Anda di halaman 1dari 13

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Mar’atul Lutfiyah, M.Pd

Disusun oleh:
Alief Latief (20106011239)
Choerul Munajat (20106011270)
Muhammad Ashabul Ulum (20106011249)
Wahyu Budi Utomo (20106011247)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
 Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan
status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.
Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat
mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat beragam. Bahasa digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu bahasa juga digunakan sebagai alat
untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat
penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi
alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-
hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa
secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun
tanpa sadar kita menggunakan bahasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan
bahasa nasional?
2. Bagaimana Bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara?
3. Sejauh mana kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
dan bahasa nasional?
4. Apa perbedaan Bahasa Indonesia sebagia Bahasa nasional dan Bahasa negara?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
dan bahasa Nasional.

2
2. Memahami kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan
bahasa Nasional.
3. Mengetahuiu perbedaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa nasional dan Bahasa
negara.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Dan Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional.

Bahasa Indonesia digunakan sebagai pemersatu Bangsa Indonesia. Hal ini


merupakan suatu terobosan yang sangat besar yang dilakukan oleh persatuan
pemuda-pemuda Indonesia.mereka menjadikan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa
Nasional Bangsa Indonesia. Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya
Sumpah Pemuda, bahasa melayu dipakai sebagi lingua franca di seluruh kawasan
tanah air kita. Hal itu sudah terjadi berabad-abad sebelumnya.Dengan adanya
kondisi semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Sebalikanya, mereka telah menyadari bahwa bahasa
daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku,
sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya
bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi
fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan
tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khususnya
pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi tersebut. "Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional" yang diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 25-28 Febuari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam
kedudukannya bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

a) Lambang Kebanggaan Nasional


Sebagai lambang kebanggan nasional, Bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur Bangsa Indonesia. Dengan
keluhuran nilai yang dicerminkan Bangsa Indonesia, kita harus bangga
dengannya, kita harus menjunjungnya, kita harus mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggaan kitamakalah terhadap Bahasa Indonesia, kita
harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri melainkan kita harus
berbangga hati menggunakan dan memelihara Bahasa indonesia.

4
b)  Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, Bahasa Indonesia merupakan
lambang Bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan Bahasa indonesia akan
dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, peringai, dan watak kita sebagai
Bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus
menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercemin di
dalamnya. Jangan sampai Bahasa Indonesia tidak menunjukan gambaran
Bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c) Sebagai Alat Pemersatu Berbagai Masyarakat yang Berbeda Latar
belakang Sosial, Budaya dan Bahasanya.
Dengan adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dari
berbagai suku bisa bersatu padu. Dengan Bahasa Indonesia akan merasa
serasi dan aman hidupnya karena mereka tidak merasa dijajah oleh suku
bangsa lain. Ditambah lagi adanya fakta bahwa identitas dan nilai-nilai
budaya dari suku lain masih tercemin pada bahasa daerah masing-masing,
bahkan diharapkan dapat memperkaya khazanah Bahasa Indonesia.

d) Sebagai Penghubung Antar Budaya Antar Daerah.


Warga Indonesia terkenal dengan keragaman penduduknya yang
berasal dari berbagai suku bangsa yang memiliki adat berbeda. Dengan
adanya fungsi ini maka seluruh masyarakat Indonesia dapat bersatu
walupun berasal dari suku bangsa yang berbeda. Kita dapat mempelajari
ataupun mengetahui kebudayaan dari daerah lain karena sudah ada media
komunikasi formal yang menjebatani kita sehingga kita bisa
berkomunikasi dengan baik.

B. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara.

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara bersumber pada


Undang-Undang Dasar 1945 bab XV pasal 36 yang berbunyi, “ Bahasa Negara
adalah bahasa Indonesia.” Landasan konstitusional ini memberikan kedudukan

5
yang kuat bagi bahasa Indonesia untuk digunakan dalam berbagai kegiatan dan
urusan kenegaraan.
 Dan sebagai bahasa Negara berarti Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi.
Dengan begitu Bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib,
cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku.
Tingkat kebakuanya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian. Dari
dua tugas itu, posisi Bahasa Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus
terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan penerapan seperti tersebut
diatas. Maka Bahasa indonesia tidak akan terpinggirkan oleh bahasa asing karena
dalam sejarahnya sendiri Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan.
a) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. 
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah Bahasa
Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik
dalam bentuk lisan maupun tulis.

b) Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan. 


Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan pemakaian Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi
pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa
asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam
meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek)
c) Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah. 
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam

6
hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada
masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman
sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi
atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
d) Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu
dan      Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan
teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-
majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak
mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan
daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan
menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.

C. Perbedaan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara Dan Bahasa


Nasional
a) Perbedaan dari Segi Wujudnya

Apabila kita mendengarkan pidato sambutan Menteri Sosial dalam


rangka peringatan Hari Hak-hak Asasi Manusia dan pidato sambutan
Menteri Muda Usaha wanita dalam rangka peringatan Hari Ibu, misalnya,
tentunya kita tidak menjumpai kalimat-kalimat yang semacam ini.
“Sodara-sodara! Ini hari adalah hari yang bersejarah. Sampeyan
tentunya udah tau, bukan? Kalau kagak tau yang kebacut, gitu aja”.
Kalimat yang semacam itu juga tidak pernah kita jumpai pada
waktu kita membaca surat-surat dinas, dokumen-dokumen resmi, dan
peraturan-peraturan pemerintah.
Di sisi lain, pada waktu kita berkenalan dengan seseorang yang
berasal dari daerah atau suku yang berbeda, pernahkah kita memakai
kata-kata seperti ‘kepingin’, ‘paling banter’, ‘kesusu’ dan ‘mblayu’?
apabila kita menginginkan tercapainya tujuan komunikasi, kita tidak akan

7
menggunakan kata-kata yang tidak akan dimengerti oleh lawan bicara
kita sebagaimana contoh diatas. Kita juga tidak akan menggunakan
struktur-struktur kalimat yang membuat mereka kurang memahami
maksudnya.
Yang menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedaan ujud
antara bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi sebagaimana yang
kita dengar dan kita baca pada contoh diatas, dan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, sebagaimana yang pernah juga kita lakukan
pada saat berkenalan dengan seseorang lain daerah atau lain suku?
Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya penggunaan kosakata
dan istilah. Hal ini disebabkan oleh lapangan pembicaraannya
berbeda. Dalam lapangan politik diperlukan kosakata tertentu yang
berbeda dengan kosakata yang diperlukan dalam lapangan administrasi.
Begitu juga dalam lapangan ekonomi, sosial, dan yang lain-lain. Akan
tetapi, secara umum terdapat kesamaan. Semuanya menggunakan bahasa
yang berciri baku. Dalam lapangan dan situasi diatas tidak pernah
digunakan, misalnya, struktur kata ‘kasih tahu’ (untuk memberitahukan),
‘bikin bersih’ (untuk membersihkan), ‘dia orang’ (untuk mereka), ‘dia
punya harga’ (untuk harganya), dan kata ‘situ’ (untuk saudara, anda, dan
sebagainya), ‘kenapa’ (untuk mengapa), ‘bilang’ (untuk mengatakan),
‘nggak’ (untuk tidak), ‘gini’ (untuk begini), dan kata-kata lain yang
dianggap kurang atau tidak baku.
b) Perbedaan dari Proses Terbentuknya

Secara implisit, perbedaan dilihat dari proses terbentuknya antara


kedua kedudukan bahasa Indonesia, sebagai bahasa negara dan nasional,
sebenarnya sudah terlihat didalam uraian pada butir I. B dan I. C. Akan
tetapi, untuk mempertajamnya dapat ditelaah hal berikut.
Sudah kita pahami pada uraian terdahulu bahwa latar belakang
timbulnya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara jelas-jelas berbeda.
Adanya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional didorong

8
oleh rasa persatuan bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putri
Indonesia sadar bahwa persatuan merupakan sesuatu yang mutlak untuk
mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan “Bersatu kita teguh bercerai kita
runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka juga sadar bahwa
untuk mewujudkan persatuan perlu adanya sarana yang menunjangnya.
Dari sekian sarana penentu, yang tidak kalah pentingnya adalah sarana
komunikasi yang disebut bahasa. Dengan pertimbangan kesejarahan dan
kondisi bahasa Indonesia yang lingua franca itu, maka ditentukanlah ia
sebagai bahasa nasional.
Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi. Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi dilatarbelakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu sendiri
yang secara geografis menyebar pemakaiannya ke hampir seluruh
wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduknya. Di
samping itu, pada saat itu bahasa Indonesia telah disepakati oleh
pemakainya sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat
ditentukannya sebagai bahasa negara/resmi, seluruh pemakai bahasa
Indonesia yang sekaligus sebagai penduduk Indonesia itu menerimanya
dengan suara bulat.
Dengan demikian jelaslah bahwa dualisme kedudukan bahasa
Indonesia tersebut dilatarbelakangi oleh proses pembentukan yang
berbeda.
c) Perbedaan dari Segi Fungsinya

Setelah kita menelaah uraian terdahulu, kita mengetahui bahwa


fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berbeda
sekali dengan fungsi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Perbedaan itu terlihat pada wilayah pemakaian dan tanggung jawab kita
terhadap pemakaian fungsi itu. Kapan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/resmi dipakai, kiranya sudah kita ketahui.
Yang menjadi maslah kita adalah perbedaan sehubungan dengan
tanggung jawab kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi itu. Apabila kita

9
menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi tertentu, terdapat kaitan
apa dengan kita? Kita berperan sebagai apa sehingga kita berkewajiban
moral menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi tertentu? Jawaban
atas pertanyaan itulah yang membedakan tanggung jawab kita terhadap
pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia baik dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara/resmi.
Kita menggunakan sebagai bahasa negara/resmi dipakai sebagai
alat penghubung antarsuku, misalnya, karena kita sebagai bangsa
Indonesia yang hidup di wilayah tanah air Indonesia. Sehubungan dengan
itu, apabila ada orang yang berbangsa lain yang menetap di wilayah
Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia, dia tidak mempunyai tanggung
jawab moral untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi
tersebut.
Lain halnya dengan contoh berikut ini. Walupun Ton Sin Hwan
keturunan Cina, tetapi karena dia warga negara Indonesia dan secara
kebetulan menjabat sebagai Ketua Lembaga Bantuan Hukum, maka pada
saat dia memberikan penataran kepada anggotanya berkewajiban moral
untuk menggunakan bahasa Indonesia. Tidak perduli apakah dia lancer
berbahasa Indonesia atau tidak. Tidak perduli apakah semua pengikutnya
keturunan Cina yang berwarga negara Indonesia ataukah tidak.
Jadi seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghubung antarsuku, karena dia berbangsa Indonesia yang menetap di
wilayah Indonesia; sedangkan seseorang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi, karena dia sebagai warga negara Indonesia yang
menjalankan tugas-tugas ‘pembangunan’ Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebagai bahasa
resmi, Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.
Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan
status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan
fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya sebagai
lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu
berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya, dan alat penghubung antarbudaya antar daerah.
Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa
yakni sebagai perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan sumber
permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku
daerah. Bahasa Indonesia juga berperan penting dalam pembagunan bangsa
karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan yang berperan
penting dalam memajukan pembagunan masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan yang akhirnya mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan
dalam pembangunan bangsa.

B.    Saran
a. Kita harus memahami kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional.

11
b. Penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya.
c. Kita harus berbahasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 
d. Setelah mengetahui fungsi bahasa Indonesia dalam pembahasan diatas maka
kita harus mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, apalagi di
lingkungan yang berbeda, kita harus pandai menyesuaikan diri, agar kita
dapat dipandang baik oleh orang lain.
e. Mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi.
f. Marilah kita bersama-sama menjaga Bahasa Indonesia agar menjadi bahasa
yang dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat dengan
melakukan pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia agar tercapai
pemakaian yang cermat, tepat, dan efisien.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pangabean, Maruli. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. 1981.

Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka


Jakarta. 1986.

Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP


Muhammadiyah Jakarta Press.

Halim,  Amran. 1979. Pembinaan Bahasa Indonesia.  Jakarta: Pusat Pembinaan 


dan Pengembangan Bahasa.

Kridalaksana,  Harimurti. 1976. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende:


Nusa Indah.

Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.

Tri Wahyu R.N, “Bahasa Indonesia”, Gunadarma.

13

Anda mungkin juga menyukai