambarkan bentuk kerucut maka memiliki fokus yang tinggi
dalam berjuang. Dan jika landai maka suka menunda-nunda
pekerjaan.
Burung
Burung melambangkan kebebasan. Yang menggambar burung
artinya hidupnya tidak bebas, kemungkinan dari orang tua atau
pacar. Cenderung ingin mencari kebebasan dalam hidup.
Sungai
Sungai melambangkan ketenangan hidup. Cenderung butuh waktu
lama untuk sendiri dan berfikir dalam kondisi tenang.
Posisi gambar
Posisi gambar menunjukkan cara berfikir. Yang menggambar
tegak menunjukkan cara pandang yang penuh sempit dan
egois. Yang menggambar horizontal pada kerta menunjukkan
pandangan yang luas dan tidak sempit. Jika gambar diberikan
bingkai menunjukkan keteraturan dan individualistik. Jika
gambar melewati kertas menunjukkan tidak bisa berfikir
mendalam.
e. Piranti Memilih Jalan
Ada tiga pilihan jalan:
Polisi: menunjukkan berfikir rasional, pragmatis dan suka
bermain dalam wilayah aman
Hutan : menunjukkan jiwa petualang, suka hal baru, suka
tantangan.
Musuh : berfikir pendek, egois tinggi, emosi masih labil.
f. Piranti Memilih Tindakan
Air Mendidih : menunjukkan kehati-hatian, takut kehilangan
materi, cenderung pragmatis.
33 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Beberapa piranti diatas bisa digunakan sebagai alat analisis terhadap kondisi
psikologi peserta. Yang harus diingat adalah piranti hanya bersifat kecenderungan
yang artinya bisa terjadi dan juga tidak. Ketika beberapa piranti menunjukkan hal
yang sama maka bisa diasumsikan benar dan jika tidak cocok mungkin ada yang
salah dalam proses pengisian dan pembuatan piranti oleh peserta.
Untuk mengetahui secara pasti langkah terbaik adalah dengan bertanya
langsung. Namun pengelola hanya memiliki waktu yang singkat jika harus bertanya
kepada peserta apa yang terjadi pada dirinya dan piranti ini adalah salah satu solusi
untuk mengetahui masalah peserta.
Jika hal ini telah diketahui oleh instruktur, maka proses identifikasi bisa
dilakukan dengan mudah. Untuk bisa memotifasi seseorang minimal instruktur
memahami latar belakang peserta dan hal apa yang diinginkan oleh peserta tersebut.
Untuk bagaimana cara memotivasi peserta silahkan berdiskusi dengan tim master
dalam hal ini adalah Wamot II.
Pengetahuan dasar ini harus diketahui oleh instruktur magang agar mudah
dalam memberikan motifasi dan mengarahkan peserta menjadi pribadi muslim yang
memiliki intelektual tinggi. Harus dipahami setiap pengelolaan memiliki piranti yang
berbeda-beda. Namun secara umum hal diatas adalah piranti yang sering digunakan
dalam pengelolaan LK I HMI Cabang Padang.
minat peserta untuk melakukan diskusi agar daya analitis dan kristis terasah
dengan baik melalui proses LK I.
Sebelum menjadi mediator dalam berdiskusi tentunya seorang instruktur
harus terlebih dahulu memahami sebuah materi yang didiskusikan dan telah
matang sebelum menyampaikannya kepada peserta. Jika seorang instruktur tidak
memahami materi yang disampaikan bagaimana daya kristis dan analisa akan
timbul dari peserta. Hal pertama yang harus dikuasai oleh instruktur penuh
adalah bagaimana memahami beberapa materi yang disampaikan kepada peserta.
Materi yang biasanya disampaikan dalam LK I adalah 5 materi wajib
(Sejarah, Konstitusi, Mission, NDP, dan KMO) kemudian ditambah dengan
materi pengayaan (Filsafat Ilmu, MSKP, Public Speaking, Teknik sidang dan
lain sebagainya). Minimal materi ini yang harus dikuasai oleh instruktur penuh.
Setiap materi ini memiliki sub bahasan dan yang terpenting memiliki nilai
didalamnya.
Secara sederhana, seorang instruktur penuh harus menyampaikan
berbagai macam sub bahasan beserta nilai yang terkandung didalamnya. Yang
terpenting adalah peserta memahami materi secara sederhana dan kondisi forum
dipenuhi dengan suasana diskusi.
2. Pemahaman Khusus
36 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BAB IV
BUKU SAKU INSTRUKTUR
PERINGATAN
Sebaiknya jangan membaca buku ini, jika kita :
➢ Tidak menikmati kerjasama dengan orang lain
➢ Tidak memiliki waktu untuk bersama mereka
➢ Tidak mau memberi
Karena fasilitator yang baik adalah orang yang mau mengerti orang lain, kita tidak
bisa mengontrol orang lain, tetapi kita bisa mempengaruhinya !
Saling memberi akan membawa kita pada kegairahan. Kita tidak perlu membuat sesuatu
yang berbeda, tetapi buatlah sesuatu dengan cara yang beda.
SEBUAH PERTANYAAN
Apakah perbedaan dari organisasi kader dan organisasi massa ?
Terlepas dari kesamaan bahwa mereka memiliki anggota yang terdiri dari
orang-orang yang memiliki kualitas tinggi (misalnya), organisasi massa hanya
tempat berkumpul orang-orang yang memiliki tujuan sama, berbeda dengan
organisasi kader :
DEFINISI
“Cadre is a small group of people who are specially chosen and trained for a
particular purpose, or “cadre is a member of this kind of group; they were to
become the cadres of the new community party “ (AS. Hornby)
“Sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi
tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar”
TUJUAN
Perkaderan HMI bertujuan untuk :
TANPA PERKADERAN
40 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
LANDASAN
Inti Landasan perkaderan HMI secara umum ialah :
▪ Landasan Teologis
Membawa kita untuk mengekspresikan diri sebagai manifestasi Tuhan di muka
bumi, bahasa gaulnya adalah menjadikan Al-Qur‟an sebagai imam.
▪ Landasan Ideologis
Mengingatkan kita bahwa tujuan akhir kita adalah mengabdi pada Allah SWT,
sehingga ruh Islam harus menjadi penggerak dalam setiap aspek kehidupan.
▪ Landasan Konstitusi
Setiap tarikan nafas HMI adalah perjuangan, dan nuansa saling memberi, yang
dalam bahasa sunda “Saling Asah, Saling Asih, Saling Asuh”
▪ Landasan Historis
Kesadaran atas komitmen keumatan dan komitmen kebangsaan
▪ Landasan Sosio-Kultural
Kesadaran atas adanya kearifan lokal, sains adalah budaya dan tidak ready for use
41 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
ASPEK
Dalam perkaderan HMI ada beberapa aspek yang menjadi fokus perhatian, yaitu :
POLA
Perkaderan HMI memiliki pola dasar yang sistematis, ini baru bisa menunjukan hasil,
jika dan hanya jika dilakukan secara konsisten.
PELATIHAN/TRAINING
TRAINING FORMAL
PELATIHAN/TRAINING
TRAINING NON-FORMAL
MATERI TRAINING
Latihan Kader I
☼ Sejarah Perjuangan HMI
☼ Konstitusi HMI
☼ Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
☼ Misi HMI
☼ Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi (KMO) - dasar
Latihan Kader II
☼ Pendalaman NDP HMI
☼ Pendalaman Misi HMI
☼ KMO – lanjut
☼ Teori Perubahan Sosial
☼ Ideologi, Politik, Organisasi, Strategi, dan Taktik.
CATATAN
SEBUAH PENGERTIAN
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
Pendidikan bukan
membuat
manusia menjadi
robot-robot hayati. Oh….
Nasib…. Kalo Tangan kirinya lurus……!!!
Tolol banget sih lo.…..!!! Mana
Pendidikan yang lagi belajar…
baik adalah ada boneka salju tangannya
pembelajaran. miring ….!
Pendidikan adalah
kesadaran.
48 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BELAJAR
Belajar adalah mencari tahu apa yang ingin diketahui.
Masa sich
Kayaknya sih gambar Gambar apaan ?
yang lagi gituan nih Ih...... itunya gede banget
METODE PENDIDIKAN
PEDAGOGI ANDRAGOGI
PENERAPAN PENGUNGKAPAN
KESIMPULAN ANALISIS
Belajar adalah proses yang berlangsung terus menerus, jika tidak ada
perubahan maka pada dasarnya kita tidak belajar.
51 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
❖ Keterbatasan informasi
❖ Ambiguitas
❖ Rasionalitas yang terbatas
❖ Peta kognitif yang cacat
❖ Jebakan pola pemahaman
❖ Rutinitas
❖ Kegagalan implementasi
Hambatan itu harus dieliminasi, walaupun tidak mungkin untuk hilang, itulah
kenapa kita belajar.
CATATAN
54 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
SEBUAH PERTANYAAN
Apakah kesamaan antara para petenis, pegolf, dan atlet kelas dunia ?
Terlepas dari kesuksesan dan kekayaan mereka yang besar, mereka masing-masing
memiliki seorang pelatih. Mengapa begitu ? Sang pelatih ada untuk membantu :
☼ Membangun kesuksesan mereka
☼ Menekankan setiap detail yang dapat mempertajam keahlian dan teknik bermain
mereka
☼ Merencanakan strategi untuk menghadapi pertandingan-pertandingan penting
☼ Tetap menjadi yang terbaik di dunia yang penuh persaingan
Sebuah tim juga dapat memiliki pelatih-pelatih, yaitu orang-orang yang ahli yang
dapat membantu kelompok atau pemain tertentu. Para pelatih juga dapat ditemui
dalam kelompok drama, pidato, atau musik; membantu orang melalui perubahan
sekaligus juga mengembangkan karir.
56 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
DEFINISI
Definisi seorang pelatih mencakup : “suatu alat transportasi – sebuah kendaraan
bermotor
besar yang membawa para penumpang dari suatu
tempat ke tempat lain”
Lagi ngapain
tuch….Ko “seseorang yang terlatih dalam kegiatan olah raga tertentu,
k itunya memberi pelajaran khusus kepada orang lain untuk
dijilat- mempersiapkan mereka misalnya untuk sebuah ujian”
jilat, enak
ya ?
57 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Dalam konteks perkaderan, pelatihan berarti penciptaan suatu lingkungan dimana anggota
dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan prilaku
yang spesifik dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pada dasarnya tujuan pelatihan akan membawa ke arah yang lebih baik.
58 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Seorang pelatih menolong orang melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada yang sudah
mereka lakukan, dan membangun keahlian dan kepercayaan diri mereka dalam kurun waktu
tertentu. Hasilnya jarang dipetik hanya dalam waktu semalam.
“Kita tidak dapat mengajarkan apa pun pada seseorang, kita hanya bisa
menolongnya untuk menemukan bagi dirinya sendiri”
59 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MANFAAT
MANFAAT
MANFAAT PELATIHAN BAGI TIM DAN PELATIH
Sebuah tim mendapat manfaat karena :
Memahami tujuan-tujuan yang harus dicapainya
Memfokuskan orang ke arah yang benar
Meningkatkan taraf keahlian para anggota tim
MANFAAT
MANFAAT PELATIHAN BAGI ORGANISASI
Pada kenyataannya, dalam situasi apa pun, ketika kita ingin orang lain dapat
meningkatkan taraf keahlian, kemampuan, dan kinerja mereka saat ini secara
keseluruhan.
64 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
3. Membantu orang lain belajar, dan juga terus belajar sendiri Berpikir
mandiri dan menangani keadaan secara kreatif.
Sebagian orang tidak layak memberi pelatihan. Mereka mungkin tidak melihat
pelatihan sebagai pekerjaan mereka, kurang memiliki kemampuan dasar, atau
keinginan untuk menolong orang lain, mereka mungkin memiliki kemampuan
teknis yang sangat tinggi, tetapi sulit bergaul dengan orang lain.
Mereka mungkin sangat tertekan karena harus memberikan waktu dan tenaga
yang dibutuhkan.
Jadi, jika kita merasa bahwa kita tidak berminat untuk melatih, maka mintalah
orang lain untuk melakukannya. Jika kita ingin tahu lebih banyak, dan kita
memiliki keinginan itu, maka lanjutkanlah membaca buku ini.
69 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
CATATAN
Pelatihan perlu dipahami dalam arti luas, tidak hanya sekedar training, tetapi
lebih jauh merupakan pembinaan.
70 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BERBAGAI ASUMSI
Kebutuhan untuk menjadi pelatih didasarkan atas asumsi :
Kita semua ingin belajar (tentunya kita semua perlu terus belajar)
Mengembangkan orang adalah bagian dari pekerjaan pemimpin (hal ini
benar, dan pelatihan adalah sebuah cara yang efektif untuk
melakukannya)
(hampir) Setiap orang dapat melatih
Membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain adalah baik dan relatif
mudah (hal ini bukannya tidak mungkin dilaksanakan, melainkan
bebeberapa orang perlu kerja lebih keras dari yang lainnya)
Orang ingin dilatih (tetapi terdapat beberapa orang, dalam beberapa
kesempatan, lebih nyaman untuk diperintah)
72 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MEMAHAMI BEDA
CATATAN
78 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
sebuah proses yang tidak disadari. Kita mungkin juga melakukannya tanpa
Hubungan adalah sebuah bentuk pengaruh yang kuat dan sebuah keahlian
kunci dalam semua tahap proses pelatihan.
BERTANYA
Saat melatih, kita memerlukan informasi untuk mengetahui asal-usul
seseorang, apa yang telah mereka lakukan dan apa yang berhasil. Kita harus
terlatih untuk bertanya dan menggunakan serangkaian pertanyaan.
☞ Apa yang harus dilakukan
Gunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk mengetahui tanggapan orang
yang dilatih dan membantu kita membentuk sebuah gambaran, seperti :
▪ “Apa yang telah anda lakukan ?”
▪ “Mengapa anda melakukan itu ?”
▪ “Apa yang berhasil …., apa yang tidak berhasil …., dan mengapa ?”
▪ “Jalan lain seperti apa ?”
▪ “Bagaimana anda bisa …. ?”
82 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
TEKNIK-TEKNIK BERTANYA
Blockbusting
Adalah untuk mengetahui informasi yang lebih dalam, seperti : “Apa yang
sebenarnya telah anda lakukan ?”
Menantang
Adalah bertanya kepada mereka yang senantiasa melakukan
generalisasi, seperti : “Hal ini selalu terjadi” “Selalu ?”
“Itu tidak akan berhasil” “Tidak pernah ?”
Menguji pemahaman
Ketika kita ingin memastikan apakah topik pelatihan terdahulu sudah dipahami
atau belum, seperti : “Apakah kita benar-benar akan berbicara tentang hal
yang sama ?”
Meringkas
Menyatakan kembali dalam bentuk yang lebih padat tentang apa yang telah
terjadi, seperti : “Jadi, maksud anda adalah
83 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGAMATI
Untuk menjadi seorang pelatih yang ahli, kita mungkin harus mengubah cara
pandang kita terhadap orang lain dan keadaan di sekitar kita. Kita memiliki
sebuah kebiasaan buruk :
☼ Menempatkan orang lain dalam berbagai kotak yang berbeda, seperti : kita
menilai mereka berdasarkan kemampuan, potensi, dan kepribadian
☼ Tidak bisa mengenali situasi yang cocok untuk pelatihan, dan gagal
mengelompokan orang- orang sesuai dengan kesamaan yang mereka miliki
MENGAMATI
Mengamati adalah kunci keberhasilan melatih. Untuk itu kita harus mampu :
❖ Menemukan apa yang terjadi dan apa yang tidak terjadi
❖ Menyelesaikan secara spesifik apa yang dilakukan orang lain dan
bagaimana atau mengapa mereka melakukannya
❖ Mengumpankannya kembali dengan cara yang konstruktif dan membantu
☞ Apa yang harus dilakukan
Saat mengamati :
✓ ambil gambaran secara menyeluruh
✓ carilah pola-pola prilaku seseorang
✓ amati setiap tanda non verbal saat kita berkomunikasi atau amati saat
mereka melakukan kegiatan, dan sebagai hasilnya ….
✓ lihatlah jika muncul pola-pola prilaku tertentu
85 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENDENGARKAN
Mendengarkan adalah sebagian langkah awal untuk
memahami orang lain. Kebanyakan orang tidak terbiasa
mendengarkan, ditunjukan dengan :
☒ Hanya mendengar hal-hal yang ingin kita dengarkan
Semua ini adalah kesalahan fatal jika kita ingin berhasil menjadi seorang
pelatih
86 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENDENGARKAN
MENDENGAR EMPATIK
Untuk mendengarkan secara empatik kita perlu melakukan :
Menirukan
Mengungkap ulang isinya
Merefleksikan perasaan
Mengungkap ulang isinya dan merefleksikan perasaan
Tahu kapan tidak merefleksikan apa pun
88 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Komunikasi dapat terhenti dengan berbagai sebab. Walaupun begitu kita sering
menggunakan cara pandang kita sendiri untuk menampilkan dunia, dan bertanya-tanya
mengapa timbul masalah.
90 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
(keyakinan yang kuat dan nilai yang dijunjung tinggi atau sesuatu yang penting
bagi seseorang). Apa yang kita hargai dan apa yang kita yakini menentukan
“Bisa” berhubungan dengan kemampuan, hal ini sering dipengaruhi oleh cara
seseorang melihat diri sendiri dan melihat apa yang mereka hargai atau yakini
92 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Cara-cara untuk membangun kepercayaan :
❖ Jadilah diri sendiri dan berbagilah
❖ Tunjukan bahwa kita terbuka bagi ide-ide mereka yang berada di sekitar
kita dan siap memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba
❖ Jangan terburu-buru menghakimi seseorang dan situasi
❖ Katakan apa yang dirasakan
❖ Tepatilah perkataan; jika kita berkata akan melakukan sesuatu, maka
lakukanlah
❖ Bagikan informasi yang relevan jika diperlukan
96 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL
99 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL
KESALAHPAHAMAN
Kita menyadari bahwa apa yang telah kita katakan ternyata belum didengar.
Apa yang dapat membantu
✓ Tanyakan “Bisakan saya menguji pemahaman anda tentang hal yang
saya minta untuk anda lakukan ?”
✓ Pecahlah apa yang kita inginkan menjadi “potongan-potongan kecil” dan bahas
kembali
Apa yang tidak dapat membantu
☒ Mengatakan kepada mereka untuk memperhatikan dan mulai
mendengarkan
☒ Menjadi agresif dan mulai menggurui
☒ Mengatakan apa yang telah kita katakan sebelumnya
100 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL
MENGGURUI
Di tengah-tengah pelatihan kita menemukan diri kita mulai menggurui.
JEBAKAN POTENSIAL
WAKTU YANG TIDAK MENCUKUPI
Kita memiliki jadwal padat dan hanya memiliki waktu 30 menit untuk melatih
seseorang mengenai sebuah kesalahan yang telah dilakukan.
Apa yang dapat membantu
✓ Gunakan waktu 30 menit tersebut dan hindari gangguan
✓ Segera lakukan setelah kesalahan terjadi
✓ Jangan membuat orang lain dihantui rasa bersalah
Apa yang tidak dapat membantu
⌦ Menggunakan waktu 30 menit untuk menunjukan kesalahan mereka dan
cara memperbaikinya
⌦ Terlalu banyak bertanya dan menghabisakan waktu yang ada
⌦ Meninggalkan sesi pelatihan tanpa membuat kesepakatan
102 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL
Kadangkala kita telah mengikuti pelbagai macam pelatihan, tetapi belum juga
menunjukan adanya perubahan.
JEBAKAN POTENSIAL
JEBAKAN POTENSIAL
KEENGGANAN
Jika kita menemukan orang yang kita latih tidak mau melakukan apa yang
dipelajari.
Apa yang dapat membantu
✓ Menemukan penyebab keengganan mereka
✓ Menawarkan dukungan dan dorongan
✓ Memberikan mereka sebuah proses yang sederhana
✓ Menjelaskan mengapa kita ingin mereka melakukannya
Apa yang tidak dapat membantu
⌦ Mengatakan pada mereka bahwa semua baik-baik saja
⌦ Menganggap bahwa kita tahu kenapa mereka enggan
JEBAKAN POTENSIAL
CATATAN
106 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
107 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
PERKENALAN
Ketika berada di muka kelas yang penuh dengan trainee maka kita harus
mengingat nama mereka.
❖ Tersenyum sesering mungkin
❖ Mendengarkan nama dengan seksama (minta diulangi jika tidak jelas)
❖ Mengejanya di dalam kepala
❖ Menyebut sesering mungkin selama training
❖ Mengingat karakteristik khusus
❖ Melebihkan-lebihkan karakteristik
❖ Mengumpamakan/ibarat sesuatu
Ini akan memastikan kita dapat mengesankan mereka dalam coffee break,
makan, dan lain-lain.
108 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
ICE BREAKERS
Pelatih profesional biasanya memulai training dengan Ice Breakers
(memecah kebekuan). Kenapa demikian ?
➢ Ketika peserta datang di ruang training biasanya mereka merupakan
orang-orang yang
memiliki pemikiran yang berbeda
➢ Pada awal training biasanya para peserta tidak berpikir tentang pelatih dan
isi training, tetapi kawan di sebelah, kapan berakhir, penglihatan, suara,
dan hal-hal lain di ruangan.
➢ Suatu aktivitas memecah kebekuan akan membuat mereka merasa
terlibat, dan jika
dirancang dengan baik akan membantu mereka untuk berhubungan dengan
yang lainnya, serta dapat menjadi jembatan untuk terlibat lebih dalam pada
pertrainingan
➢ Dengan Ice Breakers kita dapat memberikan fokus pada mereka, dan ini
akan membuat kita lebih rileks dalam mengelola training
109 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
ICE BREAKERS
Pemecah kebekuan seharusnya :
Tidak rumit : mudah untuk dilakukan dan diorganisir
Anti serius : peserta akan senang dengan itu
Kecil : mudah/gampang, dan telah diuji serta bekerja
Lincah : memiliki pergerakan, pertukaran, dan komunikatif
Unik : peserta belum mendapatkan sebelumnya
Pendek : memerlukan waktu 5 sampai 10 menit saja
Anti pesimis : positif dan tidak membahayakan
MENGELOLA TRAINING
GAIRAH
Kita harus percaya :
MENGELOLA TRAINING
PENGGUNAAN SUARA
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
LAGAK/GAYA
➢ Jangan tergoda oleh alat bantu manual (pena, tongkat penunjuk, kacamata, dll)
➢ Jangan menyimpan sesuatu di saku (tangan tak lepas dari saku)
➢ Sadar atas ucapan tak sadar/reflek (misal : “Ok”, “kamu tahu”, “sekarang”,
dan lain-lain yang menjadi kebiasaan)
➢ Jangan merokok (kecuali jika dalam posisi duduk diskusi)
➢ Berhati-hati dengan benda di sekitar (kalo jatuh karena benda-benda itu kan
tengsin)
➢ Menghindari posisi badan tegang atau tertutup
➢ Jangan takut melompat, bersandar, dan lain-lain
➢ Periksa rambut/dasi/pakaian kita sebelum berdiri
114 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
PAKAIAN
❖ Sebaiknya hindari hitam dan putih, dan warna lainnya yang sangat kontras
❖ Memakai pakaian yang nyaman
❖ Seandainya kita tidak punya ide untuk memakai apa, setidaknya pakaian
kita tidak akan terlalu mempengaruhi pesan yang akan kita sampaikan
❖ Coba minta saran orang lain
❖ Periksa kancing-kancing atau risleting sebelum berdiri
115 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
KEAHLIAN BERTANYA
MENGELOLA TRAINING
PELICIN
Verbal Non-Verbal
o “Saya tahu…” - Mengangguk
MENGELOLA TRAINING
PANTUL ATAU BERKELIT
Hampir semua pertanyaan peserta bukan pertanyaan. Mereka meminta untuk
dijelaskan. Jika terdapat satu yang jarang itu, – benar-benar pertanyaan tertutup
– jawab dengan ringkas tapi jelas. Jika tidak, lakukan :
Pantul
Kembalikan ke penanya apa yang kita pikir pertanyaan, “Kalau saya tidak
salah, anda menanyakan ……..”
Tergantung bagaimana reformulasi pertanyaan dari penanya, atau
Berkelit
Kelompok - “bagaimana cara menurut kelompok anda ?”
- “adakah yang memiliki masalah serupa ?”
Memantulkan - (kepada satu peserta) “Engkus, kamu ahli dalam masalah ini
?”
Balikan - (kepada penanya) “Anda telah sungguh-sungguh berpikir
tentang hal ini, Kalau menurut Anda sendiri ? “
118 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
AKTIF MENDENGARKAN
Kapan saja ada peserta menyela atau menjawab pertanyaan dengan emosional,
kemungkinan ia terlalu menekan perasaan dalam rangka membenarkan
“ledakan”-nya. Dalam kasus seperti ini, jadilah sebagai pendengar aktif.
Jangan pernah mencoba membantah, beradu argumen, mempertahankan atau
memihak.
MENGELOLA TRAINING
AKTIF MENDENGARKAN
Kita dapat menunjukan bahwa kita tertarik dengan apa yang mereka sampaikan dan
tidak reaktif (mempertahankan diri membabi buta)
Kita bisa mengkonfirmasi peserta bahwa kita mendengarkan apa yang mereka
maksud atau mengoreksi interpretasi kita
Dengan cepat kita dapat menunjuk/menetapkan masalah peserta dengan tepat dan
memberikan saran solusi.
120 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
4 „B‟+ ING
Ada empat cara agar diskusi kelompok tetap berjalan :
1. BUILDING (membangun)
Dibangun atas dasar jawaban yang tidak sempurna dengan menambahkan
komentar, dan meminta kesepakatan atau ketidaksepakatan
2. BOOSTING (mendorong)
Mendukung kontribusi peserta yang takut-takut, mendorong kepercayaan
diri mereka, dan meminta komentar lebih
3. BLOCKING (mengganjal)
Memotong peserta yang dominan/terlalu aktif berbicara/agresif dengan
bertanya pada peserta yang lain
4. BANTERING (berseloroh)
Menetapkan suasana yang tidak membahayakan dengan melibatkan
jawaban tepat (ramah/kocak) dari peserta yang ramah/ kocak.
121 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
URUN REMBUG
ARTS (seni) merupakan suatu teknik untuk mengelaborasi ide dalam suatu kelompok.
1. ASK (bertanya)
Bertanya untuk memprovokasi/memancing ide; jika perlu menunggu sekitar 45
detik sebelum ada yang menjawab
2. RECORD (merekam)
Tulis semua ide di atas flip chart/kertas plano (jangan dibahas sebelum selesai)
3. TRIGGER (memicu)
Gunakan teknik „B” ING untuk memicu ide peserta
4. SUMMARISE (menyimpulkan)
Simpulkan dan/atau kelompokan ide; minta tolong kepada kelompok untuk
memilih yang terbaik.
122 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
SOCRATIC DIRECTION
Mengambil pengalaman dari jaman Yunani kuno.
Jika kita berharap dapat mendorong peserta untuk membuktikan suatu masalah/
poin, gunakan Socratic Direction (Arah Sócrates).
MENGELOLA TRAINING
TEMPO PENGAJARAN
Dua faktor yang akan membangun pemenuhan materi kita dan waktu diskusi :
1. Tingkat pengetahuan dan kecerdasan peserta
- Rendah = Lambat
- Tinggi = Cepat
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
Dalam yudo kita dapat menggunakan tenaga lawan dengan mengubah tekanan
menjadi tarikan. Dalam psikologi yudo, kita dapat bertanya pada peserta yang
nyeleneh sesuatu yang lebih sulit lagi. Ini akan memberi mereka fokus
perhatian yang lebih dari yang mereka inginkan, dan mereka akan menarik
balik tenaganya untuk menghindari pembantaian atau ejekan.
130 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
Ini harus mengambil benar-benar perokok! Ketika peluit ditiup, ia harus berkata “Aku pecandu
obat”. Dia akan menggunakan energinya untuk tetap bertahan sampai coffee break !
131 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
MENGHADAPI PESERTA NYELENEH
PSIKOLOGI YUDO (TAI CHI)
Contoh :
THE HECKLER Menugaskan kepadanya sebagai “devil advocate”.
Mintalah dengan tegas bahwa ia harus mengkritik
seandainya kita dinilai menyesatkan. Tanggapi secara
negatif.
THE KNOW-ALL Jadikanlah dia sebagai „tenaga ahli‟ untuk
memberikan kontribusinya. Mintalah dia jika tidak ada
satu pun yang bisa. Persilahkan dia ke depan untuk
menjelaskan dalam waktu singkat, tunjuklah mereka
secara konstan.
THE GRIPER Mintalah dia untuk menuliskan daftar keluhan untuk
membantu agar kelas memiliki perasaan/pengertian yang
realistis. Mintalah dia membacakan tiap berakhir sesi.
Tambahkan daftar kapan saja
THE WHISPERERS : Nyatakan bahwa waktu sangat terbatas, dan
mintalah bertanya kepada siapa saja yang belum
mengerti, dan tidak boleh menyela, tetapi bertanyanya
pada teman disebelahnya.
THE SILENT ONE : Nyatakan bahwa sebagian orang adalah pemalu
dan tidak mau mengambil bagian. Ini tidak berarti
bahwa mereka belum memahami. Janganlah memaksa
„Si Pemalu‟ untuk ikut berpartisipasi.
132 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Catatan:
MENGELOLA TRAINING
TIPE-TIPE BAHASA TUBUH
ORIENTATION Orientasi
PROXIMITY Kedekatan
LOOKS/APPEARANCE Penampilan
MENGELOLA TRAINING
MOUTH BLOCK
L CHIN REST
NOSE TOUCH
135 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
ARMS UP
LINT PICKING
MENGELOLA TRAINING
LEAN ON
THUMBS UP
ARMS OUT
TABLE LEAN
FIG LEAF
137 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
MENGELOLA TRAINING
CATATAN
140 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BERSIAP DIRI
Kepercayaan diri merupakan syarat yang penting untuk menjadi pelatih yang baik. Supaya
tumbuh kepercayaan diri, maka kekurangan, kelemahan, dan kesalahan harus dieliminasi
sekecil mungkin. Kuncinya, persiapkan diri sebaik mungkin.
„‟Jangan pernah bersedia untuk melatih jika kita tidak siap. Buang anggapan bahwa
makin sering kita melatih, makin tidak perlu bersiap diri, justru harus sebaliknya.‟‟
142 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
SAAT BERKENALAN
Perkenalan merupakan awal dari seseorang untuk melakukan penilaian.
Hasilnya akan menentukan bagaimana pandangan orang lain kepada kita.
Pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda….
MEMOTONG PEMBICARAAN
Pada dasarnya memotong pembicaraan orang lain (peserta) tidak disarankan, namun
pada kondisi tertentu kita harus memotong pembicaraan.
❖ Omongan peserta yang ngalor ngidul gak jelas (ini yang biasa dilakukan anak
HMI) dapat dipotong dengan “Baik, saya sudah bisa menangkap maksud anda…..”
❖ Peserta yang out of conteks dapat dipotong dengan “Usul anda sangat baik, tetapi
sekarang
kita masih membicarakan ……, nanti pada saat kita berdiskusi tentang hal itu
silahkan anda sampaikan lagi”
❖ Jika pada peserta yang ngotot, bisa “Tadi sudah anda sampaikan, mungkin ada
temannya yang lain yang mau menyampaikan pendapat ?”
❖ Kalo pada peserta yang nyeletuk (ngaco), “Maksud lo…? Bisa anda jelaskan, saya
kurang paham” (pelan sih, tapi dalem)
❖ Untuk peserta yang tenang (telat nangkep) bisa pake “Terima kasih atas
kesimpulannya, bisa kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya ?” , jangan
“Darimana aja lo ?”, atau
“Nyambung juga lo…”, atau “Selamat datang …..”, atau “Akhirnya…….”.
146 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BIKIN GAME
Untuk menghidupkan suasana biasanya kita memberikan Ice Breakers atau
Energizer, seringkali berupa game (permainan). Namun tak jarang kita hanya
mengulang game-game hasil mungut gratisan (dapat dari orang, geto), akhirnya
game yang seharusnya bisa seru menjadi tidak menarik karena mungkin para
peserta juga sudah pernah bermain game tersebut.
APAAN SIH ?
Game merupakan sebuah kegiatan bebas yang memiliki komponen-komponen
imajinatif tanpa material yang secara ril yang langsung terkait dengan
kepentingan mereka (peserta), dibatasi oleh ruang dan waktu, memancing
reaksi kelompok, dan berada di luar kehidupan normal.
BIKIN GAME
Asumsi dasar :
Individualisme
Rasionalitas
Interdependen
Bentuk formal :
Pemain
Strategi
Imbalan
Dari pengertian, asumsi dasar, dan bentuk game, kita dapat mengkreasikan (memaksimalkan
intuisi) sebuah game. Pada prinsipnya setiap game adalah perlombaan yang memiliki finish,
dan dapat dicapai ketika para pemain memaksimalkan strateginya.
148 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
NGASIH GAME
Supaya permainan berhasil sesuai dengan
harapan kita, dalam memberikan game :
KAPAN GAME ?
Sama seperti metode atau teknik lainnya, game pun tidak selalu cocok di semua situasi.
JANGAN KASIH :
Ketika „pasar bebas‟ (situasi tak terkendali)
Ketika kita tidak paham game (permainan atau pesannya)
Ketika peserta malas (misal karena bosan dengan game/terlalu sering)
Pada dasarnya pemberian game tergantung pada situasi atau kondisi, pengamatan kita
terhadap suasana akan sangat menentukan.
150 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MEMBANGUN KECERIAAN
Untuk membangun suasana yang ceria, ada berbagai cara :
- Game
- Cerita lucu/anekdot
- Energizer (gerak badan tapi gak melelahkan)
- Main Game (permainan pikiran/intuisi)
- Nyanyi-nyanyi
- Dan ………………
151 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
INTROSPEKSI DIRI
Hal terakhir sekaligus awal dari proses pembelajaran adalah evaluasi. Namun
uniknya evaluasi ini relatif sulit untuk dilakukan, karena kita harus menilai diri
sendiri, biasanya ukuran yang dipakai akan subyektif. Subyektifitas tidak akan
membantu.
☞ Apa yang harus dilakukan
- Mintalah orang lain untuk menilai kita
- Mintalah saran orang lain
- Perluas cara pandang
- Sering-seringlah sharing dengan orang lain
- Jangan menganggap diri kita perfect
- Jangan pernah „puas‟ dengan apa yang sudah kita lakukan
- Lakukan perubahan.
153 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Aspek pentrainingan
Bangun
Suasana
Cara
Penyampaian
Penguasaan
Materi
*Catt: Minta orang lain untuk memberikan check list pada bagian yang dianggap cocok
154 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
“BACA!!”
156 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BAGAIMANA
Untuk menjadi pembelajar, kita harus banyak melatih diri, ini perlu usaha keras
dan cerdas.
☞ Apa yang harus dilakukan
Berpikir sistem
Pegang prinsip (keyakinan)
Pahami tujuan hidup
Pahami diri
Jadilahmanusia merdeka
Berpikir positif
Bangun interaksi positif
Yakin usaha sampai
RENUNGAN
Coba tebak, gambar apakah ini ?
Jika sudah tahu jawabannya, anda sudah memulai langkah menjadi pelatih.
158 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
AKHIRNYA
159 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
AKHIRNYA
MEMPRAKTEKKANNYA
Pengetahuan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dilakukan. Tanpa melakukan
apa-apa, kita sama saja dengan bernyanyi lagu :
AKHIRNYA
AKHIRNYA
APAKAH ADA BEDA ?
BAB IV
SEJARAH HMI
A. Pengantar Ilmu Sejarah
1. Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-benar
terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah didukung bukti- bukti yang
membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
ilmu sejarah adalah suatu pengetahuan uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-
kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau. Dari pengertian atau definisi di atas
maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, sejarah adalah kejadian atau
peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa
tersebut.
2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah lampau
adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan dengan
mempelajari maka dapat diambil hikmah/pelajaran dari peristiwatersebut. Pada
peristiwa yang terjadi dapat dianalisis kelebihan dan kekurangan yang ada dari peristiwa
itu, dan pengetahuan tersebut dapat meningkatkan kehati-hatian dalam mengambil
keputusan pada masa saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai yang
terjadi di masa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan masa saat ini
dan yang akan datang.
B. Misi Kelahiran Islam
1. Masyarakat Arab Pra Islam
Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat jahiliyah
hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya maupun peradaban.
Masyarakat arab pra Islam tidak mengenal tulis dan baca, walaupun ada yang dapat
menulis dan membaca itu hanya sebagian kecil saja, namun pemahaman atau
kebanggaan akan sastra demikian tingginya, jadi dapat disimpulkan bahwa
masyarakat Arab pada masa itu hidup dalam kebodohan.
Posisi wanita pada saat itu tidak dihargai, mereka hanya dipandang sebagai
benda bergerak yang menyenangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban dan
sumber bencana, implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak wanita akan
mengakibatkan kemiskinan. Dampak dari pandangan itu, maka tak heran jika mereka
163 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
sering mengubur bayi wanita hidup-hidup (kalau sekarang, belum lahir sudah dibunuh).
Selain itu masyarakat Arab pra Islam hidup dalam perpecahan klan (keluarga besar),
karena mereka lebih menonjolkan ego kesukuan atau kabilah, ini menyebabkan
masyarakat Arab sering berperang antar kabilah dan tidak memiliki rasa kebangsaan
yang menyebabkan bangsa Arab menjadi lemah dan terpecah-pecah.
2. Periode Kenabian Muhammad
a. Fase Makkah
Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat yang buruk
sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, bertepatan dengan
tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra tunggal dari pasangan Abdullah dan
Aminah. Sejak kecil Muhammad memiliki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia
dijuluki “al-amin” atau orang yang dapat dipercaya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang
bernama Khadijah. Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering melakukan
perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah gua yang bernama
Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya yang demikian rusak.
Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering stress
memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua Hira semakin
sering kuantitasnya. Suatu malam di bulan Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan
yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610, datanglah suatu penampakan yang
ternyata adalah malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu pertama (Al-Alaq : 1 –
5), dan ini pertanda bahwa Muhammad telah dilantik menjadi rasul dan nabi walaupun
tanpa berita acara. Pasca wahyu di gua Hira, Muhammad S.A.W. Mendapat wahyu-
wahyu berikutnya yang memerintahkan kepada Muhammad S.A.W untuk menyampaikan
dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan perubahan-perubahan
yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara lain perubahan akhlak, karena Islam
mengajarkan akhlak yang baik. Perubahan lain adalah nilai persamaan, yang dimaksud
adalah kesetaraan antar umat manusia, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan, antar ras, bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah yang berbeda adalah
ketaqwaan. Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang penting untuk
dilakukan, serta membangun solidaritas persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan
nasionalisme atau keutuhan dalam berbangsa dan beragama.
Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan Muhammad S.A.W berkaitan atau
164 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
berhubungan pada nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu jaran Islam baru tegak
kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama adalah fondasi aqidah atau iman
yang dijadikan landasan fundamental. Tiap tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilah-
kabilah dari seluruh Arab yang datang untuk untuk melakukan shoping atau ibadah
haji.Muhammad S.A.W melakukan dakwah terhadap orang-orang tersebut, dan usaha
ini tidak sia-sia karena dari kalangan yang berasal dari daerah-daerah tersebut ada
yang menyatakan keimanannya, diantaranya dari Yastrib. Konsekuensi logis dari
gerakan revolusioner berdampak pada peningkatan konstelasi politik masyarakat
Makkah, yang pada akhirnya memberikan satu pilihan kepada Muhammad S.A.W
untuk meninggalkan Makkah. Pada hijrah yang kedua, Muhammad S.A.W.
menginstruksikan kepada para pendukungnya untuk meninggalkan kota Makkah menuju
Yastrib yang dikemudian hari dikenal dengan Madinah. Muhammad S.A.W pun pada
akhirnya terpaksa harus meninggalkan Makkah menuju Madinah, maka dimulailah babak
baru dalam Islam, fase Madinah.
b. Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad S.A.W dari Makkah ke
Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam.Kaum muslimin yang
berada di Madinah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan
rumah) dan Muhajirin (kaum muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah
pertama yang dilakukan adalah mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan
persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah,
maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya dilakukan lobi-lobi politik atau perjanjian dengan
kelompok di luar Islam yang ada di Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain
yang tinggal di sana, antara lain Yahudi.
Di Madinahlah Muhammad S.A.W. melakukan pembinaan masyarakat Islam.
Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di bidang aqidah, tetapi juga menyangkut
masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya.Di Madinah perkembangan ajaran Islam
maju dengan pesat, pada fase ini ajaran lebih ditekankan pada hukum
kemasyarakatan atau lebih kepada muamallah. Dengan semakin besarnya kamum
muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi kelompok lain, maka semakin benci pula
orang-orang Quraisy kepada Muhammad S.A.W. dan para pendukungnya.Konstelasi
kebencian makin meningkat sehingga mengakibatkan timbulnya peperangan, antara lain
Badr, Uhud, Ahzab, Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi kaum
165 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka menegakkan kalimah
tauhid.
Muhammad S.A.W. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia 63 tahun,
pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632.
C. Latar Belakang Berdirinya HMI
1. Kondisi Islam di Dunia
Kondisi umat Islam dunia pada saat menjelang kelahiran HMI dapat dikatakan
ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa dengan Reinasance-nya. Ini dapat dilihat dari
penguasaan teknologi maupun pengetahuan, bahkan sebagain besar umat Islam berada di
bawah ketiak penindasan nekolim barat yang notabene dimotori oleh kelompok
Kristen. Umat Islam hanya terpaku, terlena oleh kejayaan masa lampau atau pada
zaman keemasan Islam. Umat Islam pada umumnya tidak memahami ajaran Islam secara
komprehensif, sehingga mereka hanya berkutat seputar ubudiyah atau ritual semata
tanpa memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran paripurna yang tidak hanya
mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, namun lebih jauh daripada itu
menderivasikan hubungan transenden ke dalam seluruh aspek kehidupan.
Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang, umat berada dalam
keterbelakangan dan fenomena ini terjadi dapat dikatakan di seluruh dunia. Hal tersebut
mengakibatkan terpuruknya umat Islam yang dijanjikan Allah untuk dipusakai alam
semesta. Lebih ironis lagi ketika umat terbagi menjadi berbagai golongan yang hanya
berangkat dari masalah khilafiyah, yang bedampak pada melemahnya kekuatan Islam.
2. Kondisi Islam di Indonesia
Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam berada
dalam cengkaraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan umat Islam sebagai
masyarakat kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, serta hanya menguntungkan
kelompok mereka sendiri atau rakyat yang sudah seideologi dengan mereka.
Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan akhirat (katanya sich),
dengan penonjolan simbolisasi Islam dalam budiyah, sebagai upaya kompensasi atas
ketidakberdayaan untuk melawan nekolim, sehingga pemahaman umat tidak secara
benar dan kaffah. Bahkan ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah
ditutup, hal ini menyebabkan umat hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Selain itu
umat Islam Indonesia berada dalam perpecahan berbagai macam aliran/firqah dan
masing-masing golongan melakukan truth claim, hal ini menyebabkan umat Islam
166 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Indonesia tidak kuat akibat kurang persatuan di kalangan umat Islam di Indonesia.
3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam
Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan menghasilkan
para pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu
perguruan tinggi adalah motor penggerak perubahan, dan perubahan tersebut
diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. Begitu pentingnya perguruan tinggi, maka
banyak golongan yang ingin menguasainya demi untuk kepentingan golongan tersebut.
Sejalan dengan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
tersebut, ada beberapa faktor dominan yang menguasai dan mewarnai perguruan
tinggi dan dunia kemahasiswaan, antara lain sistem yang diterapkan khususnya di
perguruan tinggi adalah sistem pendidikan barat yang mengarah pada sekularisme dan
dapat menyebabkan dangkalnya agama atau aqidah dalam kehidupan.Selain itu adanya
organisasi kemahasiswaan yang berhaluan komunis dan ini menyebabkan aspirasi Islam dan
umat Islam kurang terakomodir.
Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena menyebabkan
masalah dalam hidup dan kehidupan serta keberadaan Islam dan umat Islam.
Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena berada dalam sistem yang sekuler dan
tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan harus menghadapi tantangan dari mahasiswa komunis
yang sangat bertentangan dengan fitrah manusia dan bertentangan pula dengan ajaran Islam.
Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam sangat sulit untuk bergerak memperjuangkan aspirasi
umat Islam.
4. Saat Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang
memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman,
penghayatan ajaran Islam sehingga tidak tercermin dalam kehidupan nyata. Pada saat
HMI berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan, yaitu Perserikatan Mahasiswa
Yogyakarta (PMY), namun PMY didominasi oleh partai sosialis yang berpaham komunis.
Akibat didominasi oleh partai sosialis maka PMY tidak independen untuk
memperjuangkan aspirasi mahasiswa, maka banyak mahasiswa yang tidak sepakat dan
tidak bisa membiarkan mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik. Sebagai realisasi
dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H,
bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari 1947 sebuah organisasi kemahasiswaan, yaitu
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi independen dan sebagai anak
167 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. Al-Qur‟an hanya dijadikan sebatas
bahan bacaan, Islam tidak ditempatkan sebagai agama universal. Gagasan pembaharuan
pemikiran Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena
dengan kebesaran dan kejayaan masa lalu.
3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya
Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial
budaya, kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak ternilai,
tetapi keberagaman yang tidak terorganisir akan mengakibatkan perpecahan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi
perjuangan sosial budaya, yaitu :
Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat
rakyat Indonesia.
Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam.
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial budaya yang ada
menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia guna mempertahankan
kemerdekaan yang baru diraih.Untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam
pun harus dipelajari kondisi sosial budaya gara tidak terjadi benturan kultur. Masyarakat
muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran Islam sebatas ritual harus diubah
pemahamannya dan keadaan sosial budaya yang telah mengakar ini tidak dapat diubah serta
merta, tetapi melalui proses panjang dan bertahap.
4. Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan HMI
Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan kebangsaan
yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI yang dirumuskan dalam
tujuan HMI yaitu :
Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat
Indonesia yang didalamnya terkandung wawasan atau pemikiran kebangsaan atau ke-
Indonesiaan.Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam yang didalamnya terkandung
pemikiran ke-Islaman.
Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan HMI dalam komitmen
keumatan dan kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan yang ingin menciptakan
kader berkualitas insan cita yang mampu menjadi pemimpin yang amanah untuk
169 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
komunis bertentangan dengan dasar negara, yaitu Pancasila. Selain itu PKI selalu
berusaha untuk merebut pemerintahan dan kekuasaan yang sah.
Untuk menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan Konferensi Akbar di
Kaliuarang Yogyakarta paa tanggal 9 – 11 April 1955, keputusan yang diambil adalah
:
Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam dalam pemilu
yang akan datang
Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi keruncingan-
keruncingan, tidak saling menyerang
Kepada warga dan anggota HMI supaya :
Wajib aktif dalam pemilu
Wajib aktif memilih salah satu partai Islam
Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai Islam
yang disenangi
Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI mengirimkan seruan
kepada seluruh anggota fraksi partai-partai Islam di konstituante agar dapat memikul
amanah umat Islam di Indonesia.
Ketika Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, karena ada
tuduhan bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh karena itu HMI menggelar
Musyawarah Nasional Ekonomi HMI se-Indonesia di Jakarta padatahun 1962.Ada
beberapa pertanyaan yang diajukan kepada HMI saat itu menyangkut sikap yang
diambil HMI, yaitu (1) Apakah HMI mendukung Manipol/Usdek atau tidak ? (2)
HMI setuju pancasila atau tidak ? dan (3) HMI setuju sosialisme Indonesia atau tidak ?
Munas memberikan jawaban sebagai berikut :
1) Ya, HMI mendukung Manipol/Usdek sebagai haluan negara yang ditetapkan oleh MPRS
2) Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan dengan Piagam
Jakarta
3) Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang diridhoi
Tuhan Yang Maha Esa
Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat terselamatkan, isu dan
tuduhan yang dilancarkan terhadap HMI tidak berhasil untuk mengubur HMI dalam
percaturan sejarah.
3. HMI dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru
171 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam dibubarkan, dan
lagi-lagi HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI dapat mempertahankan eksistensinya
hingga saat ini (entah esok hari, entah lusa nanti, entah……). HMI adalah salah satu
komponen bangsa yang menentang faham dan ajaran komunis, sedangkan PKI saat
itu merupakan kekuatan sosial politik yang besar di negara Republik Indonesia. PKI
berkeinginan untuk membubarkan HMI karena merupakan salah satu musuh utamanya,
usaha untuk membubarkan HMI dilakukan PKI dengan gencar (Kalau tidak mampu
membubarkan HMI, lebih baik pakai sarung saja), apalagi menjelang Gestapu atau
Gestok (istilah Pemimpin Besar Revolusi Soekarno).
Masalah pembubaran HMI bukan hanya menjadi masalah internal, tapi lebih
jauh daripada itu, hal tersebut merupakan masalah umat Islam dan bangsa Indonesia pada
umumnya. Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara
republik Indonesia adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan 30
September/PKI tahun 1965. Pemberontakan tersebut dimulai melalui cara penculikan
terhadap para perwira tinggi TNI-AD (kecuali Pangkostrad yang merupakan jabatan
strategis, why ?), dan menghabisi para perwira itu. Menyikapi hal ini, HMI
mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa gerakan tersebut dilakukan oleh PKI
(pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki oleh PKI pertama kali dilontarkan oleh HMI –
sumber Agussalim Sitompul), HMI ikut membantu pemerintah dalam menumpas
G30S/PKI dan kerelaan HMI untuk membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya
Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap
mendukung pemerintahan baru yang ingin menjalankan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan HMI ikut dalam usaha-usaha
untuk menumpas sisa-sisa PKI serta organisasi underbouw PKI.
4. HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa
Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas insan cita, yang
karenanya akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi yang dilandasi oleh
iman serta diabdikan kepada umat dan bangsa. Pengabdian para kader ini akan dapat
dijadikan penopang dalam pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim
2) Partisipasi dalam pemberian konsep
3) Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan
172 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan rintangan yang justru
sebenarnya lebih dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai yang
berdampak pada hilangnya ruh perjuangan HMI. Selain itu faktor eksternal
memaksa HMI untuk terbawa pusaran kekuasaan, misal masalah asas tunggal yang
mengakibatkan perpecahan HMI menjadi dua yaitu HMI yang bermarkas di Diponegoro dan
HMI yang menamakan dirinya Majelis Penyelamat Organisasi.
5. HMI dalam Fase Pasca Orde Baru
Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa yang dikenal
dengan sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini reformasi masih berupa angan
yang belum dapat terealisir, ironisnya kehilangan arah, karena banyak komponen
bangsa yang ingin merasakan sesuatu yang instan, tetapi dengan harapan berumur
panjang.
Peran HMI dalam reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa sementara ini diakibatkan
penempatan peran HMI yang “salah” pada fase pembangunan. Bahkan gerakan
mahasiswa di luar HMI seringkali menempatkan HMI sebagai common enemy.
Dinamika organisasi di manapun akan selalu mengalami fluktuasi, akankah HMI tetap
bertahan ?
173 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
KONSTITUSI HMI
“Mengajarkan Keteraturan, Menemukan Ketidakteraturan (Satjipto Rahardjo)”
itu hendaknya dipahami dalam kerangka itu pula. Tatanan hukum memberikan suatu
kualifikasi hukum terhadap kehidupan sehari-hari. Jadi, hukumlah yang memberikan
kualifikasi terhadap perbuatan itu sebagai perbuatan yang perbuatan hukum atau nir-hukum.
1.2. Tujuan dan Hakikat Hukum
Ketika muncul pertanyaan tentang apa sebenarnya hakekat hukum itu, maka tidak
akan terlepas dari perbincangan tentang keadilan. Keadilan merupakan salah satu tujuan
hukum yang paling banyak dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum. Selain
keadilan, hukum juga bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan kemanfaatan (Darji
Darmodiharjo, 2006:155). Bicara tentang bahwa keadilan merupakan tujuan hukum, Gustav
Radbruch (1878-1949), seorang politikus dan sarjana hukum Jerman mengatakan bahwa
hukum merupaka suatu unsur kebudayaan, maka seperti unsur-unsur kebudayaan lain hukum
mewujudkan salah satu nilai dalam kehidupan konkrit manusia. Nilai itu adalah keadilan
(Theo Huijbers, 1982: 162). Menurut Radburch, hukum merupakan salah satu subsistem
dalam masyarakat yang menjadi salah satu alat untuk mewujudkan keadilan.
Radburch juga mengemukakan bahwa tujuan hukum terdiri dari tiga hal yakni:
kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Pada awalnya, ia menyatakan bahwa tujuan kepastian
menempati peringkat yang paling atas di antara tujuan yang lain. Namun, setelah melihat
kenyataan bahwa dengan teorinya tersebut Jerman di bawah kekuasaan Nazi melegalisasi
praktek-praktek yang tidak berperikemanusiaan selama masa Perang Dunia II –dengan jalan
membuat hukum yang mensahkan praktek-praktek kekejaman perang pada masa itu-,
Radbruch pun akhirnya meralat teorinya tersebut dengan menempatkan tujuan keadilan di
atas tujuan hukum yang lain (Joeni Arianto, 2008:2).
Seiringi dengan apa yang disampaikan Radburch tersebut, Satjipto Rahardjo
mengatakan bahwa membicarakan hukum adalah membicarakan hubungan antar manusia.
Membicarakan hubungan antar manusia adalah membicarakan keadilan. Dengan demikian
setiap pembicaraan mengenai hukum, jelas atau sama-samar, senantiasa merupakan
pembicaraan mengenai keadilan pula. Kita tidak dapat membicarakan hukum hanya sampai
kepada wujudnya sebagai suatu bangunan formal. Kita juga perlu melihatnya sebagai
ekspresi dari cita-cita keadilan masyarakat (Satjipto Rahardjo, 2000:159).
Sementara subjek utama dari keadilan tersebut adalah struktur dasar masyarakat,
atau lebih tepatnya, cara-cara lembaga sosial utama mendistribusikan hak dan kewajiban
fundamental serta menentukan pembagian keuntungan dari kerja sosial bersama (John
Rawls,2006:7-8). Keadilan akan menjadi patokan untuk menguji sejauh mana lembaga-
175 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
lembaga sosial politik memang akomodatif terhadap kepentingan semua pihak, termasuk
kelompok orang yang kurang mampu (Andre Ata Ujan, 2001:20).
Dalam hal ini, negara merupakan salah satu bentuk lembaga sosial utama yang
punya kewajiban untuk mendistribusikan segala hak dan kewajibannya untuk tujuan
kesejahteraan rakyatnya. Dengan cara itulah keadilan dapat diwujudkan. Termasuk dalam
kontek membangun dan menjalankan hukum negara pun dituntut agar menjalankan peranan
yang demikian demi tercapainya keadilan sosial yang dicitakan.
Dalam kontek itu, memanglah demikian bahwa keadilan adalah tujuan hukum yang
utama, karena hal ini sesuai dengan hakekat hukum itu sendiri. Bahwa hukum dibuat untuk
menciptakan ketertiban melalui peraturan yang adil, yakni pengaturan kepentingan-
kepentingan yang saling bertentangan dengan seimbang sehingga setiap orang memperoleh
sebanyak mungkin apa yang menjadi bagiannya. Bahkan dapat dikatakan dalam seluruh
sejarah filsafat hukum selalu memberikan tempat yang istimewa kepada keadilan sebagai
suatu tujuan hukum.
Untuk mencapai keadilan tersebut, cara berhukum sebuah negara jelas sangat
menentukan. Pilihan akan sistem yang akan diterapkan dan bagaimana sistem tersebut
diterapkan akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan hukum. Semakin dekat sistem yang
dipilih dengan jiwa dan kepribadian sebuah bangsa, tentu akan semakin dekat pula dengan
pencapaian keadilan sebagaimana telah diuraikan di atas.
1.3. Pengertian Konstitusi
Mengenai istilah “konstitusi”, para ahli berbeda pendapat tentang asal kata tersebut.
Solly Lubis dan Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa perkataan konstitusi berasal dari
kata kerja “constituer” (Bahasa Perancis) yang berarti “membentuk”. Kini yang dibentuk
adalah suatu negara, maka konstitusi mengandung arti pembentukan suatu negara atau
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara (A. Riyanto, 2000: 17-
18).
Sedangkan G.S. Diponolo berpendapat bahwa kata konstitusi berasal dari kata
bahasa latin : “constitutio” yang kurang lebih berarti “dasar susunan badan”, yang mana
badan-badan tersebut mempunyai kedudukan dan fungsinya sendiri-sendiri. Konstitusi
menurut makna katanya berarti dasar susunan badan politik yang bernama negara (A.
Riyanto, 2000: 17-18). Sedangkan Dr. Muhammad Ridhwan mengemukakan bahwa istilah
constitution dalam bahasa Inggris atau Verfassung dalam bahasa Jerman yang dibedakan dari
Grundgesetz (A. Riyanto, 2000: 19).
176 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Berbeda dengan Dr. Sri Soemantri Martosoewignjo yang berpendapat bahwa istilah
konstitusi berasal dari kata “constitution” yang dalam bahasa Indonesia berarti Undang-
Undang Dasar dan/atau Hukum Dasar (A. Riyanto, 2000: 19). Menurutnya, istilah konstitusi
(constitution) sama dengan undang-undang dasar (grondwet).
Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan ialah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan negara. sementara istilah undang-undang dasar merupakan
terjemahan dari kata “grondwet” (Bahasa Belanda).
Mencermati dikotomi antara istilah constitution dengan grondwet di atas, L.J. Van
Apeldoorn telah membedakan secara jelas diantara keduanya. Grondwet (Undang-undang
Dasar) adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan constitution memuat baik
peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis (Ni‟matul Huda, 2008:18). Dengan demikian,
istilah konstitusi lebih luas dibandingkan undang-undang dasar.
Perbedaan pendapat tentang istilah sebagaimana diuraikan di atas sekaligus juga
menandakan perbedaan pendapat tentang defenisi konstitusi. C. F. Strong dalam bukunya
Konstitusi-Konstitusi Politik Modern menyatakan bahwa negara konstitusional modern
adalah negara yang telah menghasilkan undang-undang dan konvensi yang telah diakui
untuk melaksanakan fungsi-fungsi ketiga kekuasaan pemerintahan tersebut (C.F. Strong,
2004:15). Dari defenisi ini, Strong secara tersirat membedakan antara konstitusi dengan
undang-undang dasar, dimana undang-undang dasar merupakan bagian dari pengertian
konstitusi. Dapat dipahami bahwa bagi Strong, konstitusi tidak hanya dalam bentuk undang-
undang, tetapi juga dalam bentuk konvensi (tidak tertulis).
Sedangkan James Bryce mendefeninsikan konstitusi sebagai “suatu kerangka
masyarakat politik (negara) yang diorganisir dengan dan melalui hukum. Konstitusi dapat
pula dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan,
hak-hak pihak yang diperintah (rakyat), dan hubungan diantara keduanya. Konstitusi bisa
berupa sebuah catatan tertulis; konstitusi dapat ditemukan dalam bentuk dokumen yang bisa
diubah atau diamandemen menurut kebutuhan dan perkembangan zaman; atau konstitusi
dapat juga berwujud sekumpulan hukum terpisah dan memiliki otoritas khusus sebagai
hukum konstitusi. Atau, bisa pula dasar-dasar konstitusi tersebut ditetapkan dalam satu atau
dua undang-undang dasar sedangkan selebihnya bergantung pada otoritas kekuatan adat-
istiadat atau kebiasaan” (C.F. Strong, 2004:15).
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, sebagai berikut :
177 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Dari pendapatnya itu kemudian Lassale menghendaki agar seluruh yang penting itu
dimasukkan dalam konstitusi (A. Riyanto, 2000: 21). Uraian Lassale menegaskan bahwa
konstitusi adalah sama dengan Undang-undang Dasar yang memuat pokok-pokok kekuasaan
negara dan hubungan kekuasaan tersebut dengan rakyat negara. Sejalan dengan Lassale, Sri
Soemantri M. juga termasuk ahli yang tidak membedakan antara konstitusi dengan Undang-
undang Dasar. Dalam disertasinya, ia mengartikan konstitusi sama dengan Undang-Undang
Dasar. Penyamaan arti keduanya ini sesuai dengan praktek ketatanegaraan di sebagian besar
negara-negara dunia, termasuk Indonesia (Ni‟matul Huda, 2008:15).
Terkait dengan disamakannya pengertian konstitusi dengan Undang-Undang Dasar,
Miriam Budiardjo mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa untuk
menerjemahkan kata Inggris “constitution” dengan kata Indonesia “Undang-Undang Dasar”.
Sebenarnya adanya kesukaran atau kekurangan dengan pemakaian istilah undang-undang
dasar, yakni kita langsung membayangkan suatu naskah tertulis. Padahal istilah konstitusi
bagi banyak kalangan sarjana ilmu politik merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu
keseluruhan dari peraturan-peraturan – baik tertulis, maupun yang tidak – yang mengatur
secara mengikat cara-cara pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat (Miriam
Budiardjo, 2008:169). Jadi, tidak sama antara konstitusi dengan Undang-Undang Dasar.
Dalam hubungan dengan pengertian undang-undang dasar dengan konstitusi, Drs.
Nyoman Dekker menjelaskan bahwa dalam UUD 1945 pengertian konstitusi dibedakan
dengan pengertian UUD. UUD merupakan hukum dasar yang tertulis. Diluar yang tertulis ini
terdapat hukum dasar yang tidak tertulis antara lain berupa jenis kebiasaan ataupun konvensi
yang terkait dengan kenegaraan. UUD merupakan peraturan-peraturan dasar yang paling
tinggi dalam negara. di dalam tradisi Anglo-Saxon istilah yang dikenal ialah konstitusi, baik
yang berhubungan dengan UUD seperti disebutkan di atas maupun kebiasaan ataupun
konvensi kenegaraan yang berkaitan dengan masalah ini. Bila uraian itu khusus menyangkut
UUD maka akan dipergunakan istilah UUD dan selanjutnya akan dipergunakan istilah
konstitusi kalau masalahnya bersifat umum” (A. Riyanto, 2000: 24).
Secara sederhana, Soetandyo W. mendefenisikan konstitusi sebagai sejumlah
ketentuan hukum yang disusun secara sistematis untuk menata dan mengatur pada pokok-
pokoknya struktur dan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan, termasuk dalam hal ikhwal
kewenangan dan batas kewenangan lembaga-lembaga itu. Dalam arti lebih sempit, konstitusi
bahkan “cuma” diartikan sebagai dokumen yang memuat ketentuan-ketentuan tersebut
(Benny K. Harman, 1991:1).
179 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Dalam praktek ketatanegaraan, perhatian orang acapkali hanya tertuju secara terbatas
pada ikhal konstitusi saja sebagaimana rumusan-rumusan yang termuat dalam dokumen
undang-undang dasar, dan kurang mengajukan lebih dalam lagi. Sebenarnya konstitusi itu
hanyalah raga atau wadah, bukan jiwa atau semangat; manifestasi yuridis saja bukan makna
kulturalnya (Ni‟matul Huda, 2008:22).
Ni‟matul Huda berpendapat bahwa pengertian konstitusi meliputi konstitusi tertulis
dan tidak tertulis. Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi yang tertulis. Adapun
batasan-batasannya dapat dirumuskan ke dalam pengertian sebagai berikut, yaitu (1) suatu
kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada penguasa;
(2) suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem
politik; (3) suatu deskripsi dari lembaga-lembaga negara; (4) suatu deskripsi yang
menyangkut masalah hak asasi manusia (Ni‟matul Huda, 2008:22).
1.4. Arti Penting Konstitusi dalam Organisasi
Konstitusi pada hakekatnya harus dianggap sebagai suatu bentuk kontrak sosial
untuk melandasi tata pergaulan suatu umat. Suatu bentuk persetujuan bersama antara
pemerintah dan yang diperintah, antara penguasa dan rakyat, dengan pengertian bahwa tata
kekuasaan harus bersumber dan bersendi pada persetujuan rakyat (A. Riyanto, 2000: 146).
Bagir Manan mengatakan bahwa konstitusi itu mengatur organisasi negara dan kebutuhan
menyusun suatu pemerintahan negara, akan selalu diperlukan konstitusi. Dalam konteks
kenegaraan, hakekat konstitusi tidak lain dari perwujudan paham tentang konstitusi dan
konstitusionalisme.
Dalam sebuah organisasi yang lebih kecil, kontrak sosial antar anggotanya
diwujudkan dalam sebuah anggaran dasar, statuta atau dengan nama dan bentuk lainnya.
Kontrak tersebut merupakan ikatan yang mempertemukan kepentingan-kepentingan seluruh
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Konstitusi disamping sebagai kontrak
sosial sekaligus sebagai panduan atau kerangka acuan perjuangan sebuah organisasi.
Dengan hakekat yang demikian, Dahlan Thaib berpendapat bahwa konstitusi itu
berfungsi sebagai barometer untuk menjaga adanya kepastian hukum dalam praktek
penyelenggaraan negara (A. Riyanto, 2000: 318) atau organisasi. Dalam setiap tata aturan
sebuah organisasi akan selalu ditemukan satu bagian yang secara khusus mengatur
ketentuan-ketentuan mengenai tata keorganisasian, dimana bagian ini yang disebut sebagai
konstitusi atau anggaran dasar atau statuta. Dimana fungsi konstitusi tersebut sebagai
barometer unutk menjaga kepastian hukum dalam praktek penyelenggaraan organisasi.
180 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Organisasi apapun, apakah berbentuk negara atau organisasi rakyat dapat dipastikan
memiliki tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi tersebut memiliki seperangkat
alat-alat atau organ-organ, baik eksekutif, legislatif, yudikatif dan lembaga-lembaga atau
komisi-komisi independen dengan fungsi dan peranan masing-masing. Lembaga-lembaga
tersebut haruslah mendasarkan tindakan kepada konstitusi, sehingga tindakan tersebut dapat
dikatakan konstitusional. Baik tujuan maupun organ-organ tersebut diatur dalam konstitusi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa konstitusi bagi sebuah organsasi
sangatlah penting. Untuk memastikan bahwa penyelenggaraan sebuah organisasi tidak
menyimpang dari misi dan tujuan yang diinginkan, maka konstitusilah yang mengambil
peran untuk mengawal itu.
2. Ruang Lingkup Konstitusi HMI
2.1. Makna Mukaddimah Anggaran Dasar HMI
Mukaddimah AD HMI terdiri dari 5 paragraf dengan pokok pikiran yang berbeda
namun satu sama lain saling berhubungan. Namun demikian, setidaknya mukaddimah
Anggara Dasar HMI mengandung beberapa prinsip pokok organisasi. Pertama, diaturnya
mekanisme berorganisasi dalam AD HMI tidak terlepas dari fitrah manusia sebagai wakil
Tuhan (khalifah) dimuka bumi. Dalam rangka menjalankan fitrahnya sebagai khalifah,
mahasiswa-mahasiswa yang terhimpun dalam HMI mengarahkan aturan organisasinya pada
pelaksanaan tugas manusia sebagai khalifah di bumi.
Kedua, prinsip keseimbangan. Pengaturan tentang mekanisme organisasi HMI
diletakkan pada kerangka menjaga keseimbangan hidup. Keseimbangan kehidupan dunia
dan akhirat, keseimbangan antara kehidupan individu dan kehidupan sosial, serta
kesimbangan antara iman, ilmu dan amal (baik individu maupun sosial).
Ketiga, prinsip tanggung jawab. Pengaturan mekanisme organisasi untuk
menegaskan garis tanggung jawab kader HMI. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kader
HMI bertanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan dalam rangka mendorong terciptanya
keadilan sosial. Sebagai bagian dari umat Islam, kader HMI bertanggung jawab untuk
menciptakan semangat kehidupan beragama dalam kerangka ukhwah islamiyah.
tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
Pembentukan integritas watak dan kepribadian
Pengembangan kualitas intelektual
Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
Landasan teologis
Landasan ideologis
Landasan konstitusi
Landasan historis
Landasan sosio-kultural
4. Pola Dasar Perkaderan
Rekrutmen
Pembentukan Kader
Training Formal
Pengembangan :
Up-Grading
Pelatihan
Aktivitas
Pengabdian
3.2. Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan
badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan
potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI
didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17
September 1966 pada Kongres VIII HMI di Solo, KOHATI berkedudukan dimana
HMI berada.
KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI
merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai
wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan
dinamika gerakan keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai
bidang keperempuanan, dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi
perempuan. KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk
183 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
menimbulkan permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di
Malang pada tahun 1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah
cenderung mengarah kepada perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi
induknya, sehingga dalam evaluasi kongres IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain
melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah bagian
mutlak dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi
menjadi permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan
perlahan-lahan mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK
Mendikbud tentang pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun
1978.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya
kembali, lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang.
Kemudian LK menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu
profesionalisme. Melalui kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK
kembali dicanangkan.
Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI
(diluar KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai
dengan fungsi dan bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan kerja berupa
dharma bhakti kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara.
Sebagaimana terdapat dalam unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan
bahwa “Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah merupakan inti daripada
iman, Islam dan Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat,
jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis,
hingga memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4.Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat
memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi
185 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
MISSION HMI
1. Pengantar
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga mission HMI
dapat diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh kader HMI. Sebagai
organisasi kader yang memiliki platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI
mempunyai komitmen asasi yang disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1)
Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia,
yang dikenal dengan komitmen kebangsaan, dan (2) Menegakkan dan mengembangkan
ajaran Islam, yang dikenal dengan wawasan keislaman/keumatan.
Kesatuan dari kedua wawasan ini disebut dengan wawasan integralistik, yakni cara
pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan sebagai warga negara dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan
komitmen HMI ini disesuaikan dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu aktual dan
mampu tampil di garda terdepan dalam setiap even.
Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI mengalami stagnasi, untuk
tidak dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gagasan cerdas yang disumbangkan oleh HMI
di tengah carut marut dan tunggang langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah
disintegrasi perlu segera diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki,
masalah supremasi hukum yang harus ditegakkan, masalah pendidikan mendesak untuk
diperhatikan, dan masalah-masalah lain yang melingkari, seperti budaya, pertahanan
keamanan, yang kesemuanya membutuhkan penanganan secepatnya. Singkatnya, Indonesia
sekarang sedang diterpa krisis multi dimensional. Di tengah kondisi ini, komitmen HMI
tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI dalam berperan serta
untuk penyelesaian problematika bangsa dan umat perlu adanya reaktualisasi mission
HMI dalam jiwa kader HMI melalui proses perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak
lebih hanya sebagai proses pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya,
yaitu sebagai proses pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai, dan kemampuan,
yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang muslim yang utuh
(kaffah), sehingga kader HMI memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas
(mustad‟afin) dan melawan kaum penindas (mustakbirin).
HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum intelektual,
generasi kritis, dan memiliki profesionalisme harus mampu menjadi agen pembaharu
188 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
ditengah masyarakat dan kehidupan bangsa. Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang
luar biasa dalam tatanan kehidupan bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang
terjadi di bangsa ini dimotori oleh kelompok mahasiswa dan pemuda, mulai dari proklamasi,
revolusi, hingga reformasi, selalu ada andil mahasiswa. Namun demikian arah perubahan
harus sesuai dengan usaha untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
SWT sebagaimana termaktub dalam penggalan tujuan HMI.
Dalam perjalananya, gerakan mahasiswa begitu dimanis, mengikuti perkembangan
jaman dan selalu eksis dalam setiap momen penting kebangsaan. Kekonsistenan itu harus
diiringi oleh pegangan yang teguh terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga
kehadiran mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat
mendapat tempat yang penting sebagai embun penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai
organisasi mahasiswa harus mampu menetaskan kader-kader yang berkualitas insan cita
sebagaimana yang tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi, yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).
2. HAKEKAT KEBERADAAN HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (pasal 7 AD
HMI)
Makna HMI sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa
yang menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi (Universitas/Akademi/Institut/Sekolah
Tinggi) atau yang sederajat, dan memilki ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri
kemahasiswaan tersebut adalah ilmiah, kritis dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis.
2.2. HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam (pasal 3 AD HMI)
HMI sebagai organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang
menghimpun mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara individu dan
organisatoris memiliki ciri-ciri keislaman, menjadikan Al-Qur‟an dan As-Sunnah
sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber aspirasi dalam
setiap aktivitas dan dinamika organisasi.
2.3. HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (pasal 6 AD HMI)
HMI yang bersifat independen adalah waktak organisasi yang selalu tunduk
danberorientasi pada kebenaran (hanif), sehingga kiprah setiap individu dan dinamika
organisasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mempunyai pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak tidak terikat dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris
dengan kepentingan atau organisasi mana pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak
189 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
a.) Cenderung kepada kebenaran b.) Bebas, merdeka dan terbuka c.) Obyektif, rasional,
dan kritis d.) Progresif dan dinamis e.) Demokratis, jujur dan adil.
2.4. TUJUAN HMI
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI). Dari tujuan
tersebut dapat dirumuskan menjadi lima kualitas insan cita, yakni kualitas insan
akademis, kualitas insan pencipta, kualitas insan pengabdi, kualitas insan bernafaskan
Islam, dan kualitas insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT.
Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam
pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu
melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan
(pasal 4 AD HMI) adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Insan Akademis
Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan
kritis.
Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui
dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan
kesadaran.
Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu
pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah
yaitu secara bertahap,teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip
perkembangan.
2. Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada
dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan
bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh
dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan
sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menentukan
bentuk yang indah-indah.
191 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “Man of future” insan pelopor yaitu insan
yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli
dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana
mencari ilmu perjuangan untuk secara kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-
citakan. Ideal type dari hasil perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta
pembantu). Penyuara “Idea of Progress” insan yang berkeperibadian imbang dan
padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT.
Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam
kualitas yang maksimal (insan kamil).
Dari lima kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam
tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas
insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang
terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
dan makmur yang ridhoi Allah SWT.
Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT adalah
masyarakat yang menjalankan kehidupannya selalu berlandaskan atas asas keadilan
sehingga tercapai kemakmuran dan dalam perjalanan pencapaian masyarakat adil
makmur tersebut tidak mendobrak aturan Allah yang tertuang dalam Al-Qur‟an sehingga
adil makmur yang dicapai oleh masyarakat meruapak adil makmur yang dikehendaki oleh
Allah SWT.Jadi setiap usaha dalam pencapaian masyarakat adil makmur harus
berpedoman pada ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
2.5. FUNGSI DAN PERAN HMI
HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader (pasal 8 AD HMI)
HMI sebagai organisasi kader adalah organisasi mahasiswa yang berorientasikan
Islam yang melakukan perkaderan, dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada
dasarnya merupakan proses kaderisasi, sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu
193 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang bersumber
dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori-teori sosial yang teori-teori
ini akan memberikan konsepsi yang jelas pada arah gerak perubahan sosial yang dilakukan
oleh HMI.
C. Teks NDP
NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan
tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang
sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena
kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara
berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak
dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-
bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk bentuk
kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan:
kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-
masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan
yang campur baur. Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu
melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang
197 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena
kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan
nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatanikatan tradisi sering menjadi penghambat
perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat kontradiksi kepercayaan
diperlukan sebagai sumber tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu
melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya,
manusia harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang
tradisional, dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran.
Maka satu-satunya sumber nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri.
Kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah
Tuhan Allah. Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada Tuhan
selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan "Tidak
ada Tuhan" meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan "Selain Allah"
memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan
agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan
segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk
pada ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu berarti tunduk pada
Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan
pasrah itu disebut Islam. Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan
ke arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan,
baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain. Tetapi karena
kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dapat menjangkau sendiri
kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan
kepercayaan kepada Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya tentang
Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu
yang lain yang lebih tinggi namun tidak bertentangan dengan insting dan indera. Sesuatu
yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau pemberitahuan yang langsung
dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan
sampai ketingkat yang tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak
diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi
syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rosul atau utusan Tuhan.
Dengan kewajiban para Rosul itu untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat
198 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
manusia. Para rosul dan nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa,Isa atau Yesus anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah Rosul
penghabisan, jadi tiada Rosul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia
biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan. Wahyu Tuhan yang
diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain
berarti bacaan, kata Al-Quran juga bearti "kumpulan" atau kompilasi, yaitu kompilasi dari
segala keterangan. Sekalipun garis-garis besar Al-Quran merupakan suatu kompendium,
yang singkat namun mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari
sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia
dengan cara lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaran-Nya,
manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan
Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua dari
kepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah.
Kemudian di dalam Al Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang maha
Esa ajaran ajaranNya yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh
manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara singkat ;
katakanlah : "Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat
menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa. Selanjutnya Ia adalah
Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha
Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang
selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam. Juga
diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang penghabisan, Yang lahir dan Yang
Bathin, dan "kemanapun manusia berpaling maka disanalah wajah Tuhan". Dan "Dia itu
bersama kamu kemanapun kamu berada". Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.
Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka sekaligus Tuhan adalah asal
dan tujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; sebagaimana tata nilai harus
bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan kepadaNya, Iapun sekaligus menuju
kepada kebenaran dan mengarah kepada "persetujuan" atau "ridhanya ". Inilah kesatuan
antara asal dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar,
diterangkan dalam bagian yang lain)
Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan
pasti. Oleh karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan
mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada sebaik-baiknya
199 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
penciptanya, maka alam mengandung kebaikan pada diriNya dan teratur secara harmonis.
Nilai ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan perkembangan peradabannya. Maka alam
dapat dan dijadikan obyek penyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan (sunnatullah)
yang berlaku didalamnya. Kemudian manusia memanfaatkan alam sesuai dengan
hukumhukumnya sendiri. Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme
maupun agama Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan
obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar emansipasi atau pancaran daripada
dunia lain yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana. Juga tidak seperti dikatakan filsafat
Agnosticisme yang mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan
sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini mempunyai eksistensi riil dan
obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, namun filsafat itu mengatakan bahwa
alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut
dari pada filsafat materialisme.
Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai mahluk
tertinggi manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari
bumi dan diserahi untuk memakmurkannya. Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan
kepada manusia. Manusia sepenuhnya bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia.
Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa yang disebut "sejarah". Dunia adalah
wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau "rajanya". Sebenarnya terdapat
hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang menguasai sejarah, sebagaimana adanya
hukum yang menguasai alam tetapi berbeda dengan alam yang telah ada secara otomatis
tunduk kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan kemampuannya untuk
mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum kehidupannya sendiri.
Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan. Hukum dasar alami
daripada segala yang ada inilah "perubahan dan perkembangan", sebab : segala sesuatu ini
adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada henti-
hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka
satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala
sesuatu.
Di dalam memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus
perkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selalu
berorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu.
Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-nilai tradisional yang tidak diketahuinya
200 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
dengan pasti akan kebenarannya. Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang
disemangati oleh iman dan ilmu. Bidang iman dan pencabangannya menjadi wewenang
wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang manusia untuk
mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang
alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai
kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana
adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. Sebab
sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif
sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau
seluruhnya tidak sama dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi)
haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa. Ini disebut "Tauhid"
dan lawannya disebut "syirik" artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik
seluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dan
kemajuan peradaban, kemanusiaan menuju kebenaran.
Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat merupakan
permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan
akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-
satunya pemilik dan raja. Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan,
usaha dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggunggan jawab individu manusia
yang bersifat mutlak dihadapan illahi atas segala perbuatannya dahulu didalam sejarah.
Selanjutnya kiamat merupakan "hari agama", maka tidak yang mungkin kita ketahui selain
daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan kelanjutannya / kehidupan
akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahui
kejadian-kejadiannya.
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan
mahluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia
yang menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya,
melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus
dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara
kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief). "Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar
keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran
yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah merupakan
201 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya
dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam
fitrahnya dan menjadi manusia sejati. Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal
perbuatanya. Nilai- nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri
dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia tergantung kepada nilai
kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai
dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan
melalui amal perbuatan yang tidak berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan.
Hidup yang pernuh dan berarti ialah yang dijalani dengan sungguh-sungguh dan sempurna,
yang didalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya dengan mengembangkan kecakapan-
kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga
ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang
membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam maupun
masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya. Dia diliputi oleh
semangatmencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang
baru dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup
berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan
(widom, hikmah).
Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia
mengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia adalah manusia toleran dalam arti kata
yang benar, penahan amarah dan pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang
menjadi milik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh
kearah yang lebih baik. Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan
phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua
kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara kerja dan
kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui
kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri,menyatakan ke luar corak
perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya secara harmonis. Dia tidak
mengenal perbedaan antara kehidupan individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan
antara perorangan dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta
kegiatankegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama ummat manusia. Baginya
tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi
dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia akherat. Kesemuanya dimanifestasikan
202 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
dalam suatu kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan,
keindahan dan kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal perbuatannya
benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung dari pada
kecenderungannya yang suci yang murni. Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan
nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh
tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkat nilai
kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan. Hal itu akan menghilangkan
sebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi kegiatan
kemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia,
tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan
kebahagiaan. Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati nurani
yang hanief atau suci.
C. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL
(TAKDIR)
Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan
dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang murni,
kemerdekaan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar
dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan
manusia yang berasal dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya.
Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan manusia sejati. Kehidupan
sekarang di dunia dan abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat.
Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus
dipikul secara individual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua manusia
tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruknya
dari amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung
jawaban perseorangan (mutlak). Manusia dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam
dan masyarakat sesamanya, kemudian menjadi individu kembali. Jadi individualitas adalah
pernyataan asasi yang pertama dan terakhir, dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya
daripada nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir
dan mutlak daripada awal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang
pertama dan asasi. Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari
pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah bahwa individu dalam
suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya.
203 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari
segi ini manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu kesatuan. Oleh
karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam kontek hidup ditengah
masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak berarti
bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-batas dari kemerdekaan
adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang
pasti dan tetap menguasai alam. Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat
manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada kemauan manusia.
Hukum-hukum kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya keharusan universal yang
diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan berarti perbudakan.
Pengakuan akan adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan
adanya batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif daripada
kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya kemungkinan-kemungkinan kretif
manusia. Yaitu tempat bagi adanya usaha yang bebas dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih
merdeka. Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan dari
manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri dimana manusia berbuat
sebagai pribadi banyak segi yang integral dan bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak
oleh suatu yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan.
Tanpa adanya kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan
menjadi tidak bisa dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal
perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah dunia dan dirinya
sendiri. Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan haknya
untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri.
Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadi
kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu
berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu
kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan
juga kepada keharusan yang universal itu.
D. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN
Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan dunia
sekitarnya bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan meniadakan kemerdekaan dan
keikhklasan dan kemanusiaan. Tatapi jelas pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka
dengan segala kegiatannya ialah kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada
204 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih dan mesti tunduk
kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu sebagai tujuan adalah berarti pengabdian
kepada-Nya. Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan apabila demikian maka
sesuai dengan pembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang terakhir dan mutlak ialah
kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat menundukkan diri. Adakah
kebenaran terakhir dan mutlak itu ?. Ada, sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada
hidup itu ada. Karena sikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti
kebenaran itu hanya satu secara mutlak pula. Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita
sebut kebenaran mutlak itu "Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu
menyatakan diri kepada manusia sebagai Allah. Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja
tujuan segala kebenaran. Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap pikiran yang maha
benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan YME. Oleh sebab itu seseorang
manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah
kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran
mutlak, guna memperoleh persetujuan atau "ridho" daripada-Nya. Sebagaimana
kemanusiaan terjadi karena adanya kemerdekaan dan kemerdekaan ada karena adanya tujuan
kepada Tuhan semata-mata.
Hal itu berarti segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai
kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapat pesetujuan atau ridho kebenaran
mutlak. Dan hanya pekerjaan "karena Allah" itulah yang bakal memberikan rewarding bagi
kemanusiaan. Kata "iman" berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai
tujuan hidup yang mutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri
dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran
pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut "Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh
sesama manusia atau sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah
manusia yang merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME.
Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME) menimbulkan
kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak
lagi berat sebelah, parsial dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan
sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas. Dia adalah pribadi manusia
yang sifat perorangannya adalah keseluruhan (totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban.
Dia memiliki seluruh dunia ini dalam arti kata mengambil bagian sepenuh mungkin dalam
menciptakan dan menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban kebudayaan.
205 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta
mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan.
Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran
kecintaan yang tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan yang cukup.
Kelompok orang-orang itu adalah pemimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan
keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya dan dalam jangka waktu yang
sama menghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya sebagai
manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab sosial. Negara adalah bentuk masyarakat
yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh.
Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula
dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah guna melindungi
manusia yang menjadi warga negara daripada kemungkinan perusakkan terhadap
kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian
pertanggungjawaban dalam masalah-masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui
demokrasi. Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada didalamnya
haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena itu pemerintah haruslah
merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah
demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan
atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan martabat
kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada ditangan
rakyat, dan pemerintah harus bertanggung jawab pada rakyat.
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan
kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah kewajiban
dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip
kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat
kepada pemerintah yang musti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan
kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan (kebenaran mutlak).
Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan
akhirnya kepada Tuhan YME. Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan
berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan
diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar
dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas- batas individual,
sejarah merupakan perjuangan dialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-
209 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakatyang tidak menjalankan
prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak
melaksanakannya sama nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai
yang tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang
nyata. Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat
tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudaknya antara lain oleh harta benda.
Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil
pekerjaan itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu
selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada majikan bukan ia
menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya. Kapital atau kekayaan telah
menggenggam dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan
kebengisan.
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf nahi munkar
sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap
pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara mendalam akan
andanya tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil
peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan
membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran.
Jadi sembahyang merupakan penopang hidup yang benar. Sembahyang menyelesaikan
masalah - masalah kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara instrinsik
pada rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual berupa pengabdian yang
bersifat mutlak.
Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu tersalurkan
kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan. Dalam hubungan itu telah
terdahulu keterangan tentang syirik yang merupakan kejahatan fundamental terhadap
kemanusiaan. Dalam masyarakat, yang adil mungkin masih terdapat pembagian manusia
menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam batas - batas kewajaran dan
kemanusian dengan pertautan kekayaan dan kemiskinan yang mendekat. Hal itu sejalan
dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (Private ownership) atas harga kekayaan dan
adanya perbedaan - perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan - kemampuan pribadi,
fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha – usaha kearah perbaikan dalam pembagian
rejeki ke arah yang merata tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat
adalah penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut dari
211 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
orang - orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada orang miskin.
Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, Syah dan halal saja. Sedang
harta kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat tetapi harus dijadikan milik umum guna
manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk
suatu masyarakat yang adil berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi
didapati cara memperoleh kekayaan secara haram, diman penindasan atas manusia oleh
manusia dihapus. Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu
diperoleh, juga ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi
dibenarkan hanya jika hanya digunakan hak itu tidak bertentangan, pemilikan pribadi
menjadi batal dan pemerintah berhak mengajukan konfikasi. Seorang dibenarkan
mempergunakan harta kekayaan dalam batas – batas tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang
tetapi juga tidak melebihi rata - rata atau israf pertentangan dengan perikemanusiaan.
Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan dalam masyarakat
membuat akibat destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat ( taqti)
merusakkan diri sendiri dalam masyarakat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan
umum yang dapat digunakan untuk manfaat bersama. Hal itu semuanya merupakan
kebenaran karena pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan. Manusia
seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar
dari padanya. Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana
amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki
tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau terjadi kemiskinan, orang - orang miskin diberi
hak atas sebagian harta orang - orang kaya, terutama yang masih dekat dalam hubungan
keluarga. Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi kehidupan keluarga
dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil menciptakan persyaratan hidup
yang wajar sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan keluarganya
dapat mengatur hidupnya secara terhormat sesuai dengan kainginankeinginannya untuk
dapat menerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal itu berarti
bahwa pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah
pendidikan, kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian
kekayaan bangsa yang pantas.
G. KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan , dapatlah dikumpulkan dengan pasti
212 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
bahwa inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal
Saleh Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan Yang
Maha Esa , serta menjadikanya satusatunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri yang
terakhir dan mutlak. Sikap itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesucian
dan kebaikan yang menyatakan dirinya dalam sikap pri kemanusiaan. Sikap pri kemanusiaan
menghasilkan amal saleh, artinya amal yang bersesuaian dengan dan meningkatkan
kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah yang berguna untuk sesamanya. Tapi
bagaimana hal itu harus dilakukan manusia ?. Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu
tujuan ialah gerakan kedepan demikian pula perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah
gerakan maju kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan relatif adanya berlaku untuk
suatu tempat dan suatu waktu tertentu. Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan
akhir dari segala yang ada yaitu kebenaran mutlak (Tuhan). Jadi semua nilai yang benar
adalah bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Tuhan.
Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu
tidak lain dari pada gerak maju kedepan (progresif). Dia adalah dinamis, tidak setatis. Dia
bukanlah seorang tradisional, apalagi reaksioner. Dia menghendaki perubahan terus menerus
sejalan dengan arah menuju kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencarai kebenaran-
kebenaran selama perjalanan hidupnya. Kebenarankebenaran itu menyatakan dirinya dan
ditemukan didalam alam dari sejarah umt manusia. Ilmu pengetahuan adalah alat manusia
untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif
namun kebenarankebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan
sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak itu sendiri pada
suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh
alam dan sejarahnya sendiri. Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh.
Hanya mereka yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-
kebenaran, yang menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan
yang tertinggi. Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar
tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara manusia dan alam
sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus menguasai alam dan
masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik.
Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa
pengetahuan tentang hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan menggunakanya bagi
213 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi ummat manusia bagi kepentingan pertumbuhan
kemanusiaan. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas
atau rasio. Demikian pula manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum yang
tetap. Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwa
manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan menemui
kehancuran jika menyimpang dari padanya dengan menuruti hawa nafsu. Tetapi cara-cara
perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah yang lebih baik sesuai dengan fitrah
adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat
mengerti masa sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang. Menguasai dan
mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya dan membimbingnya
kearah kemajuan dan perbaikan.
H. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis besar sbb :
1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME dan
keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah
nilai yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk
kerja nyata bagi kemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi
manusia jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-
sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar dalam peradaban dan berbudaya.
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian
formil kepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan
dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang
hanif. Segala sesuatu yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang
penuh dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat
yang terus menerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh
alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan
Tuhan dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai
mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.
3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha
yanag sungguh - sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara
keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan dalam
masyarakat sehingga setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai
manusia. Hal itu berarti usaha - usaha yang terus menerus harus dilakukan guna
214 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
mengarahkan masyarakat kepada nilai - nilai yang baik, lebih maju dan lebih insani
usaha itu ialah "amar ma'ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala bentuk
kejahatan dan kemerosotan nilai - nilai kemanusiaan dan nahi mungkar. Selanjutnya
bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas
dan kaum miskin pada umumnya serta usaha - usaha kearah penungkatan nasib dan taraf
hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.
4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan jihad,
yaitu sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh manusia
dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan.
Perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan
pengorbanan. Dan dengan jalan itulah kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat
manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan
yang merupakan bangunan yang kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh
persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang tegas kepada musuh -
musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaanmereka adalah manusia yang
toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar,mereka tidak memaksakan kepada orang
lain atau golongan lain.
5. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen.
Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh
sebab itu manusia harus mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban
disegala bidang. Dengan perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu
mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu
tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan
membawa kebahagiaan bahkan mengahancurkan peradaban. Ilmu mpengetahuan adalah
karunia Tuhan yang besar artinya bagi manusia. Mendalami ilmu pengetahun harus
didasari oleh sikap terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang
kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan
diantaranya yang terbaik. Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat
sederhana yaitu beriman, berilmu dan beramal.
Billahitaufiq Wal hidayah
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
1. Al – qur‟an. S. An – nahal (XVI) 89, artinya : “dan kami (Tuhan) telah menurunkan
kepada engkau (Muhammad) sebuah kitab (Al – qur‟an) sebagai keterangan tentang
sesuatu serta sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang – orang muslim.”
2. Al – qur‟an. S. Al – Ikhlas (CXII) : 1 – 4 artinya : “Katakanlah : Dia adalah Tuhan Yang
Maha Esa dia adalah Tuhan, Tuhan segala tempat harapan. Tiada ia berputar dan tiada
pula berbapak serta tiada satupun baginya sepadan.”
3. Al – qur‟an. S. Al – Hadid (LVII) : 3, artinya : “Dia adalah yang pertama dan terakhir
dan yang lahir dan bathin.”
4. Al – qur‟an S. Al – Baqarah (II) 115, artinya : “Maka kemanapun jua berpaling,
disanalah wajah Tuhan.”
5. Al – qur‟an. S. Al – an‟am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) beserta kamu
dimanapun kamu berada.”
6. Al – qur‟an. S. Al – an‟am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) menciptakan segala
sesuatu kemudian mengaturnya dengan peraturan yang pasti.”
7. Al – qur‟an. S. Al – Mu‟min (XXIII) : 14, artinya : “Maka Maha Mulialah Tuhan, sebaik
– baiknya pencipta.”
8. Al – qur‟an. S. Luqman (XXXI) 20, artinya : “Tidaklah kamu memperhatikan bahwa
Allah menyediakan bagimu segala sesuatu yang ada di langit dan segala sesuatu yang
ada di bumi dan melimpahkannya kepada kami karunia – karunia mendatar-Nya baik
yang nampak maupun yang tidak nampak.”
9. Al – qur‟an, S. Yunus (X) : 101, artinya : “Katakanlah : Perhatikan olehmu apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi, tanda – tanda dan peringatan itu tidak ada berguna
bagi golongan manusia yang tidak percaya.”
10. Al – qur‟an, S. Shod (XXXVIII) : 27, artinya : “Tidaklah kamu (Tuhan) menciptakan
lagit dan bumi dan segala sesuatu yang ada diantara keduanya itu secara palsu hal itu
hanyalah prasangka orang – orang kafir saja.”
11. Al – qur‟an, S. Al – Tien (XCVO) : 4, artinya : “Sesungguhnya kami (Tuhan) telah
menciptakan manusia – manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya.”
216 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
12. Al – qur‟an, S. Al – Isra (XVII) : 70, artinya : “Dan kami lebih mereka itu (umat
manusia) di atas banyak dari segala sesuatu yang kami ciptakan dengan kelebihan yang
nyata.”
13. Al – qur‟an, S. Al – an‟am (VI) : 165, artinya : “Dan dialah (Tuhan) yang menjadikan
kamu sekalian (umat manusia) sebagai khalifa – khalifah bumi, serta melebihkan
sebahagian dari kamu atas sebagian yang lain bertingkat – tingkat untuk menguji kamu
dalam hal – hal yang telah diuraikan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhan cepat siksanya
(akibat buruk daripadanya perbuatan manusia yang salah) dan dia pastilah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang (memberikan akibat baik atas perbuatan manusia yang
benar).”
14. Al – qur‟an, S. Hud (XI) : 16 artinya : “Dia (Tuhan) menumbuhkan kamu (umat islam)
dari bumi dan menyuruh kamu memakmurkannya.
15. Al – qur‟an, S. Al – Ahzab (XXXIII) : 72, artinya : “Sesungguhnya kamu (Tuhan)
menawarkan semua amanah (akal pikiran) kepada langit, bumi dan gunung – gunung,
maka mereka itu menolak untuk menanggungnya dan merasakan keberatan atas amanah
itu, manusialah yang menanggungnya, sesungguhnya manusia mempersulit diri sendiri
dan bodoh.”
16. Al – qur‟an, S. Al – Ankabut (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah : mengembaralah
kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu bagaimana Allah memulai
penciptaan-Nya kemudian mengembangkan pertumbuhan yang pertumbuhan
sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
17. Al – qur‟an. S. Al – Qashash (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah : Mengembaralah
kamu ke muka bumi, kemudian perhatikanlah olehmu bagaimana Allah memulai
penciptaan-Nya kemudian mengembangkan pertumbuhan yang kemudian, sesungguhnya
Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
18. Al – qur‟an, S. Al – Isra (XVII) : 72, artinya : “Dan barang siapa disini (dunia) buta
(tidak berilmu), maka di akhirat nanti akan buta pula dan lebih sesat lagi jalannya.”
19. Al – qur‟an, S. Al – Isra (XVII) : 36, artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu
yang tidak engkau mempunyai pengertian tentang hal itu, sebab sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu semuanya pertanggung jawab atas hal
tersebut.”
20. Al – qur‟an, S. Al – Mujaadalah (LVII) : 11, artinya : “Allah mengangkat orang – orang
beriman diantara kamu dan berilmu bertingkat – tingkat.”
217 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
21. Al – qur‟an, S. Fushilat (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada matahari
ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan.”
22. Al – qur‟an, S. Al – Fatihah (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada matahari
ataupun bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan.”
23. Al – qur‟an, S. Al – Hajj (XXII) : 56, artinya : “Kerajaan pada hari itu hanyalah bagi
Allah, Dia mengadili antara manusia (suatu lukisan simbolis). “Bagi siapakah pekerjaan
hari ini ? bagi Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa.”
24. Al – qur‟an, S. Al – Baqarah (11) : 48, artinya : “Dan berjaga – jagalah kamu sekalian
terhadap massa dimana seseorang tidak sedikitpun membela orang – orang lain dan
dimana tidak di terima suatu pertolongan dan tidak suatu tebusan serta tidak pula itu
akan dibantunya.”
25. Al – qur‟an, S. Al – A‟raf (II) : 187, artinya : “Mereka bertanya kepada engkau
(Muhammad) tentang hari kiamat kapan akan terjadi ? Jawablah : sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya ada pada Tuhan. Tidak seorangpun dapat
menjelaskan selain dari Dia Sendiri.”
PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
1. Al – qur‟an, S. Ar – Rum (XXX) 30, artinya : “Hadapkan dengan seluruh dirimu itu
kepada agama (Islam) sebagaimana engkau adalah hanief (secara kodrat melihat
kebenaran, itulah fitrah Tuhan yang telah memfitrahkan manusia padanya).”
2. Al – qur‟an, S. Adz – Dzariyat (XVL) 56, artinya : “Aku (Tuhan) tidaklah menciptakan
jin dan manusia hanyalah untuk berbakti kepada-Ku.”
3. Al – qur‟an, S. At – Taubah (IX) 105, artinya : “Katakanlah, bekerjalah kamu sekalian !
Tuhan akan melihat kerjamu demikian juga Rasul-nya dan orang – orang beriman
(masyarakat).”
4. Al – qur‟an, S. At – Taubah (IX) 2 – 3, artinya : “Hai orang – orang yang beriman,
mengapakah kamu mengadakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ? besar dosanya bagi
Tuhan jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak baik kamu kerjakan.”
5. Al – qur‟an, S. An – Nahl (IV) 3, artinya : “Barang siapa siap berbuat baik lelaki
maupun perempuan sedangkan ia beriman, maka pastikan kami (Tuhan) berikan
kepadanya hidup yang bahagia dan pasti kami berikan pahala bagi mereka dengan sebaik
– baiknya apa yang telah mereka perbuat.”
6. Al – qur‟an, S. Al – Ankabut (XXIX) 6, artinya : “Barang siapa berjuang, maka
sebenarnya dia berjuang untuk dirinya sendiri.”
218 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
7. Al – qur‟an, S. An – Nisa (IV), 125 artinya : “Siapakah yang lebih baik agama daripada
orang yang menyerahkan diri dengan agama dari dengan seluruh pribadinya kepada
Tuhan yang dan dia berbuat baik (cinta kabikan) serta mengikuti ajaran Ibrahim secara
Hanief.”
8. Al – qur‟an, Az – Zumar (XXXIV) 18, artinya : „Mereka yang mendengarkan perkataan
(pendapat) berusaha mengikuti yang terbaik (benar) daripadanya, mereka itulah yang
mendapatkan petunjuk dari Tuhan dan mereka itulah yang orang – orang yang
mempunyai fikiran.
9. Al- qur‟an, S. Al-Baqarah (II) 28 artinya : “Tuhan memberikan keijaksanaan kepada
siapa saja yang dikehendaki-Nya . Maka barang siapa yang mendapat kebijaksanaan itu
sesungguhnya dia telah memperoleh kebaikan yang melimpah . Dan tidak memikirkan
hal itu kecuali orang-orang yang berasal ”
10. Al-Qur‟an . S. Al-An‟am (VI) 269 . artinya : “Barang siapa yang tuhan kehendaki untuk
diberikan kepadanya petunjuk (kepada kebenaran), tetapi barang siapa yang dikehendaki
Tuhan untuk disesatkan maka dadanya dijadikan sempit dan sesak, seakan-akan dia
sedang naik kelangit”.
11. Al-Qur‟an S.Ali-Imran (III) 123, artinya : “ ( orang yang bertaqwa itu ) mereka yang
dapat menahan marah, suka memaafkan kepada sesama manusia dan Tuhan cinta kepada
orang orang yang selalu berbuat baik “.
12. Al-Qur‟an. S. Baiynah ( XCVIII) 5. artinya : “ Mereka tidaklah diperintahkan kecuali
untuk berbakti kepada Tuhan dengan mengikhlaskan agama (kebatinan) sematamata
kepada-Nya secara Hanief (mencari kebenaran) menegakkan sembahyang mengeluarkan
zakat,itulah jalan (agama) yang benar.”
13. Al-qur‟an, S. Al-Baqarah (II) 28 ,artinya : ‟‟Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada
siapa saja yang dikenhendaki-Nya. Maka barang siapa yang mendapat kebijaksanaan itu
sesungguhnys dia telah memperoleh kebaikan yang melimpah. Dan tidak memikirkan
hal itu kecuali orang-orang yang berasal “.
14. Al-Qur‟an,S. Al-Insan (LXXVI) 8-9, artinya : “ Dan mereka itu memberikan makan
kepada orang miskin Anak-anak yatim dan orang tertawa atas dasar sukarela mereka
berkata : Kami memberi makan kepadamu semata-mata hanya karena diri Tuhan
(mencari ridho-Nya) bukan karena mengharapkan balasan atau ucapan terima
15. kasih.
219 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
16. Dari kesimpulan dari gambaran surat Al-qura‟an, S Al-baqarah (II) 263, artinya :‟‟hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menggugurkan sedekahnya dengan cacian
dan celaan, sebagaimana orang yang mendarmakan hartanya karena pamrih kepada
sesama manusia serta tidak percaya kepada Tuhan dan hari kemudian. Maka
perumpamaan baginya adalah seperti batu yang di atasnya ada debu dan kemudian di
sapu oleh hujan dan batu itu tertinggal licin. Mereka itu sedikitpun menguasai apa yang
telah mereka kerjakan.‟‟
17. Disimpulkan dari Al-qur‟an, S. Fatir (XXXV), artinya : “ Barang siapa menghendaki
kemudian itu aada pada Tuhan, kpada-Nya ucapan yang baik menuju pekerjaan yang
diangkat-nya.
KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL
(TAQDIR)
1. Tersimpul dalam Al-qur‟an, S. Al-Anfal (VIII) 23, artinya : “Berhati-hatilah kau
terhadap malapetaka yang benar-benar tidaknya mnimpa orang-orang jahat diantara
2. kamu.”
3. Al-qur‟an, S. Al-Baqarah (II) 46, artinya : “ Berhati-hatilah kamu sekalian akan hari (
akhirat) dimana seseorang tidak dapat membela orang lain sedikitpun dan tidak pula
diterima pertolongan dan tebusan daripadanya serta tidak pula orang-orang itu dibantu.”
4. Al-qur‟an, S. Lukman (XXXI) 46, artinya : “Ingatlah selalu akan hari (kiamat) dimana
seorang ayah tidak menanggung anaknya dan tidak pula seorang anak mennggung
ayahny sedikitpun.”
5. Al-qur‟an, S. Al-hadid (XVII) 22, artinya : “Tidaklah terjadi sesuatu kejadianpun
dimuka bumi ini dan pada diri kamu sekalian (masyarakat) melainkan ada dalam catatan
sebelum kamu beberkan. Sesungguhnya hal itu bagi Tuhan prkara yang mudah.”
6. Al-qur‟an, S.Ar-Ra‟d (XII), artinya : “ Sesungguhnya Tuhan tidak merubahsesuatu
(nasib) yang ada pada suatu bangsa sehingga mereka merubah sendiri apayang ada pada
diri (jiwa) mereka.”
7. Al-qur‟an, S. Al-Hadid, artinya : “ Agar kamu tidak putus asa kemalangan yng menimpa
dan tidak pula terlalu bersuka ria dengan kemajuan yang akan datang padamu.”
KETUHANAN YANG MAH ESA DAN PERIKEMANUSIAAN
1. Al - qur‟an, S. Lukman (XXXI) 30, artinya : “Demikianlah sebab sesungguhnya Tuhan
itulah kebenaran, sedang apa yang mereka suka selain-Nya adalah kepalsuan dan
sesungguhnya Tuhan itu Maha Tinggi dan Maha Agung.
220 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
2. Al – qur‟an, S. Ali – Imran (III) 6, artinya : “Tidak lagi seorangpun suatu kebahagiaan
itu dianugerahkan oleh-Nya (Tuhan) kecuali (Amal perbuatan) semata – mata untuk
mencari (ridho) Tuhan Yang Maha Tinggi, dan tentulah ia akan meridhoinya.”
3. Al – qur‟an, S. Ali – Imran (III) 19, artinya : “Sesungguhnya agama itu bagi Tuhan
adalah penyerahan diri (Islam).”
4. Al – qur‟an, S. Al – Ahzab (XXXIII) 49, artinya : “Mereka yang menyampaikan ajaran –
ajaran Tuhan dan tidak menghambakan dirinya kepada siapapun selain kepada Tuhan
dan cukuplah Tuhan yang memperhitungkan (amal mereka).”
5. Al – qur‟an, S. Asy – Syu‟ara (XXVI) 226, artinya : “Dan sesungguhnya mereka itu
mengatakan hal – hal yang mereka tidak kerjakan.”
6. Tentang rangkaian tak terpisahkan dari pada iman dan amal saleh dapat dilihat dari
pengulangan tidak kurang dari lima puluh kali kata – kata Aamu wa‟amilus shaihat dan
terdapat dimana – mana di dalam Al – qur‟an.
7. Al – qur‟an, S. Ann – Nur (XXVI) 39, artinya : „Orang – orang kafir itu amal dan
perbuatannya bagaikan fata morgana di satu lembah. Orang yang kehausan mengirimnya
air, tetapi setelah ditanda tanganinya tidak didapatnya suatu apapun.”
8. Al – qur‟an, S. Al – Baqarah (II) 109, artinya : “Apakah orang yang mendirikan
bangunannya di atas dasar taqwa kepada Tuhan dan mencari ridho-Nya itu lebih baik,
ataukah orang yang mendirikan bangunannya pada tepi jurang yang retak kemudian
roboh bersamanya masuk neraka jahanam.”
9. Al – qur‟an, S. Lukman (XXXI) 13, artinya : “Sesungguhnya syirik itu kesalahan yang
besar.”
10. Imam tidak mungkin bercampur dengan kejahatan, sebagai mana tersimpul dalam Al–
qur‟an, S. Al – An‟am (VI) 84, artinya : „Mereka yang beriman dan tidak mencampur
iman mereka dengan kejahatan, mereka itulah yang mendapat petunjuk.”
11. Hadist, artinya : “Sesungguhnya yang paling khawatirkan sekalian ialah syirik kecil
yaitu ria (pamrih).”
12. Disimpulkan dari titik perpisahan antara orang – orang kafir pemegang Kitab Suci
(Kristen dan Yahudi) dalam al – Qur‟an, S. Ali Imran (111) 64, artinya : “Katakanlah :
Hai orang pemegang Kitab Suci Kristen dan Yahudi marilah kamu sekalian menuju titik
persamaan antara kami (ummat Islam0 dan kamu, yaitu bahwa kita tidak mengabdi
kecuali pada Tuhan Yang Maha Esa kita tidak sedikitpun membuat syirik kepada-Nya
dan tidak pula sebagian kita mengangkat sebagian yang lain menjadri Tuhan – tuhan
221 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
(dengan kekuasaan dan wewenang seperti dan Tuhan Yang Maha Esa) selain Tuhan
Yang Maha Esa, Kemudian jika mereka mengejak katakanlah : Jadilah kamu sekalian
sebagai saksi kepada Tuhan saja”.
13. Al – Qur‟an, S. An – Nahl (XVI) 90, artinya : “Sesungguhnya Tuhan memerintahkan
untuk menegakkan keadilan dan menguasahakan perbaikan.”
INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1. Al – Qur‟an, S. Az – Zkhruf (XLII), artinya : “Kami (Tuhan) membagi – bagi di antara
mereka manusia kehidupan mereka di dunia.”
2. Al – Qur‟an, S. Al – Maidah (V) : 48, artinya : “Bagi setiap golongan diantara kamu
ialah kami tetapkan suatu cara dan jalan hidup tertentu.”
3. Al – Qur‟an, S. Al – Lail (XCII) : 4, artinya : “Sesungguhnya usahamu sekalian
(manusia) sangat beraneka ragam.”
4. Al – Qur‟an, S. Al – Isra‟ (XVII) : 84, artinya : “Katakanlah : Setiap orang bekerja
sesuai dengan pembawaannya. Sebenarnya Tuhanmulah Pula yang lebih mengetahui
siapa yang lebih benar kalau hidupnya.”
5. Al – Qur‟an, S. Az – Zumar (XXXIX) 39, artinya : “Katakanlah : Hai Kaumku,
bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (Pula), maka
kelak kamu akan mengetahuinya juga.”
6. Al – Qur‟an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu sekalian dalam
kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong dalam kejahatan dan
permusuhan.”
7. Al – Qur‟an, SYAI – Maidah (V) 2, artinya : “Bergotong – royonglah kamu sekalian
dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong daam kejahatan dan
permusuhan.”
8. Al – Qur‟an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8, artinya : “Barang siapa mengerjakan seberat
atom kebaikan dan akan menyaksikan (akibat baiknya) dan barang siapa mengerjakan
seberat atom kejahatan diapun akan menyaksikan (akibat buruknya)”.
9. Al – Qur‟an, S. At – Taubah (IX) : 75, artinya : “Dan jika orang – orang (Jahat) itu
bertaubat maka kebaikan bagi mereka, tetap jika mereka membanggakan maka Tuhan
akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih di dunia dan akhirat.”
10. Al – Qur‟an, S. An – Nahl 30, artinya : “Dan mereka yang be ang dijalan-Ku
(kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan
itu cinta kepada orang – orang yang selalu berbuat baik (progresif).”
222 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
11. Al – Qur‟an, S. Al – Hujarat (XLIX) 13, artinya : “Hai sekalian ummat manusia,
sesungguhnya Kami (Tuhan) telah menciptakan kamu dari laki – laki dan perempuan
dan kami jadikan berbangsa – bangsa dan bersuku – suku ialah agar kami saling
mengenal, sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu bagi Tuhan ialah yang paling
bertaqwa (cin kebenaran) sesungguhnya Tuhan itu Maha Mengetahui dan Maha
Meneliti.”
12. Al – Qur‟an, S. Al – Hujarat (XLIX) 10, artinya : “Sesungguhnya orang – orang yang
beriman (cinta kebenaran) itu bersaudara, maka usahakanlah adanya kerukunan dan
diantara golongan saudaramu.”
KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
, S. Al-An‟am (VI) 57, artinya : “Sesungguhnya hukum atau nilai itu hanya kepunyaan
Allah, Dia menerangkan keberatan dan Dia adalah sebaik-baiknya pemutus perkara.”
1. 4. Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu
yang tidak mempunyai pengertian akan dia, sebab sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati nurani itu semuanya 1. Al - Qur‟an, S. Al – lail (XCII) 8 – 9 – 10,
artinya : “Adapun orang – orang kafir tidak mau mengorbankan sedikitpun (dari haknya)
dan merasa cukup sendiri (engoistis) serta mendustakan (mencemoohkan) kebaikan,
maka ia kami licinkan jalan kearah kesukaran (kekacauan).”
2. Al – Qur‟an, S. Al – Maidah (V) 8, artinya : “Janganlah sekali – kali kebencian
segolongan orang itu membuat kamu menyeleweng dan tidak menegakkan keadilan,
tegakkan keadilan itulah yang lebih mendekati taqwa (kebenaran) dan bertaqwalah kamu
kepada Tuhan.”
3. Al – Qur‟an, S, Al – imran (11) 104 artinya : “Hendaklah diantara kamu suatu kelompok
yang mengajak kebaikan, memerintahkan yang maruf (baik) sesuai dengan
prikemanusiaan dan melarang yang munkar (Uahat) dan bertaqwalah kamu kepada
Tuhan.”
4. Hadist : “Tiap – tiap kamu adalah pemimpin dan tiap – tiap kamu bertanggung jawab
atas pimpinannya.”
5. Ditarik kesimpulan dari keterangan orang – orang beriman Al – Qur‟an, S. AS – Syura
(XLII), artinya : “Urusan mereka diselesaikan melalui musyawarah di antara mereka.”
6. Al – Qur‟an, S. An – Nisa (IV) 59, artinya : “Sesungguhnya kesalahan terletak pada
mereka yang mendalami (bertindak tidak adil) kepada manusia dan berbuat kekecauan di
muka bumi tanpa ada alasan kebenaran.”
223 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
7. Al – Qur‟an, S. An – Nisa (IV) 59 : “hai orang – orang yang beriman, taatlah kamu
sekalian pada Tuhanmu agar kamu menunaikan amanat – amanat kepada yang berhak
dan jika kamu memerintahkan diantara manusia, maka memerintahkan kamu dengan
keadilan.”
8. Al – Qur‟an, S. An – Nisa (IV) 59, artinya : “Hai orang – orang yang berimanm, taatlah
kamu sekalian kepada Rasul-Nya serta kepada yang berhak dan jika‟ kamu memerintah
diantara manusia, maka memerintahkan kamu dengan keadilan.”
9. Al – Qur‟an, S. Al – Maidah (V) 59, artinya : “Barang siapa yang tidak menjalankan
hukum dengan apa yang diturunkan oleh Tuhan (ajaran kebenaran), maka mereka itu
adalah orang – orang yang jahat.
10. Al – Qur‟an, S. Al – Hadid (LVII) 20, artinya : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya hidup
di dunia (sejarah) ini adalah permainan kesenangan dan perhiasan serta saling memegang
urusan (pemerintah) diantara kamu.”
11. Al – Qur‟an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak membinasakan
negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang yang hidup mewah di negeri itu
(supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka
sudah sepantasnya berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami
hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
12. Ditarik kesimpulan firman Tuhan tentang orang – orang Yahudi yang terkutuk (karena
sifat – sifat kapitalis mereka yaitu Al – Qur‟an, S. An – Nisa 160 – 161, artinya : “Maka
karena kejahatan orang – orang Yahudi itulah kami menghalangi jalan kepada
13. Tuhan (jalan kebenaran). Demikian juga karena mereka mengambil riba padahal sudah
dilarang, dan karena mereka merampas harta kekayaan manusia dengan cara yang tidak
benar (batil). Demikianlah juga dapat disimpulkan dari seruan Nabi Syu‟ib kepada
rakhatnya Nabi Syu‟ib adalah suatu prototype dari masyarakat yang tidak adil atau
kapatalis) tersebut di tiga tempat, antara lain ialah Al – Quran, Surat Asy-Syu‟ara
(XXVI) 182 –183, artinya : “Dan timbanglah dengan ukuran yang betul (adil) serta
janganlah merampas harta milik sesama manusia dan janganlah kamu melakukan
kejahatan di muka bumi ini sambil membuat kekacauan.” Terjadinya tindakan – tindakan
atas sesama manusia (exploitation del‟homeper I‟home) dipahamkan dari firman Tuhan
dalam Al – Qur‟an, Surat Al – Baqarah (11) 279, artinya : “ ....... Dan jika kami tau‟bat
(berhenti menjalankan riba atau penindasan kapitalis) maka kamu memperoleh kembali
capital – capitalmu kami tidak boleh mendalami (memerlukan secara tidak adil,
224 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
menindas) dan tidak pula boleh didzalimi (diperlukan tidak adil, ditindas).” “Jaminan
kemenangan bagi kaum miskin dalam (Al – Quran juga disebut secara khusus dengan
Al– Mustaz afun adapun, artinya orang – orang yang dilemahkan atau dijadikan hina –
dina, ditindas), tersebut dalam rangkaian cerita Fieaun yaitu S. Al Qashahs (XXVII) 5,
artinya : “Dan Kami (Tuhan) menghendaki untuk memberikan pertolongan kepada kaum
tertindas di bumi, untuk menjadikan pula mereka itu pewaris – pewaris.”
14. Pemberantasan kapitalisme harus dilakukan dengan konsekuen, bila perlu dengan
menyatakan perang kepada kaum kapitalis, sesuai dengan perintah. Tuhan dalam Al –
Qu‟ran, S. Al – Baqarah (11) 278, artinya : “Hai orang – orang yang beriman
bertaqwalah kamu benar – benar beriman. Jika tidak kamu kerjakan (perintah
meninggalkan riba) maka bersiaplah kamu sekalian terhadap adanya perang dari Tuhan
dan Rasul-Nya (perang suci jihad. Tetapi jika kamu taubat (berhenti dari penindasan
kapitalis) maka kamu dapat memperoleh kembali capital – Kapitalmu.
15. Kamu tidak menindas dan tidak pula ditindas.”
16. Al – Qur‟an, S. Humazah (CIV) 1-2-3, artinya : Celakalah bagi setiap pencerca (kaum
sinis kepada kebenaran) yang suka mengumpulkan harta dn menghitung-hitungnya, dia
mengira hartanya itu bakal mengekekalkannya.
17. Kaum muslimin yang seharusnya mempelopori tugas suci itu. Kaum musimin
digambarkan dalam Al – Qu‟ran, S. Ali Imran (111) 110, artinya : “Kamu adalah sebaik-
baiknya golongan yang diketengahkan diantara manusia karena kamu selalu
menganjurkan pada kebaikan dan mencegah daripada kejahatan dan kamu semua
beriman kepada Tuhan.”
18. Al – Qu‟ran, S. Ash-Shaf (LXI) 2-3, artinya : “Hai orang yang beriman, mengapakah
kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak kerjakan.”
19. Al – Qu‟ran, S. Al-Ankabut (XXIX) 45, artinya : “Sesungguhnya sembahyang itu
mencegah kekejian-kekejian dan sungguh selalu ingat kepada Tuhan itu merupakan
suatu Yang Agung.”
20. Hadist : “Sembahyang adalah tiang agama, barang siapa mengerjakan berarti
menegakkan agama dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan agama.”
21. Al – Qu‟ran, S. Lukman (XYXI) 30, artinya : “Demikianlah, sebab sesungguhnya Tuhan
itulah dan sesungguhnya apa yang mereka pula selain-Nya adalah kepalsuan dan
sesungguhnya Tuhan itu Maha Tinggi dan Maha Agung.”
225 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
22. Al – Qu‟ran, S. Ar-Rum (XYX) 37, artinya : “Tidaklah mereka mellihat bahwa Tuhan
melapangkan rizki (ekonomi) bagi siapa saja yang Ia kehendaki dan menyempitkannya,
sesungguhnya dalam hal itu ada pelajaran-pelajaran bagi orang yang beriman.”
23. Al – Qu‟ran, S. At-Taubah (IX) 60, artinya : “Sesungguhnya sedekah (zakat) itu untuk
fakir miskin.‟
24. Al – Qu‟ran, S. Al-Baqarah (11) 188, artinya : “Dan janganlah kamu memakan harta
dengan cara yang batil (tidak benar) diantara kamu, dan kamu mengadakan hal itu
kepada hakim-hakim (pemerintah) agar kamu dapat mengambil bagian dari harta orang
lain dengan dosa, pada hal kamu mengetahui.”
25. Al – Qu‟ran, S. Furqan (XXV) 67, artinya : “Dan mereka yang apabila mempergunakan
hartanya tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan, melainkan kepada dalam
keseimbangan antara keduanya.”
26. Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Berikanlah kepada keluarga itu haknya
(dari harta yang kami miliki) demikian juga kepada orang miskin dan kepada orang
terlantar dan janganlah berlebihan itu adalah kawan-kawan setan sedangkan setan ingkar
kepada Tuhannya.”
27. Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII) 16, artinya : “Apabila Kami (Tuhan) menghendaki untuk
menghancurkan suatu negeri. Kami berikan kesempatan kepada orang-orang yang
mewah di negeri itu untuk memerintah, kemudian mereka membuat
kecurangankecurangan di negeri itu maka benar-benar terjadilah keputusan kata (vonis)
atas negeri itu, lalu kami hancurkan.”
28. Al – Qu‟ran, S. Muhammad (XLVII) 38, artinya : “Demikianlah kamu orang-orang yang
diserukan untuk mempergunakan hartamu di jalan Tuhan (untuk kebaikan kepentingan
umum), maka diantara kamu ada yang kikir dan barang siapa kikir maka sesungguhnya
ia kikir pada dirinya sendiri. Tuhan tidak memerlukan sesuatupun tetapi kamulah yang
memerlukan dan kalau kamu berpaling tidak mau mempergunakan harta untuk kebaikan
umum. Tuhan akan menggantikan kamu dengan golongan lain kemudian mereka tidak
lagi seperti kamu.”
29. Al – Qu‟ran, S. Thaha (XX) 6, 63, 4, 123, 131, 132 artinya : “Ingatlah bahwa
sesungguhnya kepunyaan Tuhanlah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumu.”
30. Al – Qu‟ran, artinya : “Adalah Kami (Tuhan) yang sesungguhnya menempatkan kamu
ke bumi dan membuat untuk kami sekalian di dalamnya prikehidupan mata
pencaharian.”
226 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
31. Al – Qu‟ran, S. Al-Hadid (LVII) 7, artinya : “Berimanlah kamu kepada Tuhan dan
Rasulnya dan dermakanlah dari harga kamu jadikan oleh Tuhan untuk mengurusnya.”
32. Al – Qu‟ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Dan berikanlah kepada mereka (orangorang
miskin) itu dari harta Tuhan yang telah diberkahkan-Nya kepadamu.”
33. Al – Qu‟ran, S. Al-Ma‟aridi (LXX) 24-25, artinya : “Dan orang-orang pada harta mereka
terdapat hak yang pasti bagi orang miskin yang meminta-minta maupun yang tidak
minta-minta.
KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN
1. Al – Qu‟ran, S. At-Tien (XCV) 6, artinya : “Kecuali mereka yang beramal saleh.”
2. Al – Qu‟ran, S. Al-Qashash (XXVII) 8, artinya : “Segala sesuatu itu rusak (berubah)
kecuali dari padanya.”
3. Al – Qu‟ran bertanggung jawab atas hal tersebut”
4. Al – Qu‟ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka (manusia)
tanda-tanda Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka sendiri sehingga menjadi jelas
bahwa Al – Qur‟an itu benar. Tidaklah cukup dengan Tuhan bahwa Dia menyaksikan
segala sesuatu”
5. Al – Qu‟ran, S. Fathir (XXXV) 287, artinya : “Sesungguhnya yang bertaqwa tidak hanya
Tuhan melainkan Allah begitu pula pada Malaikat dan orang-orang yang berilmu
pengetahuan dengan tegak pada kejujuran”
6. Al – Qu‟ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat orang-orang
diantara kamu dan yang berilmu pengetahuan yang bertingkat-tingkat”
7. Al – Qu‟ran, S. Al-Jatsiyah (XLV) 134, artinya : “Dan Dia (Tuhan) menyediakan bagi
kamu apa yang ada dilangit dan di bumi”
8. Al – Qu‟ran, S. Al-Imran (III) 137, artinya : “Telah lewat setelah kamu hukum-hukum
sejarah, maka menggambarkan di muka bumi kamu kemudian perhatikanlah olehmu
bagian akibat orang-orang yang mendustakan-Nya”
9. Al – Qu‟ran, S. As Syam (XCI) 9-10, artinya : “Sungguh berbahagialah dia yang
membersihkannya, (sisinya) dan sungguh celakalah bagi mereka yang mengotorinya
(dirinya)”
10. Al – Qu‟ran, S. Yusuf (XI) 111, artinya : “Sungguh dalam riwayat mereka itu terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang berfikir
227 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda
oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok
membantu menentukan status/ kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan
dapatberjalan.
Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak
relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para
anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan- kegiatan pemimpin secara
langsung, meskip[un dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau
pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para
pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi
juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai
contoh, seorang manajer dapat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu
tugas tertentu, tetapi dia dapat juga mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara
bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetap tidak sama dengan
manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen
mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi- fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan.
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih kalau
228 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan
proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda.
Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan
pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai.
Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai
tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.
Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi
utama ; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan
masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”)
atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih
lancar- persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perberdaan pendapat, dan
sebagainya.
Manajemen dan Organisasi
1) Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih
jelasnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan,danpengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing),pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling).
Pola Umum Manajemen
Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;
Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statik
daripada administrasi yaitu organisasi ;
Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu
proses dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan
lain-lain ;
Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
229 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
terancam.
Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara
terus menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi
diri anda pada persoalan yang mudah dan aman.
Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin
Akhlak yang baik
Memiliki daya imajinasi
Berfikir menurut fungsinya
Mampu bersikap adil kepada semua
Memiliki banyak minat
Bersikap sebagai pendidik
Memiliki emosional yang matang
Bersikap sebagai perencana
Mampu menghormati diri dan orang lain
Tekun, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
Ekspresif (berbicara dan menulis)
Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
Setia kepada semua kepentingan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe
dasar, yakni :
a. Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan perintah dan
mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif. Dengan segala
kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan jalan memberikan
hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan
yang bekerja dengan baik (correct).
b. Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya mengenai
tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan / dikehendaki oleh
233 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
pimpinan serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan
semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.
c. Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan suatu
tingkatan kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free
rein” (Laissez Faire) di dalam segal tindakan mereka. Pemimpin demikian
biasanya mempunyai ketergantungan yang besar pada anggota kelompok untuk
menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara mencapainya. Mereka (para
pemimpin „ laissez faire‟) menganggap bahwa peranan meraka sebenarnya sebagai
orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para pengikut,
umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada orang-orang yang
dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.
Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
dalam manajemen adalah :
Man (manusia)
Material (bahan)
Machine (mesin / alat)
Methods (tata kerja)
Money (uang)
Market (pasar)
Unsur Manusia dalam Manajemen
Manusia salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi
sumber-sumbe dan lat-alat baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun
“Non Human Resources” dalam suatu organisasi.
Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut tingkatan
dan jenis pekerjaannya, yakni :
Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
Manajemen Puncak (Top Management)
Manajemen Media (Middle Management)
Manajemen Rendah (Lower Management)
234 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan kerja “fisik”, dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
b) Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c) Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”
Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja pikir daripada kerja
fisik dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan tujuan organisasi, perumuan
kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan
hal-hal yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibutuhkan.
Pada tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir
dan fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan hampir serentak dan
bersama-sama.
Sebaliknya pada tingkat Supervisory Management, dalam tugasnya sehari-hari
pimpinan lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia
lebih banyak membutuhkan “technical Skills” daripada “Managerial Skills”.
ORGANISASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN
Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum dikenal yakni :
a. Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan
“bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli
adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai
bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa perkembangan
industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di lingkungan militer dan
perusahaan-perusahaan kecil.
Ciri-cirinya :
Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi
ke berbagai tingkat operasional.
Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin berkurang
menurut jenjang.
Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
235 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya
tinggi.
Moral serta disiplin kerja tinggi.
Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah
dijalankan.
Kelemahannya :
Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam
satu bidang saja.
Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang orang yang
bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu
fungsi.
c. Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam
kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan
unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-
kelompok yang disebut “task force” atau satuan tugas.
Ciri-cirinya :
Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, ketua seksi dan para petugas.
Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe panitia
hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek tertentu), dan
setelah kegiatan-kegiatan itu selesai dikerjakan, maka panitia dibubarkan.
Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab
yang sama.
Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk
satuan tugas (task force).
Keuntungan Tipe Panitia :
Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena sudah
dibicarakan secara kolektif.
Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan kecil
sekali.
238 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BAB V
PSIKOLOGI
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para
praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha
mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain
juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari
perilaku. Pembahasan kepribadian manusia yang ada di dalam psikologi pada
dasarnya tidaklah mutlak, karena segala sesuatu yang ada hanyalah kecenderungan.
A. KEPRIBADIAN
Dalam mengelola sebuah training atau pelatihan, Tim Pengelola terlebih
dahulu hendaknya memahami diri dan kepribadiannya. Karena yang akan dikelola
atau di training ialah manusia, yang memiliki pikiran dan perasaan. Sehingga di
dalam pentrainingan yang dilakukan, mampu berbuat dan melakukan sesuatu sesuai
dengan kebutuhan pentriningan. Oleh sebab itu, mutlak kiranya untuk dapat
memahami dan mengenali diri dan kepribdian, agar tidak salah langkah nantinya. Di
dalam dunia psikologi (menurut Hipocrates dan Galenus), dikenal yang namanya 4
tipe kepribadian manusia dengan kekuatan (kelebihan) dan kekurangan (kelemahan)
yang dimilikinya, yakni:
1. Sanguinis atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Ekspressif.
2. Melankolis atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Analitis.
3. Koleris atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Driver.
4. Plegmatis atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Amiabel.
Atau ada juga yang langsung mengkategorikannya sesuai dengan sifat
dominan masing-masing tipe, yaitu: Sanguinis si Populer, Melankolis si Sempurna,
Koleris si Kuat, dan Plegmatis si Damai.
1. KOLERIS pada umumnya mempunyai:
a. KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat
241 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
b. KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak popular
b. KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
242 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
b. KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
243 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
B. WARNA
Banyak sekali manfaat dari memahami psikologi dari warna-warna. Kita bisa
mengenali tipe kepribadian seseorang ataupun kondisi emosi seseorang dari warna-
warna yang ia sukai atau gunakan. Karena warna juga melambangkan kepribadian
yang dimiliki oleh seseorang.
Warna terdiri atas warna primer, sekunder dan warna tersier. Untuk warna
primer ada tiga, yakni: merah, kuning, hitam, dan biru. Sedangkan warna sekunder
adalah hasil pencampuran dari dua warna primer, yakni: orange (merah dicampur
kuning), ungu, (merah dicampur biru), dan hijau (kuning dicampur biru). Sedangkan
warna tersier diperoleh dengan mencampur warna sekunder dan warna disebelahnya
pada lingkaran warna.
Adapun warna-warna tersebut ialah:
1. Putih
Putih, melihat warna ini akan memberikan pengertian tentang keaslian,
kemurnian, kesucian, tentang kesan ringan, kepolosan, dan kebersihan. Dalam makna
negatifnya, kita bisa merasakan perasaan dingin, steril, atau terisolasi dengan
penggunaan warna putih.
Secara psikologis, putih bisa memberikan efek meredakan rasa nyeri, steril,
menghadirkan aura kebebasan dan keterbukaan. Alasan ini salah satu yang mendasari
kebanyakan rumah sakit dan pekerja rumah sakit menggunakan warna putih. Disisi
lain, warna putih yang berlebihan dapat pula memberi efek rasa sakit kepala dan
kelelahan mata, karena cahaya yang dipantulkan warna ini.
2. Coklat
Coklat selalu identik dengan stabilitas, dan keadaan dimana kita dapat
meletakkan kepercayaan pada obyek-obyek berwarna coklat. Warna yang menjadi
simbol warna Bumi atau biasa juga bersanding dengan warna hijau sebagai warna
alam, memberikan kehangatan, dukungan, rasa nyaman, dan rasa aman. Selain itu
kesan sederhana sering muncul pada penggunaan warna ini.
Coklat sering mengesankan kondisi matang atau tua, sehingga bisa
menimbulkan kesan dapat diandalkan, elegan, akrab dan kuat. Sedangkan pada
pemaknaan negatifnya, coklat yang terlalu banyak sering kali dimaknai sebagai tidak
246 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
berperasaan, kurang toleran, menguasai, berat, kaku, malas, kolot, dan pesimis.
3. Merah
Merah, bersemangat, enerjik, dinamis, komunikatif, aktif, kegembiraan, dan
mewah. Itulah beberapa sifat yang tergambar dengan penggunaan warna merah.
Warna merah melambangkan warna api, mentari pagi, dan warna darah.
Memberi kesan kehangatan, bahagia, keberanian, semangat, kekuatan, dan
kegairahan.
Khusus untuk warna merah terang, warna ini bisa menggambarkan kerasnya
cita-cita atau keinginan. Disisi negatifnya, penggunaan terlalu banyak warna merah
cenderung menunjukkan sifat agresif dan menuntut. Kemarahan dan nafsu juga
adalah emosi lain yang umumnya tergambarkan dari penggunaan warna merah.
Beberapa pemaknaan negatif lain yang bisa muncul dari penggunaan warna merah
adalah dominasi, teriakan, persaingan, kekerasan dan penolakan/ pertentangan.
4. Biru
Ketenangan, kepercayaan, keyakinan, keseriusan, dan professional menjadi
gambaran yang nampak dari penggunaan warna biru, hal ini membuatnya menjadi
salah satu warna yang sering kali dikaitkan dengan dunia bisnis, khususnya bisnis-
bisnis yang mengedepankan keseriusan dalam pekerjaannya. Penggunaan warna
biru yang lebih muda akan memberikan efek kepercayaan yang lebih dominan,
sedangkan warna biru gelap lebih cenderung meningkatkan kesan cerdas pada
penggunaannya.
Biru adalah warna langit yang mampu memberikan kesan stabil. Secara
umum, biru akan diasosiasikan dengan Kecerdasan, komunikasi, kepercayaan,
efisiensi, ketenangan, tugas, logika, kesejukan, protektif, refleksi, kooperatif,
integritas, dan sensitif.
Gambaran negatif yang cenderung digambarkan dari penggunaan warna ini
adalah sikap dingin, keras kepala, bangga diri, acuh tak acuh, tak ramah, kurang
emosi. Meski demikian, biru adalah warna yang paling banyak di sukai di dunia.
247 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
5. Ungu
Warna yang sering bermakna magis, terasa memancarkan aura spiritualitas,
misterius, menarik perhatian, memancarkan kekuatan, meningkatkan daya imajinasi,
sensitivitas dan obsesif. Arti yang dapat dimunculkan dari penggunaan warna ini
adalah ambisius, martabat, kebenaran, kualitas, independen, kebijaksanaan,
kesadaran, visioner, orisinalitas, kekayaan, dan kemewahan.
Ungu adalah warna yang unik, salah satunya karena jarang ditemukan di
alam. Penggunaan warna ini menggambarkan pengharapan yang besar dan
kepekaan. Disisi negatifnya, ungu cenderung menampakkan kesan kurang teliti dan
kesendirian.
6. Kuning
Kuning adalah warna yang ceria, melukiskan kegembiraan, suasana penuh
suka cita, berenergi, dan antusiasme. Secara alami kuning mampu memberikan efek
psikologi berupa kegembiraan, kegembiraan yang ditimbulkan warna ini
sendiri adalah yang paling besar jika dibandingkan dengan warna lainnya. Warna ini
juga mampu menarik perhatian, meskipun tidak sebesar warna merah. Childish atau
kekanak-kanakan adalah perlambangan berikutnya yang sesuai dengan warna ini.
Warna ini mampu memancarkan kehangatan, memberi inspirasi, mendorong
pengekspresian diri, dan kemampuan intelektual.
Warna kuning secara umum dapat mencakup makna
kekeluargaan, persahabatan, keleluasaan, santai, spontanitas, sosial, mendominasi,
toleran, rasa ingin tahu, hingga cita-cita, optimisme, kepercayaan diri, harga diri,
ekstraversi, kekuatan emosional, keramahan, kreativitas, imajinatif, masa muda,
kedermawanan, dan semangat yang tinggi.
Sedangkan disisi negatifnya, kuning akan memberikan penilaian berupa sikap
yang berubah-ubah, dan kurang dapat dipercaya. Makna-makna negatif lain yang
bisa timbul dari warna ini adalah antara lain: Irasionalitas, ketakutan, kerapuhan,
emosional, depresi, kecemasan, bunuh diri.
248 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
7. Abu-abu.
Sebuah warna yang menggambarkan keseriusan, kemandirian, dan keluasan.
Warna abu-abu yang merupakan salah satu warna alam ini cenderung memiliki
pemaknaan abstrak, atau tidak menyatakan tujuan dengan jelas. Namun,
penggunaan warna ini akan memberikan keyakinan bahwa pengguna warna dapat
diandalkan dan memiliki sifat stabil. Secara umum, abu-abu bermakna netral, tidak
memihak.
Kesan bertanggung jawab dapat ditunjukkan juga dengan penggunaan warna
ini. Namun, pada sisi negatifnya, warna Abu yang digunakan dengan terlalu
mendominasi akan memberikan kesan tidak komunikatif atau membosankan. Selain
itu, beberapa makna negatif yang bisa ditimbulkan dari penggunaan warna ini adalah
kurang percaya diri, kelembaban, depresi, hibernasi, dan kekurangan energi.
8. Hijau
Hijau adalah salah satu warna alam, sehingga membuatnya selalu nampak
bersahabat dengan alam. Memancarkan kesegaran, ketenangan, dan kesejukan.
Warna ini mampu menurunkan stress, dan melambangkan penyembuhan atau
kesehatan. Di sisi lain warna ini jua mendorong perasaan empati. Secara umum
warna ini bisa diartikan sebagai keberuntungan, kehidupan, fertilitas, uang, harmoni,
keseimbangan, cinta universal, istirahat, pemulihan, jaminan, kesadaran, lingkungan,
keamanan, kedamaian, keinginan, ketabahan dan kekerasan hati.
Sedangkan, disisi negatif, warna ini mampu menimbulkan rasa
terperangkap/tersesat, kebosanan, stagnasi, superior, ambisi, keserakahan, dan
kelemahan.
9. Orange
Merupakan simbol interaksi yang bersahabat, penuh percaya diri, keramahan,
penuh harapan, dan kreativitas. Warna orange yang merupakan gabungan antara
merah dan kuning ialah warna yang kuat dan hangat, membuat penggunaan warna ini
memberi rasa nyaman. Secara umum, penggunaan warna ini akan menampakkan
makna berupa kenyamanan, makanan, kehangatan, keamanan, gairah, kelimpahan,
dan kesenangan.
249 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Namun anak tengah memiliki jiwa yang mandiri dan memiliki motivasi yang tinggi
dalam mencapai prestasi. Ia juga memiliki jiwa yang suka bertualang dan memiliki
banyak teman. Anak tengah juga memiliki kelebihan dalam hal menyesuaikan diri
terhadap situasi dan kondisi orang lain, ia juga menyukai persahabatan dan cinta
damai.
3. Anak Bungsu
Karena dilahirkan paling akhir maka anak bungsu tentunya memiliki sifat
manja yang paling tinggi. Tanggung jawab dari orang tua jauh lebih kecil daripada
yang diberikan oleh kakak-kakaknya. Karena orang tua sudah lebih percaya diri
dalam mengasuh anak, maka orang tua juga tidak lagi terlalu memperhatikan
perkembangan anak bungsu. Sehingga anak bungsu cenderung lebih ceria, santai,
mudah bergaul, dan spontan. Tidak jarang juga orang tua sering memaafkan
kesalahan anak bungsu daripada kesalahan kakak-kakaknya.
Karena hal itu, anak bungsu lebih besar berpotensi untuk melanggar
peraturan dan sangat bergantung pada orang lain. Orang tua juga perlu waspada
dengan sikap anak bungsu yang suka santai dalam menghadapi apapun, jika ia
bersikap terlalu santai di kondisi yang tidak tepat, maka hal itu akan berpengaruh
buruk pada keluarga. Misalnya karena anak bungsu suka bergurau dan spontan, akan
sangat mengkhawatirkan jika ia menggaanggap sesuatu yang serius menjadi hal yang
lucu.
252 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
D. Golongan Darah
Sama halnya dengan kepribadian, darah manusia dibagi menjadi 4 golongan
yaitu ; A, B, O dan AB. Keempat golongan tersebut memiliki keunikan dan
karakteristik masing-masing yang melambangkan salah satu dari empat kepribadian
tersebut. Seperti dilansir sciencedaily, Jepang lantas melakukan penelitian untuk
mengetahui lebih dalam mengenai sifat keempat golongan darah manusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sifat golongan darah
sebagai berikut:
- GOLONGAN DARAH A
Orang-orang dengan golongan darah A di percaya memiliki sifat terorganisir,
konsisten, sangat mudah bekerja sama tapi selalu cemas (terlalu perfeksionis)
sehingga mudah membuat orang lain tidak suka. Mereka juga diketahui memiliki
ketenangan saat situasi kritis bahkan saat semua orang panik.
Namun, mereka cenderung menghindari konfrontasi dan tidak nyaman di
dekat orang yang tidak cocok. Golongan darah A yang pemalu, cenderung sangat
sopan. Tapi semua orang dengan golongan darah A memiliki kesamaan yaitu tidak
pernah benar-benar merasa cocok dengan orang lain.
Mereka sangat bertanggung jawab. Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan,
mereka lebih memilih untuk mengurus sendiri. Mereka termasuk orang-orang
mendambakan kesuksesan dan perfeksionis. Orang-orang bergolongan darah A juga
sangat kreatif dan paling artistik dari semua tipe darah. Kemungkinan besar karena
sensitivitas mereka. Orang dengan golongan darah A juga dianggap klasik karena
mudah stres.
a. Berkepala dingin, serius, sabar dan tenang.
b. Mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya tetapi keras
kepala.
c. Sebelum melakukan sesuatu orang bergolongan darah A biasanya memikirkannya
terlebih dahulu dan mempunyai perencanaan yang matang. Mereka mengerjakan
segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
d. Berusaha membuat diri mereka sewajar dan seideal mungkin.
e. Bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
253 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
a. Golongan darah O biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup
dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup
tersebut. Biasanya mereka berjiwa leadership sebagai seorang pemimpin.
b. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu
dengan tenang
c. Apabila kesal terhadap seseorang, mereka susah marah terhadap orangnya
langsung.
d. Biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan
tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
e. Disukai oleh semua orang meski keras kepala dan secara rahasia mempunyai
pendapatnya sendiri tentang berbagai hal.
f. Di lain pihak, mereka sangat fleksibel dan gampang menerima hal-hal yang baru.
g. Gampang di pengaruhi oleh orang lain dan lingkungan.
h. Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan
membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati.
- GOLONGAN DARAH AB
Orang dengan golongan darah AB sulit diprediksi. Mereka dapat memiliki
karakteristik di kedua ujung spektrum pada waktu yang sama. Misalnya, mereka bisa
pemalu dan bisa tiba-tiba sebaliknya. Mereka dengan mudah beralih dari satu
berlawanan dengan yang lain.
Orang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab, tetapi tidak dapat
menangani terlalu banyak. Mereka tidak keberatan membantu asalkan kondisi
mereka sendiri mampu. Orang dengan tipe darah ini tertarik dalam seni dan
metafisika.
AB dianggap sebagai tipe darah terburuk di Jepang. Mereka hengkang dari
pekerjaan ketika terdapat hal-hal tidak memenuhi harapan mereka. Dikenal sensitif
dan ingin mendapat perhatian untuk mengimbangi kekurangan dari jenis darahnya.
Dalam beberapa kasus, sejumlah perusahaan mencoba membagi karyawan mereka
kedalam kelompok kerja berdasarkan golongan darah dan tak seorang pun ingin
bekerja dengan kelompok golongan darah AB:
255 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
E. KOKOLOGI
Kokologi adalah sebuah permainan untuk mengetahui karakter sesorang.
Secara harfiah, kokologi berasal dari gabungan bahasa Jepang, kokoro yang berarti
pikiran, semangat, dan perasaan, juga dari bahasa Yunani, logia yang berarti ilmu.
Jadi dapat diartikan bahwa kokologi adalah permainan psikologi yang
digunakan untuk mengetahui emosi dan tingkah laku seseorang. Wah pasti keren tuh
bermain sambil tahu karakter seseorang. Fokus dari permainan ini adalah
menganalisis kondisi psikis seseorang berdasarkan teori psikologi Freud dan Jung.
Mengapa kokologi ini bisa disebut permainan? Soalnya pertanyaan-
pertanyaan yang ada di dalam kokologi ini sifatnya fun atau menyenangkan. Tes
psikologi yang populer di Jepang ini telah menjadi metode psikotes yang juga
digunakan di negara-negara di Amerika, Australia, dan Asia. Seri buku kokologi
diciptakan oleh Tadahiko Nagao dan Isamu Saito, profesor di Universitas Rissho dan
Waseda di Jepang.
Dalam training (Basic Training)/ LK I yang diselenggarakan di HMI Cabang
Padang, ada banyak kokologi yang dipergunakan dan tergantung kepada Tim
Pengelola ( Tim Master dan jajaran, dalam hal ini di handle oleh Wakil Master of
Training II ) sesuai dengan kebutuhan pentrainingan yang dilaksanakan.
257 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
Catatan:
258 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
259 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
260 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
261 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
BAB VII
PENUTUP
Modul Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang ini merupakan sebuah
pegangan yang disusun dan dibuat oleh, Bidang Penelitian dan Pengembangan
(Litbang) Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Padang, apabila ikut serta di
dalam sebuah pentrainingan yang diselenggarakan yakninya Basic Training/ Latihan
Kader I/ LK I), dan juga merupakan salah satu program kerja (proker) dari Bidang
Litbang sendiri.
Di dalamnya berisikan hal- hal pokok yang harus dipahami dan dilaksanakan
oleh seorang instruktur yang ada dilingkungan HMI Cabang Padang dalam turut serta
menyelenggarakan pentrainingan. Hal-hal tersebut diantaranya ialah: Landasan
Perkaderan, Kode Etik Pengelola, Pedoman Dasar Instruktur, Materi LK I, Psikologi,
serta Teknik-teknik yang harus dikuasai oleh seorang instruktur, agar dapat mencapai
tujuan pentrainingan yang dilakukan dan insya Allah mencapai tujuan pribadi serta
tujuan organisasi.
Akhir kata terkait penutup dari Modul Basic Training untuk Instruktur HMI
Cabang Padang, Bersyukur dan Ikhlas, Yakin Usaha Sampai.
262 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU:
Ata Ujan, Andre, Keadilan dan Demokrasi Telaah Filsafat Politik John
Rawls, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001
Arianto, Joeni, Hukum Adat dan Problematika Hukum Indonesia, Majalah
Hukum Yuridika Volume 23, FH Unair, Surabaya, 2008
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008
C.F. Strong, Konstitusi-konstitusi Politik Modern Kajian Tentang Sejarah
dan Bentuk-bentuk Konstitusi Dunia, Penerbit Nusamedia, Bandung, 2004
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, Pokok-pokok Filsafat Hukum Apa
Bagaimana Fisafat Hukum Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006
Huda, Ni‟matul, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang, Rajawali Pers,
Jakarta, 2008
Huijbers, Theo, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 1982
John Rawls, Teori Keadilan Dasar-dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Sosial dalam Negara (diterjemahkan oleh Uzair Fauzan dan Heru
Prasetyo), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006
K. Harman, Benny & Hendardi ed, Konstitusionalisme Peranan DPR dan
Judicial Review, YLBHI dan JARIM, Jakarta, 1991
Rahardjo, Satjipto , Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000
Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Penerbit Yapemdo, Bandung, 2000
Hasil-hasil kongres HMI Palembang 2008
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Tim Delapan
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Nurcholish Madjid, dkk
Pedoman Perkaderan HMI, PB HMI
The Coaching Pocketbook, Ian Fleming & Alan J.D. Taylor
The Trainer‟s Pocketbook, John Townsend
263 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
B. Situs Internet:
http://loop.co.id/articles/kokologi-bermain-sambil-belajar-mengenal-
karakter-seseorang
http://www.psychoshare.com/file-1927/psikologi-kepribadian/4-tipe-
kepribadian-manusia-plegmatis-melankolis-sanguinis-koleris.html
https://www.wedaran.com/7824/kepribadian-berdasarkan-urutan-kelahiran?
http://www.katalogibu.com/perkembangan-anak-2/ketahui-kepribadian-anak-
berdasarkan-urutan-kelahiran.html
http://www.si-pedia.com/2014/12/psikologi-warna-arti-warna-dan-dampak-
nya.html
264 | M o d u l B a s t r a I n s t r u k t u r H M I C a b a n g P a d a n g
Created by Bidang Litbang(Penelitian dan
Pengembangan) BPL(Badan Pengelola Latihan) HMI
Cabang Padang
TIM PENYUSUN