Anda di halaman 1dari 3

Metode Dakwah Ideal

Dakwah. Satu kata yang tidak asing dalam telinga setiap muslim. Mengetahui lebih jauh tentang
dakwah, ternyata dakwah adalah kewajiban. Ya.. sama seperti sholat dan puasa.

Qs ali imran 104

Dakwah berasal dari kata menyeru, mengajak. Apabila tidak ada sebagian umat yang menyeru pada
kebaikan, maka dakwah akan menjadi kewajiban untuk setiap umat. Apalagi kita tidak bisa
menjamin setiap muslim berdakwah. Sehingga muncul lah pertanyaan, untuk apa dakwah? Seberapa
penting dakwah? Apakah urgensinya diatas segalanya?

Ingat kah kalian, kisah masyur tentang seseorang alim ditengah masyarakat kafir tidak dapat
terhindar dari musibah dikarenakan ia hanya beribadah tanpa menyampaikan?

Dan juga tafsir quran surah asr yang sebanding dengan sepertiga quran karena mampu menjelaskan
kewajiban dakwah bagi setiap muslim.

Dakwah tidak cukup ditegakkan oleh satu dua orang.. namun beberapa orang. Sama seperti sholat
yang memiliki pahala 27 kali lipat ketika berjamaah, berdakwah juga memerlukan 'jamaah.'

Tidak semua umat muslim tergabung dengan suatu jamaah. Entah karena ketidak-tahuan, ketidak-
ingin-tahuan, bahkan ketidak-mau-an. Namun, jama'ah atau gerakan dakwah islam di Indonesia
terdiri dari beberapa jenis jama'ah.

1. Jamaah tabligh

Jamaah yang mengedepankan gerakan dari masjid ke masjid, sehingga masjid yang dulunya sepi
dapat ramai kembali. Inti dari jamaah ini adalah nasihat dan bimbingan kepada anggotannya, namun
tidak mencapai hasil yang maksimal karena jamaah ini tidak memiliki penataan dan
pengorganisasiaan sehingga tidak dapat menyaingi strategi musuh-musuh islam. Selain itu, sifat
dakwah jamaah ini lebih kaku, benar benar mengancam seseorang yang tidak sesuai dengan
aturanNya, dan tidak memperdulikan masalah kaderisasi, pengaruh dakwahnya bersifat sementara.

2. Jamaah salafiyah

Metode dakwah salafiyah adalah kembali kepada pemahaman al quran dan sunnah yang fokus
kepada hal hal detail. Seperti perbedaan shalawat nabi saw setelah azan atau memperselisihkan
shalat sunnah qabliyah jumat. Sehingga gerakan ini lebih terpusat pada masyarakat yang agamanya
baik. Jamaah ini pun tidak menata dan mengorganisasi jamaah, mengatakan bahwa bai'at (berjanji
setia) untuk pimpinan jamaah adalah bid'ah. Hal ini bertertentangan dengan al qur'an, sunnah, dan
'ijma (kesepakatan) para ulama yang sepemahaman bahwa ba'iat diperlukan, sama seperti ber bai'at
kepada Allah dan Rasul-nya untuk selalu mendengar dan patuh kepada pemimpin.

Strategi utama jamaah ini yaitu pembersihan dan memisahkan hadits dhaif dari yang shahih
sehingga meninggalkan kekayaan sangat besar dalam ilmu hadist dan fiqih. Fiqih islam tidak dapat
membangun masyarakat islami, tetapi masyarakat yang islamilah yang membangun fiqih.
Masyarakat islami akan terbentuk karena akidah yang terbina dari gerakan islam. Akidah seperti akar
dari permasalahan yang ketika hal tersebut baik, maka cabang-cabangnya akan baik pula.
3. Jamaah Shufiyah

Jamaah ini memiliki tujuan untuk membersihkan jiwa dan batin setiap individu. Hal ini lama-
kelamaan akan menjadi suatu penyimpangan jika melalalaikan sisi lain. “Dan carilah pada apa yang
tel ah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashash:77)

Perilaku berlebih-lebihan yang dilakukan ahli sufi karena hanya memperhatikan aspek rohani tanpa
melihat matan hadist, membuat pengikut jamaah ini terjerumus dalam amalan bid’ah.

4. Jamah Hizbut Thahir

Jamah Hizbut Thahir beranggapan bahwa hilangnya kekuatan umat islam adalah karena tidak adanya
khilafah. Jamaah ini sibuk menyebarkanberbagai kajian pemikiran agar umat islam terbukan secara
wawdan dan memiliki pengetahuan yang sangat mendalam. Namun, permasalahan umat islam
bukan hanya persoalan intelektual. Umat islam memerlukan tarbiyah untuk menuju titik khilafah.
Khilafah yang muncul dalam sejarah tidak berasal dari titik nol, melainkan dari perjuangan panjang
dan pembinaan yang tidak kenal lelah.

5. Jamaah Ikhwanul Muslimin

Jamaah ini lebih bersifat komprehensif dibandingkan jamaah-jamaah sebelumnya. Jamaah ini
memperhatikan tarbiyah dan pembinaan secara utuh. Manhaj dakwah Rasullah saw. dipelajari
secara utuh berdasarkan pendekatan ilmiah yang teliti. Dari kajian terhadap manhaj dakwah
Rasullah saw. Secara mendalam, mereka mengetahui benar yang mana yan prinsip dan non prinsip
yang bisa dikembangkan sesuai perkembangan zaman.

Jamaah Ikhwanul Muslimin benar-benar serius melangkah ke arah sinergi antar jamaah umat islam.
Melakukan pembinaan intensif dan bertahap dengan segala sarananya yang multidimensional,
sehingga lahirlah pribadi-pribadi muslim yang mempunyai muwashafat(berkarakteristik):

1. Salimul akidah (akidahbya benar)


2. Shahihul ibadah ( ibadahnya benar)
3. Matinul khuluq (akhlaknya kokoh)
4. Mutsaqqaful fikr (pengetahuannya luas)
5. Qawiyuljism (tubuhnya kuat dan sehat)
6. Qaadirul alal kasbi (mampu mencari penghasilan sendiri)
7. Mujahidun linafsihi (mampun mengendalikan hawa nafsunya)
8. Munadzdzamun fii syu’unihi (menjadi pribadi efektif)
9. Harisun alaa waqithi (mengisi waktu secara efisien)
10. Naafi’un lighairihi (memberi manfaat kepada orang lain)

Dapat dikatakan bahwa jamaah ini adalah :

1. Dakwah salafiyah : karena mereka menyeru umat ini untuk kembali pada islam, pada
makanya yang bersih, yang bersumber dari Kitabullah dan sunah Rasulullah SAW.
2. Thariqah Sunniyah : karena mereka membawa diri mereka untuk mengamalkan sunah
rasulullah SAW yang suci dalam segala aspek kehidupan khususnya dalam akidah dan
ibadah.
3. Haqiqah Sufiyah: karena mereka bekerja dan beramal atas prinsip kebaikan dan kebersihan
jiwa dan hati, konsisten untuk bersikap adil dan berpaling dari makhluk, cinta karena Allah
dan berpegang teguh pada kebaikan
4. Lembaga Politik : karena mereka menuntut adanya perbaikan terhadap kekuasaan secara
internal, merevisi dara interaksi umat islam dengan umat lain diluar mereka, dan mendidik
umat agar memiliki izzah (harga diri) dsn kemuliaan.
5. Klub olahraga : karena mereka juga peduli pada fisik merekan dan mengetahui bahwa
mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan nabi SAW
bersabda, “Tubuhmu memiliki hak atas dirimu."
6. Klub Studi Ilmiyah Tsaqafiyah : islam menjadikan proses menuntu ilmu debagai kewajiban
setiap muslim dan muslimah
7. Lembaga Ekonomi : islam memahami bagaimana pengelolaan keuangan dan penghasilan
dari berbagai arah.
8. Fikrah Sosial: karena mereka memahami obat yang tepat untuk masyarakat islam dan
berusaha mencapai cara untuk menerapinya dan menyembuhkan umat ini.

Agama islam tidak akan mampu menunaikan tugas secara sempurna tanpa sebuah jamaah.
Musuh-musuh islam mengetahui dengan baik hal ini sehingga memalui tipu daya dan
kekuatan internasioanl mereka menciba mengancurkan umat islam. Tapi, masa depan tetap
milik agama ini. Fitrah manusia lebih kuat daripada tipu daya kebatilan.
“Sesungguhnya tipu daya setan sangat lemah.” (An-Nisaa:76)

Dapat disimpulkan bahwa berbagai jamaah yang berkembang di sekitar kita bukan untuk
menimbulkan perpecahan antar umat, karena bagaimana pun juga jamaah-jamaah ini tidak
bisa diseragamkan karena memiliki visi dan misi tersendiri. Perbedaan manhaj dakwah tidak
masalah ketika masih berada dalam koridor Quran dan Sunnah. Persinggungan antar jamaah
sering timbul karena salah satu jamaah memebesarkan perbedaan, bukan persamaan.
Padahal, jika ditelisik lebih lanjut, persamaaan antar jamaah memiliki porsi lebih banyak
daripada perbedaannya jika dilihat dari tujuan yang sama-sama untuk menegakkan agama
islam. Yang perlu dihindari adalah fanatisme golongan yang menjauhkan dari visi misi utama
berada dalam suatu jamaah.

Yang harus digaris bawahi adalah hakikat umat muslim adalah untuk berdakwah dan
berdakwah tidak lengkap ketika tidak berjamaah. Dakwah ini memang beban, namun jika di
kerjakan berjamaah akan lebih ringan bukan?

Anda mungkin juga menyukai