PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persyarikatan Muhammadiyah yang melintasi perjalanan usia satu abad senantiasa bersinggungan
dan memiliki kaitan dengan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh umat manusia saat ini,
baik dalam lingkup nasional maupun global, termasuk di dalamnya dinamika kehidupan umat Islam.
Posisi Muhammadiyah dalam dinamika dan permasalahan kehidupan nasional, global, dan dunia Islam
sebagaimana digambarkan di atas dibingkai dan ditandai dengan lima peran yang secara umum
menggambarkan misi Persyarikatan
Peran global tersebut merupakan keniscayaan karena di satu pihak Muhammadiyah merupakan
bagian dari dunia global, di pihak lain perkembangan dunia di tingkat global tersebut masih ditandai oleh
berbagai persoalan dan krisis yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan peradabannya
karena keserakahan negara-negara maju yang melakukan eksploitasi di banyak aspek kehidupan.
Sejarah menunjukkan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam alam rentang usia satu abad
telah berkhiprah optimal untuk memajukan kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia, yang memberi
makna bagi kehidupan umat manusia pada umumnya. Muhammadiyah telah berjuang melalui gerakan
dakwah dan tajdid dalam usaha pembinaan kehidupan beragama sejalan dengan Al-Quran dan Sunnah
Nabi serta melakukan usaha-usaha pembaruan kemasyarakatan melalui pendidikan, pelayanan kesehatan,
pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, peran politik kebangsaan, dan sebagainya, yang merupakan
perwujudan untuk membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan menghadirkan Islam sebagai
rahmat bagi semesta alam.
BAB II
PEMBAHASAN
Satu lembaga pendidikan islam yang bercorak modern adalah lembaga islam Muhammadiyah.
Lembaga ini didirikan oleh Ahmad Dahlan dengan tujuan mencerdaskan umat islam melalui pendidikan.
Sejak dari awal pendirian, Muhammadiyah telah menempatkan pendidikan sebagai salah satu media
untuk mencapai tujuan organisasi ini yakni untuk menyerukan pentingnya kembali pada Al Qur’an dan
Sunnah sebagai usaha mengatasi perbuatan menyimpang dalam kehidupan beragama umat islam di
Indonesia yang melakukan praktik takhayul, bid’ah, dan kurafat dengan tidak mendasarkan dirinya pada
madzhab atau pemikiran tertentu. Lewat pendidikan, Muhammadiyah mampu mencerdaskan umat islam
dan bangsa Indonesia.
Dari semua tujuan berdirinya Muhammadiyah tentu ada beberapa permasalahan yang
bermunculan. baik dari dalam tubuh Muhammadiyah itu sendiri maupun dari faktor luar Muhammadiyah,
yang mana permasalahan tersebut juga dapat mempengaruhi perkembangan Muhammadiyah sebagai
suatu organisasi dan juga badan usaha. Berdasarkan beberapa permasalahan yang bergejolak di
Muhammadiyah tersebut, adalah suatu bahasan yang menarik untuk dibahas secara mendalam.
Pada awal abad ke 20 M dikalangan muslim Indonesia terpelajar mulai muncul kesadaran baru
untuk mengatasi kondisi pendidikan islam di Indonesia yang mengalami keterbelakangan akibat tidak
mampu bersaing dengan lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda,
yang mencetak tenaga kerja terampil tetapi mengabaikan pendidikan moral peserta didik. Oleh karena itu,
mereka mengupayakan mendirikan lembaga pendidikan islam yang bercorak modern.Salah satu lembaga
pendidikan islam yang bercorak modern adalah lembaga islam Muhammadiyah.
Lembaga ini didirikan oleh Ahmad Dahlan dengan tujuan mencerdaskan umat islam melalui
pendidikan. Karena Ahmad Dahlan termasuk anggota organisasi Budi Utomo maka sebelum mendirikan
lembaga pendidikan islam Muhammadiyah, beliau meminta restu kepada Budi Utomo. Setelah itu, beliau
membuka sekolah agama di rumahnya dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiah.
Awal lembaga pendidikan islam ini berdiri hanya memiliki delapan orang murid. Karena penyampaian
materi dari Ahmad Dahlan yang menarik, setiap bulan muridnya bertambah tiga orang. Melihat kemajuan
pendidikan lembaga tersebut maka Budi Utomo memberikan bantuan berupa pengajar dan mulai saat itu
ridak hanya ilmu agama tetapi ilmu pengetahuan pun diajarkan. Lembaga ini diresmikan tanggal 1
Desember 1911.
Melihat perkembangan lembaga pendidikan islam Muhammadiyah yang sangat baik, banyak
yang menyarankan agar Ahmad Dahlan mendirikan suatu organisasi yang kelak akan menjadi penerus
setelah Ahmad Dahlan tiada.
Setelah direnungkan dan mendapatkan orang-orang yang siap membantu, maka pada tanggal 18
Dzulhijah 1331 H atau 18 Desember 1912 M didirikanlah oraganisasi yang bernama Muhammadiyah oleh
Ahmad Dahlan.
Dalam usaha mendapatkan pengakuan kepala pemerintah sebagai badan hukum, pada tanggal 20
Desember 1912, Muhammadiyah dibantu oleh Budi Utomo mengajukan surat permohonan kepada
Gubernur Jenderal Hindia Belanda agar Muhammadiyah diberi izin resmi dan diakui sebagai suatu badan
hukum. Untuk itu Gubernur Jenderal mengirimkan surat permintaan pertimbangan kepada Direktur Van
Justitie, Adviseur Voor Inlandsche Zaken,
Sejak dari awal pendirian, Muhammadiyah telah menempatkan pendidikan sebagai salah satu
media untuk mencapai tujuan organisasi ini. Lewat pendidikan, Muhammadiyah mampu mencerdaskan
umat islam dan bangsa Indonesia. Dalam rangka berperan aktif dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah
telah memutuskan visi, misi, dan tujuan pendidikan
Pendidikan menempati posisi strategis dalam rangka mencerdaskan umat islam bangsa Indonesia.
Untuk itu, agar maksud dan tujuan tersebut tercapai maka harus memiliki visi dan misi.
Visi pendidikan Muhammadiyah adalah pengembangan intelektual peserta didik pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan yang dikelola oleh organisasi Muhammadiyah. Sedangkan misi pendidikan
Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam melalui dakwah islam amar
ma’ruf nahi munkar di semua aspek kehidupan.
2.Tujuan Muhammadiyah
Setiap tujuan pendidikan Muhammadiyah selalu berhubungan dengan pandangan hidup yang
dianut Muhammadiyah. Tujuan umum pendidikan Muhammadiyah secara resmi baru dirumuskan pada
tahun 1936 saat kongres Muhammadiyah di Betawi.
• hidup tangannya mencari rezeki sendiri, sehingga kesemuanya itu memberi faedah yang besar dan
berharga hingga bagi badannya dan juga masyarakat hidup bersama.
Sebenarnya tujuan pendidikan Muhammadiyah sudah ada bersama dengan lahirnya pergerakan
Muhammadiyah. Amir Hamzah mengungkapkan bahwa pendidikan Muhammadiyah menurut Ahmad
Dahlan antara lain:
Dalam konferensi di Pekajangan, Pekalongan tanggal 21-25 Juli 1955 rumusan tersebut diubah
menjadi:
“ membentuk manusia muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi
masyarakat”. tujuan umum pendidikan Muhammadiyah tersebut dijabarkan ke dalam tujuan institusional
1.Kualitas keislaman
Sebagai institusi pendidikan diharapkan menjadi lembaga yang mencetak kader, sekolah/
madrasah/ pesantren Muhammadiyah haruslah menegaskan diri dalam menghasilkan peserta didik yang
mengejawantahkan nilai-nilai islam.
2.Kualitas keIndonesiaan
Rasa kebangsaan tumbuh jika setiap warga negara mematuhi hukum dan mengedepankan pelaksanaan
kewajiban sebelum menuntut hak.
3.Kualitas keilmuan
Kualitas keilmuan adalah tingkat kemampuan peserta didik menyerap pengetahuan yang diajarkan.
4.Kualitas kebahasaan
Kualitas kebahasaan adalah memiliki keterampilan dasar berbahasa asing khususnya bahasa Arab dan
bahasa Inggris.
5.Kualitas keterampilan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Muhammadiyah telah
mengakomodasikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak didik. Di dalam pedoman Guru
Muhammadiyah disebutkan bahwa tujuan pendidikan pada setiap tingkat pendidikan harus mencakup:
• bidang pengetahuan
• bidang keterampilan
Semuanya terangkum dalam kualitas out-put Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah.
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H atau
bertepatan dengan tanggal 18 November 1912. Beliau lahir pada tahun 1868 disebuah pemukiman
disekitar Masjid Besar Yogyakarta yang bernama Kampung Kauman dengan nama aslinya yaitu
Muhammad Darwisy.
Muhammad Darwisy merupakan salah satu anak dari KH. Abu Bakar, seorang ulama dan Khatib
terkemuka di Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Berdasarkan silsilah, Beliau masih termasuk dalam
garis keturunan yang kedua belas dari Sunan Maulana Malik Ibrahim, seorang Wali Besar dan terkemuka
diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dalam penyebaran dan pengembangan Agama
Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991).
Sekembalinya dari Makkah, yaitu pada usia 20 tahun (1888), Beliau berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan. Sepulangnya dari Makkah ini, Beliau diangkat menjadi khatib amin dilingkungan Kesultanan
Yogyakarta.
Berbekal dari pemikiran-pemikiran yang didapat selama mendalami ajaran agama Islam di
Makkah, Beliau merasa bertanggung jawab untuk dapat membangunkan, menggerakkan dan memajukan
umat Islam di Indonesia. Ahmad Dahlan sadar bahwa keinginannya itu tidaklah mungkin dilaksanakan
seorang diri, melainkan harus dilaksanakan oleh sekumpulan orang yang diatur sedemikian rupa dalam
wadah organisasi.
Muhammadiyah sudah dikenal luas sejak beberapa puluh tahun yang lalu oleh masyarakat Internasional,
khususnya oleh masyarakat Islam. Nama Muhammadiyah sudah sangat akrab ditelinga masyarakat pada
umumnya.
Adapun arti nama Muhammadiyah dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1.Arti Bahasa atau Estimologis
Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab “Muhammad” yaitu nama Nabi atau Rasul Allah SWT
yang terakhir. Kemudian mendapatkan “ya nisbiyah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah
berarti umatnya Nabi Muhammad SAW atau pengikut Nabi Muhammad SAW. Yaitu semua orang yang
meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul Allah SWT yang terakhir. Dengan
demikian siapapun yang beragama Islam maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa dilihat atau
dibatasi oleh perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis, etnis, dsb.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam. Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar berasaskan Islam
dan bersumber Al-Quran dan Sunah/Hadist. Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah
1330 H, bertepatan tanggal 18 November 1912 M dikota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama
Muhammadiyah dengan maksud untuk berta’faul (berpengharapan baik) dapat mencontoh dan
menteladani jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW, sehingga umat
Muhammadiyah merasa bangga dan terhormat dengan agama yang dianutnya dan tidak merasa
malu kepada siapapun. Dalam rangka menegakkan dan menjujung tinggi agama Islam semata-mata demi
terwujudnya Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai idealitas dan kemuliaan hidup umat Islam
sebagai realitas.
Perkembangan organisasi gerakan Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang sejak dari negeri
ini belum mencapai kemerdekaan secara fisik sampai pada masa reformasi sekarang ini.
Perkembangannya, bahkan, kian pesat dengan dilakukannya tajdid (pembaharuan) di masing-masing
gerakan Islam tersebut. Salah satu organisasi gerakan Islam itu adalah Muhammadiyah. Muhammadiyah
adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Bahkan merupakan gerakan kemanusiaan
terbesar di dunia di luar gerakan kemanusiaan yang dilaksanakan oleh gereja, sebagaimana disinyalir oleh
seorang James L. Peacock . Di sebahagian negara di dunia, Muhammadiyah memiliki kantor cabang
internasional (PCIM) seperti PCIM Kairo-Mesir, PCIM Republik Islam Iran, PCIM Khartoum–Sudan,
PCIM Belanda, PCIM Jerman, PCIM Inggris, PCIM Libya, PCIM Kuala Lumpur, PCIM Perancis, PCIM
Amerika Serikat, dan PCIM Jepang. PCIM-PCIM tersebut didirikan dengan berdasarkan pada SK PP
Muhammadiyah . Di tanah air, Muhammadiyah tidak hanya berada di kota-kota besar, tapi telah
merambah sampai ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, dari mulai tingkat pusat sampai ke tingkat
ranting.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, yang berarti bahwa Warga
Muhammadiyah menjadikan segala bentuk tindakan, pemikiran dan prilakunya didasarkan pada sosok
seorang Rasulullah, Nabi Muhammad SAW
Nabi dijadikannya model (uswah al hasanah), yang sebenarnya tidak hanya bagi warga
Muhammadiyah tetapi juga seluruh umat Islam bahkan bagi warga non-muslim—kaum yang tidak
mempercayainya sebagai rasul—sekalipun.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memiliki cita-cita ideal yang dengan sungguh-sungguh
ingin diraih, yaitu mewujudkan “masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Dengan cita-cita yang ingin
diwujudkan itu,
Muhammadiyah memiliki arah yang jelas dalam gerakannya, sebagaimana dikemukakan oleh
DR. Haedar Nashir dalam makalah Muhammadiyah dan Pembentukan Masyarakat Islam (Bagian I,
2008).
Organisasi Islam Muhammadiyah tumbuh makin dewasa bersama organisasi Islam besar lainnya sekelas
Nahdlatul Ulama (NU), merambah ke segala bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
tetap mengedepankan kepentingan umat dari segi sosial-budaya, ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Namun demikian, Muhammadiyah tetap selalu melakukan tajdid dalam aspek ruh al Islam (jiwa
keislamannya).
Organisasi Islam Muhammadiyah yang kini lebih dikenal dengan sebutan Persyarikatan
Muhammadiyah, didirikan oleh Muhammad Darwis—yang kemudian dikenal dengan nama K.H. Ahmad
Dahlan—di Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H / 18 Nopember 1912. Beliau adalah
pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan
ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat
mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya
berdasarkan Qur`an dan Hadist.
Pada masa kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan (1912-1922), daerah pengaruh Muhammadiyah
masih terbatas di karesidenan Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan. Selain Yogya,
cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925,
Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di
Sungai Batang, Agam.
Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh
Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera,
Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu
masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin
Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun
1934. Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di
kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini MenjadiMuktamar5tahunan.
Di samping itu, Muhammadiyah juga mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama
'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, yakani Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan
sempat juga menjadi pemimpinnya.
Daftar Pimpinan Muhammadiyah Indonesia sejak berdirinya sampai sekarang, yang dapat penulis susun
adalah:
• KH Ahmad Dahlan 1912-1922
• KH Ibrahim 1923-1934
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Maksud dan tujuan Muhammadiyah, sebagaimana disebutkan dalam Bab III Pasal 6, ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang menjadi tujuan atau cita-cita perjuangan
Muhammadiyah itu dinyatakan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, “masyarakat yang
sejahtera, aman, damai, makmur, dan bahagia yang diwujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran,
persaudaraan, dan gotong-royong bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-
benarnya, lepas dari pengaruh syaithan dan hawa nafsu.” Dan di dalam Kepribadian Muhammadiyah
digambarkan secara singkat bahwa masyarakat Islam yang sebenar-benarnya ialah suatu masyarakat di
mana kesejahteraan, kebaikan, dan kebahagiaan luas merata”.
B.SARAN
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah SWT dan meneladani sunnah
Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai umat Islam wajib untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi
segala larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah berjuang untuk kemajuan agama Islam walaupun
pada saat itu pula Islam mengalami kemunduran dan pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.
DAFTAR PUSTAKA
https://doku.pub/documents/makalah-aik-iii-3peran-kebangsaan-muhammadiyah-di-indonesiakelompok-
9-1-o0m93744zjqd
https://www.coursehero.com/file/79169683/Makalah-peran-Muhammadiyah-terhadap-bangsadocx/
https://idnurfiantitowalufib.blogspot.com/2015/05/makalah-aik-perkembangan-muhammadiyah.html