KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Oleh:
KELOMPOK 8
FAKULTAS TEKNIK
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena kami masih di berikan waktu untuk
menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Dan kami juga berterima kasih kepada Dosen
Pembimbing dimana dengan disusunnya makalah ini akan membuat kami lebih mengetahui
bagaimana yang dimaksudkan dalam Makalah ini.
Adapun judul yang kami bahas dalam makalah ini ialah “KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH” dan
kami penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka apa bila
terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah ini, dengan senang hati kami
mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki dan menyempurnakan makalah
ini, terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.............................................................................. 1
2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Muhammadiyah................................................................................... 5
A. Kesimpulan.................................................................................... 9
B. Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari pembacaan kritis terhadap realitas di
sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta pudarnya pemahaman terhadap Islam
menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam mempertahankan
ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan moral, dakwah, dan social. Hal ini
ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi munkar” dan selalu berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti manusia sebagai
perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa
lain.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang
menggambarkan hakikat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal
usaha dan perjuangannya, serta sifat-sifat yang dimilikinya.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, rumusan “Kepribadian Muhammadiyah” ini secara yuridis telah disahkan
pada muktamar tersebut.
Pengertian kepribadian itu sendiri menurut ilmu jiwa umum di maksudkan sebagai nilai-nilai
karakteristik, watak, sikap dan sifat serta keyakinan dan cita-cita hidup dari seorang atau suatu
persyarikatan. Jadi, dengan kepribadian Muhammadiyah itu, kita dapat mengenal nilai
karakteristik Muhammadiyah, watak dan sikap muhammadiyah, sifat-sifat muhammadiyah,
keyakinan dan cita-cita muhammadiyah. Secara ilustratif,
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat ke pada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Memathui ajaran-ajaran agama islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasarn kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhir.
4. Menegakkan dan menujung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah kewajiban
seabgai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan.
3. Kemudian dengan sifat-sifat dan cara-cara yang kita contoh atau kita ambil dari
bagaimana sejarah dakwah Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan, itu pulalah yang kita
jadikan sifat gerak dakwah Muhammadiyah, dengan kita sesuaikan pada keadaan dan
kenyataan yang kita ahadapiaa.
Memilik beberapa hal atau aspek yang ada korelasinya dengan sifat dasar kepribadian
merupakan suatu hal yang lazim. Beberapa aspek tersebut. Sifat-sifat muhammadiyah antara
lain :
1. Beramal dan berjuan untuk perdamaian dan kesejahteraan
Dengan sifat ini, Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain.
Sebaliknya, muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain
tanpa mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu, dan itu pun harus dilakukan secara
baik tanpa di pengarhui perasaan aneh.
Peradaban kedamaian dan kesejahteraan harus berdasarkan pada iman dan amal salih,
tauhid yang bersih dan ibadah yang benar. Kalau umat yang lain mampu mencapai kejayaan
peradaban materinya, islam tidak boleh silau dengan itu dan harus membantu peradaban yang
lebih tinggi dan melintasi zaman dan tempat.
Setiap warga muhammadiyah, siapa pun orangnya, termasuk para pemimpin dan dainya,
harus memegang teguh sifat ini untuk memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah
islamiyah, inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan dakwah lainnya yang dilancarkan oleh
dai-dai muhammadiyah dengan gaya sejuk penuh senyum, bukan dakwah yang agitatif
menebar kebencian ke sana kemari.
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam
masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia.
Tanpa sikap lapang dada, kehidupan akan goncang, dan prinsip Mmeperbanyak kawan tentu
berubah menjadi Memperbanyak musuh. Namun, betapapun dalam berlapang dada, kita tidak
boleh kehilangan identitas seabgai warga Muhammadiyah yang harus tetap meemgang teuh
ajaran Islam. Dengan demikian, sikap kita bebeas, tetapi tetap terkendali.
Pribadi peradaban yang ketiga adalah memiliki kelapangan dada. Ini adalah tingkatan
ukhuwah paling dasar, yang akan mengangarkan kepada tingkatan tertinggi yaitu itsar
(memeingkan kepentingan orang lain, melebihi dari kepentingan diri sendiri).
6. Amar Maruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
Pribadi peradaban yang ke enam adalah selalu beramar ma’ruf nahi munkar dalam setiap
aspek hidupan. Bahwkan juga mampu menjadi teladan (uswah hasanah) bagi semua
masyarakat. Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan bernahi munkar, yakni
menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang di maksud kemunkaran ilah semua
kejahatan yang merusak dan menjijikkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar
ma’ruf dan nahi munkar, tidak aka nada kebikan yang dapat di tegakkan, dan tidak aka nada
kejatahan yang dapat diberantas.
7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan perkembangan sesuai
dengan ajaran islam
Kapan pun dan dimana pun, pribadi peradaban utama Muhammadiyah memang harus
selalu aktif dalam perkembangan masyarakat. Sebab tanpa begitu, Muhammadiyah akan
kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi keaktifan muhammadiyah dalam
perkembangan masyarakat tidak berarti sekedar ikut arus perkembangan masyarakat.
8. Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan
ajaran islam serta membel kepentingannya.
Menyiarkan islam, mengamalkan dan membela kepentingan Islam bukan hanya tugas
Muhammadiyah, tetapi juga tugas semua umat Islam, karena itu, Muhammadiyah perlu
menjalin kerjasama dengan semua golongan umat Islam. Tanpa kerjasama, tidak muham kita
melaksanakan tugas yang berat ini.
9. Membantu pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara Negara
dan membangnunnya unutk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang di ridhai
10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana
Pribadi utama adalah pribadi yang mampu berbuat adil. Adil adalah mampu meletakkan
sesuatu pada tempat dan waktunya. Allah SWT. Sangat banyak memberikan perintah untuk
sellau berbuat adil, bahkan dalam berbagai kata dan bentuk kalimatnya dalam sega aspek
hidupan.
Tujuan utama gerakan Muhammadiyah pada masyarakat adalah pola yang bersifat
perbaikan, bimbingan dan peringatan. Masyarakat ini meliptu state, partai politik dan civil
society. Artinya, dakwah kepada masyarakat bersifat perbaikan: memperbaiki segala sesuatu
yang kurang tepat, aqidah atau ibadahnya yang bersifat taqlid.
Dari deskripsi tersebut, jelas bahwa persyarikatan Muhammadiyah sangat ketat dalam
mengamlkan dan mengejawantahkan nilai-nilai normative islam yang terkandung dalam al-
Qur’an dan al hadist. Oleh sebab itu, peryarikatan muhammadiyah mempunyai dasar dan amal
usaha, antara lain :
a. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid (mengesakan) Allah, ber-Tuhan beribadah serta
tunduk dan taat hanya kepada Allah.
c. Hanya hukum Allah sebenar-sebenarnya dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi
yang utama dan mengatur ketertiban hidup.
“Sebuah negeri yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Rabb Yang Maha
Pengampun.” (Saba’ : 15)
Untuk mencapai tujuan itulah Muhammadiyah didirikan dengan bersendikan dua pilar gerakan
utama; amar ma’ruf dan nahi munkar,berdasarkan :
َو ْلَتُك ْن ِم ْنُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع وَن ِإَلى اْلَخْيِر َو َيْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُأوَلِئَك ُهُم اْلُم ْفِلُحوَن
“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh kepada
kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung
berbahagia.” (Alu Imran : 104).
َأَتْأُم ُروَن الَّناَس ِباْلِبِّر َو َتْنَس ْو َن َأْنُفَس ُك ْم َو َأْنُتْم َتْتُلوَن اْلِكَتاَب َأَفاَل َتْع ِقُلون
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir? (Al-Baqarah : 44)
َك ُبَر َم ْقًتا ِع ْند ِهَّللا َأْن َتُقوُلوا َم ا اَل َتْفَع ُلوَن. َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا ِلَم َتُقوُلوَن َم ا اَل َتْفَع ُلوَن
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan. (Al-Shaff :2-3)
Kedua ayat tersebut mengajarkan kita untuk membangun pondasi kepribadian yang kokoh
sebelum menyuruh orang lain melakukannya. Inilah kata kunci utama dalam merekonstruksi
konsep diri bangunan kepribadian kita.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.
Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan caranya masing-
masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, yaitu:
B. SARAN
Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca agar dapat
memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah itu. Selain itu diharapkan pembaca dapat
menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini dalam penulisan karya ilmiah ataupun
sejenisny
DAFTAR PUSTAKA
Khozin dan Imam Syaukani (edi). 2000. Pembaharuan Islam: Konsep, Pemikiran dan Gerakan.
UMM-Press.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1989. Kepribadian, Keyakinan, dan Cita-cita Hidup, Khittah
Perjuangan Muhammadiyah, PP Muhammadiyah, Yogyakarta