Anda di halaman 1dari 16

RESUME

MATERI BAITUL ARQOM PURNA STUDI

Disusun Oleh :

Jarot Niko Saputro

142012018022

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN 2022
Materi 1

VISI DAN STRATEGI GERAKAN MUHAMMADIYAH ABAD KE-2

Haedar Nashir (2010) menyebut, Muhammadiyah pada abad kedua menghadapi tantangan yang
tidak ringan. Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa berada pada pusaran dinamika
globalisasi yang membawa ideologi kapitalisme dan neoliberalisme global. Oleh karena itu,
Muhammadiyah perlu mengukuhkan diri sebagai gerakan tajdid sebagai ruh persyarikatan sejak
pertama berdiri. Agenda Muhammadiyah pada abad kedua adalah menegaskan tekad dan usaha
untuk terus menerus menjadikan gerakannya sebagai Gerakan Pencerahan dengan misi
membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan. Haedar Nashir (2010) menyebut,
Muhammadiyah pada abad kedua menghadapi tantangan yang tidak ringan. Muhammadiyah
sebagai bagian dari bangsa berada pada pusaran dinamika globalisasi yang membawa ideologi
kapitalisme dan neoliberalisme global. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu mengukuhkan diri
sebagai gerakan tajdid sebagai ruh persyarikatan sejak pertama berdiri. Agenda Muhammadiyah
pada abad kedua adalah menegaskan tekad dan usaha untuk terus menerus menjadikan
gerakannya sebagai Gerakan Pencerahan dengan misi membebaskan, memberdayakan dan
memajukan kehidupan.

Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan.
Gerakan pencerahan merupakan praksis islam yang berkemajuan untuk membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan merupakan jawaban atas
problem kemanusiaan, berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan dan persoalan persoalan
lain. Pada abad kedua, Muhammadiyah menghadapi perkembangan dunia yang semakin
kosmopolit dan Muhammadiyah harus berperan sebagai integral dari warga semesta dan dituntut
komitmennya dalam menyebarluaskan gerakan pencerahan. Demi terwujudnya wawasan
kemanusiaan yang universal dan menjunjung tinggi perdamaian, toleransi, kemajemukan,
kebajikan, peradaban, dan nilai nilai utama.

Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah:

1. Kekeringan Ruhani
2. Krisis Moral,

3. Kekerasan,

4. Terorisme Konflik,

5. Korupsi,

6. Kerusakan ekologis

7. Dan bentuk kejahatan kemanusiaan

Gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid
untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasithiyah),
membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat dan martabat,
mencerdaskan kehidupan berbangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan
kehidupan umat manusia. Gerakan pencerahan Muhammadiyah mengembangkan strategi dari
revitalisasi (penguatan kembali) ke transformasi (perubahan dinamis) untuk melahirkan amal
usaha dan aksi aksi sosial kemasyarakatan yang memihak kaum dhu’afa dan mustadh’afin serta
memperkut civil society. Dalam gerakan pencerahan, Muhammadiyah memaknai dan
mengaktualisasi jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan untuk mewujudkan
kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Jihad
dalam pandangan Muhammadiyah bukan perjuangan dengan kekerasan, konflik dan
permusuhan.
Materi 2
IMPLEMENTASI
SPIRIT AL-MA'UN DI MASA PANDEMI COVID-19

Spirit al-Ma’un merupakan nyawa yang menghidupi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
yang bergerak di bidang dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar. (QS. Ali imran ayat 104).
Dalam gerakannya, Muhammadiyah menekankan doktrin Islam Rahmatan lil ‘Alamin sebagai
agama yang peduli pada nasib manusia sehingga mengajarkan keberpihakan kepada kaum yang
lemah, termasuk mereka yang rentan dan menjadi korban bencana. Kepedulian itu terungkap
dalam banyak ayat al-Qur’an dan hadis Nabi diantaranya terdapat dalam surat al-Ma’un.

Islam adalah agama yang selalu mempertautkan antara kedua kesalehan tersebut, tidak hanya
berdimensi ritual-vertikal (hablun minallah), melainkan juga mencakup dimensi sosial-
horizontal (hablum minannas). Agama tidak hanya mengurusi persoalan iman untuk
pembentukan kesalehan individual, akan tetapi yang terpenting dari itu adalah mewujudkan iman
tersebut dalam amal dan pembentukan kesalehan sosial.

Konteks al-ma’un dimasa pandemi :

1. Dampak kesehatan
Pendekatan terhadap masalah sosial => kampanye (3m => memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak+ 1tidak berkerumun)
2. Dampak ekonomi
Pendekatan inovatif dalam mengantisipasi dan memberikan solusi terhadap “kemiskinan
baru” yg dihadapi oleh kelompok masyarakat rentan serta penguatan model2 pemberdayaan
ekonomi
3. Dampak sosial
Pendekatan baru utk melakukan inovasi sosial yang memperkuat kemandirian masyarakat
secara kolektif

Dari ke3 dampak tsb (kesehatan, ekonomi dan sosial) muhammadiyah bersama spirit al-ma’un
sudah berupaya untuk hadir memproyeksikan program prioritas : ketahanan pangan, kemandirian
ekonomi, membangun kultur baru, pendidikan alternatif, perubahan sosial.
Spirit Al-Maun sebagaimana ditekankan oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan
menjadi penting ditengah wabah ini. Al-Maun menumbuhkan spirit berbagi dan keberpihakan
kepada kaum duafa-mustadafin yang tertindas dan berada di garis kemiskinan. Al-Maun
menggambarkan betapa Islam memperhatikan keadilan sosial, pemberdayaan dan kesejahteraan
umat melalui berbagai ibadah ritual yang berimplikasi pada empati-kedermawanan sosial. Islam
mengajarkan untuk berbagi kepada fakir miskin yang termarjinalkan akibat dari ekonomi
kapitalis dan liberal.
Materi 3

MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH


(PERSPEKTIF PHIWM)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Pengertian ini mengacu pada keluarga
kecil. Dalam Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, keluarga adalah “orang seisi rumah, terdiri
dari orang tua, dapat kedua orang tua atau salah satu orang tua (ayah atau ibu) beserta maupun
tanpa anak-anak, dapat juga bersama anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan dan orang
yang membantu dalam keluarga tersebut.” Sakinah merupakan kata serapan dari Bahasa Arab
(sakana-yaskunu-suknan), berarti: tenang, senang, diam, tidak bergerak, tenang setelah
bergejolak, menempati rumah, memakai tanda sukun. Terwujudnya sakinah merupakan hasil dari
berkembangnya mawaddah wa rahmah. Mawaddah berupa rasa saling mencintai dan
menyayangi dengan penuh rasa tanggung jawab antara suami-istri. Rahmah adalah rasa saling
simpati, yang mewujud dalam laku saling pengertian, penghormatan, dan tanggung jawab antara
yang satu dengan lainnya.

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah Dalam Kehidupan Keluarga :

1. Kedudukan Keluarga

 Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi
nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, Karenanya menjadi kewajiban setiap
anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah,
mawaddah warahmah yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.

 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar–benar dapat


mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan pembentukan Gerakan Jama’ah dan
da’wah Jama’ah menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Fungsi Keluarga
 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu difungsikan selain dalam
mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga
anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi
pelangsung dan penyempurna gerakan da’wah di kemudian hari.

 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan (uswah hasanah)


dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami yakni tertanamnya ihsan/kebaikan dan
bergaul dengan ma’ruf, saling menyayangi dan mengasihi, menghormati hak hidup anak,
saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga, memberikan pendidikan
akhlaq yang mulia secara paripuma, menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana
siksa neraka, membiasakan bermusyawarah dalam menyelasaikan urusan, berbuat adil
dan ihsan, memelihara persamaan hak dan kewajiban, dan menyantuni anggota keluarga
yang tidak mampu.

3. Aktifitas Keluarga

 Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang makin terbuka, keluarga-keluarga
di lingkungan Muhammadiyah kian dituntut perhatian dan kesungguhan dalam mendidik
anak-anak dan menciptakan suasana yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-
pengaruh negatif dan terciptanya suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan
nilai–nilai ajaran Islam.

 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu memiliki kepedulian sosial dan


membangun hubungan sosial yang ihsan, ishlah, dan ma’ruf dengan tetangga-tetangga
sekitar maupun dalam kehidupan sosial yang lebih luas di masyarakat sehingga tercipta
qaryah thayyibah dalam masyarakat setempat.

 Pelaksanaan shalat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kepala
keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat mendidik.

Prinsip Menuju Keluarga Sakinah :

1. Pernikahan harus dipandang sebagai perjanjian yang berat (mitsaqan ghalidza), yang
menuntut suami istri memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing
2. Setiap anggota keluarga (suami dan istri) adalah pemimpin dalam kedudukannya masing-
masing, dan akan Allah akan memintakan pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu

Kewajiban Suami Terhadap Istri :

1. Mempergaulinya secara ma’ruf

2. Memberinya nafkah, lahir dan batin

3. Mendidik istri

4. Menjaga kehormatan istri (dan keluarga)

Kewajiban Istri Terhadap Suami :

1. Taat kepada suami

2. Menjaga amanat sebagai ummun (ibu) dan rabbatu al-bayt (manajer rumah tangga)

3. Menjaga kehormatan dan harta suami

4. Meminta izin ketika hendak bepergian dan puasa sunnah

Kewajiban Bersama Suami Dan Istri :

1. Menjaga iman dan meningkatkan ketaqwaan

2. Menjaga agar senantiasa taat kepada Allah, yang diwujudkan dalam sikap menjadikan syariat
Islam sebagai tolok ukur perbuatan (miqyasu al-’amal) dalam semua aspek kehidupan

3. Berakhlak mulia

4. menghindari maksiyat
Materi 4

Kepribadian Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud gerakan
ialah “Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang ditujukan kepada dua bidang :
perseorangan dan masyarakat. Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar pada bidang pertama terbagi
menjadi dua golongan :

• Tajdid (Pembaharuan)

• Tazkirah (Peringatan)

Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-
masing, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “Terwujudnya
masyarakat utam, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.” (QS. 7 : 96)

Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuannya, Muhammadiyah mendasarkan segala


gerak dan amal usahanya atas dasar prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar, yaitu :

1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ‘ibadah, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.(QS. 3 :
64 / 47 : 19)

2. Hidup manusia harus bermasyarakat.

3. Mematuhi ajaran Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam satu-satunya landasan
kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat. (QS. 3 : 19, 85 )

4. Menegakkan dan menjunjung tinggi Dienul Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan. (QS. 3 : 104 / 49 : 15)

5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW (QS. 3 : 31-32,132)

6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban (QS. 61 : 4).


Untuk mencapai tujuan tunggalnya, Muhammadiyah berpedoman : ”Berpegang teguh pada
ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun dalam segala bidang dengan menggunakan
cara dan menempuh jalan yang diridhai Allah SWT”.

Sifat Muhammadiyah :

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.

2. Memperbanyak kawan dan mengalakkan ukhuwah Islamiyah.

3. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

5. Mengindahkan segala hukum, Undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
yang syah.

6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan, sesuai
dengan ajaran Islam.

8. Kerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan syari’at Islam serta membela kepentingannya.

9. Membantu pemerintah serta bekejasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

10. Bersifat adil serta kolektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.

Kepribadian Muhammadiyah pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran


kepada warga, kader, dan pimpinan persyarikatan, agar mereka itu tahu tugas dan kewajibannya,
tahu sandaran atau dasar-dasar beramal usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk / irama
bagaimana mereka bertindak / bersikap pada saat melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Materi 5

MUHAMMADIYAH & DINAMIKA KEBANGSAAN

( Perspektif Khittah Denpasar 2002)

Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tahun 2002 (Khittah
Denpasar)

Pada awal-awal Reformasi Muhammadiyah (sebagai ORMAS) menyuarakan Netralitas dalam


bidang Politik Praktis namun para pemimpin dan anggota-anggotanya serentak mendukung
Partai PAN, selain masih ada yang masih mempertahankan dirinya di partainya yang lama yakni
Golkar dan PPP Pada 10 tahun terakhir ini, kehancuran moral bangsa menuntut peran
Muhammadiyah secara lebih aktif bergerak dalam ranah politik etis.Muhammadiyah harus
mengambil peran dalam membangun bangsa secara demokratis, bermoral dan bermartabat dan
dilakukan secara konstitusional. Namun demikian, netralitas sikap Muhammadiyah terhadap
partai politik dalam waktu yang lama mengakibatkan munculnya dua hal, positif dan negatif.
Yang positif adalah bahwa Muhammadiyah bisa berkonsentrasi di bidang usahanya, seperti
pendidikan, kesehatan dan santunan sosial. Jumlah AUM semakin banyak dan berakar kuat di
masyarakat. Juga, stigma yang menimpa partai politik bisa dihindari oleh Muhammadiyah.
Tetapi, di samping itu, yang negatif adalah bahwa Muhammadiyah mengalami kelangkaan kader
politik yang kompeten, gagap menyikapi perkembangan politik, dan tidak sensitif terhadap
situasi politik.

Khittah Denpasar berisi 9 pokok pedoman bagi Muhammadiyah dalam melaksanakan peran dan
fungsinya dalam kehidupan berbangsa dan berngara

Adapun 9 pokok itu adalah :

1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan
salah satu aspek ajaran Islam dalam urusan keduniawian yang harus selalu dimotivasi,
dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu
diperlukan sikap dan moral yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalani
kehidupan pilitik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Muhammadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun memalui pengembangan masyarakat,
pada dasarnya merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun dimana nilai-
nilai Illahiyah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan tegakknya nilai-nilai
kebersamaan, keadilan, perdamaian, ketertiban, keadaban untuk terwujudnya “Baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur”
3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui
usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat guna terwujudnya masyarakat
madani yang kuat sebagaimana tujuan muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan kenegaraan
sebagai proses dan hasil dari fungsi politik pemerintahan akan ditempuh melalui pendekatan-
pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan kelompok
kepentingan yang efektif dalam kehidupan negara yang demokratis
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis dan
berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan lembaga-lembaga
formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem politik yang demokratis
dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan
politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-benar
mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang
menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya NKRI yang diprolkamasikan tahun 1945
5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peran politiknya sebagai wujud dari da’wah amar
ma’ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap
berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif
menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang
sehat menuju kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi ddan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan
kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah senantiasa
mengembangkan sikap positif dalam memandang perjuangan pollitik dan menjalankan fungsi
kritik sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya sistem politik
kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota persyarikatan untuk
menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai dengan hati nurani masing-
masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus sesuai dengantangguang jawab sebagai warga
negara yag dilaksanakan secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan
Muhammadiayah, demi kemaslahatan bangsa dan negara
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-
benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan
mengedepankan tanggung jawab, akhlaq mulia, keteladanan, dan perdamaian. Aktifitas
polotik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi persyarikatan dalam
melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar.
9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan mana pun berdasarkan
prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi kemudharatan, dan bertujuan untuk
membangun kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis
dan berkeadaban. 
Materi 6

AKTUALISASI SPIRIT PROFESIONAL QUR’ANI DALAM DUNIA KERJA

Terdapat 4 golongan sumber daya manusia :

1. Yang mampu dan mau bekerja


2. Yang mampu, tidak mau bekerja
3. Yang tidak mampu, mau bekerja
4. Tidak mampu, tidak mau bekerja

Pelayanan prima Adalah memberikan kepada pengguna produk/jasa apa yang betul betul mereka
butuhkan dan inginkan bukan sekedar memberikan apa yang kita pikiran tentang dibutuhkan oleh
mereka. Adapun tips mewujudkan pelayanan prima, yaitu :

1. Tersenyum ramah
2. Aku terima sebagai mitra terhormat
3. Melayani dengan ikhlas
4. Usaha untuk cepat tanggap
5. Komunikasi yang Indah
6. Inisiatif mengatasi masalah
7. Tekun dan sabar dalam melayani
8. Antar dan dampingi mereka menuju sukses Peran dalam pelayanan yakni : Care provider,
educator, manager, communicator, community leader

Beberapa akhlak profesi yaitu, sebagai berikut :

1. Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dijalani setiap orang


2. Akhlak dalam profesi dilakukan dengan sepenuh hati dan kejujuran
3. Akhlak dalam memilih menjalani profesinya menjunjung nilai2 kehalalan dan kebaikan
4. Akhlak sayyiah dalam menjalani profesi dan jabatan dalam profesinya menjauhkan diri dari
praktik korupsi, dll.
Materi 7

PAHAM AGAMA DALAM MUHAMMADIYAH

Menurut M.Djindar Tamimy berdirinya Muhammadiyah didorong oleh paham agama yang
tertuang dalam QS. Ali Imron 104. Dengan menghayati agama, mengamalkan agama,
memperjuangkan agama, lalu membentuk identitas Muhammadiyah. Jadi, bentuk identitas
Muhammadiyah adalah agama. Seseorang hendak memahami Muhammadiyah akan tetapi tidak
berangkat dari pemahaman yang semacam itu, maka ia hanya akan menemukan Muhammadiyah
hanya sebagai organisasi tidak dengan mengenali idealismenya. Hal yang harus diperhatikan
dalam AD Muhammadiyah Bab II, Pasal 4 yaitu : Muhammadiyah adalah gerakan Islam,
dakwah Amar ma'ruf nahi mungkar dan tajdid bersumber pada Al- Quran dan as-sunnah.
Muhammadiyah berasas Islam. Dalam MKCHM dinyatakan Muhammadiyah adalah gerakan
berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarnya,
untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
Dalam HPT disebutkan bahwa agama adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantara nabi-
nabinya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
manusia di dunia dan akhirat. Agama-agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW ialah apa yang diturunkan Allah di dalam Alquran dan yang disebut dalam as-
sunnah yang shahih berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-
ajaran Islam yang meliputi bidang aqidah, akhlak, ibadah, Muamalat duniawiyat. Dalam bidang
aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni bersih dari gejala-
gejala kemusyrikan bid'ah bid'ah dan kufarat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi
menurut ajaran Islam. Dalam bidang akhlak Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai
akhlak mulia dengan berpedoman pada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
pada nilai-nilai ciptaan manusia. Dalam bidang ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Dalam bidang Muamalat duniawiyat Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya Muamalat
duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama
serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT Dalam
penjelasan MKCH disebutkan bahwa bahwa Alquran dan Sunnah Rasul sebagai penjelasannya
adalah pokok dasar hukum/ajaran Islam yang mengandung ajaran yang benar sedangkan akal
pikiran adalah alat untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam
Alquran dan Sunnah Rasul. Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan
dengan masalah agama, baik bagi kehidupan perseorangan ataupun bagi kehidupan gerakan,
adalah dengan dilakukan di dalam musyawarah oleh para ahlinya dengan cara yang sudah lazim
disebut tarjih. Muhammadiyah berpendirian bahwa ajaran Islam merupakan kesatuan ajaran yang
tidak boleh dipisahkan yaitu meliputi aqidah ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan,
akhlak ajaran yang berhubungan dengan pembentukan mental, ibadah ajaran yang berhubungan
dengan peraturan dan tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, dan yang terakhir Muamalat
duniawiyat itu ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai