KEPRIBADIAN KEMUHAMMADIYAHAN
DISUSUN OLEH :
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena kami masih di berikan waktu
untuk menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Dan kami juga berterima kasih
kepada Dosen Pembimbing dimana dengan disusunnya laporan ini akan membuat
kami lebih mengetahui bagaimana yang dimaksudkan dalam Makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I 4
LATAR BELAKANG 4
RUMUSAN MASALAH 5
BAB II 6
A. SEJARAH PERUMUSAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH 6
B. MEMAHAMI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH 7
C. SIFAT KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH 8
D. MATAN KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH 10
E.CARA MEMBERIKAN ATAU MENENTUKAN 11
BAB III PENUTUP 13
A. KESIMPULAN 13
B. SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Secara leksikal, ‘kepribadian’ berasal dari kata ‘pribadi’ yang berarti manusia sebagai
perseorangan. ‘Kepribadian’ (dengan imbuhan ke-an) berarti sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan
orang lain atau bangsa lain.
4
RUMUSAN MASALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
usahanya pada prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
yaitu :
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat ke pada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Memathui ajaran-ajaran agama islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran
Islam itu satu-satunya landasarn kepribadian dan ketertiban bersama untuk
kebahagiaan dunia akhir.
4. Menegakkan dan menujung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah
kewajiban seabgai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan.
5. ttiba’ pada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi
7
C. SIFAT KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Memilik beberapa hal atau aspek yang ada korelasinya dengan sifat dasar
kepribadian merupakan suatu hal yang lazim. Beberapa aspek tersebut. Sifat-sifat
muhammadiyah antara lain :
Lapang dada atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup
dalam masyarakat, apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti
masyarakat Indonesia. Tanpa sikap lapang dada, kehidupan akan goncang, dan prinsip
Mmeperbanyak kawan tentu berubah menjadi Memperbanyak musuh. Namun,
betapapun dalam berlapang dada, kita tidak boleh kehilangan identitas seabgai warga
8
Muhammadiyah yang harus tetap meemgang teuh ajaran Islam. Dengan demikian,
sikap kita bebeas, tetapi tetap terkendali.
Pribadi peradaban yang ketiga adalah memiliki kelapangan dada. Ini adalah
tingkatan ukhuwah paling dasar, yang akan mengangarkan kepada tingkatan tertinggi
yaitu itsar (memeingkan kepentingan orang lain, melebihi dari kepentingan diri
sendiri).
6. Amar Maruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik.
Pribadi peradaban yang ke enam adalah selalu beramar ma’ruf nahi munkar
dalam setiap aspek hidupan. Bahwkan juga mampu menjadi teladan (uswah hasanah)
bagi semua masyarakat. Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar ma’ruf dan
bernahi munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Yang di
maksud kemunkaran ilah semua kejahatan yang merusak dan menjijikkan
dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya amar ma’ruf dan nahi munkar, tidak aka
nada kebikan yang dapat di tegakkan, dan tidak aka nada kejatahan yang dapat
diberantas.
9
Kapan pun dan dimana pun, pribadi peradaban utama Muhammadiyah
memang harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat. Sebab tanpa begitu,
Muhammadiyah akan kehilangan peran dan akan ketinggalan oleh sejarah. Tetapi
keaktifan muhammadiyah dalam perkembangan masyarakat tidak berarti sekedar ikut
arus perkembangan masyarakat.
8. Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan ajaran islam serta membel kepentingannya.
10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana
Pribadi utama adalah pribadi yang mampu berbuat adil. Adil adalah mampu
meletakkan sesuatu pada tempat dan waktunya. Allah SWT. Sangat banyak
memberikan perintah untuk sellau berbuat adil, bahkan dalam berbagai kata dan
bentuk kalimatnya dalam sega aspek hidupan.
10
Tujuan utama gerakan Muhammadiyah pada masyarakat adalah pola yang
bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Masyarakat ini meliptu state, partai
politik dan civil society. Artinya, dakwah kepada masyarakat bersifat perbaikan:
memperbaiki segala sesuatu yang kurang tepat, aqidah atau ibadahnya yang bersifat
taqlid.
11
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.
5. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang
menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan
memberikan bantuan logistik.
6. Pimpinan Cabang, Ranting Bersama-sama dengan aggota-anggotanya
memusyawarahkan sasaran-sasaran yang di tuju, bahan-bahan yang perlu di
bawakan dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan
sasarannya.
7. Pada Musyawarah yang melakukan evaluasi , sekaligus dapat di tambahkan
bahan-bahan atau bekal yang di perlukan, yang akan di bagikan kepada warga
selaku muballigh dan muballighot.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah membaca makalah karya tulis ilmiah ini diharapkan para pembaca
agar dapat memahami bagaimana Kepribadian Muhammadiyah itu. Selain itu
diharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini
dalam penulisan karya ilmiah ataupun sejenisny
13
DAFTAR PUSTAKA
14