Anda di halaman 1dari 12

Nama : Rahayu Rahmatika

NIM : 142012018076

Prodi : S1 Ilmu Keperawatan

Kelas : Reguler B

MATERI 1

VISI DAN STRATEGI GERAKAN MUHAMMADIYAH ABAD KE-2

Haedar Nashir (2010) menyebut, Muhammadiyah ppada abad kedus


menghadapi tantangan yang tidak ringan. Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa
berada pada pusaran dinamika globalisasi yang membawa ideologi kapitalisme dan
neliberalisme global. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu mengukuhkan diri
sebagai gerakan tajdid sebagai ruh persyarikatan sejak pertama berdiri. Agenda
Muhammadiyah pada abad kedua adalah menegaskan tekad dan usaha untuk terus
menerus menjadikan gerakannya sebagai gerakan pencerahan dengan misis
membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan.

Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan


gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan merupakan praksis silam yang berkemajuan
untuk membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan. Gerakan
pencerahan merupakan jawaban atas problem kemanusiaan, berupa kemiskinan,
kebodohan, ketertinggalan dan persoalan-persoalan lain. Pada abad kedua,
Muhammadiyah menghadapi perkembangan dunia yang semakin kosmopolit dan
Muhammadiyah harus berperan sebagai integral dari warga semesta dan dituntut
komitmennya dalam menyebarluaskan gerakan pencerahan. Demi terujudnya
wawasan kemanusiaan yang universal dan menjunjung tinggi perdamaian, toleransi,
kemajemukan, kebajikan, peradaban dan nilai-nilai utama.
Gerakan pencerahan menampilkan islam untuk menjaab masalah :

1. Kekeringan Ruhana
2. Krisis Moral
3. Kekerasan
4. Terorisme Konflik
5. Korupsi
6. Kerusakan Ekologis
7. Dan Bentuk Kejahatan Kemanusiaan

Gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi


dakwah dan tajdid untuk menghadirkan islam sebagai ajaran yang mengembangkan
sikap tengahan (Wasithiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan,
menghormati harkat dan martabat, mencerdaskan kehidupan berbangsa, menjunjung
tinggi akhlak mulia dan memajukan kehidupan umat manusia. Gerakan pencerahan
Muhammadiyah mengembangkan strategi dari revitalisasi (penguatan kembali) ke
transformasi (perubahan dinamis) untuk melahirkan amal usaha dan aksi-aksi sosial
kemasyarakatan yang memihak kaum Dhu’afa dan Mustadh’afin serta memperkuat
civil society. Dalam gerakan pencerahan, Muhammadiyah memaknai dan
mengaktualisasi jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan untuk
mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat
dan berdaulat. Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bukan perjuangan dengan
kekerasan, konflik dan permusuhan.
MATERI 2

IMPLEMENTASI SPIRIT AL-MA'UN DI MASA PANDEMI COVID-19


Spirit al-Ma’un merupakan nyawa yang menghidupi Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam yang bergerak di bidang dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar. (QS.
Ali imran ayat 104). Dalam gerakannya, Muhammadiyah menekankan doktrin Islam
Rahmatan lil ‘Alamin sebagai agama yang peduli pada nasib manusia sehingga
mengajarkan keberpihakan kepadakaum yang lemah, termasuk mereka yang rentan
dan menjadi korban bencana.
Memahami al-Qur’an bukan hanya sekedar membaca dan memahami artinya
saja, tetapi implementasi dari apa yang dibaca dan dipahami dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Qs. Al-Ma’un
2. Al-Ma’un
Islam adalah agama yang selalu mempertautkan antara kedua kesalehan
tersebut, tidak hanya berdimensi ritual-vertikal (hablunminallah), melainkan juga
mencakup dimensi sosial-horizontal (hablumminannas). Agama tidak hanya
mengurusi persoalan iman untuk pembentukan kesalehan individual, akan tetapi yang
terpenting dari itu adalah mewujudkan iman tersebut dalam amal dan pembentukan
kesalehan sosial.

Konteks Al-Ma’un Dimasa Pandemi :


1. Dampak kesehatan
2. Dampak ekonomi
3. Dampak sosial
Dari ke3 dampak tsb (kesehatan, ekonomi dan sosial) Muhammadiyah bersama spirit
al-ma’un sudah berupaya untuk hadir dan memproyeksikan program prioritas yaitu:
1. Ketahanan pangan
2. Kemandirian ekonomi
3. Membangun kultur baru
4. Pendidikan alternatif dan perubahan sosial

MATERI 3

Membangun Keluarga Sakinah (Perspektif PHIWM)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri,
atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sakinah
merupakan kata serapan dari Bahasa Arab (sakana-yaskunu-suknan), berarti: tenang,
senang, diam, tidak bergerak, tenang setelah bergejolak, menempati rumah, memakai
tanda sukun.

Terwujudnya sakinah merupakan hasil dari berkembangnya mawaddah wa Rahmah.

Pedoman hidup islami warga Muhammadiyah dalam kehidupan keluarga

1. Kedudukan keluarga

2. Fungsi Keluarga

3. Aktifitas Keluarga

Prinsip menuju keluarga sakinah yaitu pernikahan harus dipandang sebagai


perjanjian yang berat (mitsaqan ghalidza), yang menuntut suami istri memenuhi hak
dan kewajibannya masing-masing. Setiap anggota keluarga (suami dan istri) adalah
pemimpin dalam kedudukannya masing-masing, dan akan Allah akan memintakan
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Kewajiban suami terhadap istri adalah mempergaulinya secara ma'ruf,


memberinya nafkah lahir batin, mendidik istri, menjaga kehormatan istri, sedangkan
kewajiban istri terhdap suami adalah taat kepada suami, menjaga amanat sebagai
ummun (ibu) dan rabbatu al-bayt (manajer rumah tangga), menjaga kehormatan dan
harta suami, meminta izin ketika hendak bepergian dan puasa sunnah
MATERI 4

Kepribadian Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan "Gerakan Islam"


yg maksudnya "Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar" yang ditunjukan
kepada dua bidang: perseorabgan dan masyarakat. Dakwah Amar Ma'ruf Nahi
Munkar pada budang pertama terbagi menjadi dua golongan yaitu Tajdid
(pembaharuan), Tazkirah (peringatan). Tujuan gerakan tersebut adalah "terwujudnya
masyarakat utam, adil dan makmur yang diridhai Allah Swt (Qs. 7:96).

Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usaha atas dasar prinsip-
prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar yaitu:

1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, "Ibadah dan taat kepada Allah dan Rasul-
Nya". (Qs. 3:64/47:19)
2. Hidup manusia harus bermasyarakat
3. Mematuhi ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat
(Qs. 3:19,85)
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi Dienul Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan Ihsan kepada kemanusiaan (Qs.
3:104/49:15)
5. Ittiba' kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW (Qs. 3:31-32,132)

Pedoman Amal Usaha dalam perjuangan Muhammadiyah: Untuk mencapai


tujuan tunggalnya, Muhammadiyah berpedoman " Berpegang teguh pada ajaran Allah
dan Rasul-Nya, bergerak membangun dalam segala bidang dengan menggunakan
cara dan menempuh jalan yanh diridhoi Allah SWT ".

Sifat Muhammadiyah:

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan


2. Memperbanyak kawan dan mengalakan Ukhuwah Islamiyah.
3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajran islam
4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5. Mengindahkan segala hukum undang-undang, peraturan, serta dasar dan
falsafah negara yang syah.
6. Amar Ma'ruf Nahi Munkar dalan segala lapangan serta menjadi contoh teladan
yang baik
7. Aktif dalan perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan
pembangunan, sesuai dengan ajaran islam
8. Kerjasama dalam golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan syariat islam serta membela kepentingannya
9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur yang di ridhai Allah SWT
10. Bersifat adil serta kolektif kedalam dan keluar dengan bijaksana

Kepribadian Muhammadiyah pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan


kesadarn kepada warga, kader, dan pimpinan persyarikatan, agar mereka itu tahutugas
dan kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal usahanya, juga tahu sifat
sifat atau bentuk/irama bagaimana mereka bertindak/bersikap pada saat
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
MATERI 5

MUHAMMADIYAH DAN DINAMIKA KEBANGSAAN PERSPEKTIF


KHITTAH DENPASAR 2002

Prolog khittah Denpasar 2002

Pada awal reformasi Muhammadiyah sebagai ormas menyerukan netralitas


dalam bidang politik praktis namun para pemimpin dan anggota-angotanya serentak
mendukung partai PAN, selain masih ada yang masih mempertahankan dirinya
dipartai yang lama yakni Golkar dan PPP PDA 10 tahun terakhir.

9 butir peryataan pokok pada khittah Denpasar :

1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara


merupakan salah satu aspek ajaran Islam dalam urusan keduniawian yang harus
selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral
yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga
Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan pilitik untuk tegaknya kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun memalui
pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak
diperlukan untuk membangun dimana nilai-nilai Illahiyah melandasi dan tumbuh
subur bersamaan dengan tegakknya nilai-nilai kebersamaan, keadilan, perdamaian,
ketertiban, keadaban untuk terwujudnya “Baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur”.
3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya
masyarakat madani yang kuat sebagaimana tujuan muhammadiyah untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang
berkaitan dengan kebijakan kenegaraan sebagai proses dan hasil dari fungsi politik
pemerintahan akan ditempuh melalui pendekatan-pendekatan secara tepat dan
bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok kepentingan yang efektif
dalam kehidupan negara yang demokratis.
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat
praktis dan berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh partai-partai politik
dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju
terciptanya sistem politik yang demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-
cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan politik yang dilakukan
oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-benar mengedepankan
kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi
semangat dasar dan tujuan didirikannya NKRI yang diprolkamasikan tahun 1945.
5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peran politiknya sebagai wujud dari
da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan
kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur
bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan
berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan
nasional yang damai dan berkeadaban.
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi ddan tidak mempunyai hubungan organisatoris
dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah
senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan pollitik
dan menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar
demi tegaknya sistem politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan
untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai dengan hati
nurani masing-masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus sesuai
dengantangguang jawab sebagai warga negara yag dilaksanakan secara rasional
dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan Muhammadiayah, demi
kemaslahatan bangsa dan negara.
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik
untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-
sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab, akhlaq mulia, keteladanan, dan
perdamaian. Aktifitas polotik tersebut harus sejalan dengan upaya
memperjuangkan misi persyarikatan dalam melaksanakan da’wah amar ma’ruf
nahi munkar.
9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun
berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang
lebih baik, maju, demokratis dan berkeadaban. 

MATERI 6

Aktualisasi Spirit Profesional Qur'an i Dalam Dunia Kerja

1. Kategori Pegawai
a. Wajib: harus ada jika tidak RS rugi
b. Sunah: kalau ada RS lebih baik, kalau ada RS tidak apa-apa
c. Mubah: ada atau tidak ada RS sama saja
d. Makruh: kalau tidak ada RS lebih baik, kalau ada RS tidak apa-apa
e. Haram: kalau Tidak ada RS lebih baik, kalau ada RS rugi

2. Empat golongan SDM


a. Yang mampu dan yang mau bekerja
b. Yang tidak mampu tapi mau bekerja
c. Yang mampu tapi tidak mau bekerja
d. Yang tidak mampu dan tidak mau bekerja
3. Professional
Professional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yg
dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi
4. Pelayanan prima
Adalah memberikan kepada pengguna produk atau jasa ( customer) apa yang
betul-betul mereka butuhkan dan inginkan bukan sekedar memberikan apa yang
kita pikirkan tentang dibutuhkan oleh mereka
5. Tips mewujudkan pelayanan prima
 Tersenyum ramah
 Aku terima SBG mitra terhormat
 Melayani dengan ikhlas
 Usaha untuk cepat tanggap
 Komunikasi yg indah
 Inisiatif untuk mengatasi masalah
 Tekun dan sabar dalam melayani
 Antar dan dampingi mereka
6. Professionalisme dalam pandangan Islam
Rasulullah SAW bersabda : "sesungguhnya Allah swt mencintai jika seorang dari
kalian bekerja, Mak ia itqan (profesional) dalam pekerjaannya" (HR. Baihaqi).
Rasulullah SAW bersabda : " jika sebuah urusan diberikan bukan kepada ahlinya,
maka tunggulah kehancuran nya" ( HR. Bukhari)
7. Selalu meningkat kan kualitas saat bekerja
 Dikelola secara profesional
 dengan manajemen baik
 dikelola dengan jujur dan sepenuh hati
 Bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan
8. Peran dalam pelayanan
Care provider, educator, meneger, comunikator, community leader.
9. Kepemimpinan
Dalam kepemimpinan harus mempunyai sifat semangat dalam pencerahan,
pembaharuan, membebaskan, pemberdayaan, kesetaraan, visioner.
10. PHWM dalam kehidupan profesi
Profesi merupakan bidang yg dijalani setiap orang sesuai dengan keahlian nya yg
menuntut kesetiaan ( komitmen), kecakapan ( skill), dan tanggung jawab.
11. Akhlak profesi
Akhlak dalam menjalani profesi dilakukan dengan sepenuh hati dan kejujuran,
wujud menunaikan, ibadah kepada Allah, kekhalilan dibumi ini, kekhalalan,
kebaikan, amanah, kemanfaatan.
Akhlak sayyiah dalam menjalankan profesi dan jabatan dalam profesinya
menjauhkan diri dari praktik praktik: korupsi, kolusi, nepotisme, kebohongan,
dan hal hal yg batil lainnya yg menyebabkan kemudaratan.

MATERI 7

PAHAM MATERI AGAMA DALAM MUHAMMADIYAH

Berdirinya Muhammadiyah didorong oleh paham agama (q.s ali imron 104),
dengan menghayati agama, mengamalkan agama, memperjuangkan agama, lalu
terbentuk identitas Muhammadiyah.

Lahirnya Muhammadiyah, dari tiada menjadi ada, didorong oleh paham


almarhum KH Ahmad Dahlan tentang “Apakah Agama Islam itu?
Maka untuk dapat memahami Muhammadiyah yang sebenarnya harus dimulai dari
memahami Islam yang sebenarnya. Sanggup menghayati Islam yang sebenarnya dan
bersemangat untuk memperjuangkan Islam yang sebenarnya.
Muhammadiyah, sebenarnya, adalah ujud pemahaman tentang agama dan ujud
pengamalan agama itu sendiri.
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang :

1. Aqidah

2. Akhlak

3. Ibadah

4. Muamalat duniawiyat

Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka.


Muhammadiyah berpendirian bahwa orang dalam beragama hendaklah berdasarkan
pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba’.

Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubugan dengan


masalah agama, baik bagi kehidupan perseorangan ataupun bagi kehidupan gerakan,
adalah dengan dasar-dasar seperti tersebut di atas; dilakukan dalam musyawarah oleh
para ahlinya, dengan cara yang sudah lazim disebut “tarjih”, ialah membanding-
banding pendapatpendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang
mempunyai alasan yang lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai