Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MATA KULIAH

KEMUHAMMADIYAHAN

GERAKAN MUHAMMADIYAH DALAM BIDANG SOSIAL, PENDIDIKAN, DAN


EKONOMI DI KHITTAH MUHAMMADIYAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. FEBRINA DELLA / 2309110060
2. SAMIR ABDUL AZIS / 2309110064

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
TAHUN 2023
Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Sosial, Pendidikan, dan Ekonomi
di Khittah Muhammadiyah

1. Gerakan Muhammadiyah dalam Bidang Sosial


Gerakan Sosial Muhammadiyah adalah sebuah gerakan yang awal mulanya terinspirasi
dari Al Qur’an surah At-Taubah ayat 60 yang menjelaskan secara terperinci siapa
sesungguhnya yang berhak menerima zakat salah satunya yakni fakir miskin. Selain surah
At-Taubah ayat 60, Gerakan Sosial Muhammadiyah juga terinspirasi dari Surah Al-Ma’un
ayat 1-7 yang mana kandungan dari surah Al-Ma’ tersebut memberikan penjelasannya,
bahwasanya tidak ada artinya jika seorang hamba Allah hanya melakukan ibadah saja tanpa
melakukan sebuah amal sosial. Kemudian juga disebutkan bahwasanya seorang hamba akan
menjadi pendusta agama, jika hamba tersebut mengabaikan anak yatim dan juga tidak
memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan seperti fakir miskin. KH Ahmad
Dahlan mengajarkan kepada murid-muridnya mengenai menafsiran dari surah Al-Ma’un
ayat 1-7 dengan tujuan untuk memberikan pemahaman agama dengan pokok kegiatan
yakni kesehatan, pendidikan, dan penyantunan kepada fakir miskin dan anak yatim.
Dalam rangka mengamalkan surah Al-Ma’un ayat 1-7, KH Ahmad Dahlan melakukan
pengajakan untuk mencari orang miskin di daerah tempat tinggal. Kemudian jika sudah
menemukannya maka ajaklah untuk ke rumah masing-masing, lalu dimandikan, diberi
pakaian yang layak pakai, diberi makanan yang sehat, dan diberi tempat beristirahat yang
layak. Berawal dari sinilah pengelolaan zakat fitrah dan mal untuk dibagikan kepada fakir
miskin. Akhirnya oleh KH Ahmad Dahlan didirikan lah penampungan fakir miskin, panti
asuhan anak yatim maupun piatu, dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Yogyakarta.
Ide KH Ahmad Dahlan dalam menyantui fakir miskin merupakan teologi dari surah Al-
Maun ayat 1-7 dan terus dilanjutkan oleh Kyai Sudja’ sebagai Ketua Bahagian Pertolongan
Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang sekarang menajdi Majelis Pembina Kesehatan Umum
(MPKU). Kiai Sudja’ memiliki beberapa program seperti membangun rumash sakit,
armenhuis (rumah miskin), dan rumah yatim atau panti asuhan. Rumah Miskin pertama
dibangun pada tanggal 13 Januari 1923 di daerah Yogyakarta. Rumah Miskin pertama
menampung 15 perempuan dan 16 laki-laki yang mana pada akhirnya menjadi 13
perempuan dan 12 laki-laki. Pada 1929, penghuni rumah miskin menjadi 26 perempuan dan
36 laki-laki.
Nabi Muhammad SAW tidak secara mendalam dalam memberikan contoh mengenai
bagaimana menyantuni ayak yatim. Akan tetapi secara jelas, cara menyantuni anak yatim
adalah dengan memperhatikannya, kemudian memuliakan, memberikan kasih sayang,
memenuhi sandang dan pangan, kesehatannya, pendidikannya, dan juga sesuatu yang
mereka perlukan dan juga mandiri, yang diharapkan akan menjadi seseorang yang shalih
kemudian berguna dan mandiri. Muhammadiyah sangat mementingkan pemberdayaan fakir
miskin atau kaum dhuafa’ dan juga anak yatim dengan memberikan pertolongan yang
mereka butuhkan dan memberikan pelajaran sosial secara langsung dan mempraktikan dan
mengajari ajaran Islam yang murni. Maka dari itu gerakan Muhammadiyah sangat
memberikan perhatiannya pada aspek kemaslahatan dan juga kemakmuran umat Islam
terutama dari golongan fakir miskin atau kaum dhuafa’ dan juga anak yatim dalam
pemberdayaan Muhammadiyah.
Panti asuhan yang Muhammadiyah dirikan selalu mempunya visi misi, walaupun visi
misinya itu berbeda, menyesuaikan dengan kondisi yang ada, akan tetapi tetap berpegang
tegun dengan syariat-syariat Islam.
Adapun misinya adalah :
a. Menampilkan jiwa keislaman yang terwujud dalam pengalaman dan perilaku sehari-
hari;
b. Menuntaskan anak dapat menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun;
c. Membekali ktrampilan agar anak dapat hidup mandiri;
d. Membentuk kader Muhammadiyah, sebagai pelopor, pelangsung, penyempurna
persyarikatan Muhammadiyah.
Beberapa dari panti asuhan yang dimiliki oleh Muhammadiyah juga memiliki website,
yang mana tujuannya adalah untuk memberikan informasi terkait visi misi, profil panti
asuhan Muhammadiyah, kegiatan harian atau program yang ada, alamat panti asuhan, dan
juga informasi mengenai donasi jika ada masyarakat yang ingin ikut menyantuni anak yatim.
Selain mendirikan panti asuhan oleh Muhammadiyah sendiri. Gerakan Sosial
Muhammadiyah juga selalu memperingati hari anak yatim dengan memberikan mereka
santunan. Pada dasarnya setiap ranting ‘Aisyiyah-Muhammadiyah telah ada program
santunan anak yatim, seperti dalam rangka memperingati hari anak yatim, ketika Ramadhan
dan juga Idul Adha. Santunan yang diberikan salah satunya berasal dari para donator yang
hatinya tergerak dalam menyantuni anak yatim. Santunan ini bisa berupa seragam sekolah,
sepeda untuk sekolah, peralatan sekolah seperti buku tas dan sepatu, orang tua asuh bidang
pendidikan, kaca mata minus, sampai dengan biaya pengobatan ke rumah sakit.
Hingga saat ini Muhammadiyah memiliki kurang lebih 318 panti dan juga ada
beberapa rumah miskin yang masih ada di Indonesia merupakan upaya Tajid di wilayah-
wilayah dan menjadi kurikulum Muhammadiyah.

2. Gerakan Muhammadiyah di Bidang Pendidikan


Muhammadiyah saat ini menjadi organisasi yang berpengaruh dalam dunia
pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah memiliki harapan besar
untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dan dapat memberikan
pencerahan mental kepada bangsa ini.
Pendidikan adalah suatau pondasi dalam hidup yang harus dibangun dengan sebaik
mungkin. Secara umum pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan,keterampilan
serta kebiasaan yang dilakukan suatu individu dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Ketika ditelaah kongres Muhammadiyah di Betawi jakarta pada tahun 1936, yang memiliki
makna muncul kesadaran secara resmi untuk menyusun garis besar tujuan dari pendidikan
Muhammadiyah yang tumbuh 24 (dua puluh empat) tahun kemudian sejak berdirinya
Muhammadiyah pada 1912.
Tetapi, hal itu tak berarti sebelum itu tidak ada haluan umum dalam pendidikan
Muhammadiyah. Tujuannya sudah ada bersama-sama sejak lahirnya pergerakan
Muhammadiyah (Hamdan, 2009, hlm. 40).
Untuk melacak tujuan umum pendidikan Muhammadiyah, Amir Hamzah, mengemukakan
bahwa garis besar gagasan tujuan umum dari pendidikan Muhammadiyah Ahmad Dahlan,
yaitu membentuk manusia Muslim yang:
a. alim dalam agama baik budi pekerti,
b. alim dalam ilmu-ilmu dunia luas pandangan (ilmu umum), dan
c. bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

Dasar dari tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah adalah: melatih
manusia Muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, tanggap, percaya pada diri
sendiri, teratur, tanggung jawab, tumbuh rasa nasionalisme, memajukan dan
memperkembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, dan beramal untuk tercapainya
masyarakat unggul, makmur dan adil yang diridhoi Allah SWT.
Dari data yang diperoleh, jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki muhammadiyah
mencapai lebih dari 10 ribu, tepatnya 10.381. Terdiri dari TK,SD,SMP,SMA,PONDOK
PESANTREN DAN PERGURUAN TINGGI. Untuk TK atau PTQ berjumlah 462, SD/MI 2.604,
SMP/MTS 1772, SMA/SMK/MA 1143, PONPES 67, dan PERGURUAN TINGGI 172.
Keseluruhan amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah dalam bidang pendidikan ini tersebar
di seluruh wilayah indinesia dari Aceh hinggah papua.
Pendidikan Muhammadiyah sendiri ditujukan oleh Majelis Dikdasmen Muhammadiyah
dengan menuangkannya dalam beberapa Kualitas Output Dasar Pendidikan dan Menengah
Muhammadiyah, yakni:
a. Kualitas Keislaman. Keislaman adalah ciri khas dari pendidikan Muhammadiyah.
Keislaman adalah dasar serta tujuan dari cita-cita dalam tahap dan pendewasaan
manusia yang digagas oleh Muhammadiyah. (Nasir, 1994, hlm. 51).
Sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan menjadi institusi yang mencetak
manusia yang unggul, sekolah/pesantren Muhammadiyah haruslah menekankan
untuk melahirkan peserta didik yang memprioritaskan nilai-nilai agama Islam.
b. Kualitas kebangsanegaraan. Kualitas ini berkaitan dengan nasionalisme peserta didik.
Perasaan nasionalisme akan tumbuh berkembang bila setiap warga negara mematuhi
hukum, dengan lebih mengedepankan pelaksanaan kewajiban sebelum menuntut hak.
Langkah ini baru bisa dicapai bila setiap warga negara mempunyai disiplin yang tinggi
dan cinta tanah air.
c. Kualitas keilmuan. Kualitas keilmuan adalah tingkat kemampuannya peserta didik
dalam menyerna pengetahuan yang diajarkan.
d. Kualitas bahasa. Kualitas bahasa adalah memiliki kecakapan dasar dalam berbahasa
asing, khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris. Selain memberikan pengetahuan
dan keterampilan bahasa Inggris, Sekolah Muhammadiyah juga telah memberi bekal
kepada peserta didik dengan keterampilan dan pengetahuan berbahasa Arab.
e. Kualitas keterampilan, adalah keterampilan atau kemampuan menggunkan teknologi,
khususnya teknologi komputer dan informasi (Syakirman, 2001, hlm. 11).
Muhammdiyah yang selalu progresif akan terus berkembang dan tidak akan luput dari
perkembangan zaman sembari berpegang pada alquran dan sunnah.

3. Gerak Muhammadiyah di Bidang Ekonomi


Muhammadiyah telah memiliki amal usaha dengan jumlah cukup banyak dan tentu
menjadi bagian penting. Gerakan Muhammadiyah mencakup bidang Pendidikan, Kesehatan,
Sosial dan Ekonomi telah menjadi rujukan bagi sebuah program pembangunan. Peran
Muhammadiyah dalam gerakan ekonomi melalui amal usaha dengan mengoptimalkan
faktor-faktor produksi yang dimiliki persyarikatan, yaitu peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusianya, mengembangkan jiwa enterpreneur warga Muhammadiyah dan meningkatkan
produktivitas aset. Beberapa faktor yang menjadi program strategis agar setiap amal usaha
menjadi bagian gerakan bidang ekonomi sesuai salah satu pilar utama gerakan
Muhammadiyah yang telah ditetapkan pada muktamar Makasar. Program yang perlu
dijadikan sebagai faktor penggerak adalah optimalisasi kekuatan bidang ekonomi berbasis
warga Muhammadiyah, memaksimalkan potensi Sunber Daya Manusia yang menjadi modal
penggerak, memajukan dan mengoptimalkan diversifikasi gerakan ekonomi dalam aktifitas
amal usaha, membentuk konsep gerakan ekonomi amal usaha dengan mengembangkan
amal usaha milik Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi.
Mengoptimalkan peran koperasi bagi anggota Muhammadiyah dan memberdayakan warga
Muhammadiyah di bidang kegiatan ekonomi dengan mengembangkan usaha-usaha milik
anggota Muhammadiyah sebagai bentuk optimalisasi gerakan ekonomi dalam amal usaha.

Anda mungkin juga menyukai