Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Kader kesehatan adalah warga tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang
langsung dipilih oleh dan dari para masyarakat yang tugasnya membantu dalam
pengembangan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan disebut juga sebagai
promotor kesehatan desa atau dapat disingkat sebagai prokes.
Kader kesehatan sangat berperan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan
kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat khususnya dalam program kesehatan
lingkungan oleh Puskesmas setempat. Dalam hal ini kader berperan sebagai pelaku
penggerak masyarakat dalam hal: pelaksanaan 3M Plus, pengamatan masalah
dikesehatan lingkungannya, pencegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan,
kesiapsiagaan bencana, juga pencatatan dan laporan. Sehingga dalam
pelaksanaannya, penting untuk seorang kader untuk dapat memahami, mengerti, dan
membina masyarakat agar program yang telah direncanakan dapat mencapai target
yang telah ditentukan.
KADER KESEHATAN LINGKUNGAN

Menurut Depkes RI (2003) Kader kesehatan adalah anggota masyarakat yang


dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan secara sukarela. Sementara menurut WHO (1998)
merupakan laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk
menangani, masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan
tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat agar seseorang dapat
menjadi Kader, antara lain:
1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin
4. Sabar dan memahami usia lanjut
Menurut WHO (1993) kader diatas merupakan salah satu unsur yang memiliki
peranan penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat. Sedangkan menurut
Depkes RI (2003), berbagai peran kader, khususnya pada kegiatan kesehatan
lingkungan antara lain:
1. Sebagai pelaku penggerak masyarakat
2. Sebagai pengamat masalah kesehatan di lingkungannya
3. Ikut serta dalam pencegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan
4. Kesiapsiagaan bencana
5. Pencatatan dan pelaporan kepada petugas puskesmas
Menurut teori H.L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut:
1. Gaya hidup (life style) 35%
2. Lingkungan (social, ekonomi, politik, dan budaya) 45%
3. Pelayanan kesehatan 15%
4. Faktor genetic (keturunan) 5%
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan memegang peranan
terbesar dalam menentukan derajat kesehatan di masyarakat, sehingga perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan pengembangan kesehatan lingkungan harus dapat
dilaksanakan secara optimal dan maksimal.
Masalah yang seringkali menjadi tantangan dalam pemilihan kader dalam
masyarakat antara lain:
1. Kader kesling masih terbatas
2. Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya masyarakat tentang pentingnya
kesehatan masih rendah
3. Kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS dan kesling yang optimal masih
harus di optimalkan
4. Dana kegiatan yang terbatas
Sehingga perlu untuk melaksanakan pembinaan terhadap kader-kader yang telah
terpilih untuk memberikan pengertian dan edukasi tentang perencanaan program
kesehatan lingkungan yang akan dilakukan, pelaksanaan kegiatan, dan tata cara
evaluasi program serta pencatatan laporan dan regulasi pelaporannya.

KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan
yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya berarti suatu
keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan”. Sementara pengertian Lingkungan
menurut A.L Slamet Riyadi (1976) adalah “Tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi secara
langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun
kesehatan dari organisme itu”.

Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai


berikut:
a. Pengertian Kesehatan LIngkungan Menurut World Health Organisation (WHO)
pengertian Kesehatan Lingkungan: Those aspects of human health and disease that
are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice
of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect
health. Atau bisa disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia”

b. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu


kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia”

c. Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “Upaya


perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
esensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadapa timbulnya
kesehatan masyarakat

Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan adalah:


A. Menurut WHO
1) Penyediaan air minum
2) Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan sampah padat
4) Pengendalian vector
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk hygiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

B. Menurut UU No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang
lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut:
1) Penyehatan air dan udara
2) Pengamanan limbah padat/sampah
3) Pengamanan limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vector dan penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya: misal pasca bencana

PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Pelayanan Kesehatan Lingkungan menurut Permenkes No.13 tahun 2015
adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko
lingkungan.
Tujuan umum dari Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotive, dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
Sedangkan tujuan khusus dari Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah:
1. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan
2. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku hidup bersih dan
sehat
3. Keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan mengacu kepada Undang-


Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan LIngkungan dimana kesehatan lingkungan mencakup aspek fisik,
kimia, biolohi, maupun sosial. Operasional pelaksanaan di Puskesmas mengacu
kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 tahun 2015 yang meliputi:
1. Konseling
2. Inspeksi kesehatan lingkungan
3. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan

A. KONSELING
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan Pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan yang dihadapi.
Ciri-ciri Konseling meliputi:
1. Konseling sebagai proses yang dapat membantu Pasien memperoleh informasi
kesehatan, sebagai wadah dalam menghadapi masalah kesehatan keluarganya,
meningkatkan dan memperkuat motivasi untuk merubah perilakunya dan untuk
menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan masalah kesehatan
keluarganya.
2. Konseling bukan percakapan tanpa tujuan. Konseling diadakan untuk mencapai
tujuan tertentu antara lain membantu Pasien untuk berani mengambil keputusan
dalam memecahkan masalahnya.
3. Konseling bukan berarti memberi nasihat atau instruksi pada Pasien untuk sesuatu
sesuai kehendak Tenaga Kesehatan Lingkungan.
4. Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan
5. Dalam konsultasi, pemberi nasehat memberikan nasehat seakan-akan dia seorang
“ahli” an memikul tanggung jawab yang lebih besar terhadap tingkah laku atau
tindakan Pasien, serta yang dihadapi adalah masalah. Sedangkan penyuluhan
merupakan proses penyampaian informasi kepada kelompok sasaran dengan tujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat.

Langkah-langkah konseling
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan focus pada permasalahan kesehatan yang
dihadapi Pasien
Langkah-langkah kegiatan Konseling sebagai berikut:
1. Persiapan (P1)
a. Menyiapkan tempat yang aman, nyaman, dan tenang.
b. Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
c. Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster,
lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain) serta alat
peraga lainnya
2. Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali data/informasi
kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1. Umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan
2. Khusus, meliputi:
a. Identifikasi perilaku/kebiasaan
b. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan
c. Dugaan penyebab; dan
d. Saran dan rencana tindak lanjut

Ada enam Langkah dalam melaksanakan Konseling yang bisa disingkat dengan
“SATU TUJU” yaitu:
SA = Salam, Sambut
T = Tanyakan
U = Uraikan
TU = Bantu
J = Jelaskan
U = Ulangi

B. INSPEKSI
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasarkan
standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan
yang sehat.

Pengamatan Fisik Media Lingkungan meliputi:


1. Pangan
Mengamati kondisi kualitas media pangan, yang memenuhi prinsip-prinsip hygiene
sanitasi dalam pengelolaan pangan
2. Tanah
Mengamati kondisi kualitas tanah yang berpotensi sebagai media penularan penyakit
3. Vektor & binatang pembawa penyakit
Mengamati adanya tanda-tanda kehidupan vector dan binatang pembawa penyakit
4. Sarana & bangunan
Mengamati dan memeriksa kondisi kualitas bangunan dan sarana pada rumah/tempat
tinggal Pasien
5. Air
Mengamati sarana (jenis dan kondisi) penyediaan air minum dan air untuk keperluan
hygiene sanitasi dan mengamati kualitas air
6. Udara
Mengamati ketersediaan dan kondisi kebersihan ventilasi dan mengukur luas ventilasi
permanen

Pengukuran Media Lingkungan di Tempat


Pengukuran media lingkungan di tempat dilakukan dengan menggunakan alat in situ.
Untuk mengetahui kualitas media lingkungan yang hasilnya langsung diketahui di
lapangan.

Uji Laboratorium
Uji laboratorium dibutuhkan apabila hasil pengukuran in situ memerlukan
penegasan lebih lanjut, dan uji laboratorium ini dilaksanakan di laboratorium yang
terakreditasi sesuai paramaternya

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan


Analisis risiko kesehatan lingkungan dilakukan melalui:
a) Identifikasi bahaya
Mengenai dampak buruk kesehatan yang disebabkan oleh pemajanan suatu bahan
dan memastikan mutu serta kekuatan bukti yang mendukungnya
b) Evaluasi dosis respon
Melihat daya racun yang terkandung dalam suatu bahan atau untuk menjelaskan
bagaimana suatu kondisi pemajanan (cara, dosis, frekuensi dan durasi) oleh suatu
bahan yang berdampak terhadap kesehatan
c) Pengukuran pemajanan
Perkiraan besaran, frekuensi dan lamanya pemajanan pada manusia oleh suatu
bahan melalui semua jalur dan menghasilkan perkiraan pemajanan
d) Penetapan resiko
Mengintegrasikan daya racun dan pemajanan kedalam “perkiraan batas atas”
risiko kesehatan yang terkandung dalam suatu bahan

Waktu untuk pelaksaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) sebagai tindak lanjut
hasil Konseling sesuai dengan kesepakatan antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan Pasien yang diupayakan dilakukan paling lambat 24 (dua puluh empat)
jam setelah Konseling

Langkah-langkah kegiatan IKL


1. Persiapan
- Mempelajari hasil konseling
- Membuat janji kunjungan rumah dan lingkungannya dengan pasien dan keluarga
- Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang
diperlukan (form IKL, media penyuluhan, alat pengukuran)
- Melakukan koordinasi dengan perangkat desa atau kelurahan
2. Pelaksanaan
- Melakukan pengamatan media lingkungan dan perilaku masyarakat
- Melakukan pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium dan analisis
resiko sesuai kebutuhan
- Melakukan penemuan penderita lainnya
- Melakukan pemetaan populasi beresiko
- Memberikan saran dan tindak lanjut kepada sasaran (keluarga, pasien dan keluarga
sekitar)
C. INTERVENSI
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:
- Komunikasi, Informasi, dan edukasi, serta penggerakan / pemberdayaan masyarakat
- Perbaikan dan pembangunan sarana
- Pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau
- Rekayasa lingkungan

Sumber daya
1. SDM
Orang Tenaga Kesling
2. DANA
APBN, APBD, masyarakat sumber lain yang sah
3. Sarana & Prasarana
a. Ruang konseling
b. Laboratorium terintegrasi
c. Peralatan yang dibutuhkan dalam Intervensi Kesehatan Lingkungan; dan
d. Media komunikasi, informasi dan edukasi

Pemantauan dan Evaluasi


a. Kinerja puskesmas dan indikator penilaian akreditasi puskesmas
b. Pelayanan kesling puskesmas
c. Pelaksaan pengawasan kualitas media lingkungan dalam rangka program kesehatan

Pencatatan dan Pelaporan


1. Setiap pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di puskesmas wajib
dicatat dalam lembar status Kesehatan Lingkungan Pasien
2. Lembar status Kesehatan Lingkungan Pasien merupakan resume/kesimpulan hasil
Konseling, hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan yang dilakukan terhadap Pasien,
dan Intervensi Kesehatan Lingkungan yang dilakukan
3. Puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan secara berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Laporan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan bahan
pertimbangan untuk menetapkan kebijakan kesehatan lingkungan dalam skala
kabupaten/kota
5. Dalam hal Pasien yang diberikan Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah anggota
masyarakat yang bertempat tinggal di luar wilayah Puskesmas, maka Kepala
Puskesmas wajib melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat untuk ditindaklanjuti
PENUTUP

Kesehatan Lingkungan dalam pengembangan derajat kesehatan masyarakat sangat


diperlukan untuk meningkatan kualitas dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Dalam pelaksanaannya, kader kesling merupakan ujung tombak dalam meningkatkan
upaya kesehatan lingkungan di masyarakat. Faktor terbesar yang mempengaruhi
derajat kesehatan adalah kesehatan lingkungan dan perilaku, yang intervensi nya
dilakukan oleh puskesmas dan dibantu oleh kader setempat. Kerjasama yang
harmonis antara petugas di puskesmas dengan kader akan meningkatkan keberhasilan
program di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesian Public Health Portal. 2021. Kesehatan Lingkungan. Diakses pada 28


september 2021: http://www.indonesian-publichealth.com/kesehatan-
lingkungan-2/
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Materi Orientasi Program Kesling Terpadu Tahun
2017. Diakses pada 28 September 2021:
https://drive.google.com/drive/folders/0B0ftIykpBIKIX2VveHRpbjJaVkU?
usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai