Anda di halaman 1dari 4

TUGAS OBSERVASI

PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH

DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

A. IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Imroatul Wirasati
Nim : 19613266
Alamat : Desa Sundul, Kec. Parang, Kab. Magetan

B. DESKRIPSI OBYEK OBSERVASI


Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma
Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah
laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga
tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani
kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola
amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara,
melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah khasanah
( teladan yang baik).
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang
bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadis. Sedangkan tujuannya ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
Menurut Djindar Tamimy, Muhammadiyah mempunyai indentitas gerakan Islam
yang mempunyai tujuan memberikan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
kepada masyarakat dalam kehidupan beragama. (Tamimy:1988)
Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan bermasyarakat dilakukan melalui dakwah
ialah mengajak kepada kebaikan (amar ma'ruf), mencegah kemungkaran (nahyu
munkar), dan mengajak untuk beriman (tu'minuna billah) guna terwujudnya ummat
yang sebaik-baiknya atau khairu ummah. Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman,
dan penghayatan Islam yang mendalam dan menyeluruh itu maka setiap warga
Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang mutlak untuk melaksanakan dan
mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan mempraktekkan
kehidupan Islami dalam lengkungan sendiri sebelum mendakwahkan islam kepada
fihak lain. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah
sebagai muslim benar benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam di
berbagai lingkup kehidupan, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan
orang-orang Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku dakwah
menjadi rahmatan lil-'alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
C. RUANG LINGKUP YANG DIOBSERVASI
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah seperangkat nilai
dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman
warga Muhammadiyah dalam bertingkah laku di kehidupan sehari-hari sehingga
tercermin kepribadian Islami. 
Penelitian ini dilakukan dilingkungan masyarakat muhammadiyah. Dalam
penelitian tersebut disampaikan tentang arti pentingnya PHIWM sebagai
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam proses pembelajaran
dalam kehidupan bermasyarakat. Diantaranya sebagai berikut :
a. Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan
sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya masing-masing
dengan memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesame muslim maupun dengan
non-muslim, dalam hubungan ketetanggaan bahkan Islam memberikan perhatian
sampai ke area 40 rumah yang dikategorikan sebagai tetangga yang harus dipelihara
hak-haknya.
b. Setiap keluarga dan anggota keluarga Muhammadiyah harus menunjukkan
keteladanan dalam bersikap baik kepada tetangga50, memelihara kemuliaan dan
memuliakan tetangga51, bermurah-hati kepada tetangga yang ingin menitipkan
barang atau hartanya52, menjenguk bila tetangga sakit53, mengasihi tetangga
/sebagaimana mengasihi keluarga/diri sendiri54, menyatakan ikut bergembira/senang
hati bila tetangga memperoleh kesuksesan, menghibur dan memberikan perhatian
yang simpatik bila tetangga mengalami musibah atau kesusahan, menjenguk/melayat
bila ada tetangga meninggal dan ikut mengurusi sebagaimana hak-hak tetangga yang
diperlukan, bersikap pemaaf dan lemah lembut bila tetangga salah, jangan selidik-
menyelidiki keburukan-keburukan tetangga, membiasakan memberikan sesuatu
seperti makanan dan oleh-oleh
c. kepada tetangga, jangan menyakiti tetangga, bersikap kasih sayang dan lapang dada,
menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat tercela, berkunjung dan saling tolong
menolong, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang tepat dan
bijaksana. Dalam bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk
bersikap baik dan adil55, mereka berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan
sebagai tetangga56, memberi makanan yang halal dan boleh pula menerima makanan
dari  mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara toleransi sesuai dengan
prinsip-prinsip yang diajarkan Agama Islam.
d. Dalam hubungan-hubungan sosial yang lebih luas setiap anggota Muhammadiyah
baik sebagai individu, keluarga, maupun jama’ah (warga) dan jam’iyah (organisasi)
haruslah menunjukkan sikap-sikap sosial yang didasarkan atas prinsip menjunjung-
tinggi nilai kehormatan manusia57, memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan
kemanusiaan58, mewujudkan kerjasama umat manusia menuju masyarakat sejahtera
lahir dan batin59, memupuk jiwa toleransi60, menghormati kebebasan orang lain61,
menegakkan budi baik 62, menegakkan amanat dan keadilan63, perlakuan yang
sama64, menepati janji65, menanamkan kasih sayang dan mencegah kerusakan66,
menjadikan masyarakat menjadi masyarakat yang shalih dan utama67,
bertanggungjawab atas baik dan buruknya masyarakat dengan melakukan amar
ma’ruf dan nahi munkar68, berusaha untuk menyatu dan berguna/bermanfaat bagi
masyarakat69, memakmurkan masjid, menghormati dan mengasihi antara yang tua
dan yang muda, tidak merendahkan sesama70, tidak berprasangka buruk kepada
sesama71, peduli kepada orang miskin dan yatim72, tidak mengambil hak orang
lain73, berlomba dalam kebaikan74, dan hubunganhubungan  Islam yang sebenar-
benarnya
e. Melaksanakan gerakan jamaah dan da’wah jamaah sebagai wujud dari melaksanakan
da’wah Islam di tengah-tengah masyarakat untuk perbaikan hidup baik lahir maupun
batin sehingga dapat mencapai cita-cita masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

D. PROSES KEGIATAN
Berangkat dari poin-poin yang sudah disebutkan diatas, saya merasa perlu melakukan
analisa bagaimana penerapan (implementasi) PHIWM dalam kehidupan
bermasyarakat dilingkungan masyarakat muhammadiyah, factor apa saja yang
mendukung dan menghambat penerapannya serta bagaimana hubungan (relevansi)nya
dengan pembentukan masyarakat yang sesuai ajaran agama islam. Tujuan dari analisa
tersebut adalah untuk mengetahui penerapan PHIWM pada kehidupan masyarakat
mugammadiyah, factor-faktor pendukung dan penghambat penerapannya serta
hubungan antara penerapannya dengan pembentukan masyarakat yang sesuai dengan
ajaran agama islam.
E. TEMUAN HASIL KEGIATAN
Dalam mengupas masalah tersebut, saya menggunakan metode analisa deskriptif
kualitatif. Sebelum menganalisa, saya meneliti penerapan PHIWM di lingkungan
masyarakat muhammadiyah kemudian memaparkan implementasi PHIWM pada
masyarkat dan factor pendukung maupun penghambatnya serta memaparkan relevansi
penerapan PHIWM pada masyarakat dengan pembentukan masyarakat yang sesuai
ajaran islam. Berdasarkan analisa, masyrakat belum maksimal dalam menerapkan
PHIWM. Factor penghambat yang paling dominan adalah kesibukan masyarakat dan
perubahan orientasi lingkungan masyarakat. Factor pendukung pelaksanaan PHIWM
dilingkungan masyarakat muhammadiyah adalah antara sesame tetangga memiliki
kesamaan paham tentang islam dan muhammadiyah.
Hubungan antara penerapan PHIWM dengan pembentukan masyarakat yang sesuai
dengan ajaran islam adalah pada penerapan poin-poin PHIWM pada kehidupan
sehari-hari, artinya keberhasilan masyarakat dalam menerapkan PHIWM pada
kehidupan bermasyarakat berarti mereka berhasil menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari didunia dan akherat, sebab PHIWM bersumber dari Qur’an dan Sunnah
sedangkan Qur’an dan Sunnah merupakan tuntunan menuju kebahagiaan dunia dan
akherat, sebaliknya jika mereka tidak berhasil menerapkan PHIWM pada kehidupan
bermasyarakat berarti pembentukan ajaran agama islam masih belum berhasil.
Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga hubungan
dengan manusia lain dikehidupan masyarakat muhammadiyah mereka sudah
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menjalin persaudaraan dan
kebaikan dengan sesama tetangga muslim lainnya, juga saling menjaga hubungan
social dengan tetangga satu dan lainnya, saling menghargai satu sama lain sehingga
tercipta suatu masyarakat yang tentram dan harmonis. Serta melaksanakan gerakan
jamaah dan da’wah jamaah sebagai wujud dari melaksanakan da’wah Islam di tengah-
tengah masyarakat untuk perbaikan hidup kedepannya.
F. KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini untuk menngetahui implementasi nilai-nilai PHIWM yang
dikembangkan dalam mata kuliah Kemuhammadiyahan dan mendeskripsikan kendala
dalam upaya implementasi nilai-nilai PHIWM yang dikembangkan dalam mata kuliah
Kemuhammadiyahan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Metode pengumpulan data berupa metode observasi. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap Upaya Implementasi Nilai-nilai PHIWM dalam Mata Kuliah
Kemuhammadiyahan dapat disimpukan bahwa masyarakat mengimplementasikan
nilai-nilai PHIWM dalam praktik di lapangan dan kehidupan sehari-hari, mewujudkan
nilai-nilai PHIWM untuk membentuk masyarakat yang amar makruf nahi munkar,
serta mewujudkan nilai-nilai PHIWM dalam mengembangkan amal shalih di
kehidupan sosial.

Anda mungkin juga menyukai