Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEDOMAN HIDUP ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH

Oleh:

RIZAL AFIF NUGROHO - 202210350311012


ZIDAN NUHFIL HANANI - 202210350311019

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamamualaikum Wr. Wb.


Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah pedoman hidup
islami warga muhammadiyah dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan Laporan Praktikum Fisika ini penulis telah memperoleh
bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, maka
melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum,
khususnya pada kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini semoga
bisa dipergunakan dengan semestinya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 2 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum..........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1. Kehidupan Pribadi.........................................................................................3
2.2. Kehidupan Berkeluarga.................................................................................3
2.3. Kehidupan Bermasyarakat............................................................................4
2.4. Kehidupan Dalam Berbisnis.........................................................................5
2.5 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi.................................................8
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam zaman yang penuh dengan tantangan dan perubahan seperti saat ini,
penting bagi setiap Muslim untuk memiliki landasan kuat yang mengikuti ajaran
Islami dalam menjalani kehidupan mereka. Muhammadiyah, sebagai organisasi
Islam terkemuka, telah merumuskan Pedoman Hidup Islami yang mencakup lima
aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Kelima aspek ini memberikan
landasan yang kokoh untuk membimbing individu dalam mencapai kehidupan
yang seimbang dan bermakna sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Aspek pertama, Kehidupan Pribadi, mengajarkan pentingnya introspeksi diri,
pengembangan spiritualitas, serta kepatuhan terhadap ajaran agama dalam setiap
aspek kehidupan sehari-hari. Kedua, Kehidupan Berkeluarga, menekankan peran
penting keluarga dalam membentuk masyarakat yang kokoh dan harmonis.
Ketiga, Kehidupan Bermasyarakat, menekankan pengabdian kepada sesama,
kepedulian terhadap masalah sosial, dan partisipasi aktif dalam membangun
masyarakat yang adil dan berkeadilan.
Selanjutnya, Kehidupan dalam Berbisnis, mengingatkan akan pentingnya
integritas, etika, dan keadilan dalam dunia bisnis, serta menghindari praktik-
praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Terakhir, Kehidupan dalam
Mengembangkan Profesi, menekankan pada pengembangan diri melalui
peningkatan kompetensi dan kontribusi positif dalam lingkungan kerja.
Dalam panduan ini, kita akan mengulas setiap aspek Pedoman Hidup Islami
Muhammadiyah secara mendalam, menjelaskan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, serta bagaimana mereka dapat diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Semoga panduan ini menjadi sumber inspirasi dan pedoman bagi
umat Islam dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam yang mulia.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Bagaimana pedoman hidup Islami yang dianut oleh warga Muhammadiyah
dalam kehidupan pribadi?
2. Bagaimana kehidupan berkeluarga yang dianut dalam pedoman hidup oleh
warga Muhammadiyah?

1
3. Bagaimana kehidupanbermasyarakat yang dianut oleh warga
Muhammadiyah?
4. Bagaimana kehidupan dalam berbisnis yang dianut oleh warga
Muhammadiyah?
5. Bagaimana kehidupan dalam mengembangakan profesi yang dianut oleh
warga Muhammadiyah?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi dalam Muhammadiyah sangat ditekankan dalam aspek
keimanan. Setiap warga Muhammadiyah diharapkan memiliki tauhid yang benar
dan penuh ketundukan kepada Allah. Ini berarti menjalani kehidupan sebagai
mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang berpegang teguh pada prinsip
tauhid, menjauhi syirk, takhayul, bid’ah, dan khurafat yang dapat merusak iman.
Selain itu, Muhammadiyah juga menggarisbawahi pentingnya akhlaq dalam
kehidupan pribadi. Warga Muhammadiyah diharapkan meneladani akhlaq mulia
Nabi dan menjauhi perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan
kemunkaran. Mereka harus senantiasa beramal dengan niat ikhlas, mempraktikkan
sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah sehingga menjadi teladan bagi sesama.
Dalam ibadah, Muhammadiyah menekankan pentingnya membersihkan jiwa
dan hati melalui ibadah yang tekun. Warga Muhammadiyah diharapkan
melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, menghidupkan amal sunnah, dan
menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, serta amal shalih yang
tulus. Ini akan menciptakan kepribadian yang shalih yang membawa kedamaian
dan manfaat bagi diri dan orang lain.
Terakhir, dalam mu'amalah duniawiyah, setiap warga Muhammadiyah
diingatkan untuk menjadi abdi dan khalifah di muka bumi. Mereka harus
menjalani kehidupan dunia secara aktif dan positif, dengan etos kerja Islami
seperti kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, dan berusaha secara
maksimal untuk mencapai tujuan. Semua ini harus didasarkan pada landasan
iman, Islam, dan ihsan, mencerminkan orientasi habluminallah dan
habluminannas, serta memberikan manfaat kepada umat manusia.
2.2. Kehidupan Berkeluarga
Keluarga dalam Muhammadiyah dilihat sebagai landasan utama dalam
kehidupan umat dan bangsa. Sebagai tempat paling intensif dalam
menyosialisasikan nilai-nilai, keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk
karakter individu dan generasi penerus. Oleh karena itu, setiap anggota
Muhammadiyah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan Keluarga Sakinah,

3
yaitu keluarga yang hidup dalam kebahagiaan, kasih sayang, dan saling
menghormati. Hal ini juga berkaitan dengan visi Muhammadiyah untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sejati.
Selain menjadi wadah sosialisasi nilai-nilai Islam, keluarga juga memiliki
fungsi penting dalam proses kaderisasi generasi penerus. Keluarga dalam
lingkungan Muhammadiyah diharapkan tidak hanya mendidik anak-anak mereka
dengan ajaran Islam, tetapi juga memastikan bahwa generasi muda tersebut dapat
menjadi penerus yang tangguh dalam menjalankan gerakan da'wah. Keluarga
harus menunjukkan keteladanan dalam perilaku Islami, berperilaku baik, saling
mencintai, dan menghormati hak hidup anak-anak serta anggota keluarga lainnya.
Dalam era informasi dan media yang semakin terbuka, keluarga-keluarga di
Muhammadiyah menghadapi tuntutan lebih besar untuk mendidik anak-anak
mereka dengan nilai-nilai yang benar. Mereka harus menciptakan suasana
keluarga yang harmonis agar anak-anak terlindungi dari pengaruh negatif dan
terhindar dari praktik kekerasan. Selain itu, keluarga juga harus membangun
hubungan yang baik dengan tetangga dan komunitas sekitar untuk menciptakan
masyarakat yang saling mendukung dan berdampingan secara Islami.
Sebagai bagian dari pendidikan Islami dalam keluarga, pelaksanaan shalat
harus menjadi prioritas utama. Kepala keluarga dalam Muhammadiyah
diharapkan untuk memberikan contoh yang baik dan memberikan sanksi yang
mendidik jika diperlukan agar seluruh anggota keluarga menjalankan shalat
dengan konsistensi. Ini adalah upaya untuk menjaga spiritualitas keluarga dan
memperkuat koneksi mereka dengan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-
hari.
2.3. Kehidupan Bermasyarakat
Kehidupan bermasyarakat dalam Muhammadiyah didasarkan pada nilai-nilai
Islami yang mengedepankan persaudaraan dan kebaikan terhadap sesama.
Muhammadiyah memandang tetangga sebagai bagian penting dalam kehidupan
sosial dan memberikan perhatian khusus kepada hubungan tetangga, bahkan
hingga ke wilayah 40 rumah. Ini menggambarkan komitmen Muhammadiyah
untuk memelihara hak dan kehormatan tetangga, termasuk baik sesama muslim
maupun non-muslim.

4
Pentingnya keteladanan dalam bertetangga menjadi prinsip utama dalam
kehidupan keluarga Muhammadiyah. Mereka diajarkan untuk menjaga kemuliaan
dan memuliakan tetangga, bermurah hati, mengasihi, dan bersikap kasih sayang
kepada mereka. Hal ini mencakup menjenguk saat tetangga sakit, memberikan
dukungan dalam kesuksesan, dan juga memberikan perhatian dan kepedulian saat
tetangga mengalami kesulitan atau musibah. Prinsip-prinsip ini menciptakan
hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara keluarga Muhammadiyah
dan tetangga mereka.
Muhammadiyah juga mendorong toleransi dan kehormatan dalam hubungan
dengan tetangga yang berlainan agama. Mereka diwajibkan untuk bersikap baik,
adil, dan memelihara toleransi, serta menghormati hak-hak dan kehormatan
tetangga yang berbeda keyakinan. Ini mencakup aspek pemberian makanan yang
halal dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan sesuai dengan prinsip-
prinsip ajaran Islam.
Dalam lingkup yang lebih luas, Muhammadiyah menekankan pentingnya
sikap sosial yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Masyarakat
Muhammadiyah diajarkan untuk memupuk persaudaraan, kesatuan kemanusiaan,
dan kerjasama menuju masyarakat yang sejahtera secara fisik dan batin. Prinsip-
prinsip ini mencakup menjaga toleransi, menghormati kebebasan, menegakkan
kebaikan, serta berperilaku baik, adil, dan penuh kasih sayang. Muhammadiyah
juga menegaskan tanggung jawab terhadap kebaikan dan keburukan masyarakat,
dan mendorong amar ma’ruf nahi munkar untuk memperbaiki perilaku
masyarakat. Semua ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan
masyarakat yang Islami yang benar-benar bermanfaat bagi semua.

5
2.4. Kehidupan Dalam Berbisnis
Bisnis dan aktivitas ekonomi adalah cara manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya, dan dalam pandangan Muhammadiyah, hal ini merupakan tugas yang
sangat penting dalam kehidupan. Muhammadiyah mengakui bahwa selama bisnis
tersebut tidak merugikan kemaslahatan manusia, berbagai bentuk kerja dalam
produksi dan distribusi barang dan jasa diperbolehkan, asalkan barang dan jasa
yang dihasilkan adalah halal dalam pandangan syariah. Dalam hal ini, penting
untuk memahami bahwa aktivitas bisnis harus mematuhi prinsip-prinsip yang
diatur oleh Islam.
Dalam berbisnis, setiap individu dapat menjadi pemilik, pengelola, atau
keduanya. Orang-orang memiliki kebebasan untuk memiliki organisasi bisnis
mereka sendiri dan menjalankannya sesuai dengan kewenangan yang mereka
miliki. Namun, Muhammadiyah menekankan bahwa ini harus dilakukan dengan
cara yang benar dan sesuai dengan prinsip mu’amalah dalam Islam. Dalam
menjalankan aktivitas bisnis ini, individu juga dapat berperan sebagai pemimpin
atau anak buah yang memiliki tugas, kewajiban, dan tanggung jawab sesuai
dengan kesepakatan yang ditetapkan secara sukarela dan adil. Kesepakatan yang
adil ini harus dijalankan sebaik mungkin oleh semua pihak yang terlibat.
Prinsip sukarela dan keadilan merupakan landasan utama dalam aktivitas
bisnis dalam pandangan Muhammadiyah. Ini berarti bahwa tidak boleh ada
paksaan, pemerasan, pemalsuan, atau tipu daya dalam bisnis. Semua aktivitas
bisnis harus didasari oleh kejujuran dan integritas. Hasil dari bisnis adalah harta
kekayaan pribadi, tetapi Muhammadiyah mengingatkan bahwa harta tersebut juga
memiliki dimensi sosial. Harta tersebut harus memberikan manfaat bagi diri
sendiri, keluarga, dan masyarakatnya dengan cara yang halal dan baik. Ini
mencakup kewajiban zakat, yang merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran
Islam, dan praktik shadaqah, infaq, wakaf, dan jariyah sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam ajaran Islam.
Ada berbagai cara untuk memperoleh dan memiliki harta, termasuk melalui
usaha, warisan, wasiat, dan hibah. Dalam konteks berbisnis, harta yang diperoleh
melalui usaha dianggap sebagai cara yang paling terpuji, karena seseorang
menjalani kerja keras dan memanfaatkan kemampuannya untuk mencapai

6
tujuannya. Meskipun begitu, dalam kehidupan berbisnis, juga ada peran penting
bagi perjanjian utang-piutang. Utang harus dikelola dengan hati-hati dan sesuai
dengan kemampuan untuk mengembalikan, dan ini dianjurkan untuk dibuat secara
tertulis dengan saksi yang sah. Penting untuk berhati-hati dalam mengelola utang,
sesuai dengan kemampuan untuk membayar kembali pada waktunya, sehingga
tidak memberatkan diri sendiri dan yang meminjamkan uang. Utang harus
dikelola dengan itikad baik dan adil, dan pememinjam harus selalu berusaha untuk
mengembalikan utangnya sesuai dengan perjanjian.
Dalam dunia bisnis, persaingan adalah hal umum, dan Islam mengajarkan
bahwa persaingan dalam kebaikan dianjurkan. Persaingan dalam bisnis bisa
berarti memberikan mutu barang atau jasa yang lebih baik, memberikan pelayanan
pelanggan yang lebih baik, atau bahkan memberikan manfaat lebih bagi
masyarakat. Tetap berlaku prinsip-prinsip sukarela, keadilan, kejujuran, dan
kebaikan dalam persaingan bisnis. Dalam hal ini, prinsip “fastabiq al khairat”
(berlomba-lomba dalam kebaikan) menjadi pedoman, sehingga bisnis yang
dijalankan bisa dianggap sebagai bisnis yang mabrur atau diberkahi.
Keinginan manusia untuk memperoleh dan memiliki harta dengan
menjalankan usaha bisnis kadang-kadang membuahkan hasil yang sukses, yang
merupakan rezeki yang harus disyukuri. Namun, ada juga yang belum meraih
sukses dalam usaha bisnis mereka. Dalam kedua situasi ini, Islam mengajarkan
agar kita senantiasa membantu sesama. Mereka yang sukses didorong untuk
menolong mereka yang gagal, dan mereka yang memperoleh keuntungan
dianjurkan untuk menolong orang yang merugi. Keberhasilan dalam bisnis tidak
boleh membuat seseorang sombong atau melupakan nikmat Tuhan, begitu juga
kegagalan atau ketidaksuksesan tidak boleh membuat seseorang putus asa dari
rahmat Allah.
Dalam kehidupan bisnis, penting untuk tidak hanya memperhatikan aspek
pribadi, tetapi juga aspek sosial. Semakin besar usaha bisnis yang dijalankan,
semakin banyak orang atau lembaga yang terlibat. Islam mendorong agar harta
tidak hanya berputar di tangan orang kaya atau kelompok tertentu, melainkan
harus memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat. Ini mencakup

7
pelibatan masyarakat dalam bisnis, sehingga lebih banyak orang dapat menikmati
hasil dari bisnis yang dijalankan dengan baik.
Sebagian dari harta yang dikumpulkan melalui usaha bisnis atau cara lain
yang sah dan baik harus dikembalikan kepada masyarakat melalui zakat. Ini
adalah salah satu bentuk kewajiban sosial yang penting dalam Islam. Selain zakat,
Muhammadiyah juga mendorong praktik infaq dan shadaqah sebagai bentuk
syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Allah. Kesadaran akan tanggung
jawab sosial dalam berbisnis adalah aspek penting dalam pandangan
Muhammadiyah.
2.5 Kehidupan Dalam Mengembangkan Profesi
Profesi memiliki peran penting dalam kehidupan setiap individu. Dalam
pandangan Muhammadiyah, profesionalisme bukanlah sekadar mencari nafkah,
tetapi juga menciptakan lingkungan yang penuh dengan komitmen, keterampilan,
dan tanggung jawab yang seimbang. Muhammadiyah memahami bahwa sebuah
profesi yang dijalani dengan integritas dan komitmen akan menciptakan manfaat
bagi individu dan masyarakat yang lebih luas.
Mengembangkan profesinya, setiap anggota Muhammadiyah diberikan
pedoman yang kuat untuk memprioritaskan nilai-nilai kehalalan (halal) dan
kebaikan (thayyibah) dalam setiap langkah yang diambil dalam karier mereka.
Keberkahan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat adalah hasil yang
diinginkan dari menjalani profesi secara benar dan moral.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya menghindari praktik-praktik
yang merugikan dalam profesinya, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, dan segala
bentuk tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
Etika dan moralitas yang kuat dalam profesi adalah fondasi dari pandangan ini.
Selain itu, Muhammadiyah mempromosikan sikap bersyukur dan sabar dalam
menghadapi tantangan dan kesuksesan dalam berprofesi. Anggota
Muhammadiyah diajarkan untuk bersyukur atas nikmat dan keberhasilan yang
diberikan oleh Allah, dan bersabar serta bertawakal ketika dihadapkan pada
cobaan dan kesulitan. Ini membantu mereka memahami bahwa menjalani profesi
adalah sebuah bentuk ibadah dan juga bagian dari tanggung jawab sebagai
khalifah di bumi.

8
Pentingnya kerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan juga ditekankan.
Profesi harus dijalani dengan integritas dan moral yang tinggi, dan kolaborasi
dengan individu atau kelompok lain untuk mencapai tujuan yang baik adalah hal
yang sangat dianjurkan. Di sisi lain, Muhammadiyah juga menekankan
pentingnya untuk tidak terlibat dalam dosa dan permusuhan dalam berprofesi,
sehingga nilai-nilai etika dan moral terus terjaga.
Terakhir, Muhammadiyah mengajarkan bahwa anggota harus menunaikan
kewajiban zakat dan mengamalkan praktik infaq, shadaqah, wakaf, serta amal
jariyah lainnya sebagai bentuk pengabdian dan rasa syukur atas rezeki yang
diberikan oleh Allah. Muhammadiyah mendorong anggotanya untuk berbagi
dengan orang lain, membantu mereka yang membutuhkan, dan memastikan
bahwa rejeki yang diperoleh digunakan untuk kebaikan bersama. Dengan ini,
Muhammadiyah mengintegrasikan etika dan moral dalam pengembangan profesi
dan menekankan pentingnya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui
profesinya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam keseluruhan, warga Muhammadiyah menerapkan pedoman hidup
Islami yang mencakup keimanan, Islam, Ihsan, ukhuwah, dan jihad. Mereka
menjalani kehidupan pribadi dengan nilai-nilai kesederhanaan, kejujuran, dan
disiplin dalam kewajiban agama. Dalam bermasyarakat, solidaritas sosial,
toleransi, dan kontribusi aktif untuk kesejahteraan bersama menjadi fokus utama.
Di dunia bisnis, mereka mengutamakan etika Islam, menghindari riba, dan
berusaha memberikan manfaat sosial dari hasil usaha. Dalam pengembangan
profesi, nilai-nilai agama diintegrasikan untuk menciptakan dampak positif dan
keseimbangan antara dunia kerja dan spiritualitas. Dengan demikian, pedoman
hidup warga Muhammadiyah mencerminkan komitmen kuat terhadap prinsip-
prinsip Islam dalam setiap aspek kehidupan.

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai