Anda di halaman 1dari 2

Filsafat kemuhammadiyahan adalah seperangkat nilai dan norma dasar yang bersumber dari Al-

Qur’an dan As-Sunnah serta khazanah ilmu pengetahuan islami yang dikembangkan dari
pemikiran-pemikiran formal atau baku dalam organisasi Muhammadiyah sebagai pedoman segenap
warga muhammadiyah dalam menjalani pola kehidupan yang tercermin pada kepribadian, Akhlak
mulia (Akhlaqul Karimah) dan menjadi teladan yang baik (Uswatun Khasanah) untuk mencapai
cita-cita dan tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya

Jadi motivasi mempelajari filsafat kemuhammadiyahan adalah mendorong invidu untuk bertindak
sesuai norma dasar yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, sehingga dapat menjalani pola
kehidupan dengan akhlak mulia dan menjadi teladan yang baik yang sesuai dengan pokok pikiran,
pandangan serta asas-asas yang menjadi keyakinan dan cita-cita persyarikatan
muhammadiyah.Adapun ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.Muhammadiyah
adalah gerakan Islam Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
Muhammadiyah adalah gerakan tajdid

Relevansi Dan Signifikansi Muhammadiyah


1.      Relevansi
Relevansi adalah sesuatu yang mempunyai kecocokan atau saling berhubungan satu sama
lain. Contohnya antara suami dan istri ataupun pertalian antara keluarga dan pertemanan,
diantara itu masih ada ikatan keluarga. Dengan demikian bahwa dengan keberadaan organisasi
Muhammadiyah dapat mempersatukan kembali ajaran islam yang masyarakatnya mencampur
baurkan antara ajaran islam murni dengan kebudayaan yang ada dan menjadi sebuah teradisi
masyarakat dengan hadirnya Muhammadiyah membawa pembahruan dalam gerakan Islam yang
murni dan berkemajuan itu dihadirkan bukan lewat jalur perorangan, tetapi melalui sebuah
sistem organisasi. Menghadirkan gerakan Islam melalui organisasi merupakan
terobosansehingga saat itu, ketika umat Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih
mengandalkan kelompok-kelompok lokal seperti lembaga pesantren dengan peran kyai yang
sangat dominan selaku pemimpin informal. Organisasi jelas merupakan fenomena modern abad
ke-20, yang secara cerdas dan adaptif telah diambil oleh Kyai Dahlan sebagai “washilah” (alat,
instrumen) untuk mewujudkan cita-cita Islam.
Sehingga dengan mempelajari filsafat Muhammadiyah dapat dilihat dari segala aspek
kehidupan dengan cara mem-format gerakan Islam melalui organisasi dalam konteks kelahiran
Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga didasarkan pada rujukan keagmaan
yang selama ini melekat dalam alam pikiran para ulama mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al-
wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”, bahwa jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa
alat, maka alat itu menjadi wajib adanya. Lebih mendasar lagi, kelahiran Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam melalui sistem organisasi, juga memperoleh rujukan teologis sebagaimana
tercermin dalam pemaknaan/penafsiran Surat Ali Imran ayat ke-104, yang memerintahkan
adanya “sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam, menyuruh pada yang ma‘ruf, dan
mencegah dari yang munkar”. Ayat Al-Qur‘an tersebut di kemudian hari bahkan dikenal sebagai
”ayat” Muhammadiyah.
2.      Signifakansi 
Signifikansi merupakan hal yang sangat penting dan tidak lepas dari suatu persoalan.
Signifikansi merupakan kata sarapan dari bahasa inggris yaitu significant. Sangat penting untuk
diperhatikan atau memiliki efek sehingga signifikan diartikan sebagai sesuatu yang penting dan
tidak bisa lepas dari hal lainnya. Dan dapat diartikan bahwa dengan adanya organisasi
Muhammadiyah yaitu dapat memecahkan masalah umat Islam tampa membedakan status dan
golongan dan mengajak semua manusia agar hidup berdasarkan tauhid (ber-Tuhan, beribadah
dan taat hanya kepada Allah), agar hidup manusia itu bermasyarakat, hanya hukum Allah yang
sebenar-benarnya yang satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi dan
mengatur masyarakat, berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada
Allah, berbuat ihsan dan islah kepada manusia/masyarakat, berjuang menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (iitiba’) perjuangan para Nabi
sebelumnya terutama Nabi Muhammad Nabi akhir Zaman.

Perjuangan mewujudkan pokok pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan berhasil bila dengan cara berorganisasi. Oragnisasi adalah satu-satnya alat
atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya. Dengan datangnya Muhammadiyah membawa 10
sifat diantaranya:
1.      Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2.      Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3.      Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4.      Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5.      Mengindahkan segala hukum, UU, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.
6.      Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7.      Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan, sesuai dengan
ajaran Islam.
8.      Kerjasama dengan golongan Islam mana pun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalakan
agama Islam serta membela kepentingannya.
9.      Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
memebangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
10.  Bersifat adil serta  korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai