Anda di halaman 1dari 20

harapan ada di kaum muda

Rabu, 14 Mei 2008


review : MEMBINA ANGKATAN MUJAHID
Judul Asli :
Fi Afaqit Talim
Dirasah fi Dawatil Ustadz Hasan Al-Banna wa Nazhariyatil Harakah fiha min Khilali
Risahalatii Talim
Penulis : Said Hawwa
Penerbit : Maktabah Al-Wahbah, Kairo
Judul Terjemahan :
Membina Angkatan Mujahid
Studi Analitis Atas Konsep Dakwah Hasan Al-Banna dalam Risalah Talim
Penerjemah : - Abu Ridho, Lc
- Wahid Ahmadi
Penerbit : Era Intermedia
A. HASAN AL-BANNA PELETAK TEORI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER
Al-Islamu Yalu wa La Yula Alaih (Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi
ketinggiannya).
Dalam perjuangan dakwahnya, Hasan Al-Bana memadukan hukum-hukum
syariat dengan tuntutan zaman, antara cita-cita melangit seorang muslim dengan
pandangan realitas dilapangan, antara kesempurnaan tarbiyah dan talim dengan
tatanan dan aktifitas politik serta ekonomi, dan lain-lain hal yang memenuhi hajat kaum
muslimin dewasa ini. Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hasan Al-Banna di

Mesir pad atahun 1928 yaitu dengan karya tulis maupun sepak terjangnya di lapangan
dakwah untuk memompa semangat kebangkitan umat dengan contoh gerakan dakwah
serta melalui metode tarbiyah yang digulirkannya sehingga Islam demikian mudah untuk
dipahami, ayat-ayat Al-Quran terasa demikian hidup dihadapan pembacanya.
Dalam
sebagaimana

perkembangannya,

Hasan

Al-Bana

pernyataan

bahwa

pendidikan

memperjuangkan

beliau

prinsip-prinsip

nilai,

dan

memiliki

pencpaian

dan

konsep
pembinaan

cita-cita

tarbiyah
umat,

sesungguhnya

memerlukan partisipasi seluruh umat, atau paling tidak sekelompok dari mereka, yakni
memperjuangkan tegaknya :
- kekuatan jiwa yang besar, yang dimanifestasikan dalam bentuk tekad yang kuat dan
tegar
- kesetiaan yang utuh, bersih dari sikap lemah dan munafik
- pengorbanan yang suci, yang tidak diperdayakan oleh sifat tamak dan bakhil
B. KUNCI MEMAHAMI DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN
Dakwah pokok ikhwanul muslimin adalah pembaharuan dan paham zaman.
Suatu dakwah yang masuk dalam dakwah tersebut adalah :
1. Warisan Rasulullah kepada kita seperti Al-Quran, As-Sunnah, contoh aplikasi dan
produk yang dihasilkan dari ilmu dan amal. Sehingga perlu ada gerakan
menghidupkan Islam menuntut penghidupan ilmu, amal, dan produknya (hati, jira
dan ruhani)
2. Proses menghidupkan Islam menyangkut hal-hal berikut :
a. fiqih dusturi (fikih Negara); memformat kehidupan Islam dengannya
b. fiqih anniqabah (system peserikatan dagang); kongis dagang harus berangkat dari
fiqih Islam dalam pelaksanaannya
c. Qawanin (undang-undang) seperti undang-undang sipil, kriminal, personal,
Negara, niaga atau lainnya
d. Menghidupkan kembali rumah tangga Islam

e. Mengembalikan dinamika kehidupan Islam


f. Menghidupkan Islam yaitu dengan menghidupkan kembali sitem nilai Islam, baik
secara global maupun secara sektoral
Prinsip umum dakwah Ikhwanul Muslimin
1. Semua partai pasti memiliki tujaun, sarana, strategi, system pengajaran dan
pendidikan, prinsip-prinsip organisasi, undang-undang, khithah, dan berbagai aturan
lainnya. Pun Ikhwanul Muslimin dengan mengibarkan hizbullah (partai Allah)

2. Pendapat para mujahid, setelah menggali kandungan Al-Quran., As


Sunnah, dan berdasar pada kaidah-kaidah ushuliyah yang berlaku bahwa Ikhwanul
Muslimin adalah jamaah yang masuk dalam wilayah syariat Islam

3. Memelihara opini umu, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional


merupakan salah satu prinsip Islam

4. Pegangan Ikhwan adalah ia harus dibenarkan oleh syariat dan ia harus sebanding
dengan senjata musuh dan dapat mencapai tujuan

5. Prinsip yang menjadi pegangan dalam polotik luar negeri adalah prinsip maslahah
dengan maslahah

6. Dalam perjalanan menuju sebuah wilayah Islam bersatu, setiap wilayah memiliki
undang-undang sendiri berdasarkan syarriat dan semua wilayah pemerintahan Islam
harus tunduk kepada kekuasaan amirul mukminin dan seluruh perangkat
pemerintahan pusat dalam perspektif undang-undang yang berlaku.

7. Dalam Islam ada hukum yang dapat berubah mengikuti perubahan masa.
Dan kunci dakwah bagi seorang anggota Ikhwanul Muslimin adalah

1. Kita hendaknya memahami permasalah dakwah kita dan di sisi lain kita harus pandai
mendakwahkannya

2. Pembicaraan dakwah yang harus kita sentuh adalah pembicaraan tentang ruh, jiwa
dan hati, kebutuhan hati akan dinamika, kebutuhan jiwa akan kebersihan, dan
kebutuhan ruh akan pengabdian yang ikhlas kepada Allah.

3. Kita harus memahami kapasitas intelektual orang yang kita ajak bicara karena dalam
konteks itulah pembicaraan dan dakwah berlangsung.
C. TANGGUNG JAWAB BESAR
Tanggung jawab terbesar adalah melakukan tajdid (pembaruan) dan naql (alih
generasi). Yakni pembaruan ajaran Islam dan proses perubahan terhadap pribadi
muslim dari satu kondisi ke kondisi lain dan perubahan umat Islam dari satu fase je fase
lain.
1. Tentang Ikhwanul Muslimin, melalui penjelasan Hasan Al Banna, terdapat dua
fenomena; pertama, Ikhwan sebagai sebuah jamaah yang memusatkan perhatian
pada pelayanan umum. Kedua, Ikhwan sebagai sebuah gerakan pembaruan yakni
dakwah fikrah (pemikiran) dan aqidah.
2. Mengubah umat sebagai prolog dari proses mengubah dunia.
Tanggung jawab pertama jamaah atau pemimpinnya adalah mengubah kondisi
pribadi muslim dan selanjutnya kaum muslimin
D. TENTANG TUJUAN
Tujuan pokok Ikhwanul Muslimin :
1. Membebaskan negeri Islam dari semua kekuatan asing. Ini merupakan hak asasi dari
setiap manusia yang ditidak diingkari
2. Menegakkan di atas tanah air ini sebagai Negara Islam yang merdeka, yang
memberlakukan hukum-hukum Islam, menerapkan undang-undang sosialnya,
memproklamirkan prinsip-prinsip dan nilai-nilainya, dan menyampaikan dakwah
Islam dengan bijaksana kepada seluruh umat manusia. Selama Negara ini belum
tegak, seluruh umat Islam berdosa dan bertanggung jawab di hadapan Allah atas
kealpaan mereka untuk itu.
Tingkatan amal yang dituntut dari seorang yang tulus adalah :
1. Individu; adanya perbaikan diri sehingga ia menjadi orang yang kuat fisik, akhlak, luas
wawasan, benar ibadahnya dsb.

2. Rumah tangga; pembentukan keluarga muslim yaitu dengan mengkondisikan keluarga


agar menghargai fikrahnya seperti menjaga etika Islam dalam setiap aktivitas,
memilih istri yang baik, mendidik anak dan membimbing mereka.
3. Masyarakat; membimbing masyarakat yakni dengan menyebarkan dakwah, amar
maruf nahi mungkar, bersegera dalam kebaikan dsb.
4. Pemerintah; yaitu memperbaiki keadaan pemerintah sehingga menjadi pemerintah
Islam yang baik.
5. Daulah Islamiyah; bahwa daulah ini merupakan daulah yang memimpin Negaranegara Islam dan menghimpun ragam kaum muslimin, mengembalikan keagungan,
serta mengembalikan wilayah yang telah hilang dan tanah air yang telah dirampas
oleh penguasa asing baik secara politik, ekonomi maupun moral.
6. Tegaknya Daulah dan Khilafah Islamiyah; yaitu bahwa semua Negara Islam harus
bebas dari cengkeraman kekuasaan asing dan harus tertegak sebuah daulah
Islamiyah yang bebas.
7. Dunia seluruhnya hanya tunduk kepada Allah SWT; dengan daulah Islamiyah ini yang
mengibarkan panji-panji jihad dan dakwah, sehingga dunia seluruhnya akan menjadi
berbahagia dengan ajaran-ajaran Islam
E. TENTANG SARANA
1. Tujuan Pertama adalah membentuk individu muslim. Sarana pada pencapaian tujuan
pertama ini antara lain
- Murabbi (pembina) yakni murabbi yang arif sebagai pewaris Nabi
- Manhaj (system) yakni dengan dzikir, ilmu, dan amal
- Lingkungan yang sehat yaitu lingkungan dimana seorang muslim dapat menyerap
ilmu, akhlak dan amal.
2. Tujuan kedua adalah terwujudnya rumah tangga muslim. Sarana pada pencapaian
tujuan ketiga ini antara lain setiap akh memberikan perhatian yang besar terhadap
persoalan rumah tangganya, baik sebagai suami, istri, orang tua, mapun sebagai

anak-anak, adanya perhatian terhadap buku-buku guna pengarahan pembinaan, dan


penyelenggaraan majelis-majelis ilmu
3. Tujuan ketiga adalah terwujudnya masyarakat muslim. Mengingat tahapan dakwah
yaitu tarif (pengenalan), takwin (pembinaan), dan tanfidz (penerapan) sehingga
sarana pada pencapaian tujuan kedua ini antara lain dengan mengenalkan Islam,
jamaah, dan pembinaan atas moralitas Islam, serta disiplin barisan kaum muslimin.
Dimana langkah-langkahnya denga halaqah-halaqah baik umum maupun khusus,
usrah, katibah, diskusi secara kontinyu, dan amar maruf nahi mungkar.
4. Tujuan keempat adalah menegakkan pemerintah Islam di setiap negeri. Sarana yang
digunakan adalah dengan penguatan aqidah dan iman dimana standar ideal sosok
yang memiliki ini adalah Rasulullah saw dan para sahabatnya. Selanjutnya sebagai
sarana adalah kekuatan persatuan dan ikatan dimana persatuan kaum muslim
sedunia merupakan salah satu keharusan yang telah Allah SWT amanahkan kepada
mereka,
khususnya persatuan di masing-masing Negara yang mereka diami.
5. Tujuan kelima adalah terwujudnya Negara Islam inti. Sarana paling efektif pencapaian
tujuan ini antara lain dengan menegakkan sebuah Negara Islam yang besar, yang
memiliki kekuatan pengaruh dalam bidang politik, ekonomi, teknologi di sebagian
bedar wilayah bumi, tau di Negara yang memiliki territorial yang luas. Dimana dalam
mewujudkan Negara Islam inti adalah aktifitas yang terkoordinir sejak awal
langkahnya di bawah satu pucuk pimpinan maka terwujudkan satu dakwah, satu
institusi, satu perencanaan secara bersama, satu tarbiyah, dan lain-lain dalam
langkah kekinian.
6. Tujuan keenam adalah menegakkan Negara Islam yang tunggal atau menegakkan
Negara kesatuan Islam yang menghimpun seluruh Negara Islam yang tunduk di
bawah satu pucuk pimpinan pusat dan diketuai oleh seorang imam. Itulah yang
dilakukan Rasulullah SAW dan para khalifah dalam memimpin dan membimbing
umat. Sarana untuk mewujudkan adalah melangkah di atas mukadimah yang benar,
yakni tegaknya kaidah-kaidah yang benar, yang dari sanalah Islam di berbagai
wilayah bertolak.
7. Tujuan ketujuh adalah menegakkan Negara Islam internasional yang berkah dan
rahmatnya menaungi semua bangsa di dunia. Sarana/cara yang dipergunakan

adalah beraktivitas secara terus menerus yang sesuai dan layak untuk memastikan
bahwa dunia akan menerima dakwah ini.
F. TAHAPAN-TAHAPAN DAKWAH
Dalam Risalah Taalim, Hasan Al-Banna mengatakan, Tahapan dakwah ini ada
tiga macam :
1. Tarif
Tahapan ini dilakukan dengan menyebarkan fikrah Islam di tengah
masyarakat yaitu dengan system dakwah berupa system kelembagaan. Dengan kata
lain tarif ini yaitu memperkenalkan Islam secara umum kepada orang baik secara
alamiah maupun praktis. Ini menuntut pengajaran, batas minimal spesialisasi, dan
batas minimal komitmen. Urgensinya adalah kerja social bagi kepentingan umum,
sedangkan
medianya adalah nasehat dan bimbingan sekali waktu, serta membangun
berbagai tempat yang berguna di waktu lain. Seperti kegiatan ceramah-ceramah,
halaqah (baik umum maupun khusus), dakwah fardiyah (perorangan), dan studi
mandiri penyebaran buku serta penjelasan
2. Takwin
Tahapan dakwah ini ditegakkan dengan melakukan seleksi terhadap anasir
positif untuk memikul beban jihad dan untuk menghimpun berbagai bagian yang ada.
Atau takwin ini adalah mentarbiyah orang dengan standar keanggotaan dalam
jamaah untuk memainkan perannya yang optimal bagi pelayanan Islam. Ini dilakukan
melalui usrah, halaqah, dan daurah. Halaqah untuk mendapatkan program ilmiah
yang mendesak bagi masing-masing status keanggotaan; usrah untuk mendapatkan
program khusus; dan daurah untuk mendapatkan bekal yang mendesak untuk
tahapan tertentu.
Tingkatan-tingkatan keanggotaan pokok menurut kita barangkali ada empat, yakni
tingkatan pendukung, mujahid, naqib (ketua grup kecil), dan na;ib (ketua para naqib).
Masing-masing tingkatan menuntut wawasan, ketrampilan, dan komitmennya sendiri.
Melalui takwin inilah seseorang akan ditentukan arahnya untuk menangani tarif,
takwin ataukah tanfidz.

System dakwah takwin ini bersifat tasawuf murni dalam tataran ruhani dan
bersifat militer dalam tataran operasional. Slogan utama dalam persiapan ini adalah
totalitas ketaatan. (perintah dan taat tanpa keraguan).
3. Tanfidz
Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad, tanpa kenal sikap plin-plan kerja
terus menerus untuk menggapai tujuan akhi, dan kesipapan menaggung cobaan dan
ujian yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali orang-orang yang tulus. Tidaklah
dapat dakwah ini meraih keberhasilan kecuali dengan ketaatan yang total juga.
Untuk inilah shaf pertama Ikhwanul Muslimin berbaiat pada bulan Rabiul Awwal
1359 H.
Agar ketiga hal ini dapat sukses maka kita harus memiliki tiga perangkat
yakni perangkat tarif, perangkat takwin, dan perangkat tanfidz. Setiap perangkat
harus memiliki manhaj, perencanaan, metode, dan kecakapan. Semuanya harus
dalam naungan hierarki organisasi, program kerja yang komprehensif, serta persepsi
yang jelas tentang pendidikan dan pengajaran. Ini menuntut kejelasan dalam
peringkat keanggotaan, kualifikasi, dan sinergi fungsi berbagai perangkat.
G. RISALAH TALIM DAN SENDI-SENDI PEMBENTUKAN PRIBADI ISLAM
Sendi-sendi kepribadian Islam yang dapat menegakkan Islam sekaligus mewujudkan
tujuan-tujuannya- melaui bingkai tahapan dakwah- berjumlah sepuluh sendi (rukun
baiat), antara lain:
1. Fahm (kefahaman)
Bahwa kita yakin fikrah kita adalah fikrah Islamiyah yang bersih. Kefahaman ini
seperti memahami batas-batas ushulul isyirin (dua prinsip) antara lain :
1) Islam adalah system yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan
2) Alquran yang mulia dan Sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap
muslim untuk memahami hokum-hukum Islam
3) Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam
beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati
hamba-Nya yang Dia kehendaki

4) Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara ghaib,


dan semisalnya merupakan sebuah kemungkaran yang harus diperangi, kecuali
mantera dari ayat Al QUran atau ada riwayat dari Rasulullah saw.
5) Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya,
tentang sesuatu yangmengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang
membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan
dengan kaidah-kaidah umum syariat.
6) Setiap otang boleh diambil atau tidak kata-katanya, kecuali Al-Mashum
(Rasulullah) saw.
7) Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan menelaah terhadap dalil-dalil
hokum furu(cabang) hendaklah mengikuti pemimpin agama dan bersamaan
dengan itu berusaha semampu yang ia lakukan untuk mempelajari dalil-dalilnya.
8) Khilaf dalam masalah furu(cabang) hendaknya tidak menjadi factor pemecah
belah agama, tidak menyebabkan permusuhan, dan tidak menyebabkan
kebencian.
9) Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya, sehingga menimbulkan
perbicangan yang tidak perlu, adalah kegiatan yang dilarang secara syari.
10) Marifat kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian (Dzat)-Nya adalh
setinggi-tinggi tingkatan aqidah Islam.
11) Setiap bidah dalam agama Allah yang tidak ada pijakan tetapi dilarang baik oleh
hawa nafsu manusia, baik berupa penambahan maupun pengurangan, adalah
kesesatan yang wajib diperangi dan dihancurkan dengan menggunakan sarana
yang sebaik-baiknya, yang jika tidak justru menimbulkan bidah lain yang lebih
parah.
12) Perbedaan pendapat dalam masalah bidah idhafiyah (bidah penambahan; misal
berdzikir dengan suara keras), bidah tarkiyah (bidah penolakan missal
mengharamkan sesuatu yang halal), dan bidah iltizam (membuat aturan-aturan
bagi ibadah yang bersifat mutlak, seperti membaca secara rutin adzkar) terhadap
ibadah mutlaqag ( yang tidak ditetapkan, baik cara maupun waktunya) adalah
perbedaan dalam masalah fikih.

13) Cinta kepada orang-orang shalih, memberikan penghormatan kepadanya dan


memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari taqarub kepada Allah SWT.
14) Ziarah kubur, kubur siapapun adalah sunah yang disyariatkan dengan cara-cara
yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
15) Doa apabila diiringi denga tawasul kepada Allah dengan salah satu makhluk-Nya
adalah perselisihan furu menyangkut tata cara berdoa, buka termasuk masalah
aqidah
16) Istilah -keliru- yang sudah mentradisi (misal praktek ribawi) tidak akan mengubah
hakekat hokum syarinya. Akan tetapi ia harus disesuaikan dengan maksud dan
tujuan syariat itu dan kita berpatokan dengannya.
17) Aqidah adalah pondasi segala aktivitas (aktivitas hati lebih penting dari aktivitas
fisik). Namun usaha untuk menyempurnakan keduanya merupakan tuntutan
syariat
18) Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbau untuk melakukan telaah
terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus, serta
menyambut hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan manfaat.
19) Pandangan syari dan pandangan logika memiliki wilayah masing-masing yang
tidak dapat saling memasuki secara sempurna (selalu beririsan)
20) Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yan gtelah mengikrarkan dua kalimat
syahadat,

mengamalkan

kandungannya,

dan

menunaikan

kewajiban-

kewajibannya, baik karena lontaran pendapatmaupun karena kemaksiatannya,


kecuali jika ia melakukan tindakan kufur, mendustakan Al-Quran secara terangterangan.
2. Ikhlas
Ikhlas bahwa akhul muslim dalam setiap kata, aktivitas, dan jihadnya harus
dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya tanpa
mempertimbangkan aspek kekayaaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau
keterbelakangan. Dengan itulah ia menjadi tentara fikrah dan aqidah, bukan tentara
kepentingan dan ambisi pribadi.

3. Amal
Amal (aktivitas) ini adalah buah dari ilmu dan keikhlasan
4. Jihad
Jihad ini maksudnya adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga
hari kiamat. Dimana peringkat pertma jihad adalah pengingkaran dengan hati dan
peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah swt. Diantara keduanya
terdapar jihad denga pena, tangan, dan lisan berupa kata-kata yang benar
dihadapan penguasa yang zhalim.
5. Tadhiyah (pengorbanan)
Tadhiyah ini maksudnya adalah pengorbanan jiwa, harta, waktu, kehidupan,
dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada
perjuangan di dunia ini kecuali harus disertai dengan tadhiyah. Demi fikrah,
janganlah mempersempit pengorbanan, karena sesungguhnya ia memiliki balasan
yang agung dan pahala yang indah.
6. Taat
Taat ini maksudnya adalah menunaikan perintah dengan serta merta, baik
dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas. Yang
disesuaikan dengan tahapan dakwah tarif, takwin dan tanfidz
7. Tsabat (keteguhan)
Tsabat (keteguhan) ini maksudnya adalah bahwa seorang akh hendaknya
senantiasa bekerja sebagai mujahis di jalan yang mengantarkan pada tujuan,
betapapun jauh jangkauannya dan lama masanya hingga bertemu dengan Allah
dalam keadaan yang tetap demikian. Dengan demikian ia telah berhasil
mendapatkan salah satu dari dua kebaikan yakni menang atau syahid di jalan-Nya
8. Tajarrud ((kemurnian)
Tsabat (keteguhan) ini maksudnya adalah membersihkan pola piker dari
prinsip nilai dan pengaruh individu yang lain, karena ia adalah setinggi-tinggi dan
selengkap-lengkap fikrah.

9. Ukuhwah
Ukuhwah ini maksudnya adalah terikatnya hati dan nurani dengan ikatan
akidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh dan semulia-mulia ikatan. Ukhuwah adalah
saudara nya keimanan sedangkan perpecahan adalah saudaranya kekufuran.
Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan. Tidak ada persatuan tanpa cinta
kasih. Standar minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan standar maksimal
adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri)
10. Tsiqah (kepercayaan)
Tsiqah (kepercayaan) ini maksudnya adalah rasa puasnya seorang tentara atas
komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun keikhlasannya,
dengan kepuasan mendlam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan,
penghormatan, dan ketaatan.
H. KEWAJIBAN SEORANG MUJAHID
Kewajiban seorang mujahid :
1. Memiliki wirid harian dari kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan untuk
menghatamkan Al-Quran dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari
tiga hari
2. Membaca

Al-Quran

dengan

baik,

memperhatikan

dengan

seksama,

dan

merenungkan artinya
3. Mengkaji Sirah Nabi dan sejarah generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia
4. Bersegera melakukan general ckeck up secara berkala atau berobat, begitu penyakit
terasa mengenai. Di samping itu perhatikan factor-faktor penyebab kekuatan dan
perlindungan tubuh, serta hindarilah factor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.
5. Menjauhi sikap berlebihan dalam mengonsumsi kopi, the, dan minuman perangsang
semisalnya. Janganlah meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan hendaklah
menghindarkan diri sama sekali dari rokok.

6. Perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal menyangkut tempat tinggal, pakaian,
makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini dibangun di atas dasar
kebersihan
7. Jujur dalam berkata dan sekali-kali berdusta
8. Menepati janji; jangan mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang dihadapi
9. Menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah
terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani
mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam
keadaan marah sekalipun
10. Senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun janganlah
keseriusan ini menghalangi dari canda yang benar, senyum dan tawa.
11. Memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang sensitive, dan peka oleh kebaikan
dan keburukan, yakni munculnya rasa bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa
untuk yang kedua. Juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri, tidak
bersikap taklid, dan tidak terlalu berlunak hari. Juga hendaklah menuntut-dari orang
lain- yang lebih rendah dari martabatmu untuk mendapatkan martabatmu yang
sesungguhnya.
12. Bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setiap situasi.
Jangan kemarahan melalaikan dari berbuat kebaikan, janganlah mata keridhaan
dipejamkan dari perilaku yang buruk. Janganlah permusuhan membuat lupa dari
pengakuan jasa baik, dan hendaklah berkata benar meskipun itu merugikan atau
merugikan orang yang paling dekat denganmu.
13. Menjadi pekrja keras dan terlatih dalam aktivitas social. Merasa bahagia jika dapat
mempersembahkan bakti untuk orang lain, gemar membesuk orang sakit, membantu
orang yang membutuhkan, menanggung, menanggung orang yang tertimpa musibah
meskipun hanya dengan kata-kata. Hendaklah juga senantiasa bersegera untuk
berbuat kebaikan.
14. Berhati kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut kepada manussia maupun
binatang, berperilaku baik dalam berhubungan degnan semua orang, menjaga etikaetika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar, memberi

tempat kepada orang lain dalam majelis, tidak memata-matai, tidak mengumpat,
meminta izin jika masuk maupun keluar rumah, dll.
15. Pandai membaca dan menulis, memperbanyak muthalaah terhadap risalah ikhwan,
koran, majalah, dan tulisan lainnya. Hendaklah membangun perpustakaan khusus,
seberapa pun ukurannya; konsentrasi terdapap terhadap spesifikasi keilmuan dan
keahlian jika seorang spesialis; dan kuasailah persoalan, Islam secara umum yang
dengannya dapat membangun persepsi yang baik untuk menjadi referensi bagi
pemahaman terhadap tuntutan fikrah
16. Memiliki proyek usaha ekonomi, betapapun seorang kaya; utamakan proyek yang
mandiri, betapapun kecilnya; dan cukuplah dengan apa yang ada pada dirimu,
betapapun tingginya kapasitas keilmuan.
17. Jangan terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia sebagai
sesempit-sempit pintu rezeki, namun jangan pula ditolak jika diberi peluang untuk itu.
Janganlah melepaskannya kecuali jika ia benar-benar bertentangan dengan tugastugas dakwah.
18. Perhatikan penunaian tugas-tugasmu (bagaimana kecermatan dan kualitas), jangan
menipu, dan tepatilah kesepakatan.
19. Penuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain dengan sempurna tanpa
dikurangi dan dilebihkan, dan janganlah menunda-nunda pekerjaan.
20. Menjauhkan diri dari judi dengan segala macamnya, apapun maksud di baliknya.
Hendaklah juga menjauhi mata pencaharian yang haram, betapapun keuntungan
besar yang ada dibaliknya.
21. Menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitas dan sucikanlah ia sama sekali dari
riba.
22. Memelihara kekayaan umat Islam secara umum dengan mendorong berkembangnya
pabrik-pabrik dan proyek-proyek ekonomi Islam. Hendaklah menjaga setiap keeping
mata uang agar tidak jatuh ke tangan orang-orang non-muslim dalam keadaan
bagaimanapun. Janganlah makan dan berpakaian kecuali produk negeri Islam
sendiri.

23. Memiliki kontribusi finansial dalam dakwah, tunaikan kewajiban zakatmu, dan jadikan
sebagian dari hartamu itu untuk orang yang meminta dan orang yang kekurangan,
betapapun, betapapun kecil penghasilanmu.
24. Menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan masa-masa sulit,
betapapun sedikit, dan jangan sekali-kali menyusahkan diri untuk mengejar
kesempurnaan.
25. Bekerja-semampu yang dilakukan-untuk menghidupkan tradisi Islam dan mematikan
tradisi asing dalam setiap aspek kehidupan, misalnya ucapan salam, bahasa,
sejarah, pakaian, perabot rumah tangga, cara kerja dan istirahat, cara makan dan
minum, cara dating dan pergi, serta gaya melampiaskan rasa suka dan duka.
Hendaknya menjaga sunnah dalam setiap aktivitas tersebut.
26. Hendaknya memboikot peradilan setempat atau peradilan yang tidak Islami,
demikian

juga

gelanggang-gelanggang,

penerbitan-penertiban,

organisasi-

organisasi, sekolah-sekolah, dan segenap institusi yang tidak mendukung fikrah


secara total.
27. Senantiasa merasa diawasi oleh Allah swt, mengingat akhirat dan bersiap-siap untuk
menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju ridha Allah dengan tekad yang
kuat, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunnah, puasa tiga hariminimal setiap bulan, memperbanyak dzikir (hati dan lisan), dan berusaha
mengamalkan doa yang diajarkan pada setiap kesempatan.
28. Bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam keadaan berwudhu (suci)
di setiap besar waktunya.
29. Melakukan shalat dengan baik dan senantiasa tepat waktu dalam menunaikannya.
Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid jika ia mungkin dilakukan.
30. Berpuasa Ramadhan dan berhaji dengan baik, jika mampu melakukannya.
Kerjakanlah sekarang juga jika telah mampu.
31. Senantiasa menyertaimu dirimu dengan niat jihad dan cinta mati syahid. Bersiaplah
untuk itu kapan saja kesempatan untuk itu tiba.
32. Senantiasa memperbarui taubat dan istighfar. Berhati-hatilah terhadap dosa kecil,
apalagi dosa besar. Sediakanlah-untuk dirimu-beberapa saat sebelum tidur untuk

mengintrospeksi diri terhadap apa-apa yang telah dilakukan; yang baik maupun yang
buruk. Perhatikan waktun, karena waktu adalah kehidupan itu sendiri. Janganlah
pergunakan ia-sedikit pun-tanpa guna, dan janganlah ceroboh terhadap hal-hal yang
syubhat agar tidah jatuh ke dalam kubangan yang haram.
33. Berjuang meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar dapat
menerima tongkat kepemimpinan. Hendaklah menundukkan pandangan, menekan
emosi, memotong habis selera rendah dari jiwamu. Bewalah ia hanya untuk
menggapai yang halal dan baik, serta hijabilah ia dari yang haram dalam keadaan
bagaimanapun.
34. Menjauhi khamer dan seluruh makanan atau minuman yang memabukkan sejauhjauhnya
35. Menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan dengan orang yang
rusak serta jauhilahtempat-tempat maksiat
36. Perangi tempat-tempat iseng, jangan sekali-kali mendekatinya, serta jauhilah gaya
hidup mewah dan bersantai-santai.
37. Mengetahui anggota katibahmu satupersatu dengan pengetahuan yang lengkap, dan
kenalkanlah dirimu kepada mereka selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-hak
ukhuwah mereka dengan seutuhnya; hak kasih saying, perhargaan, pertolongan,
itsar. Hendaklah senantiasa hadir di majelis mereka. Tidak absent kecuali karena
udzur darurat, dan pegang teguhnyalah itsar dalam pergaulanmu dengan mereka
38. Hindari hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun, sekiranya hubungan itu
tidak membawa maslahat bagi fikrahmu, terutama jika diperintahkan untuk itu.
39. Menyebarkan dakwahmu dimanapun dan memberi informasi kepada pemimpin
tentang segala kondisi yang melingkupimu. Dan janganlah berbuat sesuatu yang
berdampak strategis kecuali dengan seizinnya.
40. Senantiasa menjaga hubungan, baik secra ruhiyah maupunamali, dengan jamaah
dan menempatkan dirimu sebagai tentara yang berada di tangsi yang menanti
instruksi komandan
Lima slogan atas prinsip-prinsip ini:

1. Allah Ghayatuna (Allah adalah tujuan kami)


2. Ar-Rasul Qudwatuna (Rasul adalah teladan kami)
3. Al-Quran Syiratuna (Al-Quran adalah undang-undang kami)
4. Al-Jihad sabiluna (jihad dalah jalan kami)
5. Asy-Syahadah umniyyatuna (Mati syahid adalah cita-cita kami)
Jika dihimpun dalam berbagai kata berikut : kesederhanaan, tilawah, shalat,
keprajuritan, akhlak.
Golongan manusia dalam pandangan akh :
1. Muslim yang pejuang (mujahid)
2. Muslim yang duduk-duduk (Qaidiin)
3. Muslim yang pendosa
4. Dzimmi atau muahid (orang kafir yang terikat oleh perjanjuan damai)
5. Muhayyid (orang kafir yang dilindungi)
6. Muharib (orang kafir yang memerangi)
I. URAIAN PELENGKAP
Hal-hal lain yang dibahas dalam Risalah Talim antara lain :
1. Beberapa kaidah yang sesuai dengan tabiat dakwah kita dan perlu diperhatikan dalam
Manhaj Tsaqafah, Talim, dan Tarbiyah
1) Kaidah pertama; bahwa manhaj kita harus selaras dengan dakwah dan harakah
kita. Bahwa harakah kita adalah harakah Islam modern
2) Kaidah kedua; bahwa manhaj kita harus memberikan kepada setiap muslim
ketahanan moral agar terhindar dari kesesatan dan ketergelinciran, disamping
terhindar dari penyelewengan pemikiran Islam atau pemikiran jamaah

3) Kaidah ketiga; bahwa kita harus meletakkan tangan setiap muslim sebuah
barometer yang dapat mengukur segala sesuatu yang melingkupinya dengan
standar Islam
4) Kaidah keempat; persepsi umum tentang ilmu pengetahuan dalam perspektif
Islam
5) Kaidah kelima; tentang tingkatan keanggotaan dalam dakwah ikhwan:
- Ikatan umum (yang terjalin dalam ikatan ini disebut akh musaid)
- Ikatan ukhuwah (disebut akh muntasib)
- Ikatan amal (disebut akh amil)
- Ikatan jihad (disebut akh mujahid)
- Akh naqib (akh yang mendapat gelar dalam ikatan amal)
- Akh naib (akh yang mendapat gelar dalam ikatan jhad)
6) Kaidah keenam; tentang cara pandang ikhwah dakwah ikhwanul muslimin yakni
bahwa ikhwah merupakan pemahaman secara menyeluruh terhadap Islam,
meyakini adanya Allah swt adalah haq dan bahwa Muhammag saw adalah
utusan Allah yang haq.
7) Kaidah ketujuh; bahwa manhaj harus memperhatikan muatan yang menyangkut
dua tahapan dalam kehidupan yakni tahapan sebelum baligh dan tahapan
setelah baligh
8) Kaidah kedelapan; bahwa manhaj harus tidak terdapat ruang yang memungkinkan
masuknya kekufuran dan kesesatan sehingga merusak hati, jiwa, dan pikiran
kaum muslimin
9) Kaidah kesembilan; bahwa komitmen kepada Islam pada gilirannya dapat
mewujudkan berbagai nilai-nilai (karakter) yang dibutuhkan oleh setiap diri
muslim dan jamaah Islam.

10) Kaidah kesepuluh; bahwa pada jamaah Ikhwanul Muslimin terdapat berbagai
slogan dan pembahasan tentang akhlak dan etika dalam kehidupan, dimana
kebenaran, kekuatan, dan kebebasan sebagai syiar gerakan
11) Kaidah kesebelas; bahwa kesempurnaan ke-Islaman seseorang jika ia
melakukan halaqah-halaqah umum karena ada berkah khusus, melakukan
halaqah-halaqah khusus karena menhantarkan seseorang pada pengetahuan
yang terfokus, senantiasa mengintrospeksi diri untuk mendapatkan kadar
pengetahuan yang tinggi disertai upaya pribadi yang panjang dan terfokus
12) Kaidah kedua belas; bahwa jamaah Islam harus memiliki sistem dengan tonggak
suatu prinsip nilai, mempunyai perencanaan dan program kerja, memiliki konsep
tarbiyah dan talim yang saling berjalin.
13) Kaidah ketiga belas; bahwa harus ada pejuang kebenaran dalam umat ini yang
tidak pernah terputus gerak-nya walau sejenak
14) Kaidah keempat belas; bahwa kita adalah gerakan tajdidi (pembaru) dengan
menghidupkan kembali seluruh ajaran Islam dan memperbarui wawasan,
tindakan, serta moralitas di setiap level
15) Kaidah kelima belas; bahwa kita tidak boleh lupa bahwa kita senantiasa
berhadapan dengan dua aliran pemikiran besar, yakni kapitalisme dan sosialisme
komunis.
2. Peringkat keanggotaan dan hal-hal prinsip
Bahwa dari peringkat keanggotaan yang telah ada, dapat diringkas lagi menjadi lima
peringkat antara lain anshar, mujahidin, amilin, nuqaba (para naqib), nuwwab (para
naib).

Dimana

masing-masing

peringkat

itu

seharusnya

karakteristik, dan pola komitmen sendiri. Menigkat

memiliki

manhaj,

atau tidaknya

kualitas

keanggotaan seseorang (atau tetap tidaknya seseorang di luar barisan) tergantung


pada kadar kemampuan manhaj (wilayah ilmu dan pengetahun), karakteristik
(kepribdian) dan komitmennya.
3. Beberapa Standar, penjelasan, dan metodologi dalam rangka melengkapi profil
perjalanan tarbiyah dan talim pada dakwah Ikhwanul Muslimin.
a. Standar

- bahwa standar keberhasilan pada peringkat pertama dalam manhaj dan di awal
keanggotaannya adalah pelaksanaan secara sempurna akan tuntutan iman,
shalat, infaq, dan loyalitas penuh kepada jamaah
- bahwa standar keberhasilan pada peringkat kedua adalah terealisasinya secara
penuh mahabbatullah, rendah hati kepada sesama mukmin, tegas terhadap
orang-orang kafir, dan jihad di jalan Allah swt dengan tidak merasa takut atas
celaan orang-orang yang mencela
- bahwa standar keberhasilan pada jenjang naqib adalah terlaksananya nilai-nilai
peringkat sebelumnya ditambah luasnya ilmu pengetahuan dan terpenuhinya
beberapa sifat khusus bagi seorang naqib muslim, seperti lemah lembut,
pemurah, serius, kasih sayang sesama muslim, senang bermusyawarah, jujur,
komitmen, wara, bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dipikulkan di
pundaknya, dan sifat-sifat lain yang menjadi karakter pribadi seorang muslim.
b. Penjelasan
Metode takiwiyah (pembinaan) merupakan inti dalam bangunan Jamaah. Ikhwan
yang paling baik ilmu, ketakwaan, tarbiyah, maupun akhlaknya.
c. Metodologi (metode) dalam tarbiyah dan talim
Daurah ada beberapa bentuk yakni daurah ilmiah, daurah ruhiyah, daurah yang
diselenggarakan untuk peringkat tarif, daurah yang diselenggarakan untuk
peringkat takwin (seperti daurah ruhiyah, daurah fikriyah tentang fikih dakwah,
daurah amniyah, daurah pelatihan), daurah yang diselenggarakan untuk
peringkat tanfidz.

Anda mungkin juga menyukai