Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan RPIM 1 dan RPIM 2

RPIM1
Hasan Al-banna merupaka sosok yang telah mendedikasikan shalatnya,
ibadahnya, dan matinya hanya untuk Allah. Ketika ditanya oleh wartawan, jawab
beliau, “akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari
makna dan hakikat kemanusiaannya di tengah manusia.
Dakwah Kami
Dakwah yang dibawa oleh Ikhwanul Muslimin (IM): Kami ingin berterus-terang
kepada semua orang tentang tujuan kami, memaparkan di hadapan mereka metode
kami, dan membimbing mereka menuju dakwah kami. Kami membawa misi
dakwah yang bersih dan suci, bersih dari ambisi pribadi, kepentingan dunia, dan
hawa nafsu. Kami tidak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, tidak
mengharap harta benda atau imbalan yang lainnya, tidak juga popularitas, apalagi
sekedar ucapan terima kasih. Yang kami harap hanyalah pahala dari Allah SWT.
Umat ini lebih kami cintai daripada diri kami sendiri (kasih sayang). Kami
berbuat di Jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa
yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Semua keutamaan hanyalah
milik Allah sehingga menjadikan Allah tempat bergantung. Kami percaya firman
Allah (Al-Hujrat:17).
Empat Golongan Objek Dakwah:
1. Golongan Mukmin: kami segera mengajak untuk segera bergabung dan
bekerja bersama agar jumlah para mujahidin semakin banyak, dan dengan
tambahan suara mereka, suara para dai akan seakin tinggi.
2. Golongan yang ragu-ragu. Mereka adalah orang-orang yng belum mengetahui
secara jelas hakikat kebenaran dan belum mengenal makna keikhlasan serta
manfaat dibalik ucapan-ucapan kami. Mereka bimbang dan ragu. Biarkanlah
mereka bersama keraguannya, sembari mereka tetap berhubungan dekat
dengan kami.
3. Golongan yang mencari keuntungan. Mereka adalah kelompok yang tidak
ingin memberikan dukungan kepada kami sebelum mereka mengetahui
keuntungan materi yang dapat mereka peroleh sebagai imbalannya. Allah
yang berkuasa membuka hati.
4. Golongan yang berprasangka buruk. Mereka adalah orang-orang yang selalu
berprasangka buruk kepada kami dan hatinya diliputi keraguan atas kami.
Kami akan selalu mendakwahi mereka jika mereka mau menerima, dan kami
juga berdoa kepada Allah SWT agar menunjuki mereka. Sesuai dengan firman
Allah (Al-Qaashash:56).

Beban dakwah ini hanya dapat dipikul oleh mereka yang telah memahami dan
bersedia memberi apa saja yang kelak dituntut olehnya, baik waktu, kesehatan,
harta, bahkan darah.( At-Taubah: 24) Totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu,
maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya.
Jika ada yang ingin memahami dakwah Ikhwanul Muslimin lebih luas, hendaklah
mereka memegang Kitab suci Al-Qur’an, membersihkan dirinya dari hawa nafsu
dan berbagai ambisi, kemudian memahami ayat-ayat qur’an sebagaimana adanya.
Disanalah akan menemukan muatan dan haikat dakwah Ikhwanul Muslimin.
Sikap Kami terhadap Berbagai ISME, yang kini merajalela, haruslah dilihat
dengan prespektif dakwah kami. Apa yang sesuai dengan dengan dakwah kami
pasti akan kami setujui pula. Kami membersihkan diri dari semua yang
bertentangan dengannya. Dakwah kami bersifat universal dan integral. Tidak ada
sisi baik yang ada pada sebuah isme, melainkan ia pasti ada juga ada pada dakwah
kami, dan kami menyeru padanya.
Pemikiran ikhwanul muslim berdasar pada:
1. Manhaj yang benar
2. Pendukung yang beriman
3. Pemimpin yang kuat dan terpercaya.

Kepada Apa Kami Menyeru Manusia


Kitabullah menjadi tolak ukur yang sempurna yang padanya Allah SWT,
memadukan dasar-dasar kepercayaan, kaidah-kaidah perbaikan sosial, prinsip-
prinsip umum hukum keduniaan, serta sederet perintah dan larangan. Jika dalam
pembahasan ini kita sepakat bahwa mereka telah melakukannya, maka itu berarti
kita telah sampai ke tujuan. Tapi jika mereka ternyata jauh dari ajaran-ajaran
qur’an maka merupakan tugas kita dan orang-orang yang mengikuti kita untuk
bersama-sama kembali ke jalan itu.
Tujuan Hidup Dalam Al-Quran, tugas membawa manusia kejalan kebenaran,
membimbing mereka ke jalan kebaikan, menerangi seluruh penjuru dunia dengan
matahari islam. Firman Allah (Al-Hajj: 77-78) ini berarti bahwa Al-quran telah
memberikan kepada mereka hak kepemimpinan dan kewenangan atas dunia untuk
menunaikan mandat suci. Jadi kekuasaan itu adalah hak kita demi peradaban
islam.
Mandat suci itu Pengorbanan, bukan Pemanfaatan. Dalam mencapai tujuan suci,
kaum muslimin rela menjual jiwa dan hartanya kepada Allah SWT. Jiwa dan
hartanya menjadi waqaf di jalan Allah demi mensukseskan dakwah dan
menyampaikannya kepada segenap hati manusia. (at-Taubah: 111). Menjaga
kebenaran dengan kekuatan
Saat kekuatan bisa berjalan beriringan dengan kebenaran. Selain menjaga warisan
dan tempat-tempat suci, jihad menyebarkan dakwah islam adalah suatu kewajiban
yang dibebankan oleh Allah kepada kaum muslimin.

Menuju Cahaya
Jika kita menempuh jalan Islam ini bersama umat, kita dapat memetik banyak
manfaat darinya. Hal ini dikarenakan manhaj islam:
1. Telah teruji dan sejarah telah menjadi saksi atas keunggulannya
2. Telah berhasil mencetak umat paling kuat, paling utama, paling syarat kasih
sayang, dan paling diberkati diantara bangsa-bangsa yang ada.
3. Telah bersemayamnya manhaj ini dalam dada manusia, menjadikannya
mudah diterima semua kalangan, mudah dipahami, dan mudah diikuti pesan-
pesannya.
4. Berjalan dijalan ini berarti mengkokoh persatuan arab secara khusus dan
persatuan islam secara umum.
5. Sempurna dan menyeluruh.

Kepada Para Pemuda Dan Secara Khusus Kepada Para Mahasiswa


Sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap
kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah,
pemuda adalah pengibar panji-panjinya. (al-Kahfi:13)
Sesungguhnya, manhaj ikhwanul muslimin itu telah jelas tahapan dan langkah-
langkahnya.
1. Membentuk sosok muslim yang berbadan kuat, berakhlaq sejati, berpikiran
luas, mampu bekerja dan mencari nafkah, beraqidah suci, beribadah yang
benar, berjiwa sungguh-sungguh, pandai mengatur waktu, disiplin dalam
segala urusannya, dan bermanfaat bagi orang lain, masyarakat dan negaranya.
2. Membentuk rumah tangga Islami; memelihara adab-adab dan akhlaq-akhlaq
Islami dalam segala aspek kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Jika
sosok muslim itu baik secara aqidah, tarbiyah dan tsaqafah, maka akan baik
pula dalam memilih pasangan, mampu menunaikan hak dan kewajibannya,
dan berperan serta dalam pembinaan anak-anak dan bergaul dengan orang
lain, serta berpartisipasi dalam kebaikan di tengah masyarakat dan umat.
Jika terbentuk rumah tangga Islami, maka akan terwujud pula masyarakat muslim
yang menyebar ke segala penjuru dan aspek dakwah yang mengajak pada
kebaikan dan memerangi keburukan dan kemungkaran, memotivasi perbuatan
baik dan produktif, memiliki sifat amanah, memberi dan itsar.
Berdirinya pemerintahan Islam yang dipilih oleh masyarakat muslim secara bebas,
pemerintahan yang komitmen dengan syariat Allah sehingga melahirkan negara
Islam yang diidamkan, negara yang memimpin negara-negara Islam lainnya,
menyatukan perpecahan, mengembalikan kemuliaan dan harga dan
mengembalikan negara mereka yang telah terampas.
Kepemimpinan negara Islam terhadap negara yang dipimpin harus memiliki
karakteristik, kemampuan dan pondasi kepemimpinan, bukan hanya sekadar
tuntutan namun sebagai realisasi dengan baik dan memiliki pertanggungjawaban
yang besar. Berdirinya daulah Islamiyah yang bersatu atau kesatuan negara-
negara Islam, mengembalikan eksistensi negara kepada umat, mengokohkan
perannya dalam peradaban dan perdamaian serta ketenteraman di seluruh dunia,
tanpa menggunakan kekuasaan dari kekuatan lainnya.
Bekal Kami
1. Iman kepada Allah, pertolongan, dan Dukungan-Nya (ali Imran: 160)
2. Iman kepada panglimanya, beserta ketulusan hati, dan kepemimpinannya (al-
Ahzab: 21)
3. Iman kepada sistem dengan keistimewaan dan keunggulannya (al-Maidah:16)
4. Iman kepada persaudaraan dengan hak dan kewajiban serta kesuciannya (al-
hujurat:49)
5. Iman Kepada balasan akhirat dengan keagungan dan kelipatannya. (at-taubah;
120)
6. Iman kepada keberadaan diri mereka sendiri, yakni sebagai jamaah yang
dipilih oleh takdir untuk berperan menyelamatkan alam semesta ini,
7. Jihad adalah bekal.

Karakteristik Dakwah
1. Menjauhi titik-titik khilafiyah
2. Menjauhi dominasi tokoh dan pembesar
3. Menjauhi fanatisme partai-partai dan golongan-golongan
4. Memperhatikan maslah takwim (pembentukan pribadi) dan taaruj (bertahap)
dalam langkahnya.
5. Mengutamakan sisi amaliyah yang produktif di atas seruan-seruan dan
propaganda-propaganda kosong
6. Sangat menaruh perhatian pemuda
7. Cepat berkembang di pedesaan dan perkotaan.

RPIM 2
RISALAH JIHAD
Hukum jihad sudah sangatlah jelas bagi seluruh kaum muslimin, yakni wajib
tanpa ada satu alasan pun untuk meninggalkannya kecuali alasan-alasan syar’I
yang dapat membenarkan seorang muslim untuk tidak berangkat berjihad.
Adapun pahala bagi muslim yang bersedia untuk berjihad adalah sangat besar dan
tidak ada pahala yang mampu menyamai pahala jihad kecuali melakukan jihad itu
sendiri, yakni surga Allah SWT dan dengannya seorang syahid masuk surga tanpa
hisab, sementara yang enggan melangkahkan kakinya untuk berjihad, mendapat
dosa besar dan siksa yang amat pedih di akhirat, dan Allah menghinakannya
dengan sebutan pengecut, pemalas, lemah, tertinggal di belakang dan berbagai
penghinaan lainnya. Jihad adalah sebagai perlindungan bagi dakwah yang
merupakan misi hidayah yang dipikulkan pada pundak segenap kaum muslimin
dan jihad juga merupakan penjaminan terwujudnya perdamaian global.

Dalam berjihadpun seorang muslim tidak diperkenankan untuk melakukannya


secara sembarangan dan tidak beretika. Sebaliknya, seorang muslim dituntut
untuk senantiasa membumikan kasih sayang kapanpun dan dimanapun dia berada.
Logikanya sangat sederhana, jihad adalah suatu yang mulia, oleh karena itu,
secara otomatis berbagai hal yang digunakan untuk menuju jihad ini beserta setiap
atributnya juga haruslah mulia. Dan kasih sayang adalah salah satu dari kemuliaan
yang harusdilaksanakan itu.

WANITA MUSLIM
Islam, ad-dien yang fithrah, sangat jelas dan tegas telah menyatakan mengangkat
harkat nilai kemanusiaan dan martabat wanita dan menjadikannya partner laki-laki
dalam kehidupan. untuk itulah, Islam menyediakan syariat yang mengatur
keduanya (laki-laki dan wanita) dengan mempertimbangkan pula kadar serta
fithrah masing-masing kedua makhluk Allah ini.
Untuk itu pula, agar terciptanya sinergisitas dan keteraturan umat,
Islam mewajibkan para suami, bapak dan para wali wanita untuk membina dan
mendidik akhlaq wanita dan dijanjikan pahala yang sedemikian besar dari Allah
SWT akan hal ini. Fenomena dewasa ini bahwa yang kita lakukan sekarang
bukanlah berasal dari syariat Islam. Ikhtilat yang terjadi di lingkungan akan
berdampak negatif terhadap kehidupan umat.
Pendidikan terhadap wanita (juga laki-laki) merupakan suatu yang sangat penting
guna menjaga keberlangsungan Islam itu sendiri. Dan dalam hal ini, dituntut
peran semua pihak terkait, mulai dari lingkngan yang paling kecil, keluarga,
sekolah, kampus dan seluruh elemen masyarakat untuk bergerak secara massive,
terstruktur dan tertata, untuk masa depan umat dan untuk membangun pilar
peradaban.
KEPADA MAHASISWA
Islam merupakan agama yang syumul(bersifat menyeluruh untuk mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia). Islam adalah ibadah mahdah dan ghairu
mahdah, Islam adalah peradaban, Islam adalah hukum, Islam adalah sosial, Islam
adalah politik, Islam adalah ekonomi, Islam adalah pertahanan dan keamanan,
Islam adalah kesejahteraan dan pada akhirnya sampai pada suatu titik kesimpulan
bahwa Islam adalah seluruh aspek kehidupan manusia, tanpa terkecuali.
Dalam hal politik dan kepemimpinan umat misalnya. Islam menghendaki bahwa
pemimpin adalah seorang muslim, muslim sejati yang amanah dan memang layak
untuk dijadikan oorang yang mengurus seluruh kepentingan umat. Mengapa
demikian? Karena hanya dengan pemimpin seorang muslimlah, seluruh aspek
hukum Islam dapat diterapkan dengan syumul dan sempurna, sehingga fungsi
negara sebagai pengayom serta pelindung warganya dapat terwujud dengan
maksimal, dan dengan pemimpin yang muslim sejati pula intervensi nomuslim
dan asing dapat diminimalisasi dan dihilangkan.

MUKTAMAR KEENAM
Hassan Al-Banna mengatakan bahwa Ikhwanul muslimin adalah
sekumpulan ghuraba’ (sekumpulan orang yang dianggap asing) yang
mengadakan perbaikan di tengah kerusakan manusia, kekuatan baru yang
dikehendaki Allah untuk membedakan yang haq dan yang batil saat pembeda
diantara keduanya telah kabur, Ikhwanul muslimin adalah da’i-da’i Islam,
pembawa Risalah Qur’an, penghubung antara langit dan bumi, pewaris Nabi
Muhammad SAW, dan para khalifah dari generasi sahabat.
Tujuan Ikhwanul Muslimin
Tujuan tertinggi Ikhwanul Muslimin pasti sudah dapat kita ketahui, yakni untuk
mendapatkan ridha Allah SWT. Adapun breakdown dari tujuan di atas yakni
tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta tujuan-tujuan antara lainnya.
Tujuan jangka pendek ini adalah bagi anggota dari Ikhwanul Muslim itu sendiri
antara lain yaitu, seorangal akh diharuskan menyucikan jiwa, meluruskan tingkah
laku, mempersiapkan akal, jiwa dan raganya untuk mendalami Islam serta
melaksanakan jihad dan perjuangan. Sementara tujuan jangka panjang Ikhwanul
Muslimin adalah terjadi perubahan yang total, komprehensif dan integral atas
umat manusia. Menjadi tunduk kepada aturan Islam, sehingga Islam menjadi
petunjuk dan imam bagi seluruh umat manusia. Menjadi agama dan negara,
menjadi undang-undang dan untuk direalisasikan hukum-hukumnya di bumi.

APAKAH KITA PARA AKTIVIS?


Ikhwanul Muslimim adalah organisasi yang selalu berusaha berkontribusi dengan
berperan dalam setiap lini aspek kehidupan masyarakat, masyarakat Mesir
khususnya. Aktivitas-aktivitas ini dilakukan tidak lain hanyalah untuk da’wah,
menda’wahkan Islam kepada segenap penjuru masyarakat, dan menunjukkan
bahwa Islam adalah benar-benar pelindung bagi umat manusia. Berbagai kegiatan
dan proyek-proyek sosial dilaksanakan oleh Ikhwanul Muslimin juga sebagai
wujud tindakan pengorbanan atau jihad sosial.

RISALAH TA’ALIM
Rukun Bai’at Ikhwanul Muslimin terdiri atas 10, yaitu fahm(pemahaman), ikhlas,
amal (aktivitas), jihad, tadhiyah(pengorbanan), taat (patuh), tsabat (keteguhan),
tajarrud (kemurnian), ukhuwah, dan tsiqah(kepercayaan).

NIZHAMUL USAR
Dalam membangun pondasi ukhuwah, ada tiga hal yang diperlukan yaitu, Ta’aruf
(saling mengenal), Tafahum (saling memahami) dan takaful (saling menanggung
beban).

AL-AQA’ID
Aqa’id adalah suatu perkara yang jika kesemua hati kita ditanya tentang
kebenarannya maka akan diakui kebenarannya oleh hati yang menjawab tersebut,
dan aqa’id ini akan menjadikan seseorang percaya diri tanpa ada keraguan dan
kebimbangan sama sekali.
Dalam memahami aqidah untuk meningkatkannya menuju level aqa’id,
hendaknya al-akh setelah mehamami aqidah hanya dalam sebatas taklid, karena
keturunan, tradisi atau lingkungan sekitar maka level ini harus senantiasa
ditingkatkan menuju penggunaan akal pikiran dalam memahami aqidah, sehingga
bertambahlah iman seorang al-akh tadi dan bertambah pula keyakinannya.

Anda mungkin juga menyukai