Anda di halaman 1dari 3

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM PENDIRIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

1. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
Organisasi ini didirikan di Yogyakarta tepatnya di kampung Kauman. Beliau mendirikan
organisasi ini karena keprihatinannya terhadap agama Islam di Indonesia yang tidak
sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu, untuk meluruskan kembali ajaran yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini, Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
ini sebagai aksi nyata beliau untuk umat Islam di Indonesia.

Faktor-faktor yang mendorong berdirinya Muhammadiyah sebagai berikut :

a. Faktor subjektif
Hal ini didasarkan pada pemikiran subjektif Kiai Haji Ahmad Dahlan yang berkaitan
dengan tuntutan seorang muslim untuk melakukan kebaikan dan mencegah keburukan
sehingga didirikanlah Muhammadiyah sebagai wadah masyarakat untuk belajar agama,
melakukan perkumpulan dengan orang-orang sholih serta dijadikan sebagai wadah untuk
menyiarkan agama Islam di masyarakat.
b. Faktor objektif
Faktor ini didasarkan pada keadaan nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. pada
faktor ini dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
 Faktor internal
Faktor internal disebabkan oleh keadaan di dalam masyarakat. Berdirinya
Muhammadiyah ini disebabkan oleh keadaan umat Islam yang ada di Indonesia itu
sendiri. Banyak umat Islam yang ada di Indonesia dalam melakukan kehidupan sehari-
harinya jauh dari syariat Islam seperti melakukan bi’dah dan syirik. Hal tersebut jelas
melanggar hukum Islam. Selain itu, banyak masyarakat khususnya muslim di Indonesia
yang mengalami kemiskinan, kebodohan, dan kemunduran sehingga mendorong Kiai
Haji Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan umat Islam diIndonesia.
 Faktor eksternal
Faktor eksternal disebabkan oleh sesuatu hal yang terjadi di luar kehendak masyarakat.
Berdirinya Muhammadiyah disebabkan oleh berbagai penyiksaan, penderitaan, dan
kemunduran akibat penjajahan yang dilakukan oleh pihak kolonial Hindia-Belanda

1
sehingga mendorong Kiai Haji Ahmad Dahlan untuk memerangi dan menentang hal
tersebut melalui organisasi yang didirikannya. Selain itu, juga disebabkan oleh
meluasnya penyebaran agama Nasrani di Indonesia dan kaum intelektual yang
memandang bahwa ajaran agama Islam tidak dapat mengikuti perkembangan zaman.

2. Pendidikan sebagai Alat Muhammadiyah dalam Memperjuangkan


Kemerdekaan

Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan di bidang keagamaan, pendidikan,


sosial, dan politik. Pada masa pergerakan nasional, pembaharuan-pembaharuan di segala
bidang tersebut sangat membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah upaya Muhammdiyah melakukan perjuangan melalui
pendidikan.

Muhammdiyah sebagai organisasi yang fokus pada ajaran agama Islam dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara membangun pendidikan yang tidak
jauh dari ciri khas agama Islam itu sendiri. Dalam membangun pendidikan, sekolah yang
didirikan oleh Muhammdiyah berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang akan membuat
manusia mencapai kesempurnaan standar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Selain itu, juga berlandaskan pada memerangi kebodohan sehingga menjadikan manusia
yang berkualitas dan bermartabat.

Pembelajaran di sekolah yang didirikan oleh Muhammadiyah terdapat dua jenis yaitu
pelajaran umum dan pelajaran agama. Hal tersebut merupakan perpaduan antara sistem
pendidikan di sekolah Belanda dengan pesantren. Oleh karena itu, siswa yang menempuh
pendidikan di Muhammdiyah tidak akan tertinggal dengan siswa yang menempuh
pendidikan di sekolah Belanda maupun di pesantren. Bahkan, siswa yang menempuh
pendidikan di Muhammdiyah mendapatkan ilmu pengetahuan yang sempurna karena
tidak hanya ilmu pengetahuan umum saja, tetapi juga ilmu pengetahuan agama sehingga
mampu mencetak generasi baru yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia.
Alumni dari Muhammadiyah ini diharapkan mampu menjadi generasi terpelajar yang
dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk mengupayakan Indonesia lepas dari
belenggu penjajahan.

2
Keberadaan Muhammadiyah telah membantu dan berkontribusi besar dalam
memperjuangkan hak-hak kemanusiaan dan keadilan bagi pribumi. Hak-hak kemanusiaan
dan keadilan tersebut terlihat dari pemerataan akses pendidikan bagi pribumi yang tidak
mempunyai kesempatan belajar di sekolah yang didirikan oleh Belanda. Hal ini
disebabkan oleh pendidikan di sekolah Belanda mayoritas merupakan golongan
keturunan Eropa, bangsawan, dan priyayi. Untuk rakyat pribumi dari golongan bawah
tidak mendapatkan akses pendidikan seluas golongan atas. Oleh karena itu, dari
perjuangan tersebut Muhammadiyah mampu mencetak generasi terpelajar melalui
pendidikan yang didirikannya. Selain itu, Muhammadiyah juga berani mengkritisi
kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Hindia-Belanda dalam dunia pendidikan seperti
menolak Lembaran Negara Nomer 550 Tahun 1905 tentang Ordonasi Pendidikan,
Lembaran Negara Tahun Nomer 219 Tahun 1925 tentang Pengawasan Guru serta
Lembaran Negara Nomer 494 dan 495 Tahun 1932 tentang Penutupan Sekolah Liar.
Pembaharuan dan tindakan tegas Muhammdiyah dalam dunia pendidikan di Indonesia
memberi harapan besar untuk Indonesia melawan penjajahan melalui generasi terpelajar.
Dan kehadiran pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah ini mampu memberantas
kebodohan karena pada masa penjajahan kolonial Hindia-Belanda tidak semua lapisan
masyarakat dapat menimba ilmu di sekolah Belanda. Oleh karena itu, pendidikan yang
didirikan oleh Muhammadiyah ini dapat menjadi salah satu “pedang” yang ampuh untuk
memukul mundur penjajahan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai