Anda di halaman 1dari 26

“BERITA DI MEDIA MASA TERKAIT INSIDEN K3

PERAWAT ATAU KESELAMATAN PASIEN”

KELOMPOK 4 :
1. ANISA AYU LESTARI
2. BINTANG AJI PAMUNGKAS
3. CENDI SURYA ADELA
4. DEWI OKTA PERIYANTI
5. ELFINE DION
6. NI’MATUL KHOIRIYAH
7. RAHAYU RRAHMATIKA
8. REZALADY SURATAMA
9. TRI ANGGRAINI
seorang perawat  yang melepas jarum infus
menyebabkan seorang bayi, yang berumur 2,3
bulan meninggal dunia.
 

Nama : Anisa Ayu Lestari


NIM : 142012018050
Prodi : S1 Ilmu Keperawatan III.B
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Mata Kuliah : K3
 
Warga kelurahan Wolomarang ini Setelah melepas infus, perawat
kepada media mengakui, dirinya tersebut hanya keluar masuk
mengira, infus yang dilepas itu ruangan saja meski Maria sudah
akan diganti dengan yang baru. meminta hingga tiga kali agar
Ternyata hingga dua jam infus infusnya dipasang kembali.
tersebut tidak dipasang kembali Perawat tersebut pun beralasan
hingga menyebabkan bayi naas jarum di rumah sakit sedang tidak
tersebut meninggal dunia. ada.

“Saya katakan rumah sakit


sebesar ini masa jarum tidak ada.
Kalau bisa ambil jarum orang lain
dahulu dan berapapun biayanya
kami bayar sebab anak kami
puasa makan. Tapi hal ini tetap
tidak dilakukan hingga anak kami
meninggal dunia,” sesalnya.
ANALISA KASUS

Terlipatnya jarum infuse, jelas Clara, dapat


berdampak lebih lanjut pada rusaknya (pecahnya)
pembuluh darah atau tersumbatnya pembuluh
darah bahkan lebih lanjut dapat mengakibatkan
infeksi. Selang 25 menit kemudian, pemasangan
infus diulangi kembali sebanyak 4 kali namun gagal
karena kondisi pembuluh darah yang sudah mulai
rapuh.

Menurut saya keselamatan pasien di


rumah sakit harus di utamakan, sehingga
untuk petugas medis harus melakukan
tindakan sesuai prosedur yang ada
dirumah sakit sehingga tidak ada
kelalaian saat menjalankan tugas.
KASUS 2 ( BINTANG AJI PAMUNGKAS)

seorang perawat di RSUD Gunung


Jati,kota Cirebon, diketahui positif
difteri pasca menangani pasien
difteri. Berdasarkan informasi,
perawat tersebut diduga  tertular
pasca menangani dan melakukan
tindakan awal pada pasien positif
difteri tersebut, perawat terkena
diffteri berinisal Ru dan bertugas
di ruang Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD Gunung Jati. Ru
diketahui merupakan perawat
pertama difteri yang masuk rumah
sakit tersebut.
Analisis Kasus

Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit difteri dari pasien pasca
menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.

1.Upaya pencegahan dari rumah sakit /tempat


kerja

RS menyediakan APD yang lengkap sepeti masker, handskoon, dan scout


dll.
Alasan : meminimalisir terjadinya atau tertularnya penyakit / infeksi yang
dapat terjadi terutama saat bekerja, APD harus selalu di gunakan sebagai
perlindungan diri dengan kasus di atas dapat di hindari jika perawat
menggunakan APD lengkap mengingat cara penularan difteri melalui
terpaparnya cairan ke pasien.
• Menyediakan sarana untuk mencui tangan atau alkohol gliserin untuk perawat.
Alasan : cuci tangan merupakan cara penanganan awal jika kita sudah
terlanjur terpapar cairan pasien baik pasien beresiko menularkan atau tidak
menularkan. Cuci tangan merupakan tindakan aseptic awalawal sebelum ke
pasien maupun setelah ke pasien.

•RS menyediakan pemilahan tempat sampah medis dan non medis.


Alasan : bila sampah medis dan non medis tercampur dan di kelola
dengan baik akan menimbulkan penyebaran penyakit.

•RS menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan.


Alasan : agar petugas/perawat menjaga konsisten dan tingkat  kinerja
petugas/perawat atau timdalam organisasi atau unit kerja, sebagai acuan ( chek
list ) dalam pelaksanaan kegiaan tertentu bagi sesama pekerja. Supervisor dan
lain-lain dan SOP merupakan salah satu cara atau parameter dalam
meningkatkan mutu pelayanan.
Upaya pecegahan pada perawat :

Menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik


aseptic seperti mencuci tangan, memakai APD, dan
menggunakan alat kesehatan dalam keadaan
Alasan : agar perawat tidak tertular penyakit dari pasien
yang di tangani meskipun pasien    dari UGD dan memakai
APD adalah salah satu SOP RS.

Perawat mematuhi standar Operatinal Prosedure yang sudah ada RS


dan berhati-hati atau jangan berburu-buru dalam melakukan
tindakan.
Alasan : meskipun pasien di ruang UGD dan pertama masuk RS,
perawat sebaiknya lebih berhati-hati atau jangan terburu-buru
dalam melakukan tindakan ke pasien dan perawat menciptakan dan
menjaga keselamatan tempat kerja supaya dalam tindakan perawat
terhindar dari tertularnya penyakit dari pasien dan pasien juga
merasa aman.
Kasus 3 ( Cendy surya adella)

Apes menimpa Hj Bembeng, warga Desa Tiroang, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Niat
hendak mendapat pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau, malah harus dibayar mahal.
Paha kanannya patah akibat terjatuh dari alat timbang badan milik rumah sakit setempat. Peristiwa tersebut
terjadi pada Minggu (19/1/2014) pagi tadi di ruang Seruni RSUD Makkasau. Kepada Kompas.com, Jasmir,
keluarga korban mengatakan, sebelum kejadian, perawat meminta korban untuk naik ke timbangan untuk
mengetahui berat badan korban. "Saat berusaha naik ke timbangan, korban terpeleset jatuh hingga
mengalami patah tulang," katanya. Sementara itu, Suryani, anak korban mengatakan, pasca-kejadian, pihak
rumah sakit terkesan ogah-ogahan memberi pelayanan. "Ada jeda beberapa jam setelah paha ibu kami
patah, baru diberi tindakan medis. Terkesan perawat ogah bertanggung jawab. Padahal ibu kami jatuh
karena kelalaian perawat dan kerusakan timbangan rumah sakit," katanya dengan nada kesal. Bagian
Humas RSUD Andi Makkasau, Ramli mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab atas kejadian
tersebut. "Jelasnya, sebelum meminta pasien menimbang badannya, pihak kami sudah menerapkan
penanganan sesuai dengan prosudural yang berlaku," katanya. Petugas, kata Ramli, juga telah menanyakan
pasien apakah mampu naik ke timbangan dengan posisi berdiri atau tidak. "Pasien mengiyakan, sehingga
dibiarkan naik sendiri," katanya. Terkait lambannya penanganan pasien pasca-insiden tersebut, kata Ramli,
tidak serta merta dilakukan, karena pasien memiliki riwayat penyakit kanker payudara, maka yang terlebih
dahulu ditangani adalah penyakit kanker payudaranya. "Ditangani sesuai riwayat sakitnya. Kita tangani
dulu penyakit awalnya, yakni kanker payudara. Setelah itu baru sakit patah pada pahanya," ujarnya.
Analisis kasus

1. Menurut saya perawat kurang bertanggung


jawab dalam menjaga pasien.

2. kurangnya pengecekan pada alat kesehatan.

3. keterlambatan dalam pemeriksaan kesehatan.


2.lakukan
pengecekan pada
alat kesehatan
1.Perawat harus
3.berikan
bertanggung
pemeriksaan
jawab dan lebih
segera pada
berhati hati dalam
pasien
menjaga pasien

Saran
KASUS 4 ( Dewi Okta Periyanti )
“Pasien terjatuh karna kurangnya K3”

Siti Rodiyah (22) pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R Koesma Tuban,
Jawa Timur meninggal dunia, yang diduga akibat keteledoran perawat. Wanita asal
Desa/Kecamatan Plumpang itu harus meregang nyawa pasca melahirkan dan jatuh
dari tempat tidur di Ruang Observasi.

"Kami minta pihak RSUD milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban


bertanggungjawab," ujar saudara korban, Sucipto, kepada wartawan di RSUD
Koesma Tuban, Minggu (14/1/2018) kemarin.

Ia berujar, seharusnya perawat yang jaga tidak membiarkan korban jatuh dari
tempat tidurnya. Entah bagaimana prosesnya menurut dia, korban mengalami
pendarahan dan mengesot (merangkak) menuju pintu ruangan untuk minta
tolong.
Analisis kasus

Keselamatan pasien ( safety


Menurut saya keselamatan patient ) rumah sakit adalah
pasien dirumah sakit suatu sistem dimana rumah
merupakan tanggung sakit membuat asuhan pasien
jawab pihak rumah sakit lebih aman . sistem tersebut
meliputi : assesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, dan seterusnya.
Insiden keselamatan pasien merupkan salah
indikator mutu pelayanan di rumah sakit. Dengan
meningkatkan keselamatan pasien diharapkan
kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit
akan meningkat pula, dengan adanya hal ini pihak
rumah sakit bagian keperawatan dalam mengelola
perawat dilapangan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien lebih aman dan tidak
terjadi lagi insiden keselamatan pasien dan
keselamatan pasien lebih terjamin.

Karena keselamatan pasien terutama dalam keselamatan pasien


merupakan issue penting didalam perumah sakitan
Pada November 1999, the American Hospital
Asosiation (AHA) Board of
Trustees mengidentifikasikan bahwa keselamatan
dan keamanan pasien (patient safety) merupakan
sebuah prioritas strategik.

Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor


496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di
Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya
pelayanan medis prima di rumah sakit yang jauh dari medical
error dan memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan
ini diikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan
mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih
memperhatian keselamatan pasien di rumah sakit.
Kasus 6 ( elfine dion )

Liputan6.com, Palembang - Renovasi pembangunan Masjid Baitul


Mukminin di kompleks Polrestabes Palembang, Sumatera Selatan
(Sumsel) memakan korban.
AJ (47), buruh bangunan yang sedang bekerja untuk
merampungkan pembangunan rumah ibadah ini, meninggal dunia
akibat tertimpa beton, pada Rabu (9/10/2019).
Korban yang merupakan warga Kalidoni Palembang ini, awalnya
sempat menghindar saat beton berukuran besar untuk pembangunan
masjid tersebut ambruk.
Namun, korban yang sering disapa Pak Gun ini, akhirnya tertimpa
beton dengan bobot yang berat. Tubuhnya bahkan terjepit di salah
satu beton, yang sedang dirobohkan bersama rekan kerjanya.
Menurut salah seorang pekerja yang enggan menyebutkan namanya,
kondisi kepala belakang korban pecah dan langsung dilarikan ke Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari Palembang.
"Korban itu salah posisi, sudah diberi aba-aba, kami lari ke belakang.
Tapi korban ke bagian depan. Sudah dibawa ke rumah sakit, tapi
nyawanya tidak tertolong," katanya.
Saksi lainnya mengatakan, sebelum kecelakaan kerja itu terjadi, AJ
baru saja selesai memotong tiang besi pondasi yang diperkirakan masih
kuat. Namun dia menyayangkan, para buruh kasar ini tidak menggunakan
alat pengaman saat bekerja.
"Seusai memotong tiang besi itu, lalu ditarik pakai katrek, dikira
masih kuat. Saat itu pengawas berteriak untuk segera menyelamatkan
diri, korban sudah tidak bisa lari lagi," ucapnya.
Setelah korban terjepit di tiang beton tersebut, para pekerja lain
bersama aparat kepolisian dan warga, langsung berupaya mengangkat
tubuh korban dari reruntuhan beton. 
ANALISA KASUS

Menurut analisis saya pekerja itu kurang memerhatikan keselamatan kerjanya dengan
tidak memakai helm dan tidak mendengarkan aba-aba dari rekannya, sampai terjadi
kecelakaan dan kepala bagian belakang hancur. Seharusnya buruh kasar seperti kerja di
bangunan itu lebih mengutamakan keselamatan, karna kerjanya berkaitan dengan hal
berat yang bisa saja terjadi hal yang tidak di inginkan. Menggunakan helm dan APD itu
sangat penting, karna bagaimanapun juga keselamatan dalam bekerja itu nomor 1. Jangan
sampai nyawa menghilang hanya karna tidak memperhatikan keselamatan. Dan untuk
rekannya menurut saya seharusnya bisa lebih kompak lagi, jangan sampai teledor dengan
memotong tiangnya tanpa memikirkan sebab apa yang terjadi.
KASUS 6 ( Ni’matul khoiriyah )

“Tertusuk Jarum Bekas Pakai Pasien HIV”

Pada tahun 2006, telah terjadi insiden tertusuk jarum bekas pakai pasien HIV ,
Ketika sedang menjalankan tugas sebagai tenaga medis dalam rangka pemeriksaan
ulang. Kejadian bermula ketika selesai melakukan penesegambilan darah dan saat
akan menutup jarum tiba – tiba jarum tersebut menusuk jari telunjuk sampai
mengeluarkan darah yang cukup banyak dan membuat panik karena khawatir
akan tertular virus HIV.
Analisi kasus

Menurut saya Insiden terjadinya tertusuk jarum suntik bekas pakai pasien HIV

merupakan kesalahan dalam keselamatan perawat yang sangat membahayakan

perawat dan merupakan kesalahan perawat . kesalahan ini terjadi karena perawat

tidak mengikuti prosedur pengendalian k3 dalam bekerja , dan kelalaian yang di

lakukan oleh petugas kesehatan. Sebaikanya pada saat bekerja seorang tenaga

kesehatan harus mengikuti standar prosedur oprasional seperti menggunakan ABD

lengkap dan tidak melakukan pengambilan sempel darah sendiri . semua petugas

medis wajib memahami dan mentaati tahap-tahap pekerjaan yang ada di SPO

,untuk mengurangi insiden k3 dalam bekerja di lingkungan kesehatan .


Pengendalian Risiko Pekerjaan Pengambilan Sampel Darah

Jenis pekerjaan Bahaya dan dampak Pengendalian yang ada di Rekomendasi pengendalian dari Peneliti
rumah sakit

Mengambil darah 1.Fisik menggunakan jarum suntik dan 1. Alat Pelindung Diri dan Standar 1. Tidak melakukan pengambilan sampel
pasien luka tusuk jarum suntik Prosedur Operasional (SPO). sendiri, harus menambah personil
2. Biologi kontak dengan darah pasien 2. Alat Pelindung Diri dan Standar 2. Melakukan tindakan sesuai SPO
dan tertular penyakit menular (Hepatitis, Prosedur Operasional 1. Selalu menyertakan safety box saat
HIV dan AIDS) 3. Alat Pelindung Diri (APD) dan melakukan tindakan 2. Menghilangkan tahap
3. Perilaku, tidak menggunakan APD dan Standar Prosedur Operasional recapping pada SPO di ganti dengan langsung
luka tusuk dan mudah tertular penyakit membuang jarum ke dalam Safety box
menular Hepatitis, AIDS, dan HIV 1. Memberikan sosialisai dampak dari tidak
menggunakan APD
2. Mewajibkan semua petugas medis
memahami dan mentaati tahap-tahap
pekerjaan yang ada di SPO
Terpapar Ebola, Seorang Prtugas Laboraturium Di Isolasi
(rahayu rahmatika)

Seorang petugas laboraturium di Budapest,


Hungaria, harus diisolasi. Penyebabnya, petugas
lab tersebut tanpa sengaja terpapar virus Ebola
yang berbahaya dan mematikan.
Dalam laporannya, National Institute of
Environmental Health (NIEH) Hungaria
melaporkan kejadian ini terjadi seminggu yang
lalu. Tidak disebutkan dengan jelas bagaimana
petugas lab tersebut bisa terpapar virus Ebola,
namun pihak NIEH memastikan kejadian ini
terjadi tanpa sengaja.
Analisa Kasus

Menurut saya, seluruh tenaga kesehatan seharusnya menggunakan Alat


Pelindung Diri (APD) yang lengkap karna sedang bertugas di Rumah Sakit
yang sangat memungkinkan mudahnya penyebaran penyakit karna Rumah
Sakit adalah tempat pelayanan kesehatan untuk orang-orang yang kurang
sehat, jadi seluruh tenaga kesehatan harus menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) yang lengkap agar tidak mudah terpapar penyakit baik sengaja
maupun tidak disengaja.
Dan seharusnya jika ada kasus atau suatu penyakit menular berpotensi
wabah segeralah diatasi semaksimal mungkin agar wabah tidak meluas,
dan berikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan (penkes) ke
masyarakat agar masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu bagaimana
penyebab, tanda gejala dan cara mencegah virus Ebola.
Kasus Penyidikan temukan dugaan pelanggaran K3 dalam kasus ledakan pabrik
kembang api

Tim elang cisadene polresto tangerang menjaga lokasi tembok yang di jebol disisi pabrik dan
gudang petasan PT panca buana cahaya sukses di jalan raya SMPN 1 kosambi, kabupaten
tanggerang, setelah di landa kebakaran, kamis (26/10/2017). Pulihan karyawan pabrik ini
tewas terbakar dalamperistiwa itu. (warta kota/alex suban) –alex suban/ alex suban
Kementrian ketenaga kerjaan terus mendalami kemungkinan ada nya pelanggaran aspek
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada kasus kebakaran pabrik kembang api, PT panca
buana cahaya sukses di kosambi,tanggerang.
Kemnaker telah menerjunkan tim pengawas yang mendalami kemungkinan pelanggaran
ketenaga kerjaan, khusus nya perusahaandalam menerap kan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
“apakah perusahaan tersebut sudah menerapkan norma keselamatan kerja dengan baik
dan benar. Norma keselamatan kerja meliputi aspek aspek ketenaga kerjaan terutama ya,
keselamatan bagi para pekerja” kata dirjen pembinaan pembinaan pengawasan ketenaga
kerjaan dan keselamatan dan kesehatan kerja (PPK dan K3) KEMNAKER sugeng priyantodi
kantor kemnaker, Jakarta, jumat (27/10/2017).
Sugeng menjelas kan aspek K3 yang di selidiki berkaitan dengan sarana dan prasarana di
lingkungan kerja. Seperti penyediaan alat pelindung kerja, pintu evakuasi dan sebagai nya
yang wajib di penuhi perusahaan terkait keselamatan kerja.
Analisis Kasus

Dari kasus di atas terdapat unsur kelalaian dari pihak


prusahaan di karena kan setelah di selidiki tidak
terdapat nya jalur evakuasi, penyediaan alat
pelindung kerja, dan lain sebagai nya yang
mengakibat kan saat terjadi kebakaran terdapat
banyak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
dan menyebab kan banyak nya pekerja yang tewas
terbakar
TERIMAKASIH….

Anda mungkin juga menyukai