MAKESTA KE 3
0leh :
Raden Muhamad Jazami, S.Sos.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULISAN
a. Menjelaskan konsep tentang Mabadi Khaira Ummah
b. Menjelaskan konsep tentang Khittah Nahdhiyah
c. Menjelaskan konsep tentang Ukhuwah Nahdhiyah
BAB II
PEMBAHASAN
NILAI-NILAI DASAR AN-NAHDLIYAH
C. IKHTISAR( RINGKASAN)KHITTHAH
1. Mukaddimah
a) NU didirikan atas kesadaran terhadap perlunya bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan
dengan persatuan dan saling membantu.
b) NU adalah jam’iyyah diniyah, berfaham Islam Ahlusunnah wal Jama’ah,berhaluan salah
satu madzhab empat.
c) NU adalah gerakan keagamaan, ikut membangun insan dan masyarakat yang bertaqwa,
berakhlak, cerdas, terampil, adil, tentram, dan sejahtera.
d) Ikhtiyar dan faham keagamaan NU membentuk kepribadian khas NU, yang kemudian
disebut khitthah NU.
2. Pengertian
1. Khitthah NU adalah landasan berfikir, bersikap, dan bertindak warga NU, secara individual
maupunorganisatoris.
2. Landasan itu adalah faham Ahlussunnah wal jama’ah yang diterapkan menurut kondisi
masyarakat Indonesia.
3. Khitthah itu juga digali dari sari sejarah perjuanganNU.
4. Sikap Kemasyarakatan
a. A-tawassuth dan i’tidal yakni sikap tengah dengan inti keadilan dalam keadilan.
b. At-tasamuh yakni toleran dalam perbedaan, toleran dalam urusan kemasyarakatan dan
kebudayaan.
c. At-tawazun, kesembangan antara beribadah kepada Allah SWT, dan berkhidmah kepada
sesama manusia serta keselarasan masa lalu, masa kini dan masa depan.
d. Amar ma’ruf nahi munkar, mendorong perbuatan baik dan mencegah hal yang merendahkan
nilai-nilai kehidupan.
6. Ikhtiyar
a. Silaturrahmi antarulama`
b. Kegiatan dibidangkeilmuan
c. Penyiaran Islam, pembangunan sarana peribadatan dan pelayanan sosial
9. Khittah NU
a. Khittah NU merupakan landasan dan patokan dasar.
b. Keberhasilan khithoh NU tergantung kepada semangat dan amal para pemimpin serta seluruh
warga NU , dengan seizin Allah SWT.
D. SOSIALISASI KHITTAH NAHDLIYAH
Harus diakui secara jujur, bahwa sampai sekarang upaya sosialisasi Khitthah NU
dikalangan warga NU belum dilakukan secara serius, terencana, terarah, dan terkoordinasi
dengan baik. Anehnya, sebagian tokoh dan kader NU merasa “sudah mengerti” Khitthah.
Sehingga memberikan penafsiran sendiri, tanpa “membaca naskahnya”Sesungguhnya sosialisasi
Khitthah NU adalah identik dengan “kaderisasi NU” dibidang wawasan ke-NU-an. Kalau saja
ada koordinasi antara badan-badan otonom yang ada dengan lembaga-lembaga (lakpesdam,
RMI dan lain sebagainya) dan pesantren, Insya Allah hasilnya akan lumayan. Sayang sosialisasi
yang terkoordinasi ini tidak dilakukan. Akibat dari macetnya upaya sosialisasi ini, Khitthah
menjadi merana, hidup segan mati tak mau. Betapa kacaunya pemahaman terhadap
Khitthah NU, dapat ditangkap oleh seorang kiai pengasuh pesantren sebagai berikut: “Di era
Khitthah selama 14 tahun ini, pesantren terputus hubunganya dengan NU. Tokoh NU dilarang
masuk pesantren ini. Kami hanya berhubungan dengan PPP, sampai pesantren ini dimusuhi
oleh pemerintah habis-habisan. Tetapi NU sekarang sudah punya PKB secara total, tidak ada
yang ketinggalan dari PPP seorang pun”.
SEKIAN
TERIMA KASIH