Anda di halaman 1dari 15

FILLED UNDER: ARTIKEL HIPNOTIS, ARTIKEL PSIKOLOGI, TUTORIAL BELAJAR HIPNOTERAPI 6

Langkah Tahapan Melakukan Hipnotis

Smart Hypnotist Center 12:50 PM

Bagikan artikel ke: FacebookGoogle+Twitter

Jika Anda ingin mempelajari atau mendalami Hipnosis, Pertama-tama Anda harus memahami
Struktur Dasar atau Tahapan melakukan Hipnosis. Secara Umum Step atau Langkah dalam
melakukan Hipnosis dapat disederhanakan dengan diagram sebagai berikut:

Dari Diagram di atas, kita dapat mengetahui bahwa secara umum, terdapat 6 (enam) tahap
dalam melakukan hipnosis:

1, Pre-Induction

2. Induction

3. Therapeutic Procedure (Sugesti)

4. Termination

5. Post Hypnotic

6. Normal

1. Pre-Induction

Pre-Induction merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi & kondisi yang
bersifat kondusif antara seorang Hypnosis & Client.

Agar proses Pre-Induction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya Hypnotist harus dapat
mengenali aspek-aspek psikologis dari Client, antara lain : hal yang diminati, hal yang tidak
diminati, apa yang diketahui Client terhadap proses Hypnosis, dsb.
Pre-Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-hal lain yang
bersifat mendekatkan seorang Hypnotist secara mental terhadap seorang Client.

Pre-Induction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali kegagalan proses Hypnosis
diawali dari proses Pre-Induction yang tidak tepat. Oleh karena itu, tidak salah jika dikatakan
bahwa Pre-Induction adalah Tahapan Terpenting di dalam melakukan Hipnosis. Di dalam
Workshop yang biasanya saya adakan, Konsep Pre-Induction akan diajarkan secara mendalam
dengan demontrasi bagaimana melakukan Pre-Induction dengan baik dan benar.

2. Induction

Induction adalah sarana utama untuk membawa seorang untuk berpindah dari Conscious Mind
ke Sub Conscious Mind. Secara sederhana, Verbal Induction adalah suatu rangkaian sugesti
yang dibawakan secara persuasif, sehingga membawa seorang Client berpindah dari Conscious
Mind ke Sub Conscious Mind (trance).

Ada banyak sekali teknik induksi di dalam melakukan hipnosis, bahkan jika anda sudah betul-
betul memahami konsep hipnosis, anda bisa membuat atau menciptakan teknik induksi sendiri.

Secara Umum terdapat 2 Jenis Induksi, yaitu:

a. Authoritarian Induction,

yaitu : Bersifat perintah, dan umumnya diterapkan kepada seorang Client yang dianggap
memiliki kepatuhan tinggi, dan sugestif. Client menaruh respek yang tinggi terhadap Hypnotist.
Dalam Stage Hypnotist pada umumnya dipergunakan teknik ini terhadap Client yang tepat.
Dalam literature lain, Jenis Induksi ini dapat disebut dengan Shock/Rapid Induction dimana
seorang Master Hipnotis dapat menghipnosis seorang suyet dalam hitungan menit bahkan
detik. Beberapa contoh Teknik Authoritarian Induction : Shake-Hand Induction, Body-Rocking
Induction, Flying Hand Induction, dll.

b. Permissive Induction
Bersifat ajakan atau pemberdayaan (empowerment), dan umumnya diterapkan ketika seorang
Client dianggap sama tinggi (otoritasnya) dengan seorang Hypnotist. Teknik ini sangat
dianjurkan dipergunakan dalam Hypnotherapy, dan digunakan juga kepada client atau suyet
dengan tingkat sugestivitas rendah ataupun sedang (medium). Beberapa Contoh Teknik
Permissive Induction : Dave Elman Induction, Progresive Relaxation, Eye Fixation, Flower
Method, Seven Plus Minus Two Induction, dll.

Setelah Melakukan Induction, yang harus dilakukan oleh Terapis atau seorang Hipnotis adalah
melakukan deepening yang bertujuan untuk membimbing client memasuki kondisi trance yang
lebih dalam. Umumnya saat melakukan induction, seorang klien biasanya memasuki trance
ringan. Dalam kondisi ini sebenarnya seorang klien sudah bisa diberian sugesti. Namun,
seringkali seorang terapis membutuhkan kondisi trance yang lebih dalam (medium trance atau
deep trance) untuk kasus-kasus tertentu. Menguasai deepening adalah hal mutlak yang
diperlukan oleh seorang hipnotis, baik untuk tujuan hiburan (stage hypnosis) atau
hypnotherapy.

Depth Level Test merupakan test untuk melihat seberapa jauh kesadaran seseorang sudah
berpindah dari Conscious Mind ke Sub-Conscious Mind.

Depth Level berbeda-beda untuk setiap orang, dan sangat tergantung dengan : kondisi Client,
pemahaman Client, waktu, lingkungan, dan keahlian seorang Hypnotist.

Berdasarkan Davis-Husband Scale, maka Depth Level manusia dapat dibagi atas 30 tingkatan
kedalaman

Kebutuhan Depth Level juga berbeda-beda, tergantung dari maksud dan tujuan proses
Hypnosis. Misalkan : Depth Level untuk Stage Hypnotist sangat berbeda dengan Hypnotherapy.

Secara mudah, Depth Level Test adalah suatu sugesti-sugesti tertentu yang dalam kondisi
kesadaran penuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Ada banyak sekali cara yang
kita lakukan untuk mengetahui seseorang sudah berada di dalam level trance tertentu, salah
satunya dengan melakukan ideo motor response (Tanya jawab dengan Pikiran Bawah Sadar
Client dapat dilakukan dengan perjanjian gerakan motorik (Ideo Motor)).
3. Therapeutic Procedure / Suggestion

Setelah klien sudah memasuki kondisi kesadaran tertentu (trance), seseorang siap diterapi
dengan menggunakan sugesti-sugesti tertentu.Sugesti dapat diartikan sebagai Suatu rangkaian
kata-kata, kalimat yang disampaikan dengan cara tertentu, dalam situasi tertentu, sehingga
dapat memberikan pengaruh bagi mereka yang mendengarnya, sesuai dengan maksud & tujuan
sugesti tersebut !

Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy, sebaiknya menggunakan aturan umum dalam
Sugesti, yaitu :

(1). Positive (Sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari)

(2). Repetition (Pengulangan)

(3). Present Tense (hindari kata akan)

(4). Pribadi

(5). Tambahkan sentuhan Emosional dan Imajinasi

(6). Progressive (bertahap), jika diperlukan.

Di dalam Hipnoterapi, terdapat berbagai teknik terapi (Therapeutic Procedure), berikut ini
beberapa contoh teknik terapi :

(1) Time Line Therapy

(2) Ego-State Therapy

(3) Age Regression Therapy

(4) Desensitization Therapy

(5) Parts Therapy

(6) Methapor Therapy


(7) Circle Excellence Therapy

(8) Role Model Therapy

(9) Reframe Therapy

(10) The Swish

(11) Anchor

(12) Chair Therapy

(13) Object Imagery

(14) dll

1. Pre-Induction

Pre-Induction merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi & kondisi yang
bersifat kondusif antara seorang Hypnosis & Client.

Agar proses Pre-Induction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya Hypnotist harus dapat
mengenali aspek-aspek psikologis dari Client, antara lain : hal yang diminati, hal yang tidak
diminati, apa yang diketahui Client terhadap proses Hypnosis, dsb.

Pre-Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-hal lain yang
bersifat mendekatkan seorang Hypnotist secara mental terhadap seorang Client.
Pre-Induction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali kegagalan proses Hypnosis
diawali dari proses Pre-Induction yang tidak tepat. Oleh karena itu, tidak salah jika dikatakan
bahwa Pre-Induction adalah Tahapan Terpenting di dalam melakukan Hipnosis. Di dalam
Workshop yang biasanya saya adakan, Konsep Pre-Induction akan diajarkan secara mendalam
dengan demontrasi bagaimana melakukan Pre-Induction dengan baik dan benar.

2. Induction

Induction adalah sarana utama untuk membawa seorang untuk berpindah dari Conscious Mind
ke Sub Conscious Mind. Secara sederhana, Verbal Induction adalah suatu rangkaian sugesti
yang dibawakan secara persuasif, sehingga membawa seorang Client berpindah dari Conscious
Mind ke Sub Conscious Mind (trance).

Ada banyak sekali teknik induksi di dalam melakukan hipnosis, bahkan jika anda sudah betul-
betul memahami konsep hipnosis, anda bisa membuat atau menciptakan teknik induksi sendiri.

Secara Umum terdapat 2 Jenis Induksi, yaitu:

a. Authoritarian Induction,

yaitu : Bersifat perintah, dan umumnya diterapkan kepada seorang Client yang dianggap
memiliki kepatuhan tinggi, dan sugestif. Client menaruh respek yang tinggi terhadap Hypnotist.
Dalam Stage Hypnotist pada umumnya dipergunakan teknik ini terhadap Client yang tepat.
Dalam literature lain, Jenis Induksi ini dapat disebut dengan Shock/Rapid Induction dimana
seorang Master Hipnotis dapat menghipnosis seorang suyet dalam hitungan menit bahkan
detik. Beberapa contoh Teknik Authoritarian Induction : Shake-Hand Induction, Body-Rocking
Induction, Flying Hand Induction, dll.

b. Permissive Induction

Bersifat ajakan atau pemberdayaan (empowerment), dan umumnya diterapkan ketika seorang
Client dianggap sama tinggi (otoritasnya) dengan seorang Hypnotist. Teknik ini sangat
dianjurkan dipergunakan dalam Hypnotherapy, dan digunakan juga kepada client atau suyet
dengan tingkat sugestivitas rendah ataupun sedang (medium). Beberapa Contoh Teknik
Permissive Induction : Dave Elman Induction, Progresive Relaxation, Eye Fixation, Flower
Method, Seven Plus Minus Two Induction, dll.

Setelah Melakukan Induction, yang harus dilakukan oleh Terapis atau seorang Hipnotis adalah
melakukan deepening yang bertujuan untuk membimbing client memasuki kondisi trance yang
lebih dalam. Umumnya saat melakukan induction, seorang klien biasanya memasuki trance
ringan. Dalam kondisi ini sebenarnya seorang klien sudah bisa diberian sugesti. Namun,
seringkali seorang terapis membutuhkan kondisi trance yang lebih dalam (medium trance atau
deep trance) untuk kasus-kasus tertentu. Menguasai deepening adalah hal mutlak yang
diperlukan oleh seorang hipnotis, baik untuk tujuan hiburan (stage hypnosis) atau
hypnotherapy.

Depth Level Test merupakan test untuk melihat seberapa jauh kesadaran seseorang sudah
berpindah dari Conscious Mind ke Sub-Conscious Mind.

Depth Level berbeda-beda untuk setiap orang, dan sangat tergantung dengan : kondisi Client,
pemahaman Client, waktu, lingkungan, dan keahlian seorang Hypnotist.

Berdasarkan Davis-Husband Scale, maka Depth Level manusia dapat dibagi atas 30 tingkatan
kedalaman

Kebutuhan Depth Level juga berbeda-beda, tergantung dari maksud dan tujuan proses
Hypnosis. Misalkan : Depth Level untuk Stage Hypnotist sangat berbeda dengan Hypnotherapy.

Secara mudah, Depth Level Test adalah suatu sugesti-sugesti tertentu yang dalam kondisi
kesadaran penuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Ada banyak sekali cara yang
kita lakukan untuk mengetahui seseorang sudah berada di dalam level trance tertentu, salah
satunya dengan melakukan ideo motor response (Tanya jawab dengan Pikiran Bawah Sadar
Client dapat dilakukan dengan perjanjian gerakan motorik (Ideo Motor)).

Training.co.id

Belajar Hipnotis - Cara termudah, tercepat, terbaik menjadi penghipnotis

Cara Termudah Belajar Hipnotis

Master Hipnotis Artikel 11 September 2019 Hits: 19025 Rating: ( 1 Rating )

Jika Anda ingin mempelajari atau mendalami Hipnosis, Pertama-tama Anda harus memahami
Struktur Dasar atau Tahapan melakukan Hipnosis. Secara Umum Step atau Langkah dalam
melakukan Hipnosis dapat disederhanakan dengan diagram sebagai berikut:

Dari Diagram di atas, kita dapat mengetahui bahwa secara umum, terdapat 6 (enam) tahap
dalam melakukan hipnosis:

1, Pre-Induction

2. Induction

3. Therapeutic Procedure (Sugesti)

4. Termination

5. Post Hypnotic

6. Normal

1. Pre-Induction

Pre-Induction merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi & kondisi yang
bersifat kondusif antara seorang Hypnosis & Client.
Agar proses Pre-Induction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya Hypnotist harus dapat
mengenali aspek-aspek psikologis dari Client, antara lain : hal yang diminati, hal yang tidak
diminati, apa yang diketahui Client terhadap proses Hypnosis, dsb.

Pre-Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-hal lain yang
bersifat mendekatkan seorang Hypnotist secara mental terhadap seorang Client.

Pre-Induction merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali kegagalan proses Hypnosis
diawali dari proses Pre-Induction yang tidak tepat. Oleh karena itu, tidak salah jika dikatakan
bahwa Pre-Induction adalah Tahapan Terpenting di dalam melakukan Hipnosis. Di dalam
Workshop yang biasanya saya adakan, Konsep Pre-Induction akan diajarkan secara mendalam
dengan demontrasi bagaimana melakukan Pre-Induction dengan baik dan benar.

2. Induction

Induction adalah sarana utama untuk membawa seorang untuk berpindah dari Conscious Mind
ke Sub Conscious Mind. Secara sederhana, Verbal Induction adalah suatu rangkaian sugesti
yang dibawakan secara persuasif, sehingga membawa seorang Client berpindah dari Conscious
Mind ke Sub Conscious Mind (trance).

Ada banyak sekali teknik induksi di dalam melakukan hipnosis, bahkan jika anda sudah betul-
betul memahami konsep hipnosis, anda bisa membuat atau menciptakan teknik induksi sendiri.

Secara Umum terdapat 2 Jenis Induksi, yaitu:

a. Authoritarian Induction,

yaitu : Bersifat perintah, dan umumnya diterapkan kepada seorang Client yang dianggap
memiliki kepatuhan tinggi, dan sugestif. Client menaruh respek yang tinggi terhadap Hypnotist.
Dalam Stage Hypnotist pada umumnya dipergunakan teknik ini terhadap Client yang tepat.
Dalam literature lain, Jenis Induksi ini dapat disebut dengan Shock/Rapid Induction dimana
seorang Master Hipnotis dapat menghipnosis seorang suyet dalam hitungan menit bahkan
detik. Beberapa contoh Teknik Authoritarian Induction : Shake-Hand Induction, Body-Rocking
Induction, Flying Hand Induction, dll.

b. Permissive Induction

Bersifat ajakan atau pemberdayaan (empowerment), dan umumnya diterapkan ketika seorang
Client dianggap sama tinggi (otoritasnya) dengan seorang Hypnotist. Teknik ini sangat
dianjurkan dipergunakan dalam Hypnotherapy, dan digunakan juga kepada client atau suyet
dengan tingkat sugestivitas rendah ataupun sedang (medium). Beberapa Contoh Teknik
Permissive Induction : Dave Elman Induction, Progresive Relaxation, Eye Fixation, Flower
Method, Seven Plus Minus Two Induction, dll.

Setelah Melakukan Induction, yang harus dilakukan oleh Terapis atau seorang Hipnotis adalah
melakukan deepening yang bertujuan untuk membimbing client memasuki kondisi trance yang
lebih dalam. Umumnya saat melakukan induction, seorang klien biasanya memasuki trance
ringan. Dalam kondisi ini sebenarnya seorang klien sudah bisa diberian sugesti. Namun,
seringkali seorang terapis membutuhkan kondisi trance yang lebih dalam (medium trance atau
deep trance) untuk kasus-kasus tertentu. Menguasai deepening adalah hal mutlak yang
diperlukan oleh seorang hipnotis, baik untuk tujuan hiburan (stage hypnosis) atau
hypnotherapy.

Depth Level Test merupakan test untuk melihat seberapa jauh kesadaran seseorang sudah
berpindah dari Conscious Mind ke Sub-Conscious Mind.

Depth Level berbeda-beda untuk setiap orang, dan sangat tergantung dengan : kondisi Client,
pemahaman Client, waktu, lingkungan, dan keahlian seorang Hypnotist.

Berdasarkan Davis-Husband Scale, maka Depth Level manusia dapat dibagi atas 30 tingkatan
kedalaman
Kebutuhan Depth Level juga berbeda-beda, tergantung dari maksud dan tujuan proses
Hypnosis. Misalkan : Depth Level untuk Stage Hypnotist sangat berbeda dengan Hypnotherapy.

Secara mudah, Depth Level Test adalah suatu sugesti-sugesti tertentu yang dalam kondisi
kesadaran penuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Ada banyak sekali cara yang
kita lakukan untuk mengetahui seseorang sudah berada di dalam level trance tertentu, salah
satunya dengan melakukan ideo motor response (Tanya jawab dengan Pikiran Bawah Sadar
Client dapat dilakukan dengan perjanjian gerakan motorik (Ideo Motor)).

Akses 23 Jam belajar Hipnoterapi melalui Video pembelajaran yang komperhensif ? Akses
selamanya tanpa batas waktu, bisa diskusi dan dapat sertifikat digital. Info lengkap Klik Disini!

3. Therapeutic Procedure / Suggestion

Setelah klien sudah memasuki kondisi kesadaran tertentu (trance), seseorang siap diterapi
dengan menggunakan sugesti-sugesti tertentu.Sugesti dapat diartikan sebagai Suatu rangkaian
kata-kata, kalimat yang disampaikan dengan cara tertentu, dalam situasi tertentu, sehingga
dapat memberikan pengaruh bagi mereka yang mendengarnya, sesuai dengan maksud & tujuan
sugesti tersebut !

Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy, sebaiknya menggunakan aturan umum dalam
Sugesti, yaitu :

(1). Positive (Sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari)

(2). Repetition (Pengulangan)

(3). Present Tense (hindari kata akan)

(4). Pribadi

(5). Tambahkan sentuhan Emosional dan Imajinasi


(6). Progressive (bertahap), jika diperlukan.

Di dalam Hipnoterapi, terdapat berbagai teknik terapi (Therapeutic Procedure), berikut ini
beberapa contoh teknik terapi :

(1) Time Line Therapy

(2) Ego-State Therapy

(3) Age Regression Therapy

(4) Desensitization Therapy

(5) Parts Therapy

(6) Methapor Therapy

(7) Circle Excellence Therapy

(8) Role Model Therapy

(9) Reframe Therapy

(10) The Swish

(11) Anchor

(12) Chair Therapy

(13) Object Imagery

(14) dll

4. Termination

Termination adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses Hypnosis.

Konsep dasar Termination adalah memberikan sugesti atau perintah agar seorang Client tidak
mengalami kejutan psikilogis ketika terbangun dari “tidur Hypnosis”.
Standar dari proses Termination adalah membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh
seorang Client lebih segar dan relaks, kemudian diikuti dengan regresi beberapa detik untuk
membawa Client ke kondisi normal kembali.

Dalam Stage Hypnosis seringkali konsep Termination sengaja dipercepat, agar dapat
menghasilkan efek entertaintment. Sedangkan di dalam sesi Hipnoterapi, diperlukan teknik
termination yang baik sehingga saat bangun, Client tidak mengalami pusing, dan hal-hal tidak
ekologis lainnya.

5. Post Hypnotic

Sugesti yang diharapkan tetap berlaku atau dapat menjadi “nilai baru” bagi seorang Client
walaupun telah disadarkan dari “Tidur Hypnosis” disebut dengan Post Hypnotic Suggestion
(PHS).

PHS tidak akan bertahan lama bilamana tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai dasar dari
Client.

Dalam Hypnotherapy, PHS merupakan bagian yang sangat penting, karena merupakan inti dari
tujuan Hypnotherapy, dan seorang Hypnotist harus dibekali pengetahuan mengenai kejiwaan
dan psikosomatis untuk dapat memberikan PHS secara benar. PHS yang salah dalam proses
Hypnotherapy akan berakibat fatal dan dapat menimbulkan traumatik baru.

Dari hasil bincang-bincang dengan para peserta pelatihan, salah satu materi yang menarik di
dalam pelatihan Basic Hypnosis saya adalah saat peragaan tentang “Waking Hypnosis”. Waking
hypnosis pada dasarnya adalah cara melakukan hipnotis tanpa menidurkan seseorang. Dengan
kata lain, Waking Hypnosis adalah bagaimana kita memberikan sugesti kepada seseorang tanpa
harus “menidurkannya”.

Mata yang terpejam tidak selalu berarti tidur


Peragaan Waking Hypnosis di Kelas Basic Hypnosis Training

Pernah seorang peserta bertanya, “Pak, bagaimana mungkin bapak menghilangkan nama
seseorang begitu saja dalam keadaan normal?” Jawabannya panjang namun bisa disarikan
dalam 2 poin penting yaitu:

Orang sering salah sangka bahwa proses hipnosis itu identik dengan tidur dalam arti yang kita
kenal sehari-hari. Padahal tidur hipnosis tidak persis sama dengan tidur “ngilang” yang kita
lakukan sehari-hari

Kalaupun nampak seperti tertidur, itu karena matanya memilih terpejam atau memang kita
minta demikian.

Berada dalam kondisi hipnotik / hypnosa / trance tidak “sungguh-sungguh” tidur. Kita masih
mampu mendengar dan merespon sugesti yang disampaikan meski mata kita terpejam. Jadi,
trance itu adalah sebuah kondisi dan tidak harus ditandai dengan terpejamnya mata. Bahkan
pada skala kedalaman tertentu kita dapat membuka mata tanpa memengaruhi kondisi trance
tersebut [Davis-Husband Scale: Ability to open eyes without affecting the trance].

Hipnotis dapat terjadi dalam keadaan mata terbuka

Gampangnya, janganlah men-generalisasi. Inti pesan yang ingin disampaikan adalah tidak
semua yang hitam itu kecap. Tidak semua yang menutup mata itu tidur. Tidak semua hypnosis
harus menutup mata. Jika kita menangis karena tokoh protagonis dalam sebuah sinetron terus-
terusan didera fitnah, apakah kita harus memejamkan mata supaya airmata berderai-derai?
Tentu tidak, itu trance! Lalu saat tokoh itu mati kemudian hidup kembali dan mendadak kita
bahagia bukan kepalang. Apakah kita harus memejamkan mata untuk dapat merasakan
kenikmatannya? Tidak, itu trance!

Apakah harus terpejam agar teringat sesuatu dan merasakan hati bak teritis sembilu? Tentu
tidak walaupun memejamkan mata terkadang dapat membuat rasanya semakin dalam.

Jadi sekali lagi, ini bukan masalah mata terpejam atau terbuka. Kondisi hipnotik (trance) tidak
mensyaratkan mata kita untuk selalu terpejam. Kita bisa terhipnotis apa saja, dimana saja
dalam keadaan mata terbuka atau tertutup.
Cara melakukan hipnotis tanda menidurkan dengan Waking Hypnosis

“Lalu bagaimana cara melakukan hipnotis tanpa menidurkan seperti yang bapak lakukan
dengan membuat kaki lunglai dan tak kuasa bangkit seperti itu tanpa harus menginduksinya
secara normal?”

Nah itu sih gampang saja. Yang kita butuhkan adalah “Connectedness”. Materi tentang
“Connectedness” ini menjadi materi penting di kelas Hypnosis maupun Hypnotherapy. Salah
satu cara membangun “Connectedness” adalah dengan melakukan tes sugestivitas. Ini
sebabnya di dalam kelas Basic Hypnosis saya, tes sugestivitas memegang peranan penting dan
harus benar-benar dipraktekkan dengan baik. Jika kita sudah “connected” dengan seseorang
maka kita bisa memberikan sugesti yang dapat direspon dengan baik oleh Subyek tanpa
terlebih dahulu harus menidurkannya. Simak video peragaan tes sugestivitas yang tersedia di
menu Video. Selamat mencoba.

Waking Hypnosis (Hypnosis Tanpa Tidur ) adalah sebuah teknik yang dilakukan oleh Hypnotist
untuk membawa klien dan memanipulasi pikiran klien di alam Trance nya tanpa melalui
persetujuan, Induksi dan Deepening terlebih dahulu. Teknik yang biasa di pakai adalah hocked
(terkejut), !on"used (membingungkan pikiran), #$erload (kelebihan in"ormasi), %engakses data
yang sudah lawas (accesing).&ntuk melakukan Waking Hypnosis sang Hypnotist harus pandai
menjalin 'apport dengan sangat baik dan juga mampu membypass pikiran sadar klien untuk
langsung memasuki kondisi Trance.%enjalinmembangun 'apport adalah hal terpenting yang
harus dilakukan seorang Hypnotist karena 'apport adalah awal terbukanya gerbang menuju ke
alam bawah sadar klien. %ilton rickson menyatakan, jika sang Hypnotist sudah menjalin
'apport yang baik maka klien tersebut sebenarnya sudah masuk ke dalam kondisi *ight Trance
(ringan

Anda mungkin juga menyukai