Daerah Jakarta Selatan Informasi Buku Judul Asli : Wasailut Tarbiyah ‘inda Ikhwanil Muslimin Penulis : Dr. Ali Abdul Halim Mahmud Judul Terjemahan : Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin Penerbit : Era Intermedia Edisi pertama, cetakan pertama, Muharram 1420 H. – April 1999 M.
BAB 1. TUJUAN-TUJUAN TARBIYAH DALAM JAMAAH IKHWANUL
MUSLIMIN A. DEFINISI TARBIYAH DALAM JAMAAH IKHWANUL MUSLIMIN Tarbiyah memiliki pengertian yaitu, cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik secara langsung (berupa kata-kata) maupun secara tidak langsung (berupa keteladanan, sesuai dengan sistem dan perangkatnya yang khas), untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik.
B. SEPUTAR HAKEKAT TARBIYAH ISLAMIYAH DAN TUJUANNYA
Ringkasnya, tarbiyah islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang shalih, yakni agar tercipta suatu keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan dan tindakannya secara keseluruhan. Keseimbangan potensi yang dimaksud adalah hendaknya jangan sampai kemunculuan suatu potensi menyebabkan lenyapnya potensi lain atau suatu potensi sengaja dimandulkan agar muncul potensi yang lain. Inilah salah satu keistimewaan sistem islam dan undang-undangnya. Keistimewaan lain dari sistem tarbiyah islmiyah adalah bahwa ia mendorong seseorang untuk memliki dinamika yang tinggi diseluruh kehidupananya bersama diri dan orang-orang yang ada di sekelilingnya, bahkan bersama lingkungan alannya. Selain itu tabiyah islamiyah memiliki keistimewaan dengan kemampuannya mengiring fitrah manusia dalam menghadapi realitas hidupnya di bumi dan di alam materi ini, sebagaimana juga mengiring potensinya meuju tingkat keteladanan dan kepeloporan sehingga dapat mewujudkan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi diri, agama, dan masyarakatnya. Tujuan Tarbiyah Islamiyah Tujuan atau sasaran tarbiyah Islamiyah ini diuraikan dalam poin-poin berikut, Pertama, ibadah kepada Allah semata sesuai kaidah dengan syari’at-Nya. Allah SWT berfirman : “Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (Adz-Dzuriyat : 56). Kedua, tegaknya khilafah Allah di muka bumi. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Aku jadikan manusia sebagai khalifah di bumi.” (Al-Baqarah : 30). Ketiga, Saling mengenal sesama manusia. Allah SWT berfirman : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” (Al-Hujarat : 13). Keempat, kepemimpinan dunia. Allah SWT berfirman : “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal salih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.” (An-Nur : 55). Kelima, menghukum dengan syari’at. Allah SWT berfirman : “Kemudian kami jadikan kamu berada diatas suatu syari’at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari’at itu.” (Al-Jatsiah : 18).
C. TARBIYAH IKHWANIYAH DAN TUJUANNYA
Tujuan-tujuan Permanen Tarbiyah dalam Jamaah Ikhwanul Muslimin Secara global, tujuan permanen ini memiliki dua tujuan pokok : Pertama, mewujudkan tujuan-tujuan tarbiyah islamiyah yang baku dengan mengantarkannya dari tataran konsep ke dunia realitas. Kedua, membantu orang melalui berbagai perangkat yang dipakai oleh Ikhwanul Muslimin dalam tarbiyah yang sebagainya telah terbukti di lapangan, untuk merealisasikan tujuan-tujuan tarbiyah islamiyah. Tujuan-tujuan Konstektual Tarbiyah dalam Jamaah Ikhwanul Muslimin Tujuan Kontekstual itu sangat banyak. Intinya adalah bagaimana upaya menghadapi perubahan arus nilai secara ilmiah dan tepat berlandaskan ajaran Islam, sekaligus bagaimana merumuskan cara-cara terbaik untuk itu.
Peletakan Sistem Tarbiyah Individu, Keluarga, Masyarakat
Tarbiyah dalam Ikhwanul Muslimin, tegak diatas pondasi yang kokoh menyangkut sistem atau program yang lahir sebagai jawaban bagi kebutuhan umat di masa kini. Kita dapat merasakan sentuhan sistem dan program ini dalam suatu risalah yang disusun oleh makhtab Al-Irsyad yang disana disimpulkan beberapa kaidah fikrah Islam, baik secara keyakinan maupun aktivitas, dalam beberapa baris dengan bingkai tema ‘Aqidah Kita’. 1. Wajah Manhaj Ikhwanul Muslimin dalam Tarbiyah Wajah Ikhwan ini tercermin dalam risalah ‘AqidahKita’ dan pernah di iklankan melalui sampul majalah Ikhwan. 2. Keluasan Wilayah Manhaj Menurut Jamaah Setelah tersosialisasikannya ‘Aqidah Kita’ dengan tujuh ikhtisar pembahasan, Jamaah mencoba menjelaskan manhajnya secara terinci, lebih dari sekedar uraian ringkas pada risalah ‘Aqidah Kita’. 3. Karakter Manhaj Manhaj tarbiyah Ikhwanul Muslimin memiliki spesifikasi karakter sebagai berikut : a. Seluruh manhaj, baik secara global maupun ringkasnya, diambil dari Al-Qur’an, Sunah, dan Sirah Nabi. b. Ia adalah manhaj yang memiliki sasaran-sasaran yang jelas. c. Sistem ini memiliki sasaran-sasaran yang pas dan setiap sasarannya berbobot syar’i serta memiliki akar dalam ajaran Islam. d. Sistem ini diuraikan terperinci (dalam buku Majmu’ah Rasail), meliputi tarbiyah individu, keluarga, dan masyarakat, dengan tarbiyah Islam yang shahih. e. Sistem ini bersifat akomodatif terhadap arus perubahan, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. f. Sistem ini mencakup segala tuntutan umat Islam kontemporer, di wilayah yang berbeda-beda. g. Sistem ini bersifat aplikatif dan realistis, bahkan sudah terbukti aplikasinya dalam kurun waktu yang demikian lama dengan mencetak para pejuang yang tegar di medan jihad (seperti di Palestina dan Terusan Suez), dan para pejuang yang memiliki kesabaran menakjubkan dalam menghadapi kezhaliman pemerintahan Mesir.
Potret Realitas Dunia Islam Kontemporer
Jama’ah Ikhwanul Muslimin melihat bahwa dunia Islam seluruhnya adalah tanah air yang satu bagi umat Islam. Hal ini sering didengungkan tidak hanya di suatu kesempatan dan tidak hanya pada satu media masa. Menurutnya, pengkotak-kotakan yang terjadi pada dunia Islam adalah produk suatu rekayasa, yang diwujudkan untuk kepentingan musuh kaum muslimin, sebanding dengan hikmah yang hilang dari diri mereka. Kondisi dunia Islam ketika kala itu hingga sekarang, kecuali beberapa negara yang Allah selamtkan dari pendudukan negara asing seperti berikut ini : 1. Sistem Sosial Impor Yang Destruktif Sistem ini telah tercermin dalam bentuk upaya mengkaburkan kepribadian seseorang muslim. 2. Sistem Politik Yang Merusak Diawali dengan mengkaburkan sistem Undang-undang Islam, lalu menghapuskan sistem khilafah, hingga merusak segala sesuatu yang menjadi bagian dari sistem tersebut, sepanjang masih bersentuhan dengan ajaran Islam. 3. Sistem Ekonomi Yang Memusuhi Islam Sistem ini sudah demikian memasyarakatkan di dunia Islam setelah negara- negara Barat bersatu dan berhasil merobohkan khilafah, menekan kaum muslimin, dan menjauhkan mereka dari agamanya, untuk dengan mudah menguasai dunia Islam. BAB 2. BEBERAPA PERANGKAT TARBIYAH IKHWANUL MUSLIMIN A. FIKRAH JAMAAH, ANTARA TUJUAN DAN PERANGKAT Tujuan dan Perangkat Tujuan Ikhwan sebenarnya terbatas pada pembentukan generasi baru (yakni: kaum beriman yang berpegang teguh kepada ajaran-ajaran Islam yang benar), dimana genrasi baru itu bekerja untuk memformat umat ini dengan format Islam dalam aspek kehidupannya. Perangkat yang dipergunakan Ikhwan untuk mewujudkan tujuan itu terbatas pada pengubahan tradisi pada umumnya dan pembinaan para pendukung dakwah agar komitmen dengan ajaran-ajaran Islam ini, sehingga mereka menjadi teladan bagi orang lain dalam berpegang teguh kepadanya, memelihara, dan tunduk kepada hukum-hukumnya.
B. MANHAJ JAMAAH TENTANG KEKUATAN, REVOLUSI,
PEMERINTAHAN, DAN KHILAFAH a. Manhaj dan Sikap Jamaah Terhadap Pemerintahan Dalam semua langkah, peletakan cita-cita, dan aktivitasnya, Ikhwanul Muslimin selalu berpijak pada petunjuk Islam yang lurus sebagimana yang mereka ketahui dan mereka pahami. Agama Islam yang telah diyakini oleh Ikhwanul Muslimin, telah menjadikan pemerintahan sebagai satu pilar bangunanya. b. Manhaj dan Sikap Jamaah Terhadap Kekhilafahan Ikhwanul Muslimin meyakini bahwa kekhilafahan merupakan lambang persatuan Islam, bentuk formal dari jalinan antar umat Islam, dan syi’ar Islam yang harus dipikirkan dan diperhatikan perwujudannya oleh kaum muslimin. Oleh karena itu, Ikhanul Muslimin menjadikan fikrah tentang kekhilafahan dan upaya-upaya untuk membangkitkannya kembali sebagai agenda utama dalam manhajnya. C. PERANGKAT-PERANGKAT KHUSUS YANG DIPERGUNAKAN JAMAAH DALAM MENTARBIYAH ANGGOTA-ANGGOTANYA Perangkat yang dipergunakan Jamaah untuk mentarbiyah para anggotanya sangat beragam (dari yang umum hingga yang khusus) dan secara permanen (dari keterikatan secara umum, lalu keterikatan persaudaraan, selanjutnya keterikatan dalam aktivitas, hingga keterikatan dalam jihad). Keberagaman bentuk dan tahapan ini tidak lain sebagai upaya nyata akan perangkat-perangkat ideal dalam tarbiyah. Sesuai dengan data yang diambil dari sejarah Jamaah, perangkat- perangkat itu meliputi : 1. USRAH Usrah dapat dikatakan sebagai perisai pelindung yang kokoh bagi setiap anggotanya. Dalam konteks keanggotaan, ia seperti keluarga dan kerabatnya. Lebih-lebih jika kita ketahui bahwa Jamaah telah menjadikan ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami) dan takaful (saling menanggung) sebagai rukun-rukun usrah ini. 2. KATIBAH Katibah berarti pola spesifik dalam mentarbiyah sekelompok anggota Ikhwan. Pola tersebut bertumpu pada tarbiyah ruhani, pelembutan hati, penyucian jiwa, dan membiasakan fisik beserta seluruh anggota badan untuk melaksanakan ibadah secara umum, juga untuk tahajud, dzikir, tadabur, dan berfikir secara khusu. 3. RIHLAH Rihlah merupakan salah satu perangkat tarbiyah, sebagai pelengkap dari berbagai perangkat yang dipergunakan oleh Jamaah untuk mentarbiyah anggotanya.Di dalamnya para peserta diberi kebebasan untuk bergerak, berolahraga, berlatih, bersabar untuk bekerja secara sungguh-sungguh, serta menahan rasa haus dan lapar dengan kadar yang tida mungkin diperoleh dalam pertemuan usrah, tidak juga dalm khatibah. Umumnya, rihlah dilakukan sekali setiap bulan. Biasanya dimulai setelah shalat subuh dan berakhir saat shalat maghrib. 4. MUKHAYAM ATAU MU’ASYKAR Wilayah tujuan mukhayam tampak lebih luas dibanding dengan tujuan usrah, katibah, dan rihlah. Kita dapat menyimpulkan tujan-tujuan ini dalam tiga pokok itu muncullah banyak cabang. Ketiga pokok tersebut adalah : Pertama : Pengumpulan Yang dimaksud pengumpulan di sini adalah mengumpulkan orang secara umum, atau anggota Ikhwan secara khusus di suatu tempat yang dapat menampung mereka dalam beberapa hari atau beberapa pekan, untuk mempermudah pengarahan, penugasan, dan pengikatan ukhuwah islamiyah diantara mereka. Kedua : Tarbiyah Mukhayam memiliki tujuan ketarbiyahan yang tidak tergantikan oleh usrah, katibah, mapun rihlah. Karena ia memiliki forum dengan waktu yang relatif lama dan tempat yang luas, yang itu tidak terdapat pada usrah, katibah, maupun rihlah. Ketiga : Pelatihan Pelatihan merupakan tujan yang paling penting dalam mukhayam, karena tujuan itulah yang memang sejak semula dituntut dari mukhayam ini. 5. DAURAH Daurah memiliki andil secara nyata dalam menajaga orisinilitas ajaran Islam dan menciptakan kecakapan untuk menunaikan tugas-tugas dakwah, selain memberikan pelatihan untuk merealisasi berbagai konsep yang ingin diaktualisasikan melalui daurah. 6. NADWAH Nadwah berarti suatu majelis dimana banyak orang di undang untuk berkumpul di sekelilingnya. Nadwah juga berarti sekumpulan orang yang berkumpul di suatu tempat pertemuan atau sejenisnya, untuk melakukan kajian dan musyawarah suatu urusan. 7. MUKTAMAR Tentang muktamar resmi, dikatakan bahwa istilah ini khusus untuk menunjukkan kepada suatu forum resmi yang memiliki kepentingan tertentu dalam aspek tujuan maupun produk-produk yang mungkin dihasilkan, seperti ratifikasi perjanjian atau dokumen. Sedangkan muktamar umum, ia menampung sejumlah peserta, kadang-kadang hingga ratusan. Muktamar umum biasanya diselenggarakan secara berkala, dengan rentang waktu satu tahun atau lebih.