Anda di halaman 1dari 87

BAB III

LANDASAN IDIOLOGISBERDIRINYA

MUHAMMADIYAH

Ideologi dalam bahasa Arab disebut denganmabda'secaraterminologis berarti


pemikiran mendasar yang dirumuskan di atasberbagai pemikiran (cabang). Dengankata
lain al-mabda‘(ideologi)merupakan pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) danketentuan
asasi (al-qaidah al-asasiyah) bagi tingkah laku. Dari segi logikaal-mabda‘adalah
pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan.MenurutDestutt de Tracyideologi adalah
studi terhadap ide-ide/pemikiran tertentu.Descartesmenyatakan bahwa ideologimerupakan
inti dari semua pemikiran manusia. Senada dengan ituFrancis Baconmenyatakan bahwa
ideologi adalah sintesa pemikiranmendasar dari suatu konsep hidup.

Sementara itu, dari segi kekuasaan politikpara pemikirmendefenisikan ideologi


dalam berbagai rumusan. MenurutMachiavelliideologi adalah sistem perlindungan
kekuasaan yang dimiliki olehpenguasa. Thomas H menyatakan ideologi merupakan suatu
cara untukmelindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengaturrakyatnya.
Berbeda dengan kedua defenisi di atas Karl Marx menyatakanbahwa ideologi merupakan
alat untuk mencapai kesetaraan dankesejahteraan bersama dalam masyarakat. Sedangkan
Napoleonmendefenisikan ideologi adalah keseluruhan pemikiran politik daririval–rivalnya.

Berbeda dengan defenisidi atas, Gunawan Setiardjoberpendapatbahwa ideologi


merupakan kumpulan ide/gagasan atauaqidah 'aqliyyah(akidah yang sampai melalui proses
berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan. Sedangkan menurut Taqiyuddin
An-Nabhanimabda‘adalah suatuaqidah aqliyahyang melahirkan peraturan. Aqidahadalah
pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, danhidup, serta tentang apa
yang ada sebelum dan setelah kehidupan, disamping hubungannya dengan Zat yang ada
sebelum dan sesudah alamkehidupan di dunia ini. Ataumabda‘adalah suatu ide dasar
yangmenyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup yang mencakup dua bagian.

Sementara itu Dr. Hafidh Shaleh menyatakan bahwa ideologi adalahsebuah


pemikiran yang mempunyai ide berupakonsepsi rasional (aqidahaqliyah), yang meliputi
akidah dan solusi atas seluruh problemkehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus
mempunyai metode, yangmeliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi
tersebut,metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruhdunia.
Sementara itu, Haedar Nashir menyatakan bahwa ideologimerupakan sistem paham dalam
perjuangan melaksanakan gerakanuntuk mencapai tujuan. Selanjutnya, Haedar
menyatakan bahwaideologi fungsional dalam mempertahankannilai-nilai gerakan,
sejarahgerakan, ikatan gerakan, dan kesinambungan gerakan dalammelaksanakan usaha-
usaha dan mencapai tujuannya.

Selanjutnya, Haedar menjelaskan fungsi ideologi sebagai sistempaham dalam


gerakan Muhammadiyah.Pertama, memberi arahdanpenjelasan mengenai sistem paham
kehidupan yang dicandranyaberdasarkan paham agama (Islam) yang dianutnya.Kedua,
mengikatsolidaritas kolektif (ukhuwah gerakan).Ketiga, membentuk karakterwarga
Muhammadiyah secara kolektif.Keempat, menyusun strategi dan langkah-langkah
perjuangan Muhammadiyah.Kelima, mengorganisir dan memobilisasi anggota, kader, dan
pimpinan Muhammadiyah dalam satu sistem gerakan.

Mengetahui dan memahami ideologi Muhammadiyah merupakankeniscayaan bagi


seluruh kader dan anggota.Mahasiswa universitasMuhammadiyah merupakan salah satu
elemen kader Muhammadiyahmutlak untuk mengetahui dan memahami ideologi
Muhammadiyah.Dengan mengetahui dan memahami ideologi Muhammadiyah
paramahasiswa dapat menghayati tujuan hidupnya sesuai denganpahamagama
Muhammadiyah, memilikiukhuwwahgerakan, memilikikarakter Muhammadiyah, dan
terlibat secara aktif dalam perjuanganMuhammadiyah menuju masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.Berdasarkan pemikiran di atas, berikut ini akan diuraikan tentang
landasan ideologis berdirinya Muhammadiyah dan landasan ideologisgerakan
Muhammadiyah.

1. Hakikat Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Pada hakikatnya, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyahmerupakan


ideologi Muhammadiyah yang menjelaskan tentangpandangan Muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia di mukabumi, cita-cita yang hendak dicapai dan cara-cara yang
digunakan untukmewujudkan cita-cita tersebut.Dengan demikian MuqaddimahAnggaran
Dasar Muhammadiyah merupakan rumusan ideologiMuhammadiyahyang menjelaskan
tentang tiga hal yaitu,pertama,pandangan Muhammadiyah tentang kehidupan manusia di
bumi (tugasdan fungsi manusia),kedua,tujuan atau cita-cita yang hendak dicapaioleh
Muhammadiyah dan,ketiga, cara-cara yang ditempuh olehMuhammadiyah untuk mencapai
atau mewujudkan tujuan atau cita-citanya.
Berangkat dari pemahaman akan tugas dan fungsi manusiadiciptakan yakni sebagai
hamba dan khalifah Allah makaMuhammadiyah memandang bahwa hidup manusia harus
bertauhid,beribadah, tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah serta meyakinidengan
sungguh-sungguh bahwa hanya dengan hukum-hukum Allahsajalah kebahagian sejati
(dunia dan akhirat) akan dapat diperoleh dandiwujudkan dalam kehidupan manusia.Selain
itu, hidup manusia harusbermasyarakat. Sebagai khalifah Allah manusia harus berupaya
kerasdan sungguh-sungguh membangun kehidupan menuju kemakmuran dankesejahteraan
hidup. Oleh karena itu manusia harus senantiasa berbuatishlahdanihsandalam
kehidupannya.

Tugas dan fungsi hidup manusia di atas harus dijalankan denganmeneladani nabi
Muhammad dan baru akan dapat diwujudkan secarasistematis dan sempurna melalui
kerjasama fungsional yang dirangkaidalam persyarikatan (organisasi). Dengan demikian
persyarikatan(organisasi) merupakan alat perjuangan untuk menegakkan danmenjunjung
tinggi agama Islam sebagai upaya untuk mewujudkanmasyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Dengan cara ini diyakinibenar oleh Muhammadiyah akan dapat mengantarkan
ummat Islam kepintu gerbangjannatun na'im.

2. Matan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


          
          
        
    

"Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi
Allah yang mengasuh semua alam; Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang
memegang pengadilan pada hari kemudian.Hanya kepada Engkau, hamba
menyembah dan hanya kepada Engkau,hamba memohon pertolongan. Berilah
petunjuk kepada hamba akanalan yang lempang; jalan orang-orang yang telah
Engkau berikenikmatan; yang tidak dimurkai dan tidak tersesat." (QS. Al Fatihah).

"saya ridha; ber-Tuhan kepada Allah, ber-agama kepada Islam danber-Nabi kepada
Muhammad Rasulullah shallahu 'alaihi wasallam".
Amma ba'du bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allahsemata-mata.
Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepadaAllah adalah satu-satunya ketentuan
yang wajib atas tiap-tiap mahluk,terutama manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (Hukum Qudrat Iradat)Allah atas kehidupan
manusia di dunia ini. Masyarakat yang sejahtera,aman dan damai, makmur dan bahagia
hanyalah dapat diwujudkan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong,
bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya,lepas dari
pada pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian nabi yangbijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalammasyarakat yang utama dan sebaik-
baiknya. Menjunjung tinggi hukumAllah lebih daripada hukum yang manapun juga,
adalah kewajibanmutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam
sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepadaummatnya masing-masing untuk
mendapatkan hidup bahagia Dunia danAkhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia sentosasebagai tersebut di
atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam,ummat yang percaya akan Allah dan Hari
Kemudian, wajiblahmengikuti jejak nabi yang suci, beribadah kepada Allah dan
berusahasegiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannyauntuk
menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yangmurni tulus dan ikhlas karena
Allah semata-mata dan hanyamengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka, serta
mempunyairasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pulaharus
sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaranatau kesulitan yang
menimpa dirinya atau rintangan yang menghalangipekerjaannya, dengan penuh
pengharapan perlindungan danpertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu,maka dengan
berkat rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-quran:
         
     
"Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman,
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan.Mereka itulah golongan
yang beruntung berbahagia." (Al Quran SuratAli Imran 104).
Pada tanggal8 Dzulhijjah 1330 Hijriah atau 18 Nopember 1912Miladiyah, oleh
almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatansebagai"Gerakan Islam"dengan
nama"MUHAMMADIYAH"yangdisusun dengan majlis-majlis (bagian-bagian)nya,
mengikuti peredaranzaman serta berdasarkan"syura"yang dipimpin oleh
hikmahkebijaksanaan dalam permusyawaratan atau muktamar.
Kesemuanya itu perlu, untuk menunaikan kewajiban mengamalkanperintah-perintah
Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, NabiMuhammad SAW, guna mendapat karunia
danridla-Nya, di dunia danakhirat dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan
bahagiadisertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehinggamerupakan:
"Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawahperlindunganTuhan
Yang Maha Pengampun."
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islamdapatlah diantarkan
ke pintu gerbang syurga Jannatun Na'im dengankeridlaan Allah Yang Maha Rahman dan
Rahim.
3. Sejarah Penyusunan Muqaddimah Anggaran Dasar
MuhammadiyahMuqaddimah Anggaran DasarMuhammadiyah disusun oleh
KiBagus Hadikusuma (ketua Pengurus Besar Muhammadiyah Tahun 1942–1953).
Penyusunan dimulai tahun 1945 dan disahkan pada SidangTanwir 1951. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa MuqaddimahAnggaran dasar Muhammadiyah merupakan refleksi
pemikiran Ki BagusHadikusuma dalam menyoroti pokok-pokok pikiran KHA.
Dahlanketika mendirikan Muhammadiyah. Dengan Muqaddimah AnggaranDasar ini Ki
Bagus Hadikusuma berharap agar seluruh kader dan anggotaMuhammadiyah dapat
menjaga, memelihara dan bahkan memajukanserta mentajdidkan Muhammadiyah. Hal ini
disebabkan, melaluiMuqaddimah Anggaran Dasar para kader dan anggota
Muhammadiyahdapat mengetahui secara jelas dan gambling apa dan bagaimana
(hakikatdan langkah-langkah perjuangan) Muhammadiyah.
Setelah lebih dari tiga puluh tahun Muhammadiyah berdiri Ki Bagusmelihat dan
merasakan adanya kekaburan dalam bermuhammadiyahyang berakibat
melemahnyaghirahpara kader dan anggota dalamberjuang untuk memajukan dan
menjadikan Muhammadiyah.
Setidaknya, ada dua factor yang melemahkanghirahbermuhammadiyahpada masa
itu, yaitu:
a. Terdesaknya pertumbuhan dan perkembangan jiwa/ruh Muhammadiyah oleh
menguatnya sikap hidup yang materialistik.
b. Menguatnya pengaruh dari luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
jiwa Muhammadiyah.
4. Pokok-pokok Pikiran dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
a. Hidup manusia harus bertauhid (mengesakan Allah); bertuhan,beribadah serta
tunduk dan taat hanya kepada Allah.
Pokok pikiran di atas dirumuskan dalam kalimat berikut:

"Amma ba'du, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allahsemata-mata,


ber-Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepadaAllah adalah satu-satunya ketentuan
yang wajib atas tiap-tiap makhluk,terutama manusia".

Ajaran tauhid adalah inti/esensi ajaran Islam yang tetap, tidakberubah-ubah, sejak
agama Islam yang pertama sampai yang terakhir.
             
 

"Tiadalah Kami mengutus seorang utusan dari sebelummu(Muhammad)kecuali senantiasa


Kami wahyukan kepadanya; bahwasesungguhnya tiada Tuhan kecuali Aku. Maka
menghambalah kamusekalian kepada-Ku."(QS. Al Anbiya':25).

Seluruh ajaran Islam bertumpu dan memanifestasikan kepercayaan tauhid.


Berdasarkan tauhid sepenuh-penuhnya dalam arti proporsi yangsebenar-benarnya, berarti
berdasarkan Islam.

Kepercayaan tauhid mempunyai 3 (tiga) aspek,yaitu:pertama,kepercayaan dan


keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang kuasamencipta, memelihara, mengatur, dan
menguasai alam semesta.Kedua,kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah-lah Tuhan
yang Haq.Ketiga, kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang berhakdan
wajib dihambai (disembah).
            
        
            

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-
bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al A'raf:
54)”

         


     

19. Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain
Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki
dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
(QS.Muhammad: 19).
           
           
   

23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang
di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia[850]. QS. Al-Israa: 23

[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata
atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

Keyakinan tauhid yang benar dan kokoh akan melahirka 2 (dua)kepercayaan /


kesadaran.Pertama, keyakinan atau kepercayaan kepadaadanya hari akhir, dimana manusia
akan mempertanggung jawabkanhidupnya di dunia ini kepada Allah
SWT.Kedua,menyadari bahwahidup manusia di dunia ini semata-mata untuk amal saleh.

Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dankehidupannya, manusia akan


dapat menempatkan dirinya padakedudukan yang sebenarnya, sesuai dengan sengaja Allah
menciptakanmanusia. Selain itu, dengan melaksanakan dasar tersebut, manusia akandapat
mempertahankan kemuliaan dirinya, tetap menjadi makhluk yangtermulia, demikian juga
sebaliknya.

            
        

Sesungguhnya Kami telah enciptakan manusia itu dalam sebagus-bagus konstruksi,


kemudian Kami jadikan manusia itumenjadi serendah-rendah makhluk yang paling rendah.
Kecuali orang-orang yang berimandan beramal shaleh. Bagi mereka pahala yang tidak
putus-putus."(QS.AT- Tiin: 4-6).

Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam hidup dankehidupannya, manusia akan


menjadikan seluruh hidup dankehidupannya semata-mata untuk beribadahkepada Allah
(beramalshaleh) guna mendapatkan keridlaan-Nya.

      


"Dan tiadalah Kami ciptakan jin dan manusia itu kecuali agar merekaberibadah
(menghambakan diri) kepada-Ku."(QS. Al Dzariyat: 56).

Ibadahadalah:"Ibadah ialah taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,


denganmentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya danmengamalkan yang
diijinkan-Nya. Ibadah itu ada yang umum dan adayang khusus. Ibadah umum adalah
segala amal yang diijinkan oleh Allah. Sedangkan ibadah khusus adalah apa yang telah
ditetapkan Allahperinciannya, tingkah dan tata caranya yang tertentu.

         
         

”Manusia hidup di dunia ini telah dengan kesanggupan untukmengemban amanat


Allah.Sungguh Kami telah menawarkan kepada para penghuni langit,bumi dan gunung-
gunung akan suatu amanah (kepercayaan), merekasama enggan memikul amanah itu dan
merasa takut dan akhirnyamanusialah yangmenerimanya. Sungguh manusia itu sangat
dhalim(tidak mengukur diri) lagi sangat bodoh."(QS. Al Ahzab: 72).

Amanah Allah yang menjadi tanggungan dan kewajiban manusiadalam hidupnya di


dunia ini ialah menjadi khalifah (pengganti) Allah dibumi dengan tugas:pertama,mengatur,
membangun dan memakmurkandunia,kedua, menciptakan, menjaga dan memelihara
keamanan danketertiban di dalamnya.

           
           
      

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat (ketikatelah siap


menciptakan manusia): 'sungguh Aku akan membuat khalifahdi bumi'. ParaMalaikat
bersembah: 'benarkah Tuhan akan menjadikankhalifah di bumi orang yang akan berbuat
rusak di dalamnya danmenumpahkan darah? Padahal kami para Malaikat senantiasa
bertasbihdengan pujian-Mu dan mensucikan-Mu'. Allah berfirman 'Aku lebihmengetahui
apa yang kamu tidak ketahui'."(QS. Al Baqarah: 30).

         
            
"Dia (Allah) telahmenjadikan kamu khalifah di bumi dan telahmelebihkan
sebagianmu di atas yang lain beberapa tingkat, untukmengujimu mengenai apa-apa yang
telah dianugerahkan kepadamu.Sungguh Tuhan-mu itu cepat pembalasannya dan sungguh
Dia itu MahaPengampun lagi belaskasih."(QS. Al An'am: 165)

         …


      

"Dia (Allah) telah menumbuhkan kamu dari bumi dan mintakepadamu


memakmurkannya. Mohonlah ampunkepada-Nya, kemudiantaubatlah kepada-Nya.
Sungguh Tuhanku itu sangat dekat lagimengabulkan permohonan."(QS. Hud: 61).

Dengan demikian wujud hidup beribadah yang sepenuhnya ialahtaqarrubkepada


Allah, digunakan untuk menunaikan amanahnyasebagai khalifah-Nya di bumi,
membangun dan mengatur dunia sertamenciptakan dan memelihara keamanan dan
ketertibannya gunamemakmurkannya dengan mematuhi ketentuan-ketentuan yangmenjadi
peraturannya.

Amal ibadah yang wajib ditunaikan itu tidak saja yang bersifathubungan langsung
antara manusia dengan Tuhan seperti shalat, puasa,haji,mendarusal Quran dan lainnya
yang seperti itu, tetapi wajibditunaikan pula amal ibadah yang sifatnya berbuat islah dan
ihsankepada manusia dan masyarakat, ialah berjuang untuk kebahagiaan dankesejahteraan
manusia/masyarakat. Amal ibadah yang bersifatkemasyarakatan, bagi dan dalam
Muhammadiyah adalah berjuang untukkebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan
manusia/masyarakat inilahyang dilaksanakan, sebagai kelengkapan amal ibadah pribadi
yanglangsung kepada Allah.

Faham/pandangan hidup yang berasaskan ajaran Islam yang murni,yang pokoknya


adalah ajaran tauhid seperti diterangkan di atas, tidakbisa lain dari pada membentuk tujuan
hidupnya di dunia ini untukmewujudkan masyarakat yangbaik, yang di dalam
Muhammadiyahtujuan tersebut dirumuskan "Mewujudkan masyarakat Islam yangsebenar-
benarnya" ialah sebagai ibadahnya dalam rangka menunaikanamanah Allah.

b. Hidup manusia itu bermasyarakat

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah AnggaranDasar sebagai


berikut: "Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hokum qudrat iradah) Allah atas hidup
manusia di dunia ini"
Bagi Muhammadiyah, manusia dengan kehidupannya merupakanobjek pokok
dalam hidup pengabdiannya kepada Allah Tuhan Yangmaha Esa. Manusia adalah makhluk
Allah yang berpribadi. Denganmempelajari sifat dan susunan hidup manusia di muka
bumi, nyatalahbahwa manusia itu bagaimanapun sempurna pribadinya, tidaklah
akanmempunyai arti dan nilai hidupnya, kalau sifat kehidupannya secaraperorangan
(sendiri-sendiri).

Hidup bermasyarakat adalah suatu ketentuan dan asalah untukmember nilai yang
sebenar-benarnya bagi kehidupan manusia. Makapribadi manusia dan ketertiban hidup
bersama adalah merupakan unsurepokok dalam membentuk dan mewujudkan masyarakat
yang baik,bahagia dan sejahtera.

c. Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat


dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur
ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan
sejahtera yang haqiqi, di dunia dan akhirat.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggarandasar sebagai


berikut:"Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-
tolongan dengan bersendikan hukum Allahyang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh
syaitan dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang
bijaksana dan berjiwa suci adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang
utama dan sebaik-baiknya".

Pendirian tersebut lahir dan kemudian menjadi keyakinan yangkokoh kuat adalah
hasil setelah mengkaji, mempelajari dan memahamiajaran Islam dalam arti dan sifatyang
sebenar-benarnya. Agama Islammengandung ajaran-ajaran yang sempurna dan penuh
kebenaran,merupakan petunjuk dan rahmat Allah kepada manusia untukmendapatkan
kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat..(QS. Ali Imran:19, Al Maidah: 3, QS.
Al Anbiya': 107.)

Agama adalah:"Agama (Agama Islam) adalah apa yang telah disyariatkan


Allahdengan perantaraan nabi-nabiNya berupa perintah-peruintah danlarang-larangan serta
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-hambaNya di dunia dan akhirat”.
"Agama (Agama Islam yang dibawa oleh NabiMuhammad saw) ialahapa yang
diturunkan Allah di dalam al Quran dan yang tersebut dalamSunnah yang shahih, berupa
perintah-perintah dan larangan-laranganserta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-
Nya di dunia danakhirat."

Darita'rif(defenisi) agamaseperti tersebut di atas dapatlahdiketahui,


Muhammadiyah berpendirian bahwa dasar hokum/ajaranIslam adalah: al Quran dan
Sunnah (hadits) shahih. Adapun mengenaiqiyas, Muhammadiyah berpendirian sebagai
berikut:"Dasar mutlak di dalam menentukan hokum/peraturan Islam ialah alQuran dan
hadits”.

Dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan diperlukanmengetahui


hukumnya karena akan diamalkan, serta soal itu tidakbersangkutan dengan ibadah mahdli,
sedang untuk alas an atasnya tidakterdapat nash sharih yang mantuq di dalam al Quran
atau hadits shahih,maka jalan untuk mengetahui hukumnya, dipergunakanlah ijtihad
danistinbath dari nash-nash yang ada dengan melalui persamaan 'illat,sebagaimana yang
telah dilakukan oleh ulama salaf dan khalaf.

Muhammadiyah dalam memahami atau istinbath hokum agamaialah kembali


kepada al Quran dan atau Sunnah shahih denganmempergunakan akal pikiran yang cerdas
dan bebas, dengan memakaicara yang menurut istilahnya dinamakan Tarjih, ialah dalam
satupermusyawaratan dengan memperbaandingkan pendapat-pendapat dariulama-ulama
(baik dari dalam ataupun dari luar Muhammadiyah,termasuk pendapat imam-imam) untuk
kemudian mengambil manayang dianggap mempunyai dasar dan alas an yang lebih kuat.
Dengandemikian maka faham Muhammadiyah tentang agama adalah dinamis,berkembang
maju dan dapat menerima perubahan-perubahan asaldengan hujjah dan alasan yang lebih
kuat.

Denganta'rifagama seperti tersebut di atas pula, Muhammadiyahmempunyai faham


bahwa ajaran Islam tidak hanya mengenai soal-soalperseorangan seperti soal-soal I'tiqad,
ibadat dan akhlaq, tetapimencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek
kehidupanperseorangan atau aspek kehidupan kolektif, seperti soal-soal I'tiqad,ibadat,
akhlaq, kebudayaan, pendidikan-pengajaran, ilmu pengetahuan,social, ekonomi,juga soal
politik kenegaraan dan lain sebagainya. Ajaranagama adalah untuk kebahagiaan hidup
manusia baik di dunia maupundi akhirat.
d. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islamuntuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,adalah wajib, sebagai ibadah kepada
Allah berbuat ihsan danislah kepada manusia/masyarakat.

Pokok pikiran keempat tersebut dirumuskan dalam MuqaddimahAnggaran Dasar


sebagai berikut:"Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yangmanapun
juga adalahkewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yangmengaku bertuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah agama Allah yangdibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam
sampai Nabi Muhammadsaw dan diajarkan kepada ummatnya masing-masing
untukmendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat."

Usaha menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untukmerealisir ajaran-


ajarannya guna mendapatkan keridlaan Allah adalahdinamakanSabilillah.

"Sabilillah ialah jalan (media) yang menyampaikan kepada apa yangdiridlai Allah
dari semua amal yang diijinkan-Nya, untuk memuliakanagama-Nya dan melaksanakan
hukum-hukum-Nya."

Pendirian tersebut merupakan kerangka dan sifat perjuanganMuhammadiyah secara


keseluruhan. Tidak boleh ada satu kegiatanpundalam Muhammadiyah yang keluar atau
menyimpang dari kerangka dansifat yang sedemikian itu. Perjuangan demikian itu
dicetuskan oleh duafactor:

1)Faktor subjektif

a. Kesadaran akan kewajiban beribadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah
kepada manusia atau masyarakat.
b. Faham akan ajaran-ajaran Islam yang sebenar-benarnya dengan keyakinan
akan keutamaan dan tepatnya untuk sendi dan mengatur hidup dan
kehidupan manusia atau masyarakat.

2)Faktor objektif

Rusaknya masyarakat Islam khususnya dan masyarakat umumnyadisebabkan


karena meninggalkan atau menyeleweng dari ajaran-ajaranIslam, baik karena tidak
mengetahui, salah atau kurang memahamiajaran-ajaran Islam yang benar ataupun karena
adanya usaha dari luaryang berusaha mengalahkan Islam dengan ajaran lain.

Ajaran Islam menurut faham Muhammadiyah adalah mencakupseluruh aspek


kehidupan manusia. Maka untuk melaksanakan maksudperjuangan: "menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam" agarmanusia atau masyarakat pada umumnya dapat
mengerti dan memahamiserta kemudian mau menerima dan melaksanakan ajaran-ajaran
Islam,adalah menjadi kewajiban Muhammadiyah untuk dapat menyiapkanatau menyusun
konsepsi yang lengkap, jelas dan ilmiah mengenai soal-soal yang menyangkut seluruh
aspek kehidupan manusia seperti soal-soal: i'tiqad, ibadah, akhlaq, kebudayaan,
pendidikan-pengajaran, ilmupengetahuan, sosial, ekonomi, juga soal politik kenegaraan
dan lainsebagainya berdasarkan ajaran Islam yang asli murni, baik mengenaiteorinya
sampai juga mengenai tuntunan pelaksanaannya, yangkesemuanya itu adalah dalam rangka
mencapai tujuan perjuangannyaialah :"Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya."

Dengan konsepsi itu barulah Muhammadiyah akan dapat melakukanperjuangan di


tengah-tengah gelanggang dan arena dengan penuhkeyakinan, semangat, secara positif dan
terarah serta akan sanggupmenghadapi segala tantangan. Orang yang diperkenankan oleh
Tuhandapat menunaikan amanah-Nya sebagai khalifah-Nya di bumi ialahorang-orang
yang beriman akan kebenaran ajaran agama-Nya sertamereka mampu mengamalkan atau
merealisirnya.

"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman (akankebenaran ajaran-


ajaran agama-Nya) dari kamu sekalian dan merekamampu mengamalkan atau merealisir
ajaran-ajaran yang baik itu,niscaya Allah akan menjadikan mereka khalifah-Nya di
bumi,sebagaimana Allah telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelummereka, dan
Allahakan memperkokoh undang-undang atau peraturan-peraturan mereka yang telah
mendapat keridlaan Allah dan niscayaAllah akan menggantikan dari sesudah ketakutan
mereka dengankesentausaan. Mereka senantiasa beribadahkepada-Ku,
tidaklahmensyarikatkan sesuatupun kepada-Ku. Barang siapa ingkar sesudah iru,maka
orang-orang itu adalah orang-orang yang fasiq (menyeleweng)."

Daripada ayat tersebut jelaslah bahwa syarat yang diperlukan untukdapat


melaksanakan amanah Allah sebagai khalifah-Nya, ialah keahliandalamsoal agama (tenaga
ulama) dan keahlian dalam ilmu dunia atauumum (tenaga cendekiawan/sarjana). Maka
Muhammadiyah harusmemiliki dua golongan tersebut, ialah ulama dan sarjana, dan
merekaharus integrasi dalam melaksanakan tugas perjuangan.

Muhammadiyah dibuktikan dari sejarahnya adalah merupakangerakan (agama)


Islam yang mempunyai kesadaran dan rasa tanggungjawab penuh terhadap Negara, bangsa
dan kenasionalan Indonesia.Dalam perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama
Islamsehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,Muhammadiyah
berkeyakinan akan dapat menyumbangkan dharmabaktinya sebanyak-banyaknya kepada
negara dan bangsa Indonesia yangberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945,
menujuterbentuknya masyarakat adil makmur, sejahtera bahagia lahir batin.

Bahkan Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa dengan ajaran-ajaranIslam


Muhammadiyah sanggup mengisi dan mewujudkan Pancasila danUndang-Undang dasar
1945 itu secara konkrit dan sempurna serta akanlebih membawa dan member manfaat
yang sebanyak-banyaknya.

Dengan pengertian yang demikian itu, Muhammadiyah berjuangmembantu


pemerintah dalam perjuangan nasional dalam membangundan memelihara Negara untuk
mencapai masyarakat yang adil danmakmur yang diridlai Allah.

Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa pokok pikiran yangpertama, kedua,


ketiga, dan keempat tersebut di atas itu pada pokoknyamenyangkut bidang idiil. Hal-hal
tersebut merupakan persoalan-persoalan pokok daripada ideologi Muhammadiyah. Di
dalam AnggaranDasar Muhammadiyah pokok pikiran tersebut dirumuskan secarakonkrit
dalam pasal 4 dan 6, ialah mengenai asas serta maksud dantujuan, sebagai berikut:

Pasal 4: Asas

Muhammadiyah berasaskan Islam

Pasal 6: Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkandanmenjunjung tinggi


agama islam sehingga terwujud masyarakat Islamyang sebenar-benarnya.

Sedang pokok pikiran selanjutnya, ialah: kelima dan keenam,merupakan persoalan


pokok dalam memperjuangkan ideologi tersebut.
e. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat
berhasil bila dengan mengikuti jejak ( ittiba') perjuangan para Nabi terutama
perjuangan Nabi besar Muhammad SAW.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalamMuqaddimah Anggarandasar sebagai


berikut:

"Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosasebagaimana


yang tersebut di atas, tiap-tiap orang terutama ummatIslam, yang percaya kepada Allah
dan hari kemudian, wajiblahmengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadat kepada
Allah danberusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan danmenggunakannya
untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini,dengan niat yang murni tulus dan ikhlas
karena Allah semata-mata danhanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka
sertamempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segalaperbuatannya, lagi pula
harus sabar dan tawakkal bertabah hatimenghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang
menimpa dirinya, ataurintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh
pengharapandan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa."

Kehidupan para Nabi, terutama kehidupan Rasulullah saw adalahmerupakan


kehidupan pejuang dalam menegakkan cita-cita agama, yangseharusnya menjadi
contohyang ideal bagi pejuang Islam.

"Sungguh pada Rasulullah itu bagi kamu sekalian adalah contohyang baik, ialah
bagi orangyang mengharapkan keridlaan Allah dankeselamatan hari Akhir serta ingat
kepada Allah sebanyak-banyaknya."(QS. Al Ahzab: 21)

Tiap-tiap pejuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agamaIslam haruslah


mempelajari sejarah perjuangan para nabi dan terutamasejarah perjuangan Rasulullah
Muhammad saw, sehingga dapatmengetahui rahasia-rahasia yang menjadi factor
kemenangan-nya dankemudian mencontoh dan mengikutinya. Sifat pokok perjuangan
paraNabi dan terutama perjuangan Rasulullah saw yang wajib kita ikutiialah, selain
merupakan ibadah kepada Allah adalah dilakukan denganjihad (dengan sungguh-sungguh,
menggunakan segala kekuatan dankemampuannya serta pengorbanan secukup-cukupnya),
ikhlas (semata-mata mengharap keridlaan Allah), penuh rasa tanggung jawab,
penuhkesabaran dan tawakkal.
Dan karena itu pulalah kiranya Persyarikatan kita ini olehpendirinya ialah
almarhum KHA. Dahlan diberi nama "Muhammadiyahuntuk bertafaul (pengharapan baik)
dapat mencontoh perjuanganMuhammad Rasulullah saw.

f. Perjuangan menegakkan pokok pikiran tersebut hanyalah akan dapat


dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara
berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang
sebaik-baiknya.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah AnggaranDasar sebagai


berikut:

"Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu,maka dengan


berkat rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Quran:

"Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman,


menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan.Mereka itulah golongan
yang beruntungberbahagia." (Al Quran SuratAli Imran 104).

Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah atau 18 Nopember 1912Miladiyah, oleh


almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatansebagai"Gerakan Islam"dengan
nama"MUHAMMADIYAH"yangdisusun dengan majlis-majlis (bagian-bagian)nya,
mengikuti peredaranzaman serta berdasarkan"syura"yang dipimpin oleh
hikmahkebijaksanaan dalam permusyawaratan atau muktamar."

Organisasi/persyarikatan ialah ikatan secara permanen antara duaoknum atau lebih


karena mempunyai tujuan yang sama dan masing-masing bersedia bekerja sama dalam
melaksanakan usaha-usaha gunamencapai tujuan tersebut dengan peraturan dan pembagian
pekerjaanyang teratur tertib. Atau organisasi ialah sekelompok orang yangmempunyai
ikatan ideal, structural dan konstitusional. Organisasi adalahmerupakan alat perjuangan.

Hukum berorganisasi untuk melaksanakan kewajiban (perintahagama) berdasarkan


qaidah umum, adalah wajib."suatu kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanyasuatu
barang,maka barang itu hukumnya wajib."

Berdasarkan ayat 104 QS Ali Imran tersebut di atas, nyatalah


bahwaMuhammadiyah adalah satu organisasi yang bersifat Gerakan, ialah
yangmempunyai cirri-ciri tertentu yang antara lain ialah:
1) Muhammadiyah adalah sebagai subjek/pemimpin dan masyarakat semuanya
adalah objek/yang dipimpinnya.

2)Lincah (dinamis), maju (progressif), selalu di muka dan militan.

3)Revolusioner

4)Mempunyai pimpinan yang kuat, cakap, tegas dan berwibawa

5) Mempunyai organisasi yang susunannya lengkap dan selalutepat/up to date.

Sesuai dengan prinsip ajaran Islam, Muhammadiyah menjadikan"syura" dan


"musyawarah" sebagai dasar dalam mengambi keputusan danmenentukan tindakan
(demokratis)

"Urusan mereka dimusyawarahkan di antara mereka"(QS. Syura:38).

"Muhammad, bermusyawarahlah kamu dengan para sahabatmu dalam perkara itu.


Apabila kamu telah menetapkan pendirian, makatawakkallah kamu kepada Allah"(QS. Ali
Imran: 159).

Berdasarkan ayat 104, QS. Ali Imran pula, jelaslah bahwa tugaspokok
Muhammadiyah adalah: (a) Dakwah Islam (b) Amar Ma'ruf (c)Nahi Munkar. Dakwah
Islam ialah menyeru/mengajakmanusia/masyarakat kepada ajaran Islam, dengan
memberikanpengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran Islam,
sehinggamanusia/masyarakat dapat menginsyafi akankebaikan, kelebihan dankeutamaan
ajaran Islam untuk membentuk pribadi manusia danmengatur ketertiban hidup bersama,
dalam seluruh aspek kehidupanmanusia/masyarakat.

Amar Ma'ruf ialah menyuruh orang/masyarakat mengerjakan apasaja yang ma'ruf


(dikenal baik) menurut ajaran Islam, dalam seluruhaspek kehidupan. Nahi Munkar ialah
mencegah orang/masyarakat dariapa saja yang munkar (diingkari) oleh ajaran Islam, dalam
seluruh aspekkehidupan. Amar ma'ruf Nahi Munkar adalah menjadi kelanjutan dansebagai
realisasi/isi dari pada Dakwah Islam. Dakwah Islam diikutidengan amar ma'ruf nahi
munkar itu hakikatnya adalah merupakanpenggarapan/pengolahan masyarakat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan perjuangan Muhammadiyah(Islam) tersebut di


muka, ialah: "Menegakkan dan menjunjung tinggiagama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya." Segala saluran/media yang akan langsung
mempengaruhibentuk dan sifat kehidupan masyarakat ada 2 (dua) yaitu:

1) Bidang politik kenegaraan, yang maksudnya untuk memegang pemerintahan


(yang dalam Negara demokrasi ialah dengan melalui lembaga kenegaraan)
gunanya untuk dapat membuat undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berdasar ajaran Islam, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaannya.
2) Bidang masyarakat, yang maksudnya untuk menggarap/mengolah secara
langsung akan masyarakat berdasarkan ajaran Islam. Untuk kepentingan dan
kemenangan perjuangan Islam, kedua bidang perjuangan tersebut harus diisi
dan dihadapinya, agar kedua-duanya dapat dikuasai untuk dapat melaksanakan
maksud dalam mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya.

Menurut Muhammadiyah sejak dahulu untuk melaksanakanperjuangan


ideologinya, membagi perjuangan ummat Islam menjadi duafront, satu front untuk
menghadapi perjuangan politik kenegaraan dansatu front untuk menghadapi perjuangan
dalam bidang masyarakat.Masing-masing dengan alatnya sendiri-sendiri dan berjalan
sendiri-sendiri dengan caranya sendiri-sendiri, tetapi tetap dengan salingpengertian dan
dalam tujuan yang sama.

Muhammadiyah secara organisasi dengan kesadaran memilih danmenempatkan


dirinya berjuang dalam bidang masyarakat.Muhammadiyah berjuang menggarap/mengolah
secara langsung akanmasyarakat dengan memberikan pengertian dan membentuk
kesadaranmasyarakat, agar masyarakat mau menerima dan melaksanakan ajarandan
ketentuan-ketentuan Islam bagi seluruh aspek kehidupannya.Sedang untuk menghadapi
perjuangan dalam bidang politik kebegaraan(perjuangan politik praktis), Muhammadiyah
berpendapat haruslahdilakukan dengan alat perjuangan lain (alatperjuangan politik
sepertiPartai Politik) yang berada di luar dan di samping organisasiMuhammadiyah, yang
dapat memperjuangkan cita-cita kenegaraan yangsesuai dengan faham dan visi
Muhammadiyah. Dalam pada itu, untukkemaslahatan perjuangan Muhammadiyah,
perlulah para anggota danterutama para pimpinan Muhammadiyah memiliki kesadaran
danpandangan/orientasi polotik.

Menentukan teori, strategi dan taktik perjuangan bukanlahtermasuk sesuatu yang


diatur/ditentukan secara mutlak oleh agama,tetapi hal itu adalah sesuatu yang merupakan
pemikiran danperhitungan yang termasuk masalah dunia.
"Yang dimaksud dengan kata-kata 'urusan duniamu' dalam sabdaRasulullah saw:
'kamu lebih tahu tentang urusan duniamu', ialah segalaperkara yang tidak menjadi tugas
diutusnya para Nabi".

Dalam berjuang menghadapi bidang masyarakat Muhammadiyahmembagi


manusia/masyarakat menjadi dua bagian, yaitu;

1) Yang belum mau menerima ajaran Islam, disebut Ummat Dakwah


2) Yang sudah mau menerima ajaran Islam, disebut Ummat Ijabah.

Terhadap ummat dakwah, kewajiban Muhammadiyah ialahberusaha sampai


mereka mau menerima kebenaran ajaran Islam,setidaknya mereka mau mengerti dan tidak
memusuhinya. Sedangkanterhadap ummat ijabah, kewajiban Muhammadiyah ialah
menjaga danmemelihara agamamereka, serta berusaha memurnikan danmenyempurnakan
dalam "ilmu dan amalnya". Semuanya itu dilakukandengan dakwah Islam dan amar ma'ruf
nahi munkar yang sifatnya:tabsyir(menggembirakan),tajdid(pembaharuan)
danislah(membangun).

Muhammadiyah tidak mengerjakan politik praktis. Muhammadiyahbukan dan tidak


akan menjadi partai politik. Muhammadiyah padadasarnya tidak memasuki lembaga-
lembaga karya politik. Semuanya itubukan karena sebab sikap/pandangan yang negatif
terhadap perjuanganpolitik, tetapisemata-mata karena teori dan strategi (khittah)

perjuangannya serta menyadari sepenuh-penuhnya bahwa tugasnyamenghadapi


perjuangan dalam bidang masyarakat adalah sudah cukupberat dan mulia, tidak kalah
pentingnya dari pada perjuangan dalambidang politikpraktis dalam rangka perjuangan
secara keseluruhan.

Sedang mengenai masalah prinsip politik ataupun teori politikterutama yang


menjadi kepentingan agama dan ummat Islam umumnyaatau kepentingan Muhammadiyah
khususnya, Muhammadiyah dapatbahkan wajib menghadapinya secara organisatoris.
Hanya caranyaadalah menurut Muhammadiyah yang khas, antara lain ialah dengantanpa
ambisi politik, semata-mata adalah sebagai dakwah dan amarma'ruf nahi munkar.

Muhammadiyah sudah menjadi sifatnya selalu mengindahkan segalahukum,


undang-undang, peraturan-peraturan serta dasar dan falsafahnegara yang sah. Kalau ada
hukum, undang-undang, peraturan negarayang dianggap menyalahi prinsip Islam atau
merugikan kepentinganMuhammadiyah, Muhammadiyah merasa berkewajiban
untukmembetulkannya, sebagai dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar.

Tugas melaksanakan Dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkaradalah menjadi
kewajiban tiap-tiap anggota Muhammadiyah (pria danwanita) dan Muhammadiyah secara
keseluruhan. Maka dari itu anggotaMuhammadiyah bahkan aparatnya sekali haruslah
mempunyai sifatsebagai "shalihul-muslih" ialah sebagai orang yang pribadinya shaleh
danmau serta sanggup berjuang untuk menshalehkan orang lain.

Untuk mengatur agar kehidupan dan jalan organisasiMuhammadiyahdapat:

1) Tepat, sesuai dan selalu pada prinsip-prinsipnya.


2) Benar, sesuai dengan teori perjuangannya dan lurus menuju maksud dan
tujuannya.
3) Tertib, sesuai dan tidak simpang siur
4) Lancar, maju terus untuk cepat sampai kepada tujuannya.

Maka perlu diadakanperaturan-peraturan yang berupa:

1) Anggaran Dasar
2) Anggaran Rumah Tangga
3) Qaidah-qaidah
4) Peraturan-peraturan lain yang diperlukan
g. Pokok pikiran/prinsip/pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di
muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologin ya terutama
untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya
masyarakay adil dan makmur lahir batin yang diridlai Allah, ialah
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (merupakan kewajiban).

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah AnggaranDasar sebagai


berikut:

"Kesemuanya itu perlu, untuk menunaikan kewajiban mengamalkanperintah-


perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, NabiMuhammad SAW, guna mendapat
karunia dan ridla-Nya, di dunia danakhirat dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa
dan bahagiadisertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehinggamerupakan:
"Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawahperlindungan Tuhan
Yang Maha Pengampun."Maka dengan Muhammadiyah ini,mudah-mudahan ummat
Islamdapatlah diantarkan ke pintu gerbang syurga Jannatun Na'im dengankeridlaan Allah
Yang Maha Rahman dan Rahim".

Tujuan dan cita-cita perjuangan Persyarikatan Muhammadiyahsecara mutlak ialah


terwujudnya suatu masyarakat dimanakesejahteraan, kebahagiaan dan keutamaan luas
merata; (kepribadianMuhammadiyah) masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur
danbahagia, yang diwujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran,persaudaraan dan gotong
royong bertolong-tolongan denganbersendikanhukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas
dari pengaruh syaitan danhawa nafsu (Muqaddimah Anggaran Dasar).Masyarakat yang
demikian itulah yang diformulasikan dengansingkat: "Masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya". Masyarakat Islamyang sebenar-benarnyaitu adalah merupakan rahmat Allah
bagi seluruhalam, yang akan menjamin sepenuh-penuhnya: keadilan,
persamaan,keamanan, keselamatan dan kebebasan bagi semua anggotanya.Masyarakat
Islam yang sebanar-benarnya itu selain merupakankebahagiaan di dunia bagiseluruh
manusia, akan juga menjadi tanggabagi ummat Islam memasuki pintu gerbang surga
"jannatun na'im"untuk mendapatkan keridlaan Allah Yang Abadi.

BAB V

LANDASAN IDEOLIGIS

GERAKAN MUHAMMADIYAH

1. Pengertian dan Fungsi Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkanhakikat


Muhammadiyah, dasar dan pedoman amal usaha sertaperjuangan Muhammadiyah, serta
sifat-sifat yang dimilikinya.Kepribadian Muhammadiyahini berfungsisebagai
landasan,pedoman,dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita
terwujudnyamasyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Sejarah Perumusan Kepribadian Muhammadiyah


Kepribadian Muhammadiyah dirumuskan pada periode KolonelH.M. Yunus Anis
(1959–1962). Rumusan kepribadian Muhammadiyahini berawal dari uarian K.H. Faqih
Usman dalam suatu acara pelatihanyang diadakan oleh Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah di MadrasahMu'allimin Yogyakarta. Ketika itu, Faqih Usman
menguraikan "Apa sihMuhammadiyahItu?".

Uraian Faqih Usman di atas kemudian dimusyawarahkan oleh PPMuhammadiyah


bersama-sama Pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur(H.M. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah
(R. Darsono), dan Jawa Barat(H.Adang Affandi). Kemudian PP. Muhammadiyah
membentuk suatutim perumus yang terdiri dari K.R. Moh. Wardan, Prof. K.H.
FaridMa'ruf, M, Djarnawi Hadikusuma, dan M. Djindar Tamimi untukmenyempurnakan
rumusan yang disusun oleh Faqih Usman. Hasilpenyempurnaan tim perumus dibahas lagi
oleh Prof. H. KasmanSingodimejo, SH,dan Faqih Usman sendiri. Setelah dipandang
agaksempurna, rumusan tersebut diajukan dalam Sidang Tanwir menjelangMuktamar
Muhammadiyah ke-35 (Muktamar setengah abadMuhammadiyah). Selanjutnya, setelah
mendapatkan usulan perbaikandari berbagai pihak rumusan tersebut disahkan sebagai
"KepribadianMuhammadiyah" pada Muktabar setengah abad itu, 1962 pada akhirperiode
Kolonel H.M. Yunus Anis.

3. Identitas Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan"Gerakan Islam".


Maksud gerakannya ialah "Dakwah Islam dan AmarMa'ruf Nahi Munkar" yang ditujukan
kepada dua bidang: perseorangandan masyarakat.

Dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang pertama terbagikepada dua
golongan:

a) Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan


kepada ajaran Islam yang asli dan murni.
b) Kepada yang belum Islam, bersifat seruan atau ajakan untuk memeluk Islam.

Adapun dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar bidang kedua,ialah kepada
masyarakat, bersifat kebaikan, bimbingan dan peringatan.Kesemuanya itu dilaksanakan
bersama dengan bermusyawarah atasdasar takwa dan mengharap keridlaan Allah semata-
mata.

Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkardengan caranya
masing-masing yang sesuai, Muhammadiyahmenggerakkan masyarakat menuju tujuannya,
ialah "terwujudnyamasyarakat Islam yang sebenar-benarnya".

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa


identitasMuhammadiyah adalah Gerakan Islam Dakwah amar ma'ruf nahimunkar.

4. Dasar dan Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuanterwujudnya masyarakat


Islam yang sebenar-benarnya, Muhammadiyahmendasarkan segala gerak dan amal
usahanya atas prinsip-prinsip yangtersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:

a) Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah
b) Hidup manusia bermasyarakat
c) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu
satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia akhirat.
d) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan.
e) Ittiba' kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad saw.
f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
5. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakandan


bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapaitujuan tunggalnya, harus
berpedoman: "berpegang teguh akan ajaranAllah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di
segenap bidang danlapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang
diridlaiAllah".

6. Sifat Muhammadiyah

Menilik:

a) Apakah Muhammadiyah itu?


b) Dasar amal usaha Muhammadiyah
c) Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah

MakaMuhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang


terjalin di bawah ini:

a) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.


b) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
c) Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
d) Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e) Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, sertadasar dan
falsafah negara yang sah.
f) Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan
yang baik.
g) Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
h) Kerjasama dengan golongan Islam mana pun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
i) Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur yang diridlai Allah SWT.
j) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
7. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
a) Pengertian

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah padadasarnya


merupakan rumusan ideology Muhammadiyah yangmenggambarkan tentang
hakikat Muhammadiyah, faham agamamenurut Muhammadiyah dan misi
Muhammadiyah dalam kehidupanberbangsa dan bernegara.

b) Matan Keyakinan dan Cita -cita Hidup Muhammadiyah


1) Muhammadiyah adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan Allah khalifah Allah di muka
bumi.
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam,Nuh, Ibrahim, Musa,
Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad saw, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan
mejamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniaqi dan ukhrawi.
3) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: al-Quran: Kitab Allah
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sunnah Rasul: penjelasan dan
pelaksanaan ajaran -ajaran al-Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw
dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi
bidang-bidang: (1) aqidah, (2) akhlaq, (3)ibadah, (4)mu'amalah dunyawiyah.

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,bersih dari


gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah, dan churafat, tanpamengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai
akhlaq muliadengan berpedoman kepada ajaran-ajaran al Quran dan Sunnah
Rasul,tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkanoleh


Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksananya mu'amalahdunyawiyat (pengolahan dunia dan
pembinaan masyarakat) denganberdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua
kegiatan dalambidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah


mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat
Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil
dan makmur dan diridlai Allah SWT. "Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun
Ghafur.
c) Sistimatika dan Pedoman Memahami Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah

1)SistimatikaRumusan Matan "Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah"terdiri


dari 5 (lima) angka.Lima Angka tersebut dapat dibagimenjadi 3 (tiga) kelompok.
(KELOMPOK KESATU): Mengandungkeyakinan pokokMuhammadiyah
1)adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untukmewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untukmelaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hambadan Allahkhalifah Allah di muka bumi.

2)Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allahyang


diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh,Ibrahim, Musa,
Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi penutupMuhammad saw, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada ummatmanusia sepanjang masa dan
mejamin kesejahteraan hidup materiildan spiritual, duniaqi dan ukhrawi.

(KELOMPOK KEDUA): mengandung persoalan mengenai fahamagama


menurut Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4, yang berbunyi:

3) Muhammadiyahdalam mengamalkan Islam berdasarkan: al Quran:Kitab


Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. SunnahRasul:
penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran al Quran yangdiberikan oleh Nabi
Muhammad saw dengan menggunakan akalpikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islamyang
meliputi bidang-bidang: (1) aqidah, (2) akhlaq, (3) ibadah,(4)mu'amalah
dunyawiyah.(a)Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam
yangmurni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah, danchurafat,
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaranIslam.
(b)Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq muliadengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran al Quran dan SunnahRasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaanmanusia.(c)Muhammadiyah bekerja untuk
tegaknya ibadah yangdituntunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan
danperubahan dari manusia.(d)Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya
mu'amalahdunyawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat)dengan berdasarkanajaran Agama serta menjadikan
semuakegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
(KELOMPOK KETIGA): Mengandung persoalan mengenai fungsidan misi
Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia,ialah angka
5 yang berbunyi:
5) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber
kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negaraRepublik Indonesia yang
berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu
negara yang adil dan makmur dandiridlai Allah SWT. "Baldatun
Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur”.
2) Pedoman untuk Memahami Uraian singkat mengenai Matan "Keyakinan dan Cita -
cita Hidup Muhammadiyah"
1) Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis yangterkandungdalam angka 1
dan 2 dari Matan "Keyakinan dan Cita-cita HidupMuhammadiyah",ialah:
a) Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam
b) Cita-cita/tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnyamasyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
c) Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan "asas" dalammencapai cita-
cita/tujuan tersebut: Agama Islam ialah agamaAllah sebagai hidayah dan
rahmat Allah kepada ummat manusiasepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil dansprituil, duniawi dan ukhrawi.
2) Fungsiasas dalam pesoalan keyakinan dan cita-cita hidup adalahsebagai sumber
yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-citahidup itu sendiri. Berdasarka
Islam, artinya ialah Islam sebagaisumber ajaran yang menentukan keyakinan
dan cita-cita hidupnya.
AjaranIslam yang inti ajarannya berupa kepercayaan "tauhid"membentuk
keyakinan dan cita-cita hidup, bahwa hidup manusia didunia ini semata-mata
hanyalah untuk beribadah kepada AllahSWT, demi untuk kebahagiaan dunia
dan akhirat. Hidup beribadahmenurut ajaranIslam, ialah
hidupbertaqarrubkepada Allah SWTdengan menunaikan amanah-Nya serta
mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya, guna
mendapatkankeridlaan-Nya. Amanah Allah yang menentukan fungsi dan
misimanusia dalam hidupnya di dunia ialah manusia sebagai hambaAllah dan
khalifah (pengganti)Nya yang bertugas mengatur danmembangun dunia serta
menciptakan dan memelihara keamanandan ketertibannya untuk
memakmurkannya.
3) Fungsi "cita-cita/tujuan" dalam persoalan keyakinan dan cita-citahidup ialah
sebagai kelanjutan/konsekwensi dari pada "asas". Hidupyang berasaskan Islam
seperti yang disimpulkan pada 4(d) di atas,tidak bias lain kecuali menimbulkan
kesadaran pendirian, bahwacita-cita/tujuan yang akan dicapai dalam hidupnya
di dunia ini, ialahterwujudnya tata kehidupan masyarakat yang baik
gunamewujudkan kemakmuran dunia, dalam rangka ibadahnya kepada Allah
SWT. Dalam hubungan ini Muhammadiyah telah menegaskan cita-cita/tujuan
perjuangannya dengan "... sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya (AD. Ps. 6). Bagaimana bentuk/wujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya yang dimaksud itu, harus dirumuskan dalam suatu konsepsi
yang jelas, gamblangdan menyeluruh.
4) Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang berasas Islam dandikuatkan
oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis dansosiologis, Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa ajaran yang dapatuntuk melaksanakan hidup yang sesuai
dengan asasnya dalammencapai cita-cita/tujuan hidup dan perjuangannya
sebagaimanayang dimaksud, hanyalah ajaran Islam. sangat perlu adanya
rumusan
secara konkrit, sistematis dan menyeluruh tentang konsepsi-konsepsi ajaran
Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dankehidupan manusia/masyarakat,
sebagai isi dari pada masyarakatIslam yang sebenar-benarnya.
5) Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, yang persoalan-persoalan
pokoknya sebagaimana telah diuraikan dengan singkat diatas, adalah
dibentuk/ditentukan oleh pengertian dan fahamnyamengenai agama Islam.
agama Islam adalah sumber keyakinan dancita-cita hidup Muhammadiyah.
Maka dari itu, faham agama bagiMuhammadiyah adalah merupakan persoalan
yang esensiil bagiadanya keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.
8. Faham Agama Muhammadiyah
a. Agama Islam ialah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya,
sejak Nabi Adam sehingga nabi terakhir, ialah Nabi Muhammad saw. Nabi
Muhammad saw sebagai nabi terakhir diutus dengan membawa syari'at
agama yang sempurna untuk seluruh ummat manusia sepanjang masa.
Maka dari itu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw itulah
yang tetap berlaku sampai sekarang dan untuk masa-masa
selanjutnya."Agama (Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
saw) ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al Quran dan yang tersebut
dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan -larangan
serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-Nya di dunia dan akhirat."
"Agama (Agama Islam) adalah apa yang telah disyariatkan Allahdengan
perantaraan nabi-nabiNya berupa perintah-peruintah danlarang-larangan
serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-hambaNya di dunia dan
akhirat.
b. Dasar agama Islam
1) Al Quran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada NabiMuhammad.
2) Sunnah Rasul: penjelasan dan pelaksanaan ajaran al Quran
yangdiberikan oleh Nabi Muhammad saw denganmenggunakan
akalpikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
c. Al Quran dan Sunnah Rasul sebagai penjelasannya adalah pokokdasar
hukum/ajaran Islam yang mengandung ajaran yang benar.
1) Mengungkapkan dan mengetahui kebenaran yang terkandungdalam al
Quran dan Sunnah Rasul.
2) Mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian alQuran
dan Sunnah Rasul. Sedang untuk mencari cara dan jalanmelaksanakan
ajaran al Quran dan Sunnah Rasul dalammengatur dunia guna
memakmurkannya, akal pikiran yangdinamis dan progressif mempunyai
peranan yang penting danlapangan yang luas. Begitu pula akal
pikiran/al ra'yu adalah alatuntuk mempertimbangkan seberapa jauh
pengaruh keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan
hukum dalam batas maksud-maksud pokok ajaran agama.
d. Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasaterbuka.
e. Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragamahendaklah
berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atauittiba'.
f. Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan
masalah agama, baik bagi kehidupan perorangan ataupun bagi kehidupan
gerakan adalah dengan dasar -dasar seperti tersebut di atas, dilakukan dalam
musyawarah oleh para ahlinya dengan cara yang sudah lazim disebut
"tarjih" ialah membanding-bandingkan pendapat-pendapat dalam
musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alas an yang
lebih kuat.
g. Dengan dasar dan cara memahami agama seperti tersebut di atas,
Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan "kesatuan
ajaran" yang tidak boleh dipisah-pisahkan dan meliputi:
1) Aqidah: ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan
2) Akhlaq: ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikapmental
3) Ibadah (mahdlah): ajaran yang berhubungan dengan peraturandan tata
cara hubungan manusia dengan Tuhan
4) Mu'amalatDunyawiyat: ajaran yang berhubungan denganpengolahan
dunia dan pembinaan masyarakat.

Dimana semuanya itu bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan


"tauhid" dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk
hidup dan kehidupan yang semata-mata untuk beribadahkepada Allah SWT
dalam arti yang luas seperti arti ibadah yang dirumuskan Majlis Tarjih:

“Ibadah ialah taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,


denganmentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya
danmengamalkan yang diijinkan-Nya. Ibadah itu ada yang umum dan
adayang khusus. Ibadah umum adalahsegala amalyang diijinkan olehAllah.
Sedangkan ibadah khusus adalah apa yang telah ditetapkan
Allahperinciannya, tingkah dan tata caranya yang tertentu."

9. Fungsi dan Misi Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


a) Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang bersumberkan ajaran Islam
yang murni seperti tersebut di atas, Muhammadiyah menyadari
kewajibannya: berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan
bangsa Indonesia, untuk mengatur dan membangun tanah air dan Negara
Republik Indonesia, sehingga merupakan masyarakat dan negara yang adil
dan makmur, sejahtera bahagia, materiil dan sprituil yang diridlai Allah
SWT.
b) Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa Indonesia sampai
dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh
Muhammadiyah dari pada keyakinan dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal
yang baru dan hakikatnya adalah sesuatu yang wajar.
c) Sedangkan pola perjuangan Muhammadiyah dalam melaksanakan dan
mencapai keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara
Republik Indonesia, Muhammadiyah menggunakanDakwah Islam dan amar
ma'ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai
jalan satu-satunya.

Lebih lanjut mengenai soal ini dapat diketahui dan dipahami dalam"Khittah
Perjuangan Muhammadiyah". Selanjutnya untuk memahamisecara luas dan
mendalam mengenai keyakinan dan cita-cita hidupMuhammadiyah, perlu dibuat
penjelasan-penjelasan lebih lanjut.

BABVI

STRATEGI MUHAMMADIYAH

Kata strategi merupakan serapan dari bahasa Yunani,strategosyangberarti


komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Kata strategipada awalnya dipergunakan
untuk kepentingan militer belaka lalukemudian berkembang ke berbagai bidang, misalnya
strategikebudayaan, strategi pendidikan, strategi penjualan, strategi dakwah,strategi
pembangunan, dan lain sebagainya. Secara terminologi, strategiadalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan denganpelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi
sebuahaktivitas dalamkurun waktu tertentu. Di dalam sebuah strategi yang baik
terdapatkoordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor-faktorpendukung,
efisien dan taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Dalam kehidupan sehari-hari kata strategi dan taktik cenderungdianggap/dipandang
memiliki pengertian dan maksud yang sama. Secarakonseponal dan operasional strategi
dibedakan dengan taktik. Taktikmemiliki ruang lingkup yang lebih sempit, dan waktu yang
lebihsingkat. Misalnya, strategi mengembangkan perguruan tinggi yangbermutu dengan
taktik mengembangan kepustakaan yang canggih danmeningkatkan kemampuan para
dosen melalui studi lanjut. Istilahstrategi di kalangan Muhammadiyah lazim dikenal
dengankhittah(langkah). Khittah (strategi)Muhammadiyah berarti langkah-langkahyang
diambil oleh Muhammadiyah dalam kurun waktu tertentu sebagaiupaya untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

A. Langkah Muhammadiyah Tahun 1938–1940 (12 LangkahMuhammadiyah)


1. Dua Belas LangkahMuhammadiyah

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridlaan) Kami,benar-benar akan


Kami tunjukkan jalan Kami. Dan sesungguhnya Allahbenar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik."(QS. Al Ankabut:69).

Menjunjung tinggi firman Tuhan Allah, yang termaktubdi dalam al-Quran dan
mengambil tauladan akan perjalanan junjungan NabiMuhammad yang terhimpun di dalam
kitab haditsnya, sebagaimanayang tersebut di bawah ini:

"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah.Kalau ia


menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat
kesusahan tetapi Allah menjadikan kamucinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu
indah di dalam hatimuserta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan,
dankedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yanglurus. Sebagai
karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah MahaMengetahui lagi Maha bijaksana."(QS. Al
Hujurat: 7-8).

"Beringanlah jangan kamu mempersusahkan serta bergembiralah danjangan kamu


membikin orang lari."(H.R. Bukhari dari Anas).

Sesungguhnya yang paling baik dari kamu sekalian ialah yang palingbagus budi
pekertinya."(H.R. Bukhari dari Abdullah ibn Umar).

Beruntunglah orang yang meneliti ke'aiban (kesalahan) dirinyasendiri, dari pada


meneliti ke'aiban orang lain."(H.R. Firdaus dari Anas).
"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu sekalian orang-orangyang
menegakkan keadilan, bersaksi kepada Allah, meskipun mengenaidirimu sendiri atau
kedua ayah bunda dan sanak saudaramu. Kalaukeadaannya kaya atau miskin, maka Allah
lebih terdahulu dari keduanya.Maka janganlah kamu menuruti hawa nafsu pengadilanmu,
kamucondong atau kamu tolak, sesungguhnya allah itu mengetahuipekerjaanmu."(QS. An
Nisa': 135)

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamuberbantah-bantahan,


yang menyebabkan kamu menjadi gentar danhilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."(QS. Al Anfal: 46).

"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.Dan barangsiapa


yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikanyang banyak. Dan tak ada yang dapat
mengambil pelajaran kecualiorang-orang yang berakal."(QS. Al Baqarah: 269).

MakaHoofdbestuur(Pimpinan Pusat) Muhammadiyah dengansungguh-sungguh


melangsungkanlangkahnya yang lebih luas danmenetapkan jejaknya yang kokoh, dalam
tahun 1938–1940, maka:

a) Memperdalam Masuknya Iman

Hendaklah iman ituditablighkan, disiarkan selebar-lebarnya, yaknidiberi


riwayatnya dan diberi dalil buktinya, dpengaruhkan dandigembirakan, sampai iman itu
mendarah daging, masuk di tulangsumsum dan mendalam di hati sanubari kita, sekutu-
sekutuMuhammadiyah seumumnya.

b) Memperluas Faham Agama

Hendaklah faham agama yang sesungguhnya itu dibentangkandengan arti yang


seluas-luasnya,boleh diujikan dan diperbandingkan,sehingga kita sekutu-sekutu
Muhammadiyah mengerti perluasan AgamaIslam, itulah yang paling benar, ringan, dan
berguna, makamendahulukanlah pekerjaan keagamaan itu.

c) Memperbuahkan Budi Pekerti

Hendaklah diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji danakhlaq yang
tercela serta diperbahaskannya tentang memakainya akhlaqyangmahmudahdan
menjauhkannya akhlaq yangmadzmumahitu,sehingga menjadi amalan kita, ya seorang
sekutu Muhammadiyah,kitaberbudi pekerti yang baik lagi berjasa.

d) Menuntun Amal Intiqad

Hendaklah senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri (selfcorrectie), segala


usaha dan pekerjaan kita, kecuali diperbesarkan, supayadiperbaikilah juga. Buah
penyelidikan perbaikanitu dimusyawarahkandi tempat yang tentu, dengan dasar
mendatangkanmaslahatdanmenjauhkanmudharat, sedang yang kedua ini didahulukan dari
yangpertama.

e) Menguatkan Persatuan

Hendaklah menjadi tujuan kita juga, akan menguatkan persatuanorganisasi dan


mengokohkan pergaulan persaudaraan kita sertamempersamakan hak-hak dan
memerdekakan lahirnya pikiran-pikirankita.

f) Menegakkan Keadilan

Hendaklah keadilan itu dijalankan semestinya, walaupun akanmengenai badan


sendiri dan ketetapan yang sudah seadil-adilnyaitudibela dan dipertahankan di mana juga.

g) Melakukan Kebijaksanaan

Dalam gerak kita tidaklah melupakan hikmah, hikmah manahendaklah disendikan


kepada Kitabullah dan Sunnaturasulillah.Kebijaksanaan yang menyalahi kedua pegangan
kita itu, mestilah kitabuang, karena itu bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya.Dalam
pada itu, dengantidak mengurangi segala gerakan ke-Muhammadiyahan, maka pada tahun
1938–1940 H.B. Muhammadiyah mengemukakan pekerjaan

h) Menguatkan Majelis Tanwir

Sebab majelis ini nyata-nyata berpengaruh besar dalam kalangan


kitaMuhammadiyah dan sudah menjadi tangan kanan yang bertenaga di sisiHoofdbestuur
(PP) Muhammadiyah, maka sewajibnyalah kitaperteguhkan dengan diatur yang sebaik-
baiknya.

i) Mengadakan Konferensi Bagian


Untuk mengadakangaris yang tentu dalam langkah-langkah bagiankita,
mengadakan "Konferensi Bagian", misalnya: konferensi bagianpenyiaran agama seluruh
Indonesia dan lain sebagainya.

j) Mempermusyawarahkan Putusan

Agar dapat keringanan dan kemudahan dalam pekerjaan, makahendaklah setiap ada
keputusan yang mengenai kepala majelis (bagian),hendaklah dimusyawarahkan dengan
yang bersangkutan itu lebihdahulu, sehingga dapatlahmentanfidzkandengan cara
menghasilkannyadengan segera.

k) Mengawaskan gerakan Jalan

Pemandangan kitahendaklah kita tajamkan akan mengawasi gerakkita yang ada di


dalam Muhammadiyah, yang sudah lalu, yang masihlangsung dan yang bertambah (yang
akan dating/berkembang).

l) Mempersambungkan Gerakan Luar

Kita berdaya upaya akan memperhubungkandiri kepada luaran(ekstern), lain-lain


persyarikatan dan pergerakan di Indonesia, dengandasar silaturrahim, tolong menolong
dalam segala kebaikan, yang tidakmengubah asasnya masing-masing, terutama
perhubungan kepadapersyarikatan dan pemimpin Islam.

2. Tafsir Dua Belas Langkah Muhammadiyah


a) Langkah yang Pertama

"Memperdalam Masuknya Iman"

Muqaddimah

"Hai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidakmenimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahuikeadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atasperbuatan itu. Danketahuilah olehmu di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti(kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akanmendapat
kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepadakeimanan dan menjadikan iman itu
indah dalamhatimu ...."(QS. Alhujurat: 6-7).
Sebab ayat itu turun adalah karena ada sesuatu kejadian, "Pada suatumasa, ialah
masa kaum muslimin mengeluarkan zakat, Rasulullahmengutus seorang dari sahabatnya
yang bernama Walid bin Uqbah keDesa Bani al Musthalikuntuk menerima zakat dari
penduduk desa itu.

Tetapi sayang, bahwa (diri) Walid bin Uqbah telah menaruh dendamterhadap
penduduk desa itu, dendam yang telah tertanam sejak zamanJahiliyah (sebelum ia masuk
Islam).Kedatangan Walid di desa itu disongsong oleh segenap pendudukdengan upacara
barisan kehormatan. Akan tetapi karena Walid telahmempunyai benih ketakutan, maka
jemputan mereka itu disangkanyabahwa orang-orang itu akan membunuhnya. Sebab itu,
dengan segera ia kembali melarikan diri, sebelum bertemudengan orang-orang yangdituju.
Dan setelah tiba di Madinah, iapun menghaturkan kepadaRasulullah, bahwa dirinya
terancam oleh penduduk-penduduk Bani alMustholik.

Setelah Rasulullah mendengar pengaduan itu, dengan seketikabaginda bertitah


supayamenyiapkan bala tentara untuk menundukkandesa tersebut. Akan tetapi sebelum
bala tentara tadi berangkat,timbullah di hati Rasulullah keragu-raguan atas benar atau
tidaknyapengaduan itu. Maka segera diutuslah Khalid bin Walid untukmenyatakan
kebenaran pengaduan itu.

Dengan segera Khalid bin Walid berangkat ke desa Bani alMustholik dan
sesampainya di sana, ia diterima dengan gembira dankehormatan, karena memang
sesungguhnya kedatangan utusanrasulillah dinanti-nanti dan sangat diharap-harapkan.

"Menilikriwayat tersebut, teranglah bahwa iman itu syarat yangterpokok di dalam


keselamatan dan kebahagiaan masyarakat, karenaiman itu adalah sesuatu pintu yang kokoh
untuk menutup rapatterjadinya fitnah yang sering kali mengalirkan bahaya
kepadamasyarakat, mendatangkan perpecah-belahan, permusuhan dan lain-lainya.

Oleh karena itu, perlulah iman itu diperdalam dalamkan kepadasegenap anggota
Muhammadiyah,terutama agar masyarakatMuhammadiyah dapat bahagia. Maka
mengingat firman Allah tersebutdalam Surat al Hujurat itu dan mengingat juga akan
kepentingan imantelah diambil oleh Muhammadyah maka langkahnya yang pertamaialah:

MENPERDALAM MASUKNYA IMAN


Apakah iman itu dan betapakah iman yang sebenar-benarnya itu?Tersebut dalam
hadits:"Iman itu adalah kepercayaan di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan anggota badan."(HR. Ibnu Majah).

Menilik sabda Rasulullah itu, teranglah bahwa iman yangshadiq(benar) itu tiada
cukup hanya di dalam hati dan diucapkan dengan lisantetapi juga harus dibuktikan dengan
amal dan praktik, karena iman yangtidak dibuktikan dengan amal, sesungguhnya dialah
iman yang tidakberarti.

Bolehkah orang itu dikatakan percaya kepada dokter, kalau orangitu tidak
menurutkepada perintah dan nasehatnya?Bolehkah kita dikatakan percaya kepada Allah,
jika kita tidakmenurut segala perintah-Nya dan tidak menjauhi segala larangan-Nya?

Jawab dari kedua pertanyaan di atas tentunya adalah "TIDAK".

Untuk menambah jelasnyaketerangan di atas, perlulah kamibentangkan suatu


riwayat."Pada suatu waktu, kaum kafirin Quraisy mengadakan suatu rapatuntuk
mengumumkan putusan yang telah mereka putuskan, ialahputusan "Sikap Terhadap
Rasulullah". Dalam rapat itu, seorang darimerekamengumumkan keputusan itu yang
begini ringkasnya: 'Barangsiapa dapat membunuh Muhammad akan diberi hadiah 100 ekor
untakalau tidak suka menerima onta boleh menerima uang kontan seharga seratus unta
itu'."

Di antara hadirin dalam rapat itu, ada seorang yang sedangmenanggung kesukaran
di dalam penghidupannya. Maka ia dengansegera meninggalkan rapat dan mencari
Rasulullah hendakmembunuhnya. Lebih dahulu ia datang ke rumah Rasulullah tetapi
tiadadijumpainya, ia hanyalah dapat melihat suatu papan yang tertulis diatasnya ayat dari
al Quran. Tulisan itu diamat-amati benar dan iapunlalu menanyakan kepada seorang
perempuan yang ada di situ di managerangan Muhammad pergi. Pertanyaan itu mendapat
jawaban, bahwaRasulullah ada di Darul Arqam. Dengan tiada membuang tempo, ia punke
sana.

Seketika orang itu tiba di darul arqam, maka orang-orang yang adadi situ lari
bersembunyi, kecuali Baginda Nabi sendiri. Mengapademikian? Sebab orang itu adalah
Umar bin Khattab, musuh Islam yangamat kuat dan berani, sangat bengis terhadap
pengikut-pengikut Nabi.Pucuk dicinta ulam tiba. Berkat rahmat dan hidayah
Allah,kedatangan Umar tidak jadi hendak membunuh Rasulullah, malahmelahirkan
keinginannya hendak masuk Islam. Sesudah ia diterima,iapun lalu menanyakan "sikap"
apayang diambil oleh muslimin terhadapkafirin. Dijawabnya "dengan sembunyi". Umar
meminta supaya sikapitu dirubah dan diganti dengan sikap "terang-terangan", dan
kalausekiranya keberatan, supaya ia sendiri dikecualikan.

Setelah selesai itu, Umar lalu pergi kembali ke rapat kaum kafirindan dengan tegak
ia melahirkan islamnya dan meminta kepada rapatsupaya putusan "membunuh
Muhammad" itu diganti dengan"membunuh Umar".

Dari pelajaran riwayat ini, dapatlah kita melihat, bagaiman ikhwalUmar waktu itu
percaya kepadajibtidanthaghutdan betapa pulakeadaannya sesudah beriman kepada Allah.

Sabda Rasulullah saw pula:

"Bukanlah iman itu dengan cita-cita, tetapi iman itu kepercayaanyang tetap di
dalam hatidan dibuktikan dengan amal."(HR. Dailamidari Anas).

Jalan untuk memperdalam masuknya imanAdapun jalan untuk memperdalam


masuknya iman itu, kita harusmengambil dua macam jalan:

(a) Menambah tebalnya iman; dan


(b) Menjaga supaya cahaya iman itu senantiasa cemerlang.

Akan menggunakan jalan (a), menambah tebalnya iman, kita harusmengambil dua
jalan lagi, yaitu:(1)Mau'idhahatau nasehat-nasehat dengan mendatangkan ayat-ayat atau
hadits-hadits yang mentiadakan iman dengan diiringiayat-ayat serta hadits-haditsyang
mengadakan danmengutamakan iman; dan(2)Mau'idhahdengan mengambil riwayat-
riwayat yangberhubungan dengan keimanan.

Sedang untuk menggunakan jalan (b), menjaga supaya cahaya imanitu senantiasa
cemerlang, dengan mengambil jalan nasehat-nasehat yangdapat menimbulkankhauf(rasa
takut) menjalankan ma'siyat. Agarmenjadi tuntunan dan menambah faedah kita ini,
perlulah di sini kamisebutkan contoh-contohnya, hadits-hadits itu:

Mau'idhoh dengan:

(1) Ayat-ayat dan hadits-hadits yang meniadakan iman


(a) "Tiada mukmin salah seorang di antaramu sehingga keadaanKulebih
disukainya melebihi kesukaannya kepada bapaknya,anaknya, dan semua
manusia."(HR. Bukhari dari Anas)
(b) "Tiada mukmin salah seorang di antaramu sehingga mencintaikepada
saudaranya sebagai cintanya kepada diri sendiri."(HR.Bukhari dari Anas)
(c) "Tidak ada iman bagi orang yang tidak ada amanah
(kelurusan)padanya."(HR.Bukhari dari ibnu Umar).
(d) "Bukan orang mukmin , orang yang suka mencela dan bukanmukmin
orang yang suka melaknat dan bukan mukmi orangyang kotor
mulutnya."(HR. Bukhari dari ibnu Mas'ud)
(e) "Bukan orang mukmin, orang yang tidak membikin amantetangganya akan
kejahatannya"(HR. Hakim dari Anas).
(f) "Bukanlah dari golongan kita orang yang tiada belas kasihankepada
orangyang kecil di antara kita dan tidak menghargaiorang yang besar di
antara kita dan tidak menyuruh akankebajikan dan mencegah akan
kemunkaran."(HR. Tirmidzi dariAnas).
(g) "Bukanlah dari golongan kita orang yang berlaku curang."(HR.Abu
Dauddari Abu Hurairah).
(h) "Bukanlah dari golonganku orang yang mempunyai kedengkiandan orang
yang suka mengumpat-umpat dan orang yang sukamenyelidiki cela orang
lain, maka tiadalah aku darigolongannya".(HR. Thabrani dari Abdullah bin
Basir).
(i) "Bukanlah dari golongan kita orang yang menjalankan sunnah(perbuatan)
yang bukan sunnah kita."(HR. Dailami dari IbnuAbbas).
(j) "Tidak ada bagi orang mukmin laki-laki dan mukminperempuan, apabila
Allah dan Rasul-Nya memutuskan sesuatuperkara, akan mempunyai
pilihan dari diri sendiri.
        
          
     

Dan barangsiapa yang menginkari kepada Allah dan rasul-


Nya,sesungguhnya ia telah tersesat dengan kesesatan yang terang".(QS. Al
Ahzab: 36)
        
        
 
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.(QS. Al-Imran:65)

2). Ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengadakan iman

        


  
(a) "Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara dengan yanglain."(QS. Al
Hujurat: 10)
        
      
 

(b) "Sesungguhnya orang-orang mukmin apabila disebut nama Allahmerasa takut hati-
hati mereka, dan apabila dibaca atas mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah keimanan
mereka dan kepada Tuhanmereka bertawakkal."(QS. Al Anfal: 2)
         
        
      

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagianmereka (adalah) "
menjadi penolong bagi sebagian yang lain, merekamenyuruh kepada kebajikan dan
mencegah dari kemunkaran,mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada
Allahdan Rasul-Nya, mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. SungguhAllah itu Maha
.Perkasa lagi Bijaksanan."(QS. Al Taubat: 71)

(c)"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu ialah mereka yang berimankepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu danmereka berjihad dengan harta benda
mereka dan dengan diri merekadi dalam jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang
benar."(QS.Al Hujurat: 15)
(d) "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang berimankepada Allah dan
Rasul-Nya dan apabila mereka beserta Rasul diatas suatu perkara yang berkumpul, tiada
akan pergi melainkandengan izin-Nya. Sungguh mereka orang-orang yang meminta
izinkepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang berimankepada Allah dan
Rasul-Nya...."(QS. An Nur: 62)
(e) "Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamubersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi(derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman."(QS. Ali Imran:139)
(f) "Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kamiadalah orang-orang yang
apabila diperingatkan dengan ayat-ayat(Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih
serta memujiTuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambungmereka jauh
dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepadaTuhannya dengan rasa takut dan harap
dan mereka menafkahkansebagiandari rizki yang Kami berikan kepada mereka."(QS.
AsSajdah: 15-16)
(g) Perumpamaan orang mukmin dengan mukmin yang lain adalahseperti bangunan yang
saling menguatkan satu sama lainnya."(HR.Bukhari dari Abi Musa)
(h) "Orang mukmin itu bermanfaat: jika engkau berjalan dengannya iamemberi manfaat
kepadamu, jika engkau meminta musyawarah iamemberi manfaat kepadamu, jika engkau
bergaul dengannya iapunmemberi manfaat kepadamu, dan segala sesuatu dari perkaranya
itubermanfaat."(HR. Abi Na'im dari ibnu Umar)
(i) "Orang mukmin itu ialah yang boleh dipercayai manusia di dalamharta dan diri
mereka. Dan orang muhajir itu ialah orang yangmeninggalkan kesalahan dan dosa-
dosa."(HR. Fudlalah dari 'Abid)
(j) "Orang mukmin itu bersaudara dengan mukmin yang lain; tiada iaakan
meninggalkan nasihat,meskipun bagaimana saja keadaannya."(HR. Ibnu Jar dari
Jabir)
(k) "Orang mukmin itu serba ringan dan halus budi pekertinya,sehingga disangka
orang bodoh sebab halusnya."(HR. Baihaqi dariAbi Hurairah)
(l) "Haya' (rasa malu menjalankan barang yang tidak baik) dan imansenantiasa
bergandeng, tiada dapat dipisahkan melainkan bersama-sama."(HR. Thabrani dari
Abi Musa)
Mau'idhah dengan mengambil riwayat

Riwayat itu adalah satu faktor yang terutama dan penting dalampendidikan, karena ia
dapat memberiatsaratau bekas yang besar didalam hati. Oleh sebab itulah, maka ayat-ayat
al Quran yangmengandung mau'idhah dengan berwujud cerita, lebih dari
setengahbanyaknya.Jika akan menambah ketebalan iman, hendaklah kita
mendatangkanriwayat-riwayat dari al Quran dan lain-lainnya yang berhubungandengan
keteguhan iman seperti:

 Keteguhan iman nabi Ibrahim as waktu diancam akan dirajamoleh orang tuanya,
dan waktudia dimasukkan ke dalam api olehraja Namrud serta kaum-kaumnya.
 Keteguhan iman nabi Ibrahim dan nabi Ismail, waktu menerimaperintah Allah
supaya mengorbankan nabi Ismail.
 Keteguhan iman nabi Musa, waktu menerima perintah dariAllah supaya ia kembali
ke Mesir, yang ketika itu diri nabi Musasendiri terancam bahaya maut dari raja
Fir'aun.
 Keteguhan iman nabi Musa, waktu dikejar-kejaroleh Fir'aundengan bala
tentaranya.
 Keteguhan iman Thalud, waktu ia berhadapan dengan raja Jalutyang gagah perkasa
itu, sedang bala tentaranya sendiri banyakyang melarikan diri.
 Keteguhan iman nabi besar Muhammad saw sewaktu dianiaya,diboikot oleh orang
kafir Makkah.
 Keteguhan iman Rasulullah sewaktu dijanjikan akan diberi hartabenda dan
kepangkatan yang tinggi oleh orang-orang kafir, jikabeliau suka meninggalkan
agamanya.
 Keteguhan iman Ali Jasir, waktu disiksa sebab ia tiada maudisuruh murtad.
 Keteguhan iman baginda Nabi Muhammad saw denganpengikut-pengikutnya
waktu bai'at ridwan.
 Keteguhan iman nabi Muhammad saw dan pengikut-pengikutnya di dalam waktu
perang bergadapan dengan kaumkafir dan lain sebagainya. Bagaimana cerita
dantarikhnyayangcukup, jelaslah dilihat dalam kitab "Tarikhul Anbiya' dan
TarikhIslam".

Menjaga supaya cahaya iman senantiasa cemerlang


Tiap-tiap orang mukmin itu tentu mempunyai benih iman yangbercahaya di dalam
hatinya. Cahaya iman itu semakin lama ada yangsemakin besar dan cemerlang, tetapi juga
ada yang semakin lamasemakain kecil dan padam.Adapun perkara-perkara yang dapat
menutup dan memadamkaniman itu ialah perbuatan maksiyat. Orang yang menjalankan
maksiyat,maka kemaksyiatan tadi mengurangkan cahaya imannya. Sehingga kalauia telah
suka dan senantiasa menjalankan maksiyat, maka cahayaimannya menjadi berkurang
sedikit-sedikit, sampai padam sama sekali(na'udzubillahi min dzalik).

Untuk menjaga agar jangan sampai terjadi maksiyat, maka rasakhauf(takut kepada
Allah) harus ditanamkan dan dikuatkan benar-benardalam hati, karenakhaufitulah suatu
dinding yang sangat teguh yangdapat mencegah dari kemaksiyatan.Jalan untuk
menguatkankhaufitu:

1) Dengan mengambil ibarat-ibarat (percontohan-percontohanakan memberi nasehat,


meskipun bagaimana saja keadaannya)dari cerita-cerita yang
menerangkankejadiannya orang yangberbuat maksiyat; dan
2) Melemahkan hawa nafsu dan syaithan

Telah berkata imam Bukhari:

"perangilah perintah-perintah nafsu dosa syaithan, meskipuntampak kedua-duanya


itu bernasehat." (Riwayat Bukhari danMuslim dari Anas)

Cukuplah rasanya keterangan yang sesingkat ini dan marilahsegera kita amalkan
bersama dengan memohon pertolonganAllah, Tuhan yang Rahman dan Rahim.

b) Langkah yang Kedua

"Memperluas Faham Agama"

"Mudahkanlah dan jangankamu mempersusahkan serta gembirakanlahdan jangan


kamu membikin orang lari." (H.R. Bukhari dan Muslim dariAnas)

"Sesungguhnya agama itu ringan dantiada seseorang yangmemberat-beratkan


agama, melainkan ia dikalahkan oleh agama. Makahendaklah kamu sekalian menjalankan
agama itu dengan lurus,berdekat-dekat dan bergembiralah. Bermohonlah pertolongan
padawaktu pagi dan sore dan sebagian dari waktu malam."(HR. Bukhari dariAbi Hurairah)
Menilik dua buah hadits tersebut, teranglah bahwa agama itu ringan.Dan keringan agama
Islam itu, sebab:

1) Hukum-hukum Islam itu dapat berubah-ubah dengan mengingatkeadaan orang; dan


2) Agama Islam tiada mengikat faham.

Hukum-hukum Islam dapat berubah-ubahdengan mengingat


keadaan orang
Untuk menjelaskan keterangan pasal, di sini perlu kami beri sekedarcontoh-
contohnya:
(a) Agama Islam mewajibkan shalat dengan berdiri, tetapi bagiorang yang tak
kuasa berdiri diperkenankania dengan duduk,bahkan kalau duduk saja ia tidak
dapat, bolehlah iabersembahyang dengan berbaring.
(b) Agama mewajibkan berwudlu' bagi orang yang akanbersembahyang, tetapi di
waktu tak ada air atau sedangberhalangan memakai air karena sakit, bolehlah
iabertayammum.
(c) Agama mewajibkan shalat jum'at, tetapi di waktu ada halanganseperti sakit
atau sedang turun hujan yang amat lebat, bolehlahia tidak pergi Jum'at.
(d) Agama mewajibkan puasa, tetapi bagi orang yang sedang sakitatau bepergian,
bolehlah ia tidak puasa, hanya harus mengganti(mengqadla) pada hari yang
lain.
(e) Agama mewajibkan pergi haji, tetapi bagi orang yang tiada kuasaatau sedang
tidak aman perjalanannya, boleh ia tidakmenjalankan haji.
(f) Dan lain –lain.

Agama tiada mengikat faham


Kalau kita kembali kepada pokok-pokok agama Islam, ialah al Qurandan Hadits
Nabi, kita akan menjumpai beberapa kalimat-kalimat, diantaranya ada yang"mujmal"dan
di antaranya ada pula yang"musytarak", artinya kalimat yang boleh dipahami dengan
macam-macam faham dan kalimat-kalimat yang mengandung dua arti,
sepertikalimat"lamastumunnisa'". Kalimat"lamisa"dapat diartikanpersentuhan biasa dan
boleh juga diartikan bersetubuh menurut artikinayah.
Perluasan faham di dalam agamaitu, harus dengan syarat-syarat danbahan-bahan
yang telah ditetapkan di dalam agama. Sekali-kali tiadaboleh orang memahami agama
menurut hawa nafsu, kehendak hatisendiri.

Menurut kalangan ulama-ulama, maka perluasan faham yangdengan menurut syarat-


syarat itu, suatu pemberian anugerah dari Allah.Oleh sebab itu kita kaum
"Muhammadiyah" harus mencari anugerahtersebut dan harus kita jalankan dengan yang
seksama.

Hendaklah sama ingat, bahwa yang harus kita perluaskan itu "fahamagama", bukan
agama, karena agama itu sudah sempurna, tiada bolehdiperluas dan tiada pula boleh
dipersempitkan.Kalau kita selidiki kepada orang yang menjalankan perintah agamadengan
kesukaran dan kesempitan itu, tentulah akan terdapat bahwasegala kesukaran dan
kesempitan itu tiada dari perintah agama, tetapitimbul dari dirinya sendiri, yang
disebabkan dari sempitnya faham,sehingga ia tiada suka menerima anugerah Allah Ta'ala
tersebut di atas.

Supaya jelas di sini kami misalkan:

1) Agama melarang orang memakan bangkai dan semua binatang yangmati tiada
disembelih dengan nama Allah (inipun bangkaihukumnya).

Bagi orang yang tiada sempit, perintah ini diterima dengan ringan.Umpama akan
membeli daging. Kalau orang yang menjual itu bukanorang kafir dan biasahewan itu
disembelih, cukuplah daging itudimakan dengan tiada beragu-ragu. Tetapi buat orang yang
dasarnyamemang sempit (dipersempit dirinya sendiri), belumlah ia berani makansebelum
menyelidiki dengan beberapa pertanyaan. Disembelihkanhewan itu? Dengan menyebut
nama Allah? Dengan membeli ataumencuri? Dan lain-lain segala macam hal sehingga
akhirnya ia tidak jadimakan, takut karena syak yang ditimbulkan oleh kesempitan
dirinyasendiri itu.

Jika perintah agama itu kita terima dengan kesempitan sepertidiatas, tentulah kita tidak
bisa hidup. Umpama: kita merasa lapar,kebetulan ada orang berjualan nasi dan sate
kambing. Kita belum dapatmakan sebelum menyelidiki dengan beberapa pertanyaan lebih
dahulu.Daging apakah sate itu? Hewannya datang dari mana?Adakah dengandisembelih?
Orang Islamkah yang menyembelih? Bagaimana caramenyembelih? Dan dengan apa?
Adakah kambing ini 100% turunankambing, tiada kecampuran turunan babi? Bagaimana
cara waktu jualbelinya kambing itu? Dan ... lain sebagainya.

Dengan jawaban dari penjual sate itu tentu belum memuaskanhatinya, banyak yang
belum dapat menghilangkan syak ragu-ragunya,seperti pertanyaan "Adakah kambing itu
seratus persen turunankambing?". Ini baru penyelidikan kepada sate, belum nasinya,
belumlauk pauknya, belum bumbu-bumbunya, belum cara memasaknya,belum airnya itu
suci atau najis, belum ... lain-lainnya.

2) Hal pakaian

Hadits:

"Barang siapa yang menyerupai kaum, maka dia termasuk golongankaum itu".(HR.
Abu Daud dari Ibnu Umar)

Meskipun hadits ini dha'if atau lemah, tetapi bagi orang yang sempitfaham, lalu tiada
mau memakai dasi, karena menyerupai orang bukanIslam.Kalau perkara pakaian itu kita
masuk-masukkan, tentulah kita tidakdapat berpakaian, karena "jas" pun dipakai jugaoleh
orang yang tiadaIslam, demikian pula celana, ikat pinggang, sepatu, dan lain-lainnya,
padahal perkara pakaian itu agama tidak memberi bentuk yang pasti,terserah kesukaan
orang yang akan memakai, asal dapat menutup aurat.

Di dalam agama, perkara pakaian itu hanya diberi batas, bagi orang laki-laki tidak
boleh memakai sutera dan tidak boleh memakai pakaianperempuan (yang tertentu bagi
perempuan), begitu pula sebaliknya,orang perempuan tidak boleh berpakaian laki-laki.
Inilah batasan didalam agama.Sedang perkara yang lain-lain seperti model potongankain,
blaco atau lena, terserah kesukaan yang akan memakainya.

Di atas kami terangkan, bahwa agama tidak mengikat faham, supayajangan sampai
mendatangkan kekeliruan faham, maka perlulah kamiterangkanbagian-bagian agama yang
boleh diperluaskan. Agama ituboleh diiringkan menjadi dua bagian:

(a) Bagian pokok ; dan


(b) Bagian furu'

Bagian pertama (pokok) ialah yang berhubungan dengankepercayaan i'tiqad. Bagian


ini kita harustaslim(menerima saja) kepadaadanyanas-nas yang tentu.
Bagian kedua (furu') ialah yang berhubungan dengan ibadah,mu'amalah, hudud
(perbatasan), dan lain-lain. Dalam bagian ini, kitadibolehkan memperluas faham dengan
menggunakan "qiyas" dan lain-lainnya.

Kami beri contoh-contoh perluasan faham dalam bagian yang kedua.

Contoh pertama perkara ath'imah(makanan)

"Katakanlah: 'Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukankepadaku, sesuatu


yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai atau darah yangmengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor
ataubinatang yang disembelih atas nama selain Allah.'"(QS. Al An'am: 145)

"Rasulullah telah mencegah memakan semua yang mempunyai gigitaring dari binatang
buas dan dari semuayang mempunyai cengkeramburung."(HR. Muslim dari 'Abbas)

Dari ayat dan hadits itu, Imam Malik berpendirian: "semua makananitu halal, kecuali
empat ialah bangkai, darah yang mengalir, daging babi,dan hewan yang disembelih tidak
dengan nama Allah. Adapunhaditsyang melarang memakan binatang buas yang
mempunyai gigi taring danburung yang mempunyai cengkeram, larangan itu tidak jatuh
haram."Imam syafi'i berpendapat lain lagi:

"Binatang buas yang mempunyaigigi taring dan burung yang mempunyai


cengkeram,itu haram jugakarena ada hadits shahih yang menegaskan (melarangnya)".

Contoh kedua. Terkutip dari kitabPara imam-imam berselisih pendapat di dalam debu
yang sah untukbertayammum. Pendapat imam Syafi'i dan Hambali,"Tanah yang suciatau
pasir yang ada debunya". Pendapat Imam Hanafi,"Bumi dan semuabagiannya". Jadi sah
juga tayammum dengan batu, meskipun tidak adadebunya. Pendapat imam Malik seperti
imam Hanafi, bahkanmenambah:"Semua barang yang melekat dengan bumi, seperti
pohondan lain-lain, itupun sah juga untuk tayammum".

Demikian pula imam-imam itu berlainan pendapat di dalamtakbirnya shalat 'ied (yang
selain takbiratul ihram). Pendapat imamHanafi,"Di rakaat pertama tiga kali dan di rakaat
keduapun tiga kalijuga".Pendapat imam Malik dan imam Hambali,"pada rakaat
pertamaenam kali dan di rakaat kedua lima kali". Pendapat imam Syafi'i,"dirakaat pertama
tujuh kali dan pada rakaat kedua lima kali".
Cukuplah kiranya dengan contoh yang sekedar ini dan betapa luasserta lebar
panjangnya, kami persilahkan melihat kitab "RahmatulUmmah", "Bidayatul Mujtahid",
dan kitab fiqh menurut empat mazhabyang dikarang oleh kumpulan ulama-ulama al Azhar
dan lain-lain.

Untuk menutup langkah yang kedua ini, kami berseru kepadapemimpin-pemimpin,


penganjur, dan muballigh Muhammadiyah padaumumnya, hendaklah selalu diingat
memegang teguh langkah ini,dengan mempelajari dan memahami agama dengan berluas-
luas (luasfaham), akan tetapi harus dengan menurut syarat-syarat yang telahditetapkan
agama. Berikanlah buah faham itu kepada kaum-kaumMuhammadiyah lainnya, agar
merekapun dapat menjalankan agamatiada dengan kesempitan dan dapat pula merasakan
ni'mat Allah Ta'ala.

Untuk ketertiban, agar jangan sampai mendatangkan perselisihan didalamkalangan


kita, maka sebelum buah faham itu diberikan kepadaumum, lebih dahulu supaya
dipermusyawarahkan di dalam Lajnah atauMajelis Tarjih dan di dalam permusyawaratan
itu, hendaklah langkah inimenjadi dasar.

c) Langkah yang Ketiga

"Memperbuahkan budi pekerti"

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."(QS. Al Qalam: 4)

"Sesungguhnya yang paling utama dari kamu sekalian itu yangpaling baik budi
pekertinya."(HR. Ibnu 'Abbas)

Menilik ayat dan hadits tersebut di atas, nyatalah bahwa akhlaq ataubudi pekerti
yang paling utama itu sangat dipuji oleh Allah, akhlaq yangutama itu suatu perkara yang
dapat menjunjung hamba Allah kepadatingkat keutamaan dan ketinggian. Oleh karenaitu,
maka diambillahlangkah yang ketiga, ialah "membuahkan budi pekerti".

Ahmad Syauky telah berkata:


"Sesungguhnya ummat itu tergantung kepada adanya akhlaq, bilahilang akhlaqnya,
hilanglah ummat itu."Perkara akhlaq yang"mahmudah"dan yang"mazmumah", di sinitiada
perlu kami terangkan satu persatu, karena tiap-tiap orang tentusudah dapat membedakan
akhlaq yang"mahmudah"dan yang"mazmumah"itu. Hanya saja di sini perlu kami
terangkan akhlaq-akhlaqyang harus dipakai oleh setiap orang mukmin, dengan mengambil
dariayat-ayat al Quran dan Hadits-hadits yang mulia.

Seruan kepada segenap Pemimpin-pemimpin MuhammadiyahHendaklah akhlaq-


akhlaq yang utama itu diterangkan kepada orangumum dan kepadakaum Muhammadiyah
khususnya sejelas-jelasnyadengan diberi tahu tuntunan cara mengamalkannya, sehingga
dapatmenimbulkan buah. Dengan jalan inilah tercapainya langkah kita yang ketiga.

Tentang ikhtiar dan bagaimana cara memperbuahkannya, terserahatas


kebijaksanaan pemimpin masing-masing. Tetapi di sini perlukiranya kami beri sekedar
petunjuk untuk mencari jalan.

(1) Akhlaq dan budi pekerti (yang utama) itu tidak akan dapattimbul buahnya pada
orang-orang yang tidak ada dasar"khosyatillah"(rasa takut kepadaAllah). Sebab itu,
hendaklahebih dahulu rasa takut kepada Allah selalu ditebalkan benar-benar.
(2) Diikhtiari (diusahakan) benar-benar supaya pemimpin-pemimpin kita dapat
memegang teguh dan menjadi percontohan di dalam segala akhlaq yang
dipimpinkan itu.
(3) Hendaklah jalannya pimpinan dan atau memimpinkannya itu dengan satu persatu
dan jangan sampai dilalaikan sebelum berubah.
(4) Pada waktu menerangkan kepentingan satu-satunya akhlaq, hendaklah sedapat-
dapat dengan diberi riwayat yang berhubungan dengan akhlaq itu.

Mudah-mudahan petunjuk yang sekedar ini dapat menambahmanfaat dan melekaskan


hasil yang kita cari. Dengan keteguhan,kebijaksanaan, dan kesabaran pemimpin-pemimpin
kita, Insya Allahberangsur-angsur tercapailah langkah kita yang mulia ini.Beberapa akhlaq
yang harus dipakai oleh orang mukmin.

(1) Takut kepada Allah Ta'ala


"Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnyakegoncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar(dahsyat). (Ingatlah!) pada hari
(ketika) kamumelihat kegoncangan itu,lalilah semua wanita yang menyusui
anaknya dari anak yangdisusukannya dan gugurlah kandungan segala wanita yang
hamil, dankamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal
sebenarnyamereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itusangat kerasnya."(QS.Al
Hajj: 1-2).

Rasa takut kepada Allah ialah suatu dinding yang sangat teguh, yangdapat menahan
orang akan mengerjakan maksiyat. Rasa takut kepadaAllah merupakan suatu perkara yang
dapat meringankan orangmenjalankan kewajibannya,kewajiban terhadap Allah,
kewajibanterhadap masyarakat, dan lain-lain.

Rasa takut kepada Allah jyga merupakan suatu pokok yang sangatpenting sehingga
karena amat pentingnya, maka setengah dari syarat-syarat khutbah jum'at harus ada point
(pokok bahasan)yang maksudnyamemberi peringatan kepada orang banyak supaya takut
kepada Allah.

Oleh sebab itu, hendaklah akhlaq ini ditanam sedalam-dalamnyadalam kalangan kita
Muhammadiyah dan berbahagialah yang dapatmencapainya.

(2) Menepati janji


"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad (mencakupjanji prasetia
hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat olehmanusia dalam pergaulan
sesamanya) itu ...."(QS. Al Maidah: 1)

Menilik ayat itu, teranglah bahwamenetapi perjanjian itu,diperintahkan Allah,


perintah yang utama. Menyalahi atau tiadamenetapi perjanjian adalah suatu perkara yang
tercegah dalam agamaIslam. Bahkan di dalam hadits diterangkan, orang yang
merusakperjanjian itu, setengah dari golonganorang munafiq.

"Empat sifat, barang siapa terdapat padanya empat sifat itu adalahorangmunafiq.
Dan barang siapa terdapat salah satu dari empat sifat itu,maka dialah setengah dari orang
munafiq, sehingga maumeninggalkannya. Empat sifat itu ialah: apabila berbicara dia
berdusta,jika dia berjanji tidak menepati, bila telah sanggup ia khianat, dan kalauberbantah
ia melewati batas (bekeras kepala, tidak mau mengakuisalahnya meskipun ia salah)."(HR.
Bukhari dari Abdullah ibnu Umar)

Menepati perjanjian, suatu perkara yang terpenting di dalamkeberesan semua


perkara, terutama dalam persyarikatan. Persyarikatantidak akan dapat berjalan beres, bila
pengurus-pengurus dan anggota-anggotanya sudah tidak menepati janji, melalaikan
kewajiban-kewajibannya yang telah disanggupinya. Putusan-putusan
yangvergaderingtidak akan dapat berlaku dengan sempurna dan beres, jikatidak ditepati
hanya dibiarkan tinggal putusan saja.

Berjalannyavergaderingtidak akan baik dan beres, kalaupun waktu-waktunya yang


telah ditetapkan itu tidak ditepati. Baiklah kami berserukepada pemimpin-pemimpin
Muhammadiyah "hendaklah akhlaq" iniditanamkan benar-benar dalam kalangan
Muhammadiyah, sehinggapersyarikatan kita dapat berjalan dengan beres dan sempurna,
menjadipercontohan bagi persyarikatan-persyarikatan yang lain. Peringatan:perkara
menepati waktu (baik waktuvergaderingmaupun lain-lainnya)hendaklah diikhtiarkan
dengan segera, bagaimana cara dan jalannyasupaya dapat berubah benar
terserahbeleidmasing-masing.

(3) Benar

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allahdan katakanlah


perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaikibagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa
mentaati Allah dan rasul-Nya,maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar."(QS.Al-Ahzab: 70-71)

Menilik ayat itu, teranglah kepada kita, bahwa kebenaran itumenjadi pokok di
dalam perbaikan kelakukan dan hanya kebenaran pulayang akan menyebabkan terbukanya
pintu diterimanya taubat kita.Supaya perjalanan kita selamat, maka akhlaq ini harus
ditanamkandalam-dalam kepada orang umum terutama anggota-anggotaMuhammadiyah,
putusan yang baik, kalau satu-satunya hadirin tidakberdasarkan kebenaran di dalam
pembicaraannya.Insya Allah dengan berdasarkan kebenaran, martabat kita akanterjunjung.
(4) Rahmah dan mahabbah kepada sesama hamba Allah teristimewakepada sesama
mukminin

"Berbelas kasihlah kamu sekalian kepada semua orang yang ada diatas bumi;
tentulah akan dibelaskasihani pula kamu semua oleh Dzatdan semua yang ada di atas
langit."(HR. Thabrani dari Ibnu Mas'ud)

"Berbelas kasihlah kamu sekalian, niscaya kamupun akan dibelaskasihani. Dan


berilah ampunan, tentulah kamu akan diberi ampunan."(HR. Bukhari dari Abi 'Amr)

"Tiada beriman (iman yang sempurna) salah satumu, sehingga dapatmencintai


kepada saudaranya seperti cintanya kepada dirinya sendiri".(HR Bukhari dari Malik bin
Anas).

"Orang Islam itu saudara orang Islam, tiada akan menganiaya dantiada akan
menyerahkan kepada bahaya. Barang siapa menghilangkankesusahan orang Islam, Allah
akan menghilangkan kesusahan(kesempitannya) sendiri dari kesusahan-kesusahan pada
hari qiyamat.Dan barang siapa menutup cela orang Islam, Allah akan menutup aibnyapada
hari qiyamat."(HR. Bukhari dari Sofwan bin Mahruz alMazani)

Mahabbahatau rasa cinta–mencintai satu kepada yang lain adalahsuatu perkara


yang diperintahkan di dalam Islam.Mahabbahitulah yangmenjadi pokoknya kebahagiaan
masyarakat dan persatuan. Masyarakattidak akan bahagia kalau tidak ada persatuan.Dan
persatuan tidak akanterwujud kalau tidak adamahabbah.

Oleh karena itu, maka sifatmahabbahini haruslah ditanamkandalam di kalangan


kita, agar kebahagiaan masyarakat dan persatuan kitadapat tercapai, sempurna, dan
berbuah.Setengah dari jalan yangmenguatkanmahabbahitu ialah"ifsyaussalam", memberi
salam satu kepada yang lain. Kedua sunnahinilah ia harus dipimpinkan benar-benar dan
diamalkan dalam kalangankita, tidak boleh tidak.

Hal ini cukuplah kami ringkaskan sekian saja, tetapi lanjut danterusnya akhlaq-
akhlaq yang harus dipakai oleh tiap-tiap orang mukminmasih banyak sekali, seperti: saling
menghargai, tawadlu', sopan santun,suka dan cinta kepada kebenaran dan keutamaan,
dipercaya, tolongmenolong, dan lain sebagainya.

d) Langkah yangKeempat
"Menuntun amalan intiqad"

"Bahagia dan beruntung bagi orang senantiasa menyelidiki aibdirinya sendiri,


sehingga tiada sempat akan menyelidiki diri orang lain."(HR.Bazzar dari Anas)

Seberapa dapat, supaya kita senantiasa melakukan perbaikan diri(zelf correctie).


Segala usaha dan pekerjaan kita kecuali diperbesarkan,hendaklah selalu diperbaiki juga,
dengan jalannya. Buah penyelidikandan perbaikan itu dimusyawarahkan di tempat
yangtertentu dengandasar mendatangkan manfaat ataumashlahatdan menjauhkanmudharat.
Dasar yang kedua (menjauhkanmudharat) ini harusdidahulukan dari yang pertama.

Intiqad(correctie) adalah suatu amal yang dapat mendatangkankebaikan dan


kesempurnaan.Intiqadadalah suatu syarat yang pokok didalam usaha menuju perbaikan
dan kesempurnaan. Denganintiqadlahkita akan dapat mengetahui segala apa yang ada pada
diri kita, yang baikdan yang buruk, hingga akhirnya kita dapat menambah kebaikannyadari
yang baik dan dapat membuang segala apa yang tidak baik.

PekerjaanIntiqaditu suatu amal yang dipuji dan diperintahkanagama Islam. Oleh


karena itu diambil menjadi langkah kita, langkahMuhammadiyah.Intiqaditu kami
ringkaskan menjadi tiga macam:

1) Intiqad kepada diri sendiri;


2) Intiqad kepada teman sejawat dan sesama muslim; dan
3) Intiqad kepada sesuatu badan yang diurus oleh beberapa orang, seperti
persyarikatan, majelis, urusan (dienst), dan seterusnya.

Tiga macamintiqadtersebut mempunyai jalan dan cara sendiri-sendiri.


Caraintiqadkepada diri sendiri tidak boleh kita gunakan untukintiqadkepada teman,
demikian pula sebaliknya.Intiqadkepada diri sendiri dan cara
mengamalkannyaIntiqadkepada diri sendiri itu suatu kewajiban yang tidak bolehdilalaikan
oleh setiap orang. Segenap kaum Muhammadiyah harusmenjunjung tinggi akan kewajiban
ini, karena inilah suatu syarat yangterpokok di dalam mencapai langkah yang ketiga,
ialah"memperbuahkan budi pekerti sehingga akhirnya dapat menjadi contohyang utama".

Adapunjalan mengamalkannya dengan:

(1) Hendaklah tiap-tiap kaum Muhammadiyah mengadakan waktuyang tertentu


sekali dalam seminggu sedikitnya untuk membacaal Quran dan Hadits dengan
fikiran yang tenang dan hati yangsuci. Ayat atau hadits yang dibaca itu
supayaditunjukkan(dicocokkan) dengan dirinya sendiri. Mana perintah yang
belumdikerjakan, lekas-lekas diikhtiarkan cara mengamalkannya danmana
larangan agama yang masih dilakukan, haruslah segeradihentikan, ditinggalkan
sejauh-jauhnya.
(2) Sebelum pergi tidur, supaya diadakan waktu yang tentu untukmenghitung dan
mengingat-ingat apa yang diperbuat pada hariitu.

Dengan dua macam jalan ini, insya Allah tercapai maksud kitakepada "perbaikan
diri" yang menuju kepada kesempurnaan itu.

Intiqad kepada teman sejawat atau orang lain

Kecuali memperbaiki diri sendiri, maka perbaikan kepada diri oranglain pun harus
menjadi dasar serta tujuan pula di tiap-tiap kaummuslimin. Perbaikan terhadap diri orang
lain itu tiada denganmenyelidiki aibnya, bukan mencari-cari cela dankesalahannya,
karenayang demikian ini dilarang dalam agama Islam. Firman Allah Ta'ala:

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dariprasangka, sesungguhnya


sebagian prasangka itu adalah dosa danjanganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlahsebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salahseorang
di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepadaAllah. Sesungguhnya Allah MahaPenerima
Taubat lagi MahaPenyayang."(QS. Al Hujurat: 12)

Kalau demikian, maka jalan untuk perbaikan diri (orang) lain itu,dengan
mengamalkanamar ma'rufdannahi munkar(mengajak kepadakebaikan dan mencegah
kepada kemunkaran). Apabila ada seseorangyang melihat (tidak dengan menyelidiki dan
mencari-cari) aib, celaorang lain, lekas-lekaslah memberi peringatan dengan hati yang
ikhlas.

Di dalam memberi peringatan itu ia harus tahu pula tempatnya,dengan


menggunakan dasar "menarikkemashlahatandan menjauhkanmudharat" serta diiringi
dengan hikmah ataupun bijaksana.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah(perkataan yang
tegasdan benar yang dapat membedakan antara yanghaq dan yang bathil) dan pelajaran
yang baik dan bantahlah merekadengan cara yang baik."(QS. An Nahl: 125)

Bagi orang yang menerima peringatan dan nasehat itu, haruslahsemua itu diterima
dengan telinga yang terbuka dan hati yang suci,gembira, dan memuji syukur juga harus
harus pula dimaklumi bahwasegala peringatan-peringatan itu hanya timbul dari hati yang
suci, cinta,dan kasih sayang kepadanya.

Hanya dengan dasar yang demikian inilah orang yang menerimaperingatan tadi
tiada segan-segan lagi akan menurutnya. Firman Allah

"... sebab itusampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku. Yang


mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baikdi antaranya (maksudnya
ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran al Quran dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi
yang diikutinya ialahajaran-ajaran al Quran karena ia adalah yang paling baik). Mereka
itulahorang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang
mempunyai akal."(QS. Al Zumar: 17-18)

Keterangan yang sesingkat ini, sangat kami harapkan dapat menjadiperhatian kaum
Muhammadiyah. Bahkan untuk menjadi pedomandalam menjalankan langkah ini.

Intiqadkepada sesuatu badan (lembaga)(persyarikatan,majelis, bagian, urusan, dan


sebagainya)Di dalamintiqadini boleh kami bagi menjadi dua bagian:

(1) Intiqad kepada persyarikatan atau majelisnya sendiri; dan


(2) Intiqad kepada persyarikatan atau majelis lain.

Cara mengamalkan bagian pertama:

Semua pengurus-pengurus majelis atau bagian (urusan) supayasenantiasa


melakukan penyelidikan kepada masing-masing majelisnyasendiri-sendiri dengan dasar
"menuju kepada perbaikan dankesempurnaan", untuk jalan ikhtiar itu

(1) Sebelum sidang dan pembicaraan lain-lain dimulai, haruslah notulen sidang yang lalu
itu ditanzihkan lebih dahulu tentang putusan-putusannya. Keputusan yang belum
berjalan (dilakukan), supaya diselidiki benar-benar apa sebabnya; kalau sebab itu
karena lalai, maka hendaklah adresnya (penanggungjawabnya) itu diberi peringatan
dan jika sebab itu terdapat karena tidak dapat dilakukan, supaya dibicarakan lagi
ikhtiar cara melakukannya itu. Bila terdapat di dalam pembicaraan itu memang tidak
atau belum dapat melakukannya, maka hendaklah putusan itu dicabut dan dicatat
dalam buku peringatan dahulu.
(2) Untuk kesempurnaan hal ini, maka tiap-tiap majelis atau urusan (bagian) harus
mempunyai buku peringatan yang khusus buat memperingati keputusan-keputusan
yang belum dapat dilakukan.
(3) Tiap-tiap kwartal, supaya diadakan sidang yang khusus untuk mengulangi
pembicaraan dari keputusan-keputusan yang belum dapat dilakukan.
(4) Masing-masing anggota pengurus harus selalu memikirkan,mengenang-kenangkan,
dan mencari jalan yang dapat menambah kesempurnaan dan keberesan majelis atau
urusan yang diurusnya.

Cara mengamalkan bagian kedua:

Cara dan ikhtiar dalam hal ini, tidak berbeda dengan cara perbaikan(intiqad)kepada
teman sejawat, ialah memperbanyakamar ma'rufdannahi munkar. Tiap-tiap majelis kepada
majelis yang lain atau bagiankepada bagian yang lain, haruslah selalu memperhatikan
gerakangkahnya, mengingat untuk perbaikan, kesempurnaan, dankeselamatan bersama.

e) Langkah yang Kelima

"Menguatkan Persatuan"

Hendaklah menjadi tujuan kita juga, akan menguatkan persatuanorganisasi dan


mengkokohkan pergaulan persaudaraan kita, sertamempersamakan hak-hak dan
memerdekakan lahirnya pikiran-pikirankita.

Persatuan

Persatuan adalah suatu perkara yang didakwakan oleh agama Islamdan


dipimpinkan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. Semua perkarayang mendatangkan
kepada persatuan, tentu diperintahkan oleh agamaIslam. Sebaliknya segala perkara yang
mendatangkan kepadaperselisihan tentu dicegah.

Perintah-perintah agama Islam seperti: menyambung persaudaraan,memberi maaf


kepada teman yang bersalah, menghargai diri (orang)lain, bertamu, memberi salam, tolong
menolong satu kepada yang lain,dan sebagainya, itu semua kalau kita selidikiillahatau
hikmahnyadiperintahkan, tentulah terdapat bahwa perkara-perkara tersebut adalahperkara
yang mendatangkan kepada perselisihan.

Persatuan merupakan suatu syarat yang pokok di dalam mencapaikekokohan dan


kekuatan. Kerajaan-kerajaan, perkumpulan-perkumpulan yang jatuh dan tidak
berkekuatan, kalau kita selidikisebab-sebabnya, tentu akan terdapat bahwa setengah dari
sebabnya,ialah: tiada adanya persatuan. Begitupun sebaliknya, kerajaan atauperkumpulan
yang kokoh dan tegak itu adalah disebabkan darikokohnya persatuan mereka.

Persatuanjuga merupakan suatu perkara yang tiada mudah dicapai,tiada gampang


diraih, karena dia mengandung syarat-syarat yang beratyang tiada dapat dikerjakan
melainkan dengan dasar kesabaran danketeguhan hati.oleh karena itu, perintah allah yang
memerintahkankepada persatuan dan mencegahkan akan perselisihan, maka
didampingijuga dengan perintah kepada kesabaran.

"Dan taatlah kepadaAllah dan Rasul-Nya dan janganlah kamuberbantah-bantahan


yang menyebabkan kamu menjadi gentar danhilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."(QS.al Anfal: 46)

Langkah Muhammadiyah yang kelima ini mengandung tiga maksud,ialah:

(1) Menguatkan persatuan organisasi;


(2) Mengokohkan pergaulan persaudaraan; dan
(3) Mempersamakan hak-hak dan memberikan kemerdekaan lahirnya pikiran.

Rasanya perlu di sini kami terangkan satu persatu sekedarnya supayamenambah


jelasnya dan dapat menjadi tuntunan bagi kaumMuhammadiyah dan umum, terutama para
pemimpin-pemimpin.

Menguatkan Persatuan Organisasi

Sudah semestinya organisasi kita harus kita kuatkan dan harus kitapersatukan, agar
jalan persyarikatan dapat berdiri langsung dengantegaknya.

Jalan untuk mencapai itu, hendaklah semua peraturan-peraturanpersyarikatan kita,


peraturan-peraturan dalam rumah tangga, peraturanluar rumah tangga, dan sebagainya,
haruslah dibicarakan bersama-samadi tempat yang telah ditetapkan sebagai yang tersebut
dalamHuishouldelyk reglementserta segala putusannya harus dijunjung tinggidan dipegang
teguh, selalu diingat-ingat dan segera diamalkan denganseksama.

Dengan jalan yang demikian, niscaya akan kuat dan bersatulahorganisasi


persyarikatan kita.

Mengokohkan Pergaulan Persaudaraan

Tegak dan kokohnya suatu persyarikatan, bergantung juga padapersatuan dan


kerukunan dan kerukunan anggota-anggotanya. Olehsebab itu, hendaklah persatuan dan
kerukunan itu selalu dipimpinkandalam kalangan kita, dengan jalan menguatkan pergaulan
yangberdasarkan persaudaraan.

Al Quran dan hadits Nabi telah memberi tuntunan yang cukuptentang pergaulan
yang kokoh dan pula telah memberi petunjuk kepadajalan-jalan menuju persatuan itu.
Maka ikhtiar yang terutama, tinggallahkitamengamalkan saja segala yang telah
dipimpinkan oleh kedua kitabtuntunan tersebut, denganjalan menghati-hati yang penuh
kemauan.

Dasar "persaudaraan dan persamaan" di dalam pergaulan kaummukminin itu sudah


menjadi ketentuan yang pasti, karena di dalam alQuran sendiri telah difirmankan: "innamal
Mukminuna Ikhwatun (tidakakan mendapatkan kaum mukminin itu melainkan
bersaudara)".

Dasar-dasar Pergaulan Menurut Tuntunan al Quran dan Hadits

(1) Mencintai kepada saudaranya sebagai cinta sayangnya kepada dirinya sendiri
"Tiada dinamakan mukmin (iman yang sempurna) salah satu di antaramu,
sehingga dapat mencintai saudaranya seperti cinta sayangnyakepada dirinya
sendiri."(HR. Bukhari dari Anas bin Malik)

"Orang Islam itu saudara orang Islam, tiada akan menganiaya dantiada akan
menyerahkan kepada bahaya. Barang siapa menghilangkankesusahan orang Islam, Allah
akan menghilangkan kesusahan(kesempitannya) sendiri dari kesusahan-kesusahan pada
hari qiyamat.Dan barang siapa menutup cela orang Islam, Allah akan menutup aibnyapada
hari qiyamat."(HR. Bukhari dari Sofwan bin Mahruz al Mazani)

(2) Memberi maaf akan kesalahan dan menyambung persaudaraan


"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dankelapangan di
antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akanmemberi (bantuan) kepada
kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskindan orang-orang yang berhijrah
pada jalan Allah dan hendaklah merekamemaafkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin bahwa Allahmengampunimu? Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi MahaPenyayang."(QS. An Nur: 22).

"Hendaklah engkau menyambung kepada orang yang memutuskansilaturrahmi


engkau dan berbuatlah kebaikan kepada orang yangberkesalahan kepada engkau. Dan
katakanlah barang yang haq meskipunakan mengenai dirimu sendiri."(HR. Ibnu An Najjar
dari Ali)

(3) Menghargai diri, kemanusiaan dan hak milik orang lain

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum


yang lain (karena) boleh jadi mereka (yangdiolok-olokkan) dari mereka (yang mengolok-
olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang lain (karena)
boleh jadiwanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yangmengolok-
olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri danjanganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.

Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah imandan barang


siapa yang tidak bertaubat itulah orang-orang yang zalim."(QS. Al Hujurat: 11).

"Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya danjanganlah kamu


merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan."(QS asy Syu'ara: 183).

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yanglain di antara


kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamumembawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapatmemakan sebahagian dari pada harta benda orang lain itu
dengan (jalanberbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."(QS. Al Baqarah: 188).

f) Langkah yang Keenam

"Menegakkan Keadilan"
Hendaklah keadilanitu dijalankan semestinya, walaupun akanmengenai badan
sendiri dan ketetapan yang sudah seadil-adilnya ituharus dibela dan dipertahankan di mana
saja,Firman Allah Ta'ala:

"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yangbenar-benar


penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpunterhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia(orang yang tergugat dan terdakwa) kaya ataupun
miskin, maka Allahlebih tahu kemashlahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawanafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Jika kamu memutarbalikkan (kata-
kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnyaAllah adalah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan."(QS. AlNisa': 135)

Ayat yang mulia tersebut itu adalah memberi tuntunan kepada kita:

(1) Hendaklah kita mukminin, senantiasa menetapi dan menguatkan keadilan


meskipun akan mengenai kepada diri-diri kita atau kedua orang tua atau sanak
saudara kita sendiri.
(2) Di dalam menegakkan keadilan, haruslah kita jangan memandang kefamilian
(yang biasa kita bela) atau kepada kekayaan (yang biasa kita harap-harapkan)
atau kepada kefakiran (yang biasa kita belas kasihani).

Dalam menetapi keadilan itu, kita harus memandangkepadaperintah Allah yang


sebenar-benarnya harus kita junjung tinggimelebihi dari semua barang dan
lainnya.Kemudian Allahpun menegaskan pula dengan firman-Nya:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuatkebajikan, memberi


kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dariperbuatan keji, kemunkaran dan
permusuhan. Dia memberipengajarankepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran."(QS. An Nahl: 90)

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatkepada kaum yang


berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabilamenetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan denganadil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik –baiknyakepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat."(QS. An Nisa': 58).
Sesungguhnya firman Allah yang memerintahkan kepada keadilanitu tidak hanya
satu dua ayat saja. Yang demikian itu menegaskan bahwakeadilan itu adalah perkara yang
harus kita junjung tinggi, harus kitadahulukan dan kita utamakan dari pada selainnya. Dia
harus kita pegangteguh, kita jadikan pedoman di dalam hidup kita. Sebab hanya
keadilanyang dapat menyampaikankemashlahatandan kesempurnaan.

Keadilan adalah suatu perkara yang harus dipegang kuat-kuat,terutama oleh orang-
orang yang memegang pimpinan, karena keadilanitu dapat menguatkan kepercayaan dan
kesetiaan orang yang dipimpindengan jalan pimpinannya. Sebaliknya, kalau pemimpin itu
tidakberpegang dengan keadilan, tentu hilanglah kepercayaan mereka yangada di bawah
pimpinannya.

Seorang pujangga bangsa Persi, Buzar Jamahra namanya, telahberkata:

"Bil 'adli qâmatis samawâtu wal ardlu". "Dengan keadilan makaberdiri langi-langit
dan bumi". Darikata pujangga tersebut dapatlah kitamengqiyaskan, "Dengan keadilan,
maka akan berdirilah dengan tegaksuatu perkumpulan atau pergerakan atau lain-lainnya.

Dari firman-firman Allah Ta'ala dan menilik kepentingan keadilandi dalam suatu
pergerakan, maka telah diambilnyalah, "menegakkankeadilan" itu menjadi langkah
Muhammadiyah.

Kepada pemimpin-pemimpin Muhammadiyah dan semua urusan-urusan, kami


berseru: hendaklah langkah yang keenam ini supayadipegang teguh-teguh dan diamalkan
dengan seksama serta sungguh-sungguh dengan tidak meninggalkan hikmah atau
kebijaksanaanmenurut tuntunan kitab al Quran dan Hadits. Dan segala putusan-putusan
yang sudah ditimbangkan dengan seadil-adilnya itu, haruslahselalu diperingati dan
dipegang kuat-kuat, jangan sampai berubahkarena suara atau desas-desus atau protesan
dari fihak manapun juga.

g) Langkah yang Ketujuh

"Melakukan Kebijaksanaan"

Di dalam segala gerak kita, harus tidak boleh melupakan hikmahkebijaksanaan.


Hikmah mana, hendaklah disendikan kepada Kitabullahdan Sunnaturrasulillah.
Kebijaksanaan yang menyalahi dari keduapedoman hidup itukita buang selekas-lekasnya,
karena dia bukankebijaksanaan yang sesungguhnya."Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapayang tersesat


dari jalan-Nya dan Dialah yanglebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk."(QS. An Nahl: 125).

"Allah memberikan hikmah kepada siapa yangdikehendaki-Nya.Dan barang siapa


yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikanyang banyak. Dan tak ada yang dapat
mengambil pelajaran kecualiorang-orang yang berakal."(QS. Al Baqarah: 269).

"Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman,yaitu:


'Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur(kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;dan barang siapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah MahaKaya lagi Maha terpuji'". (QS. Luqman: 12).

Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara jalut dengan izinAllah dan (dalam
peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudianAllah memberikan kepadanya (Daud)
pemerintahan dan hikmah,(sesudahnya meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya
apayang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan)sebahagian
manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumiini. Tetapi Allah mempunyai
karunia (yang dicurahkan) atas semestaalam."(QS. Al Baqarah: 251).

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasuldi antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah.Dan sesungguhnya mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatanyang nyata."(QS. Al Jumu'ah: 2).

"Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisahyang di dalamnya


terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmahyang sempurna maka peringatan-
peringatan itu tiada berguna (bagimereka)."(QS. Al Qamar: 4-5).

Ayat-ayat yang tersebut di atas semua itu adalah menetapkantentang hikmah.


Tetapi apakah hikmah itu dan bagaimana cara kitamelakukannya? Untuk menjawab kedua
pertanyaan itu, perlulah di sinikami sebutkan macam-macam pendapat ulama-ulama
tentangmengartikan hikmah itu.
Menurut keterangan salah satu ulama, "Hikmah itu ialah meletakkansuatu barang
pada tempatnya". Ulama yang lain menerangkan, "Hikmahitu kenabian". Lainnya lagi
menerangkan, "Hikmah itu kebijaksanaan"yakni melakukansesuatu perkara dengantidak
tergesa-gesa. Ada pulaulama yang menerangkan, "Hikmah itu mengetahui barang yang
benardengan ilmu dan pikiran".Orang yang melakukan hikmah itu disebut orang yang
hakim,sebagaimana ayat "wahuwal 'azîzul hakîm" (Dialah yangMaha Perkasalagi Maha
Bijaksana). Kesimpulan macam-macam keterangan tersebut diatas adalah:

(1) Hikmah dari Allah itu "mengadakan barang dengan sempurna".


(2) Hikmah dari manusia itu "mengetahui barang yang wujud danmelakukan
kebaikan".

Adapun keterangan pertanyaan yang kedua, sebagai berikut:

"Semua tindak dan amal kita haruslah dengan siasat dan hikmah.Tuntunan agama
Islam adalah tuntunan yang benar. Sebab itu, makasemua siasat dan hikmah hendaklah kita
turutkan pada tuntunan agama,agar siasat kita itu mendapat jalan di jalan yang benar dan
dapat dudukdi tempat yang semestinya."

Kata Penutup

Langkah ke-1 sampai ke-7 ini adalah langkah ilmu yangmenghajatkan keterangan-
keterangan. Adapun langkah ke-8 selanjutnyasampai langkah ke-12 itu adalah langkah
mati,yakni tinggal terusdipraktekkan saja karena sudah jelas dan nyata.

B. Khittah Muhammadiyah Tahun 1956–1959 (Khittah Palembang)

Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tanggal8 Dzulhijjah


1330 H (18 Nopember 1912 M) bertepatan masanyadengansuasana timbulnya aliran faham
"Kebangunan Islam" di Makkah, Mesir,dan sebagainya, yang bersemboyankan "kembali
kepada al Quran danSunnah Nabi, menegakkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".

Kebangunan mana sudah dirintis lebih dahulu oleh:

a) Segolongan yang menitik beratkan pendapatnya kepada: "usaha-usaha


mencapai kekuasaan di tangan ummat Islam", dan
b) Segolongan lagi yang berpendapat: "selain dari merebutkekuasaan politik,
perlulah lebih dahulu perjuangan ummatIslam dimulai dari memperbaharui
sumber tempat timbulnyaulama-ulama dan mencetak kader-kader yang akan
disebarkanke seluruh dunia sebagai pelopor kemerdekaan fikiran
danmenentukan langkah pembaharuan masyarakat".

Manakala diperhatikan Anggaran dasar Muhammadiyah lama (padazaman


penjajahan):

a) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaranagama Islam di


Indonesia; dan
b) Memajukan dan menggembirakan cara hidup sepanjangkemauan agama Islam
kepada lid-lidnya (segala sekutunya).

Ternyata cara yang tegas dari Muhammadiyah dalam rangkamencapai masyarakat


Islam yang sebenarnya adalah sebagai berikut:

a) Menepatkan aqidah, membersihkan pokok dan alam fikiran sertapenyiaran


pengetahuan agama Islam.
b) Dan setelah diketahui, tidaklah ia berjalan kalau tidakdiamalkan. Dan segala
usaha itutidaklah boleh mundur,melainkan harus maju dan dikerjakan dengan
penuh gembiradan semangat.

Maka ajaran Islam itu tidaklah hanya semata-mata diajarkan sertadipelajari,


melainkan harus diamalkan. Bukan orang lain yang terlebihdahulu diajak dan disuruh
mengerjakannya, tetapi hendaklah dimulaidari angota-anggota Muhammadiyah sendiri.
Mereka harus berusahamemajukan kehidupannya menurut sepanjang semauan agama
Islam.

Begitulah Muhammadiyah telah bekerja dengan jiwa yang sadardan luas,


menyerahkan diri danjiwa kepada Tuhan dalam menegakkanihsanpenuh dengan semangat
jihad, hidup bantu-membantu, dibalutoleh jiwa ukhuwah dan akhlaq yang menarik. Secara
begitu dengan giatdan sabar bertindak maju, berani menghadapi rintangan yang datangdari
bermacam sebabdan berbagai penjuru, menyeruak kebodohan,dalam suasana penjajahan
Belanda dan Militerisme Jepang.

Alhamdulillah, Muhammadiyah dengan tetap dan terus telah dapatmelahirkan


corak dan masyarakat baru dan menggerakkan ummat secaralangsung atau tidak langsung
bersama-sama menuju ke arah terciptanyakehidupan baru sesuai dengan tujuan
Muhammadiyah.

Pada tahun 1946, Anggaran dasar Muhammadiyah itu dipertegaslagi sehingga


berbunyi: "Menegakkan dan menjunjung tinggi agamaIslam sehingga dapat mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya". Itu adalah luas, meliputi seluruh lapangan
hidup manusiamulai dari pemeliharaan tenaga rohani, alam fikiran, pribadi, sampaikepada
rumah tangga, masyarakat, dan Negara.

Untuk melaksanakannya pun harus disiapkan begitu rupa; selaindari mengingat


kembali kepada apa yang jadi pokok kekuatanMuhammadiyah sesudah berpengalaman
berpuluh tahun, danmemperhatikan tradisi baik yang telah diatur dan disadur berkali-
kali,maka perlu kita merumuskan bagaimana corak masyarakat Islamyanglengkap
rencananya, dilaksanakan dengan jiwa iman dan yang positif,bergerak dinamis, sesuai
dengantuntutan masyarakat merdeka dan maju,dan menimbulkan kehidupan yang penuh
rahmat.

Perumusan itu yang disiar-siarkan dan dilatihkan agar lahirmasyarakat yang


anggotanya bermutu baik dan diperpesat denganmembentuk tenaga-tanaga terdidik dan
kader yang terlatih baikmerupakan "uswatun hasanah".

Syarat-syarat masyarakat yang utuh sangatlah pula diperhatikanseperti: organisasi,


administrasi, pertalian batin yang disebut ukhuwahdan hidup tolong menolong. Mengingat
segala yang tersebut di atas,Muhammadiyah menetapkan Khittah (langkah yang dibatasi
dalamwaktu yang tertentu) untuk tahun 1956-1959, sebagai tersebut di bawahini:

I) MENJIWAI PRIBADI PARA ANGGOTATERUTAMA PARAPEMIMPIN


MUHAMMADIYAH DENGAN:
1. Memperdalam dan mempertebal tauhid
2. Menyempurnakan ibadah dengan khusyu' dan tawadlu'
3. Mempertinggi akhlaq
4. Memperluas ilmu pengetahuan
5. Menggerakkan Muhammadiyah dengan penuh keyakinan danrasa tanggung
jawab, hanya mengharapkan keridlaan Allah dankebahagiaan ummat.
II) MELAKSANAKAN USWATUN HASANAH:
1. Muhammadiyah harus selalu di muka membimbing arahpendapat umum,
sehingga mempunyai sifatyang tetap majumembangun dan membaharui. Dapat
bergerak dengan lincahnyadan gembira (dinamis dan progressif).
2. Menegakkan agama Islam dengan menampakkan kepada duniamanusia tentang
keindahan agama Islam, mendidik mereka kearah budi pekerti yang mulia,
supaya peraturan-peraturan Islamdapat berlaku dalam masyarakat.
3. Membentuk rumah tangga bahagia menurut sepanjang kemauanagama Islam
dan mewujudkan pergaulan yang baik antarapenghuni yang satu dengan
lainnya.
4. Mengatur hidup dan kehidupan antara rumah tangga dantetangganya,
perkawinan dan kematian, sehingga akhirnya dapatmewujudkan masyarakat
kampung atau desa Islam, masyarakatkota Islam dan akhirnya masyarakat
Negara Islam.
5. Anggota Muhammadiyah harus menyesuaikan hidup dan segalagerak geriknya
sebagai anggota masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
III) MENGUTUHKAN ORGANISASI DANMERAPIKANADMINISTRASI
1. Dengan keutuhan organisasi kita kuat dan kerapian administrasikita terpelihara
dari fitnah.
2. Pembaharuan dan memadukan tenaga pengurus kalau perludengan
memindahkan tempat beberapa majelis, hinggapimpinan tetap dalam tangan
yang segar dan giat.
3. Menanamkan kesadaran berorganisasi kepada para anggotauntuk mewujudkan
organisasi yang sehat.
4. Administrasi diatur menurut tuntunan yang telah ada.
5. Memelihara harta-benda/kekayaan Muhammadiyah (inventaris)dengan baik
dan teliti sesuaidenganpemeliharaan seorangterhadap amanah yang
dipercayakan.
6. Mendaftar tenaga-tenaga ahli dari keluarga Muhammadiyahdengan sempurna,
sewaktu-waktu ada keperluan dapatdipergunakan.
IV) MEMPERBANYAK DAN MEMPERTINGGI MUTU AMAL:
1. Memperbaiki dan melengkapkan amal usaha Muhammadiyah(termasuk tempat
ibadah pada sekolah-sekolah), sehingga dapatmendatangkan manfaat kepada
sesama manusia dari segalalapisan dan golongan.
2. Menggiatkan kegiatan perpustakaan, karang mengarang,penterjemahan,
penerbitan, taman bacaan,dan kutub khanah.
3. Mendirikan asrama-asrama di tempat-tempat yang ada sekolah-sekolah lanjutan
dengan diberi pendidikan jasmani dan rohani.
V) MEMPERTINGGI MUTU ANGGOTA DAN MEMBENTUKKADER:
1. Menetapkan minimum pengertian dan amalan agama yang perludimilikioleh
tiap-tiap anggota Muhammadiyah.
2. Memberi penghargaan kepada setiap keluarga Muhammadiyahdan anak
Muhammadiyah pada khususnya dan ummat Islampada umumnya, yang
berjasa; yang tua dihormati dan yangmuda disayangi.
3. Menuntun anggota menurut bakat dan kecakapannya (tani,buruh, pedagang,
pegawai, cerdik-pandai, dll) sesuai denganajaran Islam.
4. Menempatkan pecinta dan pendukung Muhammadiyahberjenjang naik:
simpatisan, calon anggota, anggota biasa, dananggota teras.
5. Mengadakan kursus kemasyarakatan di daerah.
VI) MEMPERERAT UKHUWAH:
1. Mempererat hubungan antara sesama muslimin menuju ke arahkesatuan
ummat Islam.
2. Mengadakan ikatan yang nyata, umpamanya berjama'ah,himpunan berkala,
ta'ziyah, dsb.
3. Mengadakan badanishlahuntuk:
a) Sebagai penghubung manakala ada keretakan.
b) Mencegah hal-hal yang akan menimbulkan kerusakan.
c) Menghindarkan dan menjauhkan segala hal-hal yang dapat menimbulkan
perselisihan dan persengkataan.
VII) MENUNTUN PENGHIDUPAN ANGGOTA:
Membimbing keluarga Muhammadiyah yang meliputi segenappersoalan-
persoalan, kesulitan-kesulitan penghidupan, dan pencariannafkah dan
menyalurkannya kepada saluran yang menuju ke arahkesempurnaan.
C. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1969 (Khittah Ponorogo)
1) POLA DASAR PERJUANGAN
(a) Muhammadiyah Berjuang Untuk mencapai/mewujudkan suatu cita-cita dan
keyakinan hidup yang bersumber ajaranIslam.
(b) Dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang
sebenar-benarnya sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah
saw adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup
tersebut.
(c) Dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar seperti yang dimaksud harus
dilakukan melalui 2 (dua) saluran/bidang secara simultan:
(1) Saluran politik keNegaraaaan (politik praktis)
(2) Saluran masyarakat
(d) Untuk melakukan perjuangan Dakwah Islam danamarma'ruf nahi
munkarseperti yang dimaksud di atas, dibuatalatnya masing-masing yang
berupa organisasi:
(1) Untuk saluran/bidang politik keNegaraaaan (politikpraktis) dengan
organisasi politik (partai).
(2) Untuk saluran/bidang masyarakat dengan organisasi nonpartai
(e) Muhammadiyah sebagai organisasi memilih danmenempatkan diri sebagai
"GERAKAN ISLAM DANAMARMA'RUF NAHI MUNKARDALAM
BIDANGMASYARAKAT". Sedang untuk alat perjuangan dalambidang politik
keNegaraaaan (politik praktis),Muhammadiyah membentuk satu partai politik
di luarorganisasi Muhammadiyah.
(f) Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebutadalah merupakan
objeknya dan wajib membinanya.
(g) Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubunganorganisatoris, tetapi tetap
mempunyai hubungan ideologis.
(h) Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri-sendiri menurutcaranya sendiri-
sendiri, tetapi dengan saling pengertian danmenuju tujuan yang satu.
(i) Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya perangkapanjabatan, terutama jabatan
pimpinan antara keduanya, demitertibnya pembagian pekerjaan (spesialisasi).
2. PROGRAM DASARPERJUANGAN
Dengan dakwahamar ma'ruf nahi munkardalam arti dan proporsiyang sebenar-
benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikansecara teoritis dan
konsepsionil, secara operasional, dan secara konkritriil, bahwa ajaran Islam mampu
mengatur masyarakat dalam Negara republik Indonesia yang ber-Pancasila dan
UUD 1945 menjadimasyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,
bahagia,materiil, danspritual yang diridlai Allah SWT.
D. Khittah Muhammadiyah Tahun 1971 (Khittah Ujung Pandang)
Bismillahir-rahmanir-rahimMuktamar Muhammadiyah ke-38 yang berlangsung
dari tanggal 1–6 Sy'ban 1391 H bertepatan dengan 21–26 September 1971 di
UjungPandang, setelah mendengar pandangan dan pendapat para pesertaMuktamar
tentang hubungan muhammadiyah dengan partai-partai danorganisasi-organisasi
lainnya dalam usaha peningkatan Muhammadiyahsebagai Gerakan Dakwah Islam,
memutuskan sebagai berikut:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalambidang
kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyaihubungan
organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi darisesuatu partai politik
atau organisasi apapun.
2. Setiap anggota Muhammadiyah, sesuai dengan hak azasinya, dapattidak
memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidakmenyimpang dari
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, danketentuan-ketentuan lain
yang berlaku dalam PersyarikatanMuhammadiyah.
3. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai GerakanDa'wah Islam
setelah Pemilu 1971, Muhammadiyah melakukanamar ma'ruf nahi
munkarsecara konstruktif dan positif terhadapPartai Muslimin Indonesia
seperti halnya terhadap partai-partaipolitik dan organisasi-organisasi
lainnya.
4. Untuk lebih meningkatkan partisipasi Muhammadiyah dalampelaksanaan
pembangunan nasional, mengamanatkan kepadaPimpinan Pusat
Muhammadiyah untuk menggariskan kebijaksanaandan mengambil
langkah-langkah dalam pembangunan ekonomi,sosial, dan mental spritual.
E. Khittah Perjuangan Muhammadiyah Tahun 1978 (Khittah Surabaya)
1. Hakekat Muhammadiyah
Perkembanganmasyarakat Indonesia, baik yang disebabkan olehdaya
dinamik dari dalam, ataupun karena persentuhan dengankebudayaan dari luar,
telah menyebabkan perubahan tertentu.Perubahan itu menyangkut seluruh segi
kehidupan masyarakat, diantaranya bidang social, ekonomi, politik, dan
kebudayaan, yangmenyangkut perubahan struktural dan perubahan pada sikap
sertatingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangandan
perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untukmelaksanakanamar
ma'ruf nahi munkar, serta menyelenggarakangerakan dan amal usaha yang sesuai
dengan lapangan yang dipilihnya,ialah masyarakat; sebagai usaha
Muhammadiyah untuk mencapaitujuannya: "menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehinggaterwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya."
Di dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas
prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam "MatanKeyakinan dan Cita-
cita Hidup Muhammadiyah".Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah itusenantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga
bagi gerakandan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan
ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengangolongan Islamlainnya.
2. Muhammadiyah dan Masyarakat
Sesuai dengan khittahnya, muhammadiyah sebagai Persyarikatanmemilih
dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam Amar Ma'rufNahi Mukar dalam
masyarakat, dengan maksud yang terutama ialahmembentuk keluarga dan
masyarakat sejahtera sesuai dengan Da'wahJama'ah.
Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal usahaseperti
tersebut pada Anggaran Dasar Pasal 4 dan senantiasa berikhtiaruntuk
meningkatkan mutunya. Penyelenggaraan amal usaha tersebutmerupakan
sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai cita-cita
hidup yang bersumberkan ajaran Islam, dan bagi usaha untukterwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
3. Muhammadiyah dan Politik
Dalam bidang politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengankhittahnya:
dengan da'wahamar ma'ruf nahi munkardalam arti danproporsi yang sebenar-
benarnya, Muhammadiyah harus dapatmembuktikan secara teoritis konsepsionil,
secara operasionil, dan secarakonkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur
masyarakat dalamNegaraaa Republik Indonesia yang ber-Pancasila dan Undang-
Undangdasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta
sejahtera,bahagia, materiel, dan spiritual yang diridlai Allah SWT.
Dalammelaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh
kepadakepribadiannya.
Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakanbahagian
gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarlandasan dan peraturan
yang berlaku dalam Muhammadiyah.
Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telahmenegaskan
bahwa:
a) Muhammadiyah adalah Gerakan Da'wah Islam yang beramaldalam segala
bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidakmempunyai hubungan
organisatoris dengan dan tidakmerupakan afiliasi dari suatu Partai Politik
atau Organisasiapapun.
b) Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak azasinyadapat tidak
memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjangtidak menyimpang dari
Anggaran Dasar, Anggaran RumahTangga, dan ketentuan –ketentuanyang
berlaku dalamPersyarikatan Muhammadiyah.
4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah
Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasamadengan
golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan danmengamalkan agama
Islam serta membela kepentingannya.
Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidakbermaksud
menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinyadengan organisasi atau
institusi lainnya.
5. Dasar Program Muhammadiyah
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan
denganmemperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah danbagiannya,
perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan, sebagai berikut:
Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan
yangmenghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin
danmuslimat yang beriman teguh, ta'at beribadah, berakhlaq mulia, danmenjadi
teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.
Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyahtentang
hak dan kewajiban sebagai warga Negaraaa dalam Negara Kesatuan Republuk
Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnyaterhadap persoalan-persoalan dan
kesulitan hidup masyarakat.
Menempatkan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan
untukmelaksanakan da'wahamar ma'ruf nahi munkarke segenap penjuru
danlapisan masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undangdasar 1945.
Mengamanatkan kepada PP. Muhammadiyah untuk menyusunpenjelasan
khittah Perjuangan Muhammadiyah tersebut, agar tidakmenimbulkan
penafsiranganda dari kalangan anggota Muhammadiyahyang dapat
mengkaburkan identitas Muhammadiyah dan perjuangannyasebagai Gerakan
Da'wahAmar Ma'ruf Nahi Munkar.
F. Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tahun
2002 (Khittah Denpasar)
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da'wahamar
ma'ruf nahi munkardengan maksud dan tujuan menegakkan danmenjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islamyang sebenar-benarnya.
Muhammadiyah berpandangan bahwa agamaIslam menyangkut seluruh aspek
kehidupan meliputi bidang aqidah,ibadah, akhlaq, dan mu'amalah dunyawiyah
yang merupakan satukesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam
kehidupanperseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi
gerakantersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau
mengaktualisasikanAgama Islam menjadirahmatan lil-'alamindalam kehidupan di
mukabumi ini.
Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupanbangsa
dan Negaraaa merupakan salah satu perwujudan dari misi danfungsi
melaksanakan da'wahamar ma'ruf nahi munkarsebagaimanatelah menjadi
panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masaawal dan setelah
kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupanbangsa dan Negaraaa tersebut
diwujudkan dalam langkah-langkahstrategis dan taktis sesuai kepribadian,
keyakinan, dan cita-cita hidup,sertakhittahperjuangan sebagai acuan gerakan
sebagai wujud komitmendan tanggungjawab dalam mewujudkan"Baldatun
Thoyyibatun waRabbun Ghafur".
Bahwa peran dalam kehidupan berbangsa dan ber-Negara dapatdilakukan
melalui dua strategi dan lapangan perjuangan. Pertama,melalui kegiatan-kegiatan
politik yang berorientasi pada perjuangankekuasaan/ke Negaraan (real politics,
politik praktis) sebagaimanadilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-
kekuatan politikformal di tingkat kelembagaan Negaraaa. Kedua, melalui
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan dan
pemberdayaanmasyarakat maupun bersifat mempengaruhi kebijakan Negara
denganperjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yanglebih
baik di tingkat masyarakat dan Negara sebagaimana dilakukan olehkelompok-
kelompok kepentingan (interest group).
Muhammadiyah secara khusus mengambil peran dalam
lapangankemasyarakatan dengan pandangan bahwa aspek kemasyarakatan
yangmengarah kepada pemberdayaan masyarakat tidak kalah penting danstrategis
dari pada aspek perjuangan politik kekuasaan. Perjuangan dilapangan
kemasyarakatan diarahkan untuk terbentuknya masyarakatutama atau masyarakat
madani (civil society) sebagai pilar utamaterbentuknya Negara yang
berkedaulatan rakyat.
Peran kemasyarakatan tersebut dilakukan oleh organisasi-
organisaikemasyarakatan, seperti halnya Muhammadiyah. Sedangkan
perjuanganuntuk meraih kekuasaan (power stuggler) ditujukan untuk
membentukpemerintahan dalam mewujudkan tujuan Negara, yang
peranannyasecara formal dan langsung dilakukan oleh partai politik dan institusi-
institusi Negara melalui sistem politik yang berlaku. Kedua peranantersebut dapat
dijalankan secara objektif dan saling terkait melaluibekerjanya sistem politik yang
sehat oleh seluruh kekuatan nasionalmenuju terwujudnya tujuan Negara.
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan
(organisasikemasyarakatan) yang mengemban misi da'wahamar ma'ruf
nahimunkarsenantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-
usahapembangunan dan reformasi nasional yang sesuai
dengankhittah(garis)perjuangannya serta tidak akan tinggal diam menghadapi
kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negar. Karena
itu,Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalamkehidupan
berbangsa dan bernegara dengan berdasarkan padakhittahperjuangan sebagai
berikut:
1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsdan Negara
merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalamurusan keduniawian (al-
umur ad dunyawiyat) yang harus selaludimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh
nilai-nilai luhur agama danmoral yang utama. Karena itu, diperlukan sikap
dan moral yangpositif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam
menjalanikehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa
danbernegara.
2. Muhammadiyah meyakini bahwa Negara dan usaha-usahamembangun
kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melaluiperjuangan politik maupun
melalui pengembangan masyarakat, padadasarnya merupakan wahana yang
yang mutlak diperlukan untukmembangun dimana nilai-nilai Ilahiyah
melandasi dan tumbuhsubur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai
kebersamaan, keadilan,perdamaian, ketertiban, kebersamaan, dan keadaban
untukterwujudnya"Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur".
3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsadan
bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaanmasyarakat
guna terwujudnya masyarakat madani (civil society)yang kuat sebagaimana
tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkanmasyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Sedangkan hal-hal yangberkaitan dengan kebijakan-kebijakan
kenegaraan sebagai prosesdan hasil dari fungsi politik pemerintahanakan
ditempuh melaluipendekatan-pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai
prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif
dalamkehidupan Negara yang demokratis.
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis agar perjuangan politikyang bersifat
praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real poliyics)untuk dijalankan oleh
partai-partai politik dan lembaga-lembagaformal kenegaraan dengan sebaik-
baiknya menuju terciptanyasistem politik yang demokratis dan berkeadaban
sesuai dengancita-cita luhur bangsa dan Negara. Dalam hal ini perjuangan
politik yangdilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-
benarmengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai
utamasebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan
didirikannyaNegara Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.
5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagaiwujud dari
da'wahamar ma'ruf nahi munkardengan jalanmempengaruhi proses dan
kebijakan Negara agar tetap berjalansesuai dengan konstitusi dan cita-cita
luhur bangsa. Muhammadiyahsecara aktif menjadi kekuatan perekat
bangsadan berfungsi sebagaiwahana pendidikan politik yang sehat menuju
kehidupan nasionalyang damai dan berkeadaban.
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai
hubunganorganisatoris dengan kekuatan-kekuatan politi atau
organisasimanapun. Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap
positifdalam memandang perjuang anpolitik dan menjalankan fungsi
kritikserta dengan prinsipamar ma'ruf nahi munkardemi tegaknya
sistempolitik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggotaPersyarikatan
untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupanpolitik sesuai hati nurani
masing-masing. Penggunaan hak pilihtersebut harus merupakan
tanggungjawab sebagai warga Negarayang dilaksanakan secara rasional dan
kritis, sejalan dengan misi dankepentingan Muhammadiyah,
demikemashlahatanbangsa danNegara.
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktifdalam
politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatanpolitik secara
sungguh-sungguh dengan mengedepankantanggungjawab (amanah), akhlaq
mulia (akhlaq al-karimah),keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian
(ishlah). Aktifitaspolitik tersebut harus sejalan dengan upaya
memperjuangkan misiPersyarikatan dalam melaksanakan da'wahamar ma'ruf
nahimunkar.
9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau
golonganmanapun berdasarkan prinsip kebajikan
dankemashlahatan,menjauhikemudlaratan, dan bertujuan untuk
membangunkehidupan berbangsa dan bernegara kea rah yang lebih baik,
majudemokratis, dan berkeadaban.
BAB VII

MUHAMMADIYAH DANTAJDID

Pengertian dan Urgensi Tajdid

Kata “Tajdid” diambil dari bahasa Arab yang berasal dari “Jaddada-Yujaddidu-
Tajdiidan” yang artinya memperbarui. Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia(KBBI) tajdid
diartikan sebagai pembaharuan;modernisasi; restorasi.Dalam Kamus Istilah Fiqih karya M.
AbdulMujieb, dkk, tajdid didefinisikan sebagai memperbaharui ataumenghidupkan
kembali nilai keagamaan sesuai Al-Quran dan Sunnah,setelah mengalami kelesuan dan
kemunduran karena khurafat danbid‘ah di lingkungan umat Islam.

Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia tajdid diformulasikan sebagaiupaya atau


aktivitas untuk merubah kehidupan umat dari keadaan yangsedang berlangsung kepada
keadaan baru yang hendak diwujudkan; iajuga mengandung arti bahwa upaya itu adalah
demi kemaslahatan hidupmereka (baik di dunia maupun di akhirat), dikehendaki oleh
Islam,sejalan dengan cita-citanya, atau minimal berada dalam garis-garis yangtidak
melanggar ajaran dasar yang disepakati oleh para ulama Islam.

Bagi Nurcholis Madjid, Pembaharuan dalam Islam, denganmempergunakan istilah


modernisasi berarti sebagai rasionalisasi untukmemperoleh daya guna dalam berfikir dan
bekerja guna kebahagiaanumat manusia, sebagai aktualisasi dari perintah Allah yang
imperatif danmendasar.Bagi Nurcholis Madjid, modernisasi Islam tidak dapatdiartikan
sebagai sekularisme.Justru sebaliknya, modernisasi mengarahdan bertujuan kepada
kebenaran yang mutlak, mengantarkan manusiakepada kesadaran tentang keharusan ber-
taqarub ila-llah.

Selain itu, tajdid juga dimaknaiI‘adat al-syaiy kalmubtada(mengembalikan sesuatu


pada tempatnya semula),al-ihya‘(menghidup-hidupkan sesuatu yang telah mati) danal-
ishlah(menjadikan baik,mengembangkan). M. Quraish Shihab mengartikan tajdid
sebagaipembaharuan dan pencerahan.

Dalam kaitan dengan tajdid iniRasulullah saw. ketika mengutusMu‘adz ke Yaman


bersabda : “Bagaimana engkau akan menghukumapabila datang kepadamu satu perkara?”.
Ia (Mu‘adz) menjawab: “Sayaakan menghukum dengan Kitabullah”. Sabda
Beliau:”Bagaimana bila tidak terdapat di Kitabullah?”. Ia menjawab : “Saya akan
menghukum dengan Sunnah Rasulullah”. Beliau bersabda: “Bagaimana jika tidakterdapat
dalam Sunnah Rasulullah ?” . Ia menjawab: “Saya berijtihaddengan pikiran saya dan tidak
akan mundur...”. (HR. Abu Dawud).Ijtihad telah dapat dibuktikan keampuhannya dalam
menyelesaikansegala persoalan yang dihadapi oleh umat Islam, sejak masa awal
Islamsampai pada masa keemasannya. Melalui ijtihad, masalah yang baru dantidak
terdapat di dalam Al-Quran dan hadits dapat dipecahkan olehpara mujtahid. Melalui ijtihad
pula ajaran Islam telah berkembangdengan pesat menuju kesempurnaanya. Sebaliknya,
ketika ijtihad telahsirna dari kalangan umat Islam, mereka mengalami kemunduran.
Karenaitu, benar ucapan Iqbal bahwa ijtihad merupakan z’the principle of movement”
daya gerak kemajuan umat Islam.

Meski sudah tampak secara eksplisit tentang perlunya ijtihad dantajdid ini, namun
menurut Ahmad Syafii Maarif ijtihad dan tajdid inipernah dianggap tabu oleh mayoritas
ulama, sejak kira-kira abad ke-10H.

Pada saat itu mazhab-mazhab telah mapan. Pikiran-pikiran barutidak mendapat


tempat.Menurut Syafii Maarif, kondisi ini terjadi karenapertimbangan-pertimbangan
politik demi menjaga stabilitas, integritas,dan kelestarian imperium Islam yang
sesungguhnya sejak abad ke-9 Mtelah mulai melemah.

Namun alasan-alasan untuk stabilitas ini melahirkan masalah ditubuh umat Islam
yang ditunjukkan dengan misalnya, sepinya kegiatan-kegiatan ilmiah di perguruan tinggi;
para pengajar tidaklagi memilikikeberanian untuk menyatakan pendapat, kritik, ulasan,
dan komentarterhadap pendapat para ulama terdahulu; lembaga-lembaga pendidikanIslam
pada kurun ini tidak lagu berfungsi sebagai pusat pembibitankader-kader ulama dan
cendekiawan muslimyang kritis, yang siapmenghadapi berbagai tantangan dan perubahan
zaman.

Kondisi inimelahirkan pemikir-pemikir kerdil yang hanya menganjurkan


kepadaumatnya untuk bersikap taklid kepada imam mazhab, sebuah anjuranyang secara
terang-terangan bertabrakandengan jiwa Al-Quran.Misalnya dengan Surat Ali Imran Ayat
190-191:




Artinya:

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, danpertukaran malam dan


siang,sungguh terdapat ayat-ayat (tanda-tanda)bagi ̳ulul-albab‘ (ahli fikir). (yaitu) orang
yang mengingati Allah semasaberdiri, duduk dan berbaring dan mereka bertafakur
(memikirkandengan mendalam) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu mereka
mengucapkan): “Rabbana (wahai Tuhan kami)! Engkau (Allah) tidakjadikan (semua) ini
dengan sia-sia. Subhanaka (Maha SuciEngkau/Allah)! Lindungilah kami daripada azab
neraka” Selain kedua ayat itu, sikap yang membeo ini juga bertentangandengan Al-Quran
Surat Al-Isra ayat 36:




Artinya:”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidakmempunyai pengetahuan


tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya”.

HAR. Gibb menggambarkan kondisi kegelapan umat Islam ini dengan ungkapan
“sebagian terbesar dari para ulama Islam berpendapatbahwa pintu ijtihad tertutup untuk
selama-lamanya, dan bahwa tidakseorang ulama pun, betapa besarnya ia, yang dapat
memenuhi syarat-syarat sebagai mujtahid, penafsir hukum yang diakui, walaupunbeberapa
ulama kemudian ada yang sewaktu-waktu menuntutpengakuan pembolehan berijtihad.

Berikut ini beberapa alasan Ahmad Syafii Maarif tentang mengapaperlu adatajdid
dalam Islam.Pertama:pemahaman dan penafsiranterhadap suatu doktrin transendental tidak
pernah bernilai mutlak benarsemutlak benarnya doktrin itu sendiri. Dalam Islam, masalah
iniberkaitan dengan kepercayaan kepada konsep Nabi terakhir pada diriRasulullah saw.
Menurut konsep ini, otoritas tentang wahyu telahberakhir pada diri Muhammad saw.
Dengan perkataan lain, tidak adaotoritas yang sama bobot statusnya dalam soal memahami
setiap ajaranyang berasal dari wahyu dengan otoritas Muhammad sebagai Rasulterakhir.
Konsekuensinya adalah bahwa otoritas siapapun di bidangpenafsiran terhadap ajaran
transendental tidak ada yang tidak dapatdipertanyakan, asal Al-Quran dengan bantuan
sunnah dan sejarahdipahami secara utuh dan dijadikan kriterium dalammemberikan
kataputus terhadap masalah yang dipersoalkan.

Kedua,Islam bertujuan untuk menciptakan suatu tata sosio politikdi atas landasan
etik dan moral yang kuat dalam rangkamengaktualisasikan prinsiprahmatan lil
alamindalam ruang dan waktu.Fondasi moral etik ini merupakan pra-syarat bagi
pembentukan apayang diistilahkan Al-Quran sebagaikhaira ummah,yaitu suatu
tatanansosio-politik yang kebaikan dan kualitasnya dapat diukur secara objektifdan dengan
standar apapun. Sampai saat ini, menurut Syafii Maarif,fondasi moral dan etik ini belum
dirumuskan secara sistematis dankomprehensif untuk keperluan saat ini. Oleh sebab itu
orang Islam akanbingung bila misalnya kekuasaan politik jatuh ke tangannya.
Masalahsegera muncul tentang bagaimana hubungan syariah dengan Negara,sebab isi
syariah yang kita warisi ini sebagian besar adalah hasil ijtihad;sudah tentu banyak bagian-
bagian yang harus ditinjau ulang secaraserius dan mengujinya kembali dengan pemahaman
kita yang jenuinterhadap Al-Quran dan Sunnah.

Ketiga,tajdid dalam pemikiran dan pelaksanaan ajaran Islam pernahditunjukkan


secara kreatif oleh generasi para sahabat, terutama olehKhalifah Umar bin Khattab yang
telah merubah kebijaksanaan Nabitentang persoalan tanah di Irak dan Mesir yang dikuasai
setelah prajuritIslam menang perang. Pada masa Nabi, tanah-tanah yang dirampasdalam
peperangan diserahkan kepada para prajurit penakluk. Pada masaUmar tanah-tanah itu
diperintahkan agar tetap dikuasai oleh pendudukyang dikalahkan.

Bila dilihat secara sepintas, maka akan timbul kesan Umar merubahsunah Nabi.
Namun bila dilihat secara seksama, maka sesungguhnyaUmar sangat jeli menangkap
sinyal-sinyal yang dipancarkan wahyu.

Dalam hal ini Umar sebenarnya berbuat sebaliknya, yaitumenghidupkan


sunahNabi. Sebab, bila tanah-tanah itu tetap dirampas,bagaimana nasib rakyat yang
ditaklukkan nanti. Ini adalah komitmenUmar yang sangat dalam rasa keadilan terhadap
nasib generasimendatang karena ia sepenuhnya mampu menangkap landasan moralyang
mengiringisetiap perintah wahyu.

Sebagai sebuah gerakan, tajdid telah muncul pada abad XIII Masehiyang dimotori
oleh Ibnu Taimiyah, di Syiria, Muhammad bin AbdulWahhab (Saudi Arabia), Jamaluddin
Al-Afghani, Muhammad Abduh,dan Rasyid Ridha (Mesir), dan beberapa Negara lain. Di
Indonesia,gerakan pembaharuan diinisiasi oleh Ahmad Dahlan yang
mendirikanMuhammadiyah, KH. Zamzam yang mendirikan Persatuan Islam(PERSIS),
dan lain-lain.

Tulisan ini hendak memfokuskan pada gerakan pembaharuan yangdilakukan oleh


Muhammadiyah. Sebagaimana maklum, Muhammadiyahdikenal luas sebagai gerakan
tajdid atau pembaharuan. Haedar Nashirmencatat beberapa prediket yang dipadankan
dengan gerakanpembaharuan (tajdid fil islam) yang diberikan oleh para ahli
terhadapMuhammadiyah, misalnya Deliar Noer, James L. Peacock, WilliamShepard dan
pada umumnya para peneliti mengkategorisasikanMuhammadiyah sebagai gerakan
modern Islam (Islamic Modernism).Alfian dan Wertheim mengkategorikan
Muhammadiyah sebagaigerakan reformisme Islam (IslamicReformism). Abu Bakar
Atjehmenyebut Muhammadiyah gerakan kembali kepada ajaran salaf. (Muhyiatsari al-
salaf).Cliford Geertz, George Kahin, Robert van Neil, dan lain-lain memasukkan
Muhammadiyah ke dalam gerakan sosio-kultural.Subtansi dari penilaian initidak lain ialah
bahwa Muhammadiyahadalah pembaharuan atau tajdid.

Konsep dan Visi Tajdid MuhammadiyahSelain sebagai gerakan Islam dan gerakan
dakwah Islam amar ma‘rufnahi munkar, ciri ke tiga yang melekat pada
PersyarikatanMuhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid atau gerakan reformasi.Itu
sebabnya, terutama di Indonesia, kata tajdid tidak dapat dipisahkandari
Muhammadiyah.Meski dianggap pembaharu yang dikonotasikan positif, persepsitentang
tajdid tidak jarang dicitrakan negatif olehmasyarakat, misalnyaMuhammadiyah sering
dianggap agen Barat, kafir, anti budaya lokal,terlalu fanatik, dan lain-lain. Akibat citra
negatif ini masyarakat yangtidak mengenal Muhammadiyah dengan baik menjadi alergi,
bahkandalam beberapa kasus anggapan ini diekspresikan dengan tindakankekerasan.

Oleh karena itu, memahami Muhammadiyah termasuk konseptajdid menjadi


penting agar kesalahan persepsi tentang pembaharuanMuhammadiyah yang mestinya
menjadi penyelesai masalah tidak “sebaliknya” menjadi penyebab lahirnya masalah yang
justrumenghambat gerakan pembaharuan itu. Selain itu, letak pentingpemahaman terhadap
tajdid tidak hanya penting bagi ‘outsider‘Muhammadiyah sebagaimana dikemukakan di
atas, tapi juga pentingbagiinsider(internal) Muhammadiyah, karena sebagian
wargaMuhammadiyah pun mempersepsikan secara tidak tepat gerakan tajdidini.
Bagi Muhammadiyah gerakan tajdid yang dilakukan meliputi duahal yaitu, tajdid
dalam pengertian pemurnian (purification) dan tajdiddalam konteks pembaharuan
(reformation). Tajdid dalam kontekspemurnian adalah kembali kepada semangat dan
ajaran Islam yangmurni dan membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah danKhurafat.

Sedangkan tajdid dalam konteks pembaharuan adalah usahadan upaya intelektual


islami untuk menyegarkan dan memperbaharuipengertian dan penghayatan terhadap
agamanya berhadapan denganperubahan dan perkembangan masyarakat. Kerja tajdid
adalah ijtihadyang sangat strategis dalam membumikan konteks waktu dan ruang.

Adapun rumusan tajdid Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

Perkataan tadjdid mempunjai 2 (dua) makna, ialah dilihat dari segidan sasarannya.
Pertama: berarti pembaharuan jang bermaknamengembalikan kepada jang aslinja, ialah
apabila tajdid itu sasarannyamengenai soal-soal yang mempunjai sandaran, dasar, landasan
dansumber jang tidak berobah-obah/tetap. Kedua, berarti pembaharuan yangbermakna
modernisasi, ialah apabila tadjdid itu sasarannya mengenaihal-hal yang tidak mempunyai
sandaran dasar.., seperti method, sistim,tehnik, strategi,taktik dan lain2 jang sebangsa
dengan itu, ialahdisesuaikan dengan situasi dan kondisi/ruang dan waktu.

Sedangkan rumusan tajdid yang ada di berita resmi Muhammadiyahadalah sebagai


berikut:Dari segi bahasa tajdid berarti pembaharuan, dan dari segi istilah,tajdid memiliki
dua arti, yakni:

a. Pemurnian;
b. Peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semaknadengannya;

Dalam arti ―pemurnian‖ tajdid dimaksudkan sebagaipemeliharaan matan ajaran


Islam yang berdasarkan danbersumber kepada Al-Quran dan As-Sunah Ash-Shohihah.

Dalam arti ―peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yangsemakna


dengannya‖, tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran,pengamalan, dan perwujudan ajaran
Islam dengan tetapberpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shohihah.

Untuk melaksanakan tajdid dalam kedua pengertian istilah tersebut,diperlukan


aktualisasi akal pikiran yang cerdas dan fitri, serta akal budiyang bersih, yang dijiwai oleh
ajaran Islam.Menurut Persyarikatan Muhammadiyah, tajdid merupakan salahsatu watak
dari ajaran Islam.
GerakanPurifikasi(pemurnian)danModernisasi(pembaruan) ataudalam bahasa Arab
disebut’tajdid'yang dilakukan oleh Muhammadiyah,dua hal ini, diibaratkan dua sisi koin
yang dua permukaan yang samanilainya.

Pada mulanya, Muhammadiyah dikenal dengan gerakanpurifikasi,yaitu kembali


kepada semangat dan ajaran Islam yang murni danmembebaskan umat Islam dari Tahayul,
Bid'ah dan Khurafat. Cita-citagerakan pembaruan yang dipelopori Muhammadiyah sendiri
sebenarnyamenghadapi konteks kehidupan keagamaan yang bercorak ganda;sinkretik dan
tradisional. Di Kauman, K.H. Ahmad Dahlan berdiri ditengah-tengah dua lingkungan itu.
Di satu sisi, Ahmad Dahlanmenghadapi Islam-sinkretik yang direpresentasikan oleh
kebudayaanJawa, dengan Kraton dan golonganpriyayi sebagai pendukungnya; dandi sisi
lain menghadapi Islam-tradisional yang tersebar di pesantren-pesantrennya

Program purifikasi(Tanfizdu al-aqidah al-Islamiyah)menjadi ciriyang cukup


menonjol dari Persyarikatan Muhammadiyah generasi awal,dan hingga sampai saat
sekarang ini. Namun harus disadari bahwaprogram purifikasi memang lebih terfokus pada
aspek aqidah (metafisik).Pemberantasan TBC (Takhayul, Bid'ahdanChurafat) merupakan
responkonkret Muhammadiyah terhadap Budaya lokal yang dianggapmenyimpang dari
aturan aqidah Islam. Dalam masyarakat Islam jawa,kondisi kehidupan keagamaan secara
historis dipengaruhi oleh budayakeagamaan sebelumnya, yaitu Agama Hindu dan Budha.
Selain itu,perilaku keagamaan jawa, khususnya di daerah pedalaman masihkentaldengan
budaya sinkretisme, yakni pencampuradukandari berbagaiunsur nilai agama. Pada waktu
itu banyak sekali kepercayaanmasyarakat yang mendekatisyirk, bahkansyirikterang-
terangan.Kebiasaan masyarakat Islam tradisional berupa meninta-minta restupada makam-
makam keramat, sihir memelihara jin, dan menggunakanberbagai bentuk jimat tidak sesuai
dengan gagasan kemurnian Islam.Kepercayaan masyarakat Jawa waktu itu
berupambaureksotempat-tempat keramat berupa gunung, sungai, mata air, pohon, batu,
dan gua.Begitu juga kepercayaan padalelembutpenjaga desa, kuburan, rumah,sawah, dan
tempat-tempat lain. Orang jawa juga percaya pada bermacam primbon,
lakumisalnya,mutih (berpantang garam),danmendhem(dikubur). Demikian pula
bermacam-macam ajian,petung(hari baik-buruk), jampi-jampi, dan perdukunan. Di
samping itu juga, sebagianumat Islam masih melakukan bid'ah, yakni praktek keagamaan
yangtidak ada dasarnya yang jelas baik dari Al-Qur'an maupun as-sunnah.
Keyakinan inilah yang membuat Muhammadiyah benar –benarterpanggil untuk
merubah dan mensosialisasikan pemahamankeagamaan yang lurus dan benar sesuai
doktrin Al-Quran dan Sunnah.Oleh karena itu melalui dakwahnya
Muhammadiyah,mensosialisasikan tauhid yang murni bahwa pengakuan Tuhan
adalahMaha pelindung akan membebaskan orang dari konsep mantra yangmekanistis. Dan
karena Tuhan Maha Pelindung hanya dapat diserudengan shalat, do'a, dan zikir, akibatnya
ialah adanya sistempengetahuan teosentris. Sementara itu Islam menekankan ikhtiar
yangrasional, maka yang terjadi adalah rasionalisasi. Selain itu,Muhammadiyah juga
melakukandemistifikasi.

Bahwa sesuatu yangberbau mistik harusdijauhkan dari sikap umat Islam keseharian
dengancara mengubah sesuatu yang berasal dari sufisme menjadi akhlak. Sebabkonsep
akhlak menjadikan agama tidak kontemplatif. Sufisme rasionalmenyebabkan
ketergantungan, sebab seorang guru (mursyid) adalahperantara (wasilah) bagi murid-
muridnya. Begitu juga Muhammadiyahmengajarkanetos kerja,sebagai sebuah upaya
konkrit yang dapatdirasakan hasilnya. Upaya inilah yang disebut oleh Clifford
Geertzsebagai gerakan transformatif.

Sedangkan dalam konteks tajdid-modernisasi model gerakanMuhammadiyah hadir


untuk mencari pemecahan atas berbagaipersoalan yang mereka hadapi. Secara
etimologi,tajdid-modernisasiberarti pembaruan, inovasi, restorasi, modernisasi penciptaan
sesuatuyang baru, dan lain-lain yang berkaitan dengan makna itu. Maka jikadihubungkan
dengan pemikiran tajdid dalam Islam,tajdidadalah usahadan upaya intelektual Islami untuk
menyegarkan dan memperbaharuipengertian dan penghayatan terhadap agamanya
berhadapan denganperubahan dan perkembanganmasyarakat. Gerakan tajdid
dalamMuhammadiyah di dasarkan pada tiga faktor (lihat catatan kaki
no.10),yaitupertama,pemahaman atau penafsiran terhadap suatu doktrintrasendental tidak
pernah bernilai mutlak benar semutlak benarnyadoktrin itu sendiri.Kedua,Islam bertujuan
untuk menciptakan suatutatasosio-politikdi atas landasan etik dan moral yang kuat dalam
rangkamengaktualisasikan prinsiprahmatan lil alamindalam ruang dan waktu.Ketiga,tajdid
dalam pemikiran dan pelaksanaan Islam pernahditunjukkanoleh para sahabat, terutama
Umar Ibn Khattab yang telahmerubah kebijaksanaan Nabi tentang persoalan tanah di Iraq
dan Mesiryang dikuasai setelah perang Prajurit Islam menang perang.
Peran Majelis TarjihDalam menjawab berbagai persoalan sosial-keagamaan
yangberubah-ubah—di mana ijtihad dan tajdid ada di dalamnya—Muhammadiyah
mendirikan majelis tarjih. Sebelum lebih jauhmembahas kaitan antara tajdid
Muhammadiyah yang diperankan olehMajelis ini, ada baiknya dijelaskan tentang sejarah
singkat lembaga ini.

Pada waktu berdirinya Persyarikatan Muhammdiyah ini, tepatnyapada tanggal 8


Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 M, MajlisTarjih belum ada. Namun lambat
laun, seiring dengan berkembangnyaPersyarikatan ini maka kebutuhan-kebutuhan
internalPersyarikatan iniikut berkembang juga, misalnya timbulnya perselisihan
pahammengenai masalah-masalah keagamaan, terutama yang berhubungandengan fiqh
yang mesti diselesaikan. Untuk mengantisipasi meluasnyaperselisihan tersebut, maka para
Pimpinan Persyarikatan melihat perluadanya lembaga yang memiliki otoritas dalam bidang
hukum. Maka padatahun 1928 M, melalui keputusan konggres ke-17 di
Yogyakarta,berdirilah lembaga tersebut yang di sebut Majlis TarjihMuhammadiyah.

Tersebut di dalam majalah Suara Muhammadiyah no.6/1355( 1936 )hal 145 :

“ ....bahwa perselisihan faham dalam masalah agama sudahlahtimbul dari dahulu,


dari sebelum lahirnja Muhammadijah : sebab-sebabnja banjak , diantaranja karena masing-
masing memegangteguh pendapat seorang ulama atau yang tersebut di suatu kitab,dengan
tidak suka menghabisi perselisihannya itu dengan musyawarah dan kembali kepada Al
Qur‘an , perintah Tuhan Allahdan kepada Hadits, sunnah Rosulullah. Oleh karena kita
khawatir, adanya percecokan dan perselisihandalam kalangan Muhammadiyah tentang
masalah agama itu, makaperlulah kita mendirikan Madjlis Tardjih untuk menimbang dan
memilih dari segala masalah yang diperselisihkan itu yang masuk dalam kalangan
Muhammadiyah manakah yang kita anggap kuat danberdalil benar dari Al qur‘an dan
hadits. “

Sejak berdirinya pada tahun 1927 M, Majlis Tarjih telah dipimpinoleh 8 Tokoh
Muhammadiyah, yaitu :

1. KH. Mas Mansur

2. Ki Bagus Hadikusuma

3. KH. Ahmad Badawi


4. Krt. KH. Wardan Diponingrat

5. KH. Azhar Basyir

6. Prof. Drs. Asjmuni Abdurrohman (1990-1995)

7. Prof. Dr. H. Amin Abdullah (1995-2000)

8. Dr. H. Syamsul Anwar, MA (2000-2005)

Kedudukan dan Tugas Majlis Tarjih dalam Persyarikatan.

Majelis Tarjih ini mempunyai kedudukan yang istimewa di dalamPersyarikatan,


karena selain berfungsi sebagai Pembantu PimpinanPersyarikatan, mereka memiliki tugas
untuk memberikan bimbingankeagamaan dan pemikiran di kalangan umat Islam Indonesia
padaumumnya dan warga persyarikatan Muhammadiyah khususnya. Adapuntugas-tugas
Majlis Tarjih, sebagaimana yang tertulis dalam Qa‘idahMajlis Tarjih 1961 dan
diperbaharuhi lewat keputusan Pimpinan PusatMuhammdiyah No. 08/SK-PP/I.A/8.c/2000,
Bab II pasal 4, adalah sebagaiberikut:

1. Mempergiat pengkajian dan penelitian ajaran Islam dalamrangkapelaksanaan


tajdid dan antisipasi perkembanganmasyarakat.
2. Menyampaikan fatwa dan pertimbangan kepada PimpinanPersyarikatan guna
menentukan kebijaksanaan dalammenjalankan kepemimpinan serta
membimbing umat ,khususnya anggota dan keluarga Muhammadiyah.
3. Mendampingi dan membantu Pimpinan Persyarikatan dalammembimbing
anggota melaksanakan ajaran Islam
4. Membantu Pimpinan Persyarikatan dalam mempersiapkan danmeningkatkan
kualitas ulama.
5. Mengarahkan perbedaan pendapat/faham dalam bidangkeagamaan ke arah
yanglebih maslahat.

Metode Istinbath yang Dikembangkan oleh Majlis Tarjih.

Istinbath menurut bahasa adalah mengeluarkan atau menetapkan.Sedangkan


menurut istilah suatu kaidah dalam ushul fiqih dalammenetapkan hukum dengan cara
ijtihad. Atau berartimengeluarkanhukum-hukum dari nash-nash yang telah ditetapkan
syara‘.Adapundalam berijtihad Muhammadiyah menempuh tiga jalur:
1. Al-ijtihad Al-Bayani,yakni menjelaskan hukum yang kasusnyatelah terdapat
dalam nash Al-Quran dan Hadits;
2. Al-Ijtihad Al-Qiyasi,yakni menyelesaikan kasus baru, dengancara
menganalogikannya dengan kasus yang hukumnya telahdiatur dalam Al-Quran
dan hadits.
3. Al-Ijtihad Al-Istishlahi,yakni menyelesaikan beberapa kasusbaru yang tidak
terdapat dalam kedua sumber hukum di atas,dengan cara menggunakan
penalaran yang didasarkan ataskemaslahatan.

Dalam menjawab berbagai persoalan yang ada, manhajpeengembangan pemikiran


Islam dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip yang menjadi orientasi utamanya,
yaitu:Pertama,Prinsipal-mura'ah(konservasi) yaitu upaya pelestarian nilai-nilai dasar
yangtermuat dalam wahyu untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul.Pelestarian ini
dapat dilakukan dengan cara pemurnian (purification)ajaran Islam. Ruang lingkup
pelestarian adalah bidang aqidah dan ibadahmahdhah.Kedua,Prinsipal-tahdithi(inovasi)
yaitu upayapenyempurnaan ajaran Islam guna memenuhi tuntutan spiritualmasyarakat
Islam sesuai dengan perkembangan sosialnya.Penyempurnaan ini dilakukan dengan cara
reaktualisasi, reinterpretasi,dan revitalisasi ajaran Islam.Keempat,Prinsipal-ibtikari(kreasi)
yaitupenciptaan rumusan pemikiran Islam secara kreatif, konstraktif dalammenyahuti
permasalahan aktual. Kreasi ini dilakukan dengan menerima nilai-nilai luar Islam dengan
penyesuaian seperlunya (adaptatif). Ataudengan penyerapan nilai dan elemen luaran
dengan penyaringansecukupnya (selektif).

BAB VIII

STRUKTUR ORGANISASIMUHAMMADIYAH
“ Rabithah Alam Islamy sebagai sebagai suatu organisasi swastainternasional yang
mewakili rakyat Muslim di setiap tempat di dunia,dengan bangga dan kagum dapat
mengikuti langkah-langkah konstruktifyang dilakukan oleh Persyerikatan Muhammadiyah,
sejak didirikannyapada tahun 1912 oleh pendirinya K. H. Ahmad Dahlan. Semoga
Allahmerahmati beliau...”

(Abdullah Umar Nasif. Sekjen Rabithah Alam Islamy, dalam pidatosambutan di


Muktamar Muhammadiyah ke-41)

Pendahuluan

Organisasi kemuhammadiyahan adalah suatuorganisasi yang sejakdidirikannya


telah menegaskan sebagai gerakan Islam, sebuah gerakankonstruktif bagi kehidupan umat
yang pastinya membutuhkan sumberdaya manusia yang tidak sedikit dan berkualitas untuk
meraihtujuannya. Maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjungtinggi agama
Islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Dalam hal ini tentu
mengembalikan masyarkat Islam agarkembali kepada semangat dan ajaran Islam yang
murni sertamembebaskan umat Islam tahayul, khurafatdan bid‘ahMasyarakat

Anda mungkin juga menyukai