MAKALAH ASWAJA
Disusun Oleh :
1
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
baik bagi pembinaan internal (ke dalam) maupun dalam upaya pengembangan NU
secara eksternal (ke luar).
Untuk itu, para ulama dan tokoh-tokoh panutan NU, berusaha untuk
merumuskan watak-watak dasar tersebut. Perumusan ini diharapkan dapat
dilaksanakan oleh warga nahdliyyin dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
perilaku ini menjadi ciri khas warga nahdliyyin. Perumusan konsep tentang watak
dasar ini kemudian dibahas oleh ulama NU, sehingga menghasilkan konsep yang
diberi nama Mabadi Khaira Ummah.
4
2. Dasar-dasar Mabadi Khaira Ummah
Mabadi khaira ummah, arti harfiahnya adalah dasar, asas atau prinsip-
prinsip umat yang terbaik. Istilah Mabadi Khaira Ummah digunakan oleh NU
untuk menggambarkan ciri ideal warga NU di mana pun berada dan dengan ciri-
ciri itulah warga NU diharapkan akan dikenal. Mabadi Khaira Ummah juga
mengandung makna adanya usaha sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk
mewujudkan citra ideal warga NU. Dengan kata lain, Mabadi Khaira Ummah
adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga NU, melalui
penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar.
Banyak sekali dasar yang digunakan untuk membentuk Mabadi Khaira Ummah,
yaitu :
Dasar Alqurannya adalah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat
110 yang artinya : “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, dan
beriman kepada Allah”.
b.Sunnah Rasul
5
3. Butir-butir Mabadi Khaira Ummah
Adapun isi dan kandungan Mabadi Khaira Ummah atau Mabadiul Khamsah
serta uraiannya adalah sebagai berikut :
1. Asshidqu
Dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat
melaksanakan tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah maupun
ijtimaiyah. Setia mengandung pengertian kepatuhan dan ketaatan terhadap Allah
dan pimpinan / penguasa sepanjang tidak memerintah untuk berbuat maksiat.
Sedangkan tepat janji mengandung arti melaksanakan semua perjanjian baik
perjanjian yang dibuat sendiri maupun perjanjian yang melekat karena
kedudukannya sebagai orang mukallaf dan meliputi janji pemimpin terhadap yang
dipimpinnya, janji sesama anggota keluarga dan setiap individu. Allah SWT
berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 58, yang artinya : “Sesungguhnya Allah
memerintahkan kamu sekalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya”.
6
3.Al-adalah
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Hak adalah sesuatu yang mesti
diperolehnya, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakannya.
Pemberian hak dan pelaksanaan kewajiban bagi setiap orang disesuaikan dengan
kepatutan masing-masing. Allah berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 90, yang
artinya : “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk berlaku adil
dab berbuat kebajikan”.
1. Attaawun
Attaawun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat,
manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertian
ta’awun meliputi tolong-menolong, setia kawan, dan gotong royong dalam
kebaikan dan ketakwaan. Ta’awun juga mengandung pengertian timbal
balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh
kaerna itu, sifat ta’awun mendorong setiap orang untuk berusaha dan
bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang dapat dikembangkan
kepada orang lain. Firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 2, yang
artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”.
2. Al-istiqamah
7
4. Tujuan Mabadi Khaira Ummah
Kedua hal ini yang akan menjadi arah strategis pembangkitan kembali gerakan
Mabadi Khoiru Ummah kita ini pun akan menjadi kader-kader unggul yang siap
berkiprah aktif dalam mengikhtiyarkan kemashlahatan umat, bangsa dan negara
pada umumnya.
8
5.Urgensi dan Pentingnya Penyusunan Peta Dakwah
\ Peta adalah gambaran permukaan bumi sebagian atau seluruhnya pada bidang
datar, diperkecil dengan skala tertentu dan menggunakan simbol tertentu. Dakwah
adalah mengajak, menyeru, mengundang. Mengajak seseorang pada kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran.
Berkembangnya Islam sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa itu semua
berkat adanya aktivitas dakwah yang dilakukan oleh para juru dakwah dan para
ulama yang dengan semangat dan keikhlasannya mengembangkan agama Islam
kepada mereka yg belum memeluk agama Islam.
Sejarah memberikan pelajaran pada kita bahwa setiap kelompok yang menyeru
atau mengajak kita pada suatu paham niscaya ada pengikutnya, meskipun paham
itu tidak benar atau bathil. Aliran atau paham yang bathil dapat berkembang
dengan penyiaran yang terus menerus., sebaliknya paham yg benar akan luntur
jika meninggalkan upaya penyiaran dan dakwah. Karna memang suatu hal tidak
akan tersiar dan tersebar dengan sendirinya melainkan harus ada orang yg
menyiarkan dan mendakwahkan hal tersebut.
Jelaslah bahwa dengan aktivitas dan dakwah yang dilakukan oleh umat Islam
terutama tokoh-tokohnya, agama Islam mampu menyebar ke berbagai penjuru
wilayah dunia. Maka urgensi dakwah di dalam agama Islam begitu amat
menentukan bagi masa depan agama ini. Islam tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya aktivitas dakwah.[1]
Dakwah dalam kontek persoalan yang kita bicarakan saat ini adalah dipandang
sebagai aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia
beriman dibidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk
mempengaruh cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak dari manusia pada
dataran kenyataan individual dan sosio-kultural guna mengusahakan terwujudnya
ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu
Dengan demikian, dakwah merupakan paduan antara proses normative dan proses
teknis. Proses normative mengedepankan tentang adanya daerah nilai tertentu
dimana proses tersebut berada, yang memberikan batasan-batasan yang jelas
dalam bimbingan pelaku dakwah. Sedang proses teknis, menekankan adanya
9
perubahan yang fundamental, dari situasi buruk ke situasi yang baik, dari negative
ke situasi yang positif.
Oleh karena itu, bagian penting yang menjadi persoalan yang kita soroti kali ini
adalah pemahaman kita terhadap manusia dan permasalahannya. Sehingga
gerakan dakwah secara umum dimulai dengan pemahaman Islam, sekaligus
pemahaman terhadap manusia dan lingkungannya yang merupakan wilayah
dakwah. Misalnya tidak hanya persoalan iman dan taqwa saja yang kita bicarakan,
akan tetapi masalah keterbelakangan dan kemiskinan, serta bagaimana cara yang
tepat untuk mengentaskan umat dakwah dari jerat ini, menjadi sangat penting dan
tidak mungkin kita pisahkan dari permasalahan dakwah. Namun, prioritas
permasalahan yang akan kita pecahkan perlu kita tetapkan, agar pemecahannya
tidak terlalu melebar atau bahkan tidak dapat dipecahkan.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12