KOMSAT : KHAIRUN
PENDAHULUAN
Risalah Ta’lim hadir dengan penjelasan tentang batasan-batasan bai’at yang yang
dibutuhkan dewasa ini, bahwa ia adalah :
Islam tidak akan bangkit tanpa kelompok semacam ini. Kelompok semacam ini tidak
akan mampu melaksanakan syarat-syarat kebangkitan kecuali jika mereka memiliki komitmen
penuh dengan risalah ini, yakni komitmen terhadap rukun-rukun bai’at dan menunaikan
kewajiban-kewajibannya.
BAB I
Hasan Al-Banna adalah sang peletak dasar teori gerakan Islam. Dialah yang telah
mengemukakan gagasan yang aplikatif dan dapat diterima oleh setiap muslim dari awal sampai
akhirnya. Hasan Al-Banna adalah seorang pembaharu di masa kini, sebagaimana telah
disepakati oleh semua orang yang berbicara tentangnya dengan penuh kepahaman dan
objektivitas. Boleh jadi, berdasarkan pengalaman, bahwa gagasan modern manapun tentang
gerakan islam tidak lepas dari pengaruh ide Hasan Al-Banna. Fikrah Hasan Al-Banna adalah
fikrah yang Syamil (komprehensif), yang memnuhi seluruh kebutuhan kita. Sekalipun pernah
ada persoalan, namun persoalan tersebut tidak sampai keluar dari prinsip fikrah di perjalanan
dakwahnya.
Dari semua itu jelas bahwa Hasan Al-Banna, dengan segala produktivitas yang
dihasilkannya adalah salah satu personil jamaah pada masa tertentu, yang lalu menebarkan
benih dan memliharanya. Sebenarnya landasan yang dikemukakan oleh Sayyid Quthub
merupakan kelanjutan dan penyempurnaan landasan yang dikemukakan oleh Hasan Al
Banna.
BAB III
Menegakkan hukum Islam merupakan kewajiban setiap muslim, dan maka hal ini
menuntut adanya sebuah jama’ah yang memperjuangkan tujuan tersebut, karena pelaksanaan
hukum Islam tidak akan terjadi kecuali dengan adanya jama’ah. Karena Ikhwanul Muslimin
telah bekerja untuk tujuan-tujuan ini, maka keberadaan Ikhwanul Muslimin merupakan tuntutan
yang harus diperjuangkan, dan inilah kunci kedua untuk memahami Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul Muslimin merupakan partai politik yang berpijak seratus persen pada ajaran
Islam dalam segala aktivitasnya. Ikhwan tetap berpandukan pada ajaran Islam, beriltizam
dengan Islam, serta lahir sebagai refleksi dari ajaran Islam itu sendiri.
Pembaharuan dan paham zaman menjadi kata kunci mengetahui dakwah pokok
ikhwanul muslimin. Adapun kata kuncinya sebagai berikut :
1. Rasulullah telah mewariskan Al qur’an dan as sunnah yang harus kita pelajari, fahami,
dan amalkan.
2. Proses menghidupkan islam, melalui:
3. Menghidupkan system nilai, baik global maupun sektoral. secara dasar (ushul) maupun
furu’iyahnya. Jangan sampai ada pemahaman parsial.
Sejumlah prinsip umum dakwah ini agar dengannya kita dapat memahami kunci-kunci
lain dari dakwah ikhwan dan permasalahannya:
Tanggung jawab terbesar kita adalah melakukan tajdid (pembaruan) dan naql (alih
generasi).
1. Pertama, ikhwan sebagai sebuah jamaah yang memusatkan perhatian pada pelayanan
umum. Kedua, ikhwan sebagai sebuah gerakan pembaruan (ikhwan memahami betul
berbagai kebutuhan amal islami dewasa ini). Islam memerlukan sebuah gerakan yang
menyeluruh, yang menjadikan seorang muslim bisa merasakan bahwa dirinya muslim,
merasakan bahwa kita hidup secara bersama-sama, juga merasakan keterikatan secara
umum dengan islam dan kaum muslimin, serta merasakan pula ikatan khusus
dengannya. Pengenalan islam, dilanjutkan dengan proses takwin kemudian berakhir
dengan pelaksanaan secara menyeluruh. Sarana-sarana umum dakwah ini tidak berubah,
tidak diganti dan tidak akan melampaui tiga hal berikut : iman yang mendalam,
pembinaan yang cermat, dan aktivitas yang tiada putus-putusnya. Dan unsur yang harus
ada dalam gerakan ini adalah manhaj yang shahih, mukmin yang aktif serta pemimpin
yang tegas serta terpercaya.
2. Mengubah umat sebagai prolog dari proses mengubah dunia. Orang muslim kini lemah
rasa keislamannya dan lemah pula rasa emosi penisbatan dirinya kepada islam. Karena
itu, pekerjaan pertama kita adalah membangkitkan perasaan muslim tentang eksistensi
keislamannya dan eksistensi kejamaahannya.
BAB VI
TENTANG TUJUAN
1. Seluruh tanah air Islam harus harus terbebas dari semua kekuasaan asing, dan ini
merupakan hak asasi bagi setiap insan yang tidak dapat diing kari kecuali oleh mereka
yang zalim, kejam, dan tiran.
2. Di atas tanah air yang bebas dan merdeka, harus tegak sebuah Negara (daulah) Islam
yang bebas dan merdeka. Daulah yang mengamalkan hukum-hukum Islam,
melaksanakan sistem syari’at Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
Islam, dan menyampaikan dakwah Islamiyah dengan bijaksana kepada seluruh umat
manusia. Selama daulah ini belum tegak, seluruh ummat Islam berdosa dan bertanggung
jawab di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala atas kealpaan dan kelalaian mereka dalam
usaha dalam menegakkan daulah tersebut.
1. Individu Muslim yaitu individu yang memiliki akidah yang kuat, ibadah yang baik,
fikiran yang berilmu pengetahuan, mampu berusaha, kuat jasmani, senantiasa
menampilkan dirinya secara sungguh-sungguh, menjaga waktu, mengatur urusan,
bermanfaat kepada orang lain, membimbing keluarga supaya menghormati fikrahnya,
menjaga tata krama Islam dalam lahiriah keluarganya, pandai memilih isteri, dan pandai
mendidik anak agar selaras dengan ajaran Islam
2. Rumah Tangga Muslim yaitu rumah tangga yang beranggotakan suami isteri yang
menyadari hak dan tanggung jawab masing-masing dan beriltizam dengan tanggung
jawab tersebut.
3. Masyarakat Muslim yaitu masyarakat yang menyerahkan dirinya kepada Allah,
menjawab seruan kebaikan, memerangi kemungkaran, melaksanakan sifat-sifat
kemuliaan, karakteristik Islam dan akhlak rabbani, mewarnai seluruh hidupnya dengan
identitas Islam baik lahir maupun bathin, seluruh pemikiran, konsep dan sikapnya
bersifat Islami.
4. Pemerintahan Islam. Ikhwan menghendaki suatu pemerintahan Islam tegak di semua
kawasan yang didiami oleh orang-orang Islam. Diantara sifat-sifat Pemerintahan Islam
yaitu rasa tanggung jawab, belas kasihan terhadap rakyat, bersikap adil sesama manusia,
menahan diri dalam menggunakan harta umum dan menghemat dalam penggunaannya.
Pemerintahan Islam menurut pandangan Imam Hasan Al Banna:
5. Daulah Islamiyah. Ikhwan menghendaki Daulah Islamiyah sebagai suatu Negara yang
dapat memimpin Negara-negara Islam, menyatukan ummat Islam, mengembalikan
keagungannya, dapat mengembalikan bumi mereka yang telah hilang dan tanah air
mereka yang telah dirampas. Kewajiban yang dipikul oleh Daulah Islamiyah antara lain:
“ Dialah yang mengutus Rasul_Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar,
agar dia memenangkanNya di atas segala agama-agama, meskipun orang-orang
musyrik benci”. Imam Hasan Al-Banna berkata “ Kemudian Daulah Islamiyah itu
mengibarkan panji-panji jihad dan dakwah, sehingga dunia seluruhnya akan menjadi
berbahagia dengan ajaran-ajar islam”.
1. Sistem yang kita kehendaki ialah sistem yang dapat memberikan ketenangan kepada
semua bangsa, kecuali mereka yang dzalim. Dan harus memenuho sejumlah karakter
berikut :
SARANA
Membentuk individu muslim (murobbi, manhaj dan lingkungan yang sehat). Dalam
rangka kematangan individu, seorang akh harus membiasakan diri dengan mengamalkan :
a. Setiap akh harus memberikan perhatian yang besar terhadap persoalan rumah
tangganya.
b. Jamaah harus memberikan hak sewajarnya bagi aktivitas wanita
c. Setiap akh harus memilik istri yang shalihah
d. Setiap akh seyogyanya diikat dengan anak-anaknya, saudara-saudaranya, baik laki-
laki maupun perempuan, juga dengan perangkat-perangkat jamaah.
e. Jamaah seharusnya mendirikan unit-unit tertentu guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut.
f. Memelihara rumah tangganya dari penyelewengan.
g. Menyelenggarakan majelis-majelis untuk wanita.
h. Pemimpin harus memberikan perhatian secara khusus terhadap buku-buku tentang
wanita.
i. Jamaah harus menggalakkan pernikahan di kalangan anggotanya dan mau menikahi
para janda.
j. Semua ini harus terwujud sebelum dan sesudah kekuasaan.
Terwujudnya negara islam inti. ”Negara yang memimpin negara-negara islam lainnya,
yang menggabungkan semua umat islam, yang mengembalikan keagungannya, serta
mengembalikan tanah airnya yang telah hilang dan negerinya yang telah dirampas orang”.
Menegakkan negara islam yang tunggal atau menegakkan negara kesatuan islam yang
menghimpun seluruh negara islam yang tunduk di bawah satu pucuk pimpinan pusat dan
diketuai oleh seorang imam. Itulah yang dilakukan Rasulullah saw. Dan para khalifah dalam
memimpin dan membimbing umat.
Menegakkan negara islam intenasional yang berkah dan rahmatnya menaungi semua
bangsa di dunia.
BAB VI
TAHAPAN-TAHAPAN DAKAWAH
Dalam Risalah Ta’alim, Imam Hasan Al Banna menyebutkan bahwa tahapan dakwah
itu ada tiga macam :
Ta’rif terlaksana dengan menyampaikan dakwah kepada semua orang. Tahapan seruan,
pengenalan, penyebaran fikrah, dan menyampaikannya kepada seluruh lapisan masyarakat.
Takwin itu memilih unsur-unsur yana baik untuk mengemban beban jihad, dan
memadukannya antara yang satu dengan yang lain. Tahapan menyeleksi pendukung,
mempersiapkan pasukan, dan memobilisasi shaf dari kalangan para mad’u.
Dakwah di era tanfidz adalah jihad yang tiada ragu dan perjuangan yang terus menerus
untuk meraih cita-cita. Kesabaran dan cobaan tidak mungkin ditanggung kecuali oleh mereka
yang jujur. Tidak mungkin meraih sukses di tahapan ini kecuali bersama totalitas ketaatan juga.
Tahapan aksi dan produksi. Tandzim yaumi (pelaksanaan harian) dan tanfidz syamil
(pelaksanaan total) berkaitan dengan realisasi tujuan-tujuan besar jama’ah.
BAB VII
1. Al-Fahm
Adalah engkau yakin bahwa fikrah kita adalah ‘fikrah islaniyah yang bersih’.
Hendaknya engkau memahami islam sebagaimana kami memahaminya dalam batas-batas
ushulul ‘isyrin :
2. Ikhlas
Hasan Al Banna berkata, “Yang kami kehendaki dengan sikap ikhlas adalah bahwa
akhul muslim dalam setiap kata, aktivitas, dan jihadnya harus dimaksudkan semata-mata untuk
mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan,
pangkat, gelar, kamajuan atau keterbelakangan. Dengan itulah ia menjadi tentara fikrah dan
aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi. Qs. 6 : 162-163
3. Amal
Hasan Al Banna berkata,”Yang saya maksud dengan amal(aktivitas) adalah buah dari
ilmu dan keikhlasan”. Qs. 9 : 105
Adapun tingkatan amal yang dituntut dari seorang akh yang tulus adalah :
a. Perbaikan diri sendiri (terciptanya syaksiyah muslim)
b. Pembentukan keluarga muslim
c. Pembimbingan masyaraka
d. Pembebasan tanah air dari setiap penguasa asing
e. Memperbaiki keadaan pemerintah sehingga menjadi pemerintahan islam yang baik
f. Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan islam
g. Penegakkan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah islam di seluruh
negeri
4. Jihad
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban
yang hukumnya tetap hingga hari kiamat.” Qs. Al Hajj : 78
Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya
adalah berperang di jalan Allah.
5. Pengorbanan
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud dengan tadhiyah (pengorbanan) adalah
jiwa, harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih
tujuan.” Qs. 9 : 111 & 24
6. Taat
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud dengan taat adalah menunaikan perintah
dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas.”
Hal demikian karena tahapan dakwah ini ada tiga, yakni ta’rif, takwin dan tanfidz.
Hasan Al Banna berkata, “Yang saya maksud dengan tsabat adalah bahwa seorang akh
hendaknya senantiasa bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan,
betapapun jauh jangkauannya dan lama masanya hingga bertemu dengan Allah dalam keadaan
yang tetap demikian.
8. Tajarrud ( Totalitas)
Adalah bahwa engkau harus membersihkan pola pikir dari prinsip nilai dan pengaruh
individu yang lain, karena ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengap fikrah. Qs. 2 : 138,
Qs. Al Mumtahanan : 4
9. Ukhuwah (persaudaraan)
Adalah terkaitnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh dan
semulia-mulianya ikatan. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan sedangkan perpecahana
adalah saudaranya kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan. Tidak ada
persatuan tanpa cinta kasih. Standar minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan standar
maksimalnya adalah itsar Qs. Al Hasyr : 9, Qs. 9 : 71
Adalah rasa puasnya seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas
kepemimpinannya maupun keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan
perasaan cinta, penghargaan, penghormatan dan ketaatan. Qs. 4 : 65, Al Anfal : 63
1) Memiliki wirid harian dari kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan untuk
mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari
satu hari.
2) Membaca Al Qur’an dengan baik, memperhatikannya dengan seksama, dan
merenungkan artinya.
3) Mengkaji sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia.
Hendaklah engkau juga banyak membaca hadits Rasulullah saw minimal hafal 40
hadits; ditekankan untuk menghafal Al Arba’in An Nawawiyah. Hendaklah engkau juga
mengkaji risalah pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
4) Bersegera melakukan general check up secara berkala atau berobat, begitu penyakit
terasa mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan
perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan
5) Menjauhi sikap berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi teh, kopi, dan minuman
perangsang semisalnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat
dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.
6) Memperhatikan urusan kebersihan dalam segala hal menyangkut tempat tinggal,
pakaian, makanan, badan dan tempat kerja, karena agama ini dibangun atas dasar
kebersihan
7) Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.
8) Menepati janji; janganlah mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.
9) Menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah
terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani
mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan
marah sekalipun
10) Senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun jangan keseriusan itu
menghalangimu dari canda yang benar, senyum dan tawa.
11) Memiliki rasa malu yang kuat, berperasaan yang sensitif, dan peka oleh kebaikan dan
keburukan, yakni muncul rasa bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang
kedua. Hendaklah engkau juga bersikap rendah hati dengan tanpa menghinakan diri,
tidak bersikap taklid, dan tidak terlalu berlunak hati. Hendaklah engkau juga menuntut
dari orang lain yang lebih rendah dari martabatmu untuk mendapatkan martabatmu yang
sesungguhnya.
12) Bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara pada setiap situasi. Janganlah
kemarahan melalaikanmu dari dari berbuat kebaikan, janganlah mata keridhaan engkau
pejamkan dari perilaku yang buruk, janganlah permusuhan membuatmu lupa dari
pengakuan jasa baik, dan hendaklah engkau berkata benar meskipun itu merugikanmu
atau merugikan orang yang paling dekat denganmu.
13) Menjadi pekerja keras dan terlatih dalam aktivitas sosial
14) Berhati kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut kepada manusia maupun
binatang, berperilaku baik dalam berhubungan dengan semua orang, menjaga etika-
etika sosial islam, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar,dsb.
15) Pandai membaca dan menulis, memperbanyak muthala’ah terhadap risalah ikhwan,
koran, majalah dan tulisan lainnya. Membangun perpustakaan, konsentrasilah terhadap
spesifikasi keilmuan dan keahlianmua jika engkau seorang spesialis dan kuasailah
persoalan islam secara umum.
16) Memiliki proyek usaha ekonomi
17) Memperhatikan penunaian tugas-tugasmu (bagaimana kecermatan dan kualitasnya),
jangan menipu dan tepatilah kesepakatan.
18) Memenuhi hakmu dengan baik, penuhi hak-hak orang lain dengan sempurna tanpa
dikurangi dan dilebihkan dan janganlah menunda-nunda pekerjaan.
19) Menjauhkan diri dari judi dan segala macamnya dan menjauhi mata pencaharian yang
haram.
20) Menjauhkan diri dari riba dalam setiap aktivitasmu dan sucikanlah ia sama sekali dari
riba.
21) Memelihara kekayaan umat islam secara umum dengan mendorong berkembangnya
pabrik-pabrik dan proyek-proyek ekonomi islam.
22) Memiliki kontribusi finansial dalam dakwah
23) Menyimpan sebagian dari penghasilanmu untuk persediaan masa-masa sulit.
24) Bekerja semampu yang engkau lakukan untuk menghidupkan tradisi islam dan
mematikan tradisi asing dalam setiap aspek kehidupanmu.
25) Memboikot peradilan setempat atau seluruh peradilan yang tidak islami, demikian juga
gelanggang-gelanggang, penerbit-penerbit, organisasi-organisasi, sekolah-sekolah dan
segenap institusi yang tidak mendukung fikrahmu secara total.
26) Senantiasa merasa diawasi oleh Allah, mengingat akhirat.
27) Bersuci dengan baik dan usahakan agar senantiasa dalam keadaan berwudhu (suci) di
sebagian besar waktumu.
28) Melakukan shalat dengan baik dan senantiasa tepat waktu dalam menunaikannya.
Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid jika itu mungkin dilakukan.
29) Berpuasa ramadhan dan berhaji dengan baik.
30) Menyertai dirimu dengan niat jihad dan cinta mati syahid.
31) Memperbarui taubat dan istigfarmu
32) Meningkatkan kemampuanmu dengan sungguh-sungguh agar engkau dapat menerima
tongkat kepemimpinan.
33) Menjauhi khamer dan seluruh makanan atau minuman yang memabukkan sejauh-
jauhnya.
34) Menjauh dari pergaulan dengan orang jahat dan persahabatan dengan orang yang rusak,
serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
35) Memerangi tempat-tempai iseng, jangan sekali-kali mendekatinya, serta jauhilah gaya
hidup mewah dan bersantai-santai.
36) Mengetahui anggota katibahmu satu persatu dengan pengetahuan yang lengkap dan
kenalkanlah dirimu kepada mereka dengan selengkap-lengkapnya. Tunaikanlah hak-
hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya.
37) Menghindari hubungan dengan organisasi atau jamaah apapun, jika tidak membawa
maslahat pada fikrahmu.
38) Menyebarkan dakwahmu di manapun dan memberi informasi kepada pemimpin tentang
segala kondisi yang melingkupimu.
39) Menjalin hubungan, baik secara ruhani maupun ’amali, dengan jamaah dan
menempatkan dirimu sebagai tentara yang berada di tangsi tengah menanti instruksi
komandan