Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rahayu Rahmatika

Nim : 142012018076

Kelas : 5 B

PROSEDUR DAN TAHAPAN HYPNOTHERAPY

1. Pre-Induction
Pre-Induction merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan
bersifat kondusif antara seorang hipnoterapis & klien. Pembinaan hubungan
yang kondusif antara hipnoterapis dan klien bisa juga disebut sebagai
Rapport Building. Pre-Induction dapat berupa percakapan ringan, saling
berkenalan, serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang hipnoterapis
secara mental terhadap seorang klien.
Pre-Induction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali kegagalan
proses Hypnosis diawali dari proses Pre-Induction yang tidak tepat. Oleh
karena itu, tidak salah jika dikatakan bahwa Pre-Induction adalah tahapan
terpenting didalam melakukan Hipnosis.

2. Suggestibility Test
Tujuan uji suggestibility adalah untuk menentukan apakah klien termasuk
kedalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Uji suggestibility
juga berfungsi sebagai warming-up serta digunakan untuk menghilangkan
rasa takut klien terhadap proses hipnoterapi. Uji suggestibility dapat
membantu perawat untuk menentukan teknik induksi yang terbaik bagi klien.

3. Induction
Induction adalah sarana utama untuk membawa seorang untuk berpindah dari
Concious Mind ke Sub Concious Mind. Secara sederhana, verbal Induction
adalah suatu rangkaian sugesti yang dibawakan secara persuasif, sehingga
membawa seorang klien berpindah dari Concious Mind ke Sub Concious
Mind (trance).
Secara umum terdapat 2 jenis induksi, yaitu :
a. Authoritarian Induction
Yaitu bersifat perintah, dan umumnya diterapkan kepada seorang klien
yang dianggap memiliki kepatuhan tinggi, dan sugestif. Klien menaruh
respek yang tinggi terhadap Hipnoterapis. Masuk dalam kategori ini
adalah Shock/Rapid Induction dimana seorang Hipnoterapis dapat
menghipnosis seorang klien dalam hitungan menit bahkan detik.
Beberapa contoh teknik Authoritarian Induction : Shake-Hand
Induction, Body-Rocking Induction, Flying Hand Induction, dll.
b. Permissive Induction
Bersifat ajakan atau pemberdayaan (empowerment), dan umumnya
diterapkan ketika seorang klien dianggap sama tinggi (otoritasnya)
dengan seorang Hipnoterpis. Teknik ini sangat dianjurkan
dipergunakan dalam Hypnotherapy, dan digunakan juga kepada klien
atau suyet dengan tingkat sugestivitas rendah ataupun sedang
(medium). Beberapa contoh Teknik Permissive Induction : Dave
Elman Induction, Progresive Relaxation, Eye Fixation, Flower
Method, Seven Plus Minus Two Induction.

4. Deepening
Setelah melakukan Induction, yang harus dilakukan oleh terapis atau seorang
hipnoterapis adalah melakukan deepening yang bertujuan untuk membimbing
klien memasuki kondisi trance yang lebih dalam. Umumnya saat melakukan
induction, seorang klien biasanya memasuki trance ringan. Dalam kondisi ini
sebenernya seorang klien sudah bisa diberikan sugesti. Namun, seringkali
seorang terapis membutuhkan kondisi trance yang lebih dalam (medium
trance atau deep trance) untuk kasus-kasus tertentu. Menguasai deepening
adalah hal mutlak yang diperlukan seorang hipnoterapis, baik untuk tujuan
hiburan (stage hypnosis) atau hypnotherapy. Depth Level Test merupakan test
untuk melihat seberapa jauh kesadaran seorang sudah berpindah dari
Concious Mind ke Sub Cincious Mind.

5. Suggestion/Sugesti
Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu komponen terpenting dalam
tahapan Hipnoterapi. Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis
juga akan memebri Post Hypnotic Suggestion, yaitu sugesti yang diberikan
kepada klien pada saat proses hipnotis masih berlangsung dan diharapkan
terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien, meskipun klien telah keluar dari
proses hipnosis.

6. Termination
Termination merupakan tahapan terakhir dari hipnoterapi. Pada tahap ini,
hipnoterapis secara perlahan-lahan akan membangunkan klien dari “tidur”
hipnosisnya dan membawanya menuju keadaan yang sepenuhnya sadar.

Anda mungkin juga menyukai