PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan
difus dan menahun pada hati diikuti dengan ploriferasi jaringan ikat, degenerasi,
dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim
hati. Dinegara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar pada
pasien yang berusia 45-46 tahun setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit
kanker. Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ketujuh penyebab kematian.
Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati
adalah penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan bagian
penyakit dalam. Perawatan dirumah sakitsebagian besar kasus terutama ditujukan
untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan saluran
cerna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom dan asites, spontaneous
bacterial peritonitis serta hepatoselluler carcinoma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sirosis hepatis?
2. Bagaimana etiologi dari sirosis hepatis?
3. Bagaimana anatomi fisiologi dari sirosis hepatis?
4. Apa manifestasi klinis dari sirosis hepatis?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penderita sirosis hepatis?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari sirosis hepatis?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan sirosis
hepatis
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi sirosis hepatis
b. Menjelaskan etiologi sirosis hepatis
c. Menjelaskan anatomi fisiologi sirosis hepatis
d. Menjelaskan manifestasi klinis sirosis hepatis
e. Menjelaskan pemeriksaan penunjang pada sirosis hepatis
f. Mejelaskan penatalaksanaan klien dengan sirosis hepatis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Sirosis hepatitis adalah penyakit hati kronik yang di cirikan oleh distorsi arsitektur hati
yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-nodula regenerasi sel hati,
yang tidak berkaitan dengan vaskulator normal (sylvia price, 1994)
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus, di tandai dengan ada nya
pembentkan pembentukan jaringan ikat di sertai nodul (Fkui, 1996)
B. Etiologi
1. Sirosis Laennec
- Sirosiis leannec (di sebut juga sirosis alkoholik, portal dan sirosis gizi)
merupakan sirosis yang di hubungkaa dengan penyalahgunaan alkohol kronik
- 50% atau lebih dari seluruh kasus sirosis
- Hubungan antara penyalah gunaan alkohol dengan sirosis laennec tidaklah di
ketahui
- Alkohol → efek toksik langsung terhadap hati dan akumulasi lemak di dalam
sel-sel hati→ menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan fungsi sel-sel
hepar
2. Sirosis Postnekrotik
- ± 20 % dari seluruh kasus
- Terdapat pita jaringan perut sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus (B dan C)
yang terjadi sebelum nya
- Terjadi karna kelainan metabolik, infeksi dan post intoksikasi zat kimia
3. Sirosis Billaris
- ± 15% kasus sirosis
- Terbentuk jaringan perut di sekitar saluran empedu / duktus billaris
- Terjadi akibat obstruksi billlaris post hepatik → statis empedu →
penumpukan empedu dalam massa hati → terjadi kerusakan sel-sel hati.
4. Sirosis Cardiac
- CHF jangka lama yang berat
E. Pemeriksaan Penunjang
Uji faal hepar
Bilirubin meningkat (0,2-1,4 gr%)
SGOT meningkat (N : 10-40 u/c)
SGPT meningkat (N : 5-35 u/c)
Protein total menurun (N : 6,6-8 gr/dl)
Albumin menurun
USG → Atropi hepar
Biopsi hati → deteksi infiltrasi lemak, fibrosis, dan kerusakan jaringan
hati
Darah lengkap
F. Penatalaksanaan
A. Umum
Istirahat
Diit rendah garam, bila asites diit rendah garam
A.B non hepatotoksik
Memperbaiki status gizi, vit B Comp
B. Edema / asites
DRG 0,5 gr/hari
Diuretik (spirolaktan) → ideal penurunan BB 1 kg/hari
C. Perdarahan Esophagus (Hemel)
Di puasakan selama perdarahan
Transfusi → bila syok hipovolemik
Vit K
NGT → aspirasi cairan lambung dan untuk mengetahui
perdarahan sudah berhenti / belum
BAB III
2. Pemeriksaan penunjang
a. Test darah
b. Albumin : menurun
c. USG
d. Pemeriksaan radiologi
e. Biopsi hati
f. Elektrolit
3. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d diet yang tidak adekuat ,
ketidak mampuan memproses/mencerna makanan , anorexsia , mual dan muntah
b. Kelebihan volume cairan b.d kelebihan natrium/masukan cairan , penurunan
protein plasma , mal nutrisi
c. Resti pola nafas tidak efekti b.d penurunan ekspansi paru akibat pengumpulan
cairan intra abdomen (asites)
d. Resti kerusakan intergritas kulit b.d gangguan sirkulasi , akumulasi garam empedu
pada kulit , edema , asites
e. Resti cidera b.d profil darah abnormal , gangguan faktor pembekuan , hipertensi
portal
f. Resti perubahan proses fikir b.d peningkatan kadar amonia serum
4. Intervensi keperawatan