Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH

MUHAMMADIYA
H
Dosen Pengampu : Adi Irfan Marjuqi, M.Pd
Kelompok 3 :
• Ineu Nesti (2102277012)
• Melinda (2102277018)
• Rucitha Ziva Surya (2102277031)

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKes Muhammadiyah Ciamis
A. FAKTOR OBJEKTIF
a. Kondisi Sosial bangsa Indonesia di masa Kolonial
Secara konsepsional berdirinya gerakan Muhammadiyah dilandari oleh 2 faktor yakni
faktor Objektif dan faktor Subjektif. Salah satu hal yang melatar belakangi berdirinya
Muhammadiyah yakni karena :

1. Kedatagan Bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda ke Indonesia


Indonesia merupakan negara yang memiliki Sumber daya alam yang berlimpah, salah
satunya yakni Rempah-rempah. Banyak Dunia tertarik terhadap Indonesia, selain karena
memiliki rempah-rempah yang beragam letaknya yang stategis juga merupakan salah satu
daya pikat negara luar untuk menguasai Indonesia. Banyak negara-negara yang terpikat
ingin menjajah dan menguasai negara Indonesia terutama Negara Barat yang diantaranya
adalah negara Belanda.
Selanjutnyaa…

Kehidupan Sosial bangsa Indonesia tambah memprihatinkan di tangan Belanda.


Segala kegiatan rakyat pribumi hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
bangsa Belanda saja. Masa penjajahan Belanda menjadi salah satu masa kelam
yang pernah dialami oleh masyarakat Indonesia.
Seperti yang kita ketahui dari penjelasan sebelumnya, kedatangan Belanda ke
Indonesia lebih banyak membawa hal buruk dibanding dengan hal baiknya. Selain
memperbudak orang pribumi, Belanda membawa dampak buruk terhadap
kebudayaan yang dapat mengancam eksistensi moral-moral keIslaman bangsa
Indonesia. Model Pendidikan Barat mengajarkan bangsa Indonesia bersifat
Intelektualistik, individualistik, elitis, serta diskriminatif. Hal ini membuat geram
umat islam, sehingga berdirinya Lembaga Muhammadiyah yang bertujuan untuk
mencerahkan
kehidupan bangsa dan sebagai penetrasi budaya barat.
b.
Kondisi Keagamaan

1. Semakin maraknya Gerakan Kristenisasi di negara Indonesia


Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa Eropa datang ke Indonesia selain untuk
memperoleh kekayaan yakni (Gold), Kejayaan (Glory), tujuan penting lainnya yakni
melakukan penyebaran Agama (Gospel).

Penyebaran agama yang dilakukan oleh Belanda bisa dikatakan cukup pintar
karena dimulai dengan mendekati Kepala adat atau kepala suku di berbagai Nusantara.
Penyebaran ini dilakukan kesetiap masyarakat meskipun masyarakat tersebut sudah
menganut kepercayaan lama
Pada masa kolonial, terdapat kebijakan yang dibuat oleh Belanda yang menghambat tersebarnya perkembangan
agama lain selain Kristen, terutama agama islam, seperti :

01. 02.
Membatasi ibadah haji dengan berbagai aturan
Belanda membuat penduduk pribumi yang
yang beragama islam tidak berontak dibuat pemerintah Belanda,dll.

Akibat dari kebijakan yang dibuat oleh kolonial Belanda dalam bidang sosial dan
keagamaan, terutama agama Islam, memicu kebangkitan islam yang ditandai dengan
bermunculannya pemikiran-pemikiran pembaharuan Islam yang salah satunya
organisa Kemuhammadiyahan.
B. FAKTOR SUBJEKTIF

Pada faktor ini merupakan faktor yang sangat kuat, pada faktor subyektif ini menjadi
penentu atau pendorong berdirinya Muhammadiyah. Faktor subyektif merupakan
faktor dari pendirinya yakni KH.Ahmad Dahlan sendiri. Beliau adalah orang yang
tekun mempelajari ilmu agama dengan memahami isi kandungan dalam Al-Quran
dan Hadist.

Pada saat KH.Ahmad Dahlan membaca dan memahami QS.Ali Imran ayat 104 : “
Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung”. Memahami arti surat diatas membuat hati KH.Ahmad
Dahlan tergetak dan meresa terpanggil untuk membangun sebuah organisasi yang
bertugas malaksanakan misi dakwah di kalangan masyarakat kita
C. PROFIL KH.AHMAD
DAHLAN
Nama : K.H. Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis
Lahir : Kauman, Yogyakarta ( 1 Agustus 1868 M )
Wafat : Karangkajen, Yogyakarta ( 23 Februari 1923)
Istri : - Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan)
- Nyai Abdullah
- Nyai Rum
- Nyai Aisyah
- Nyai Yasin
Anak : 1. Djohanah 5. Siti Aisyah
2. Siradj Dahlan 6. Siti Zaharah
3. Siti Busyro 7. Dandanah
4. Irfan Dahlan
Orang tua : - Ayah (H. Abu Bakar)
- Ibu ( Siti Aminah)
Organisasi : Muhammadiyah
Dikenal : - Pendiri Muhammadiyah
- Pahlawan Nasional
Selanjutnyaa…
K.H. Ahmad Dahlan merupakan anak Ke-4 dari 7 bersaudara yang semua Perempuan, kecuali
adik bungsunya. Ia termasuk keturunan Ke-12 dari Maulana Malik Ibrahim, Seseorang yang
terkenal diantara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.

K.H. Ahmad Dahlan sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khotib yang juga
guru dari pendiri NU ( K.H Hasyim Asyari ). Pada tahun 1909 ia masuk ke Boedi Oetomo sebuah
organisasi yang melahirkan banyak tokoh Nasionalisme. Kemudian, KH. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasi yang Bernama “Muhammadiyah” pada 18 November 1912.

Organisasi Muhammadiyah bergerak di bidang Kemasyarakatan dan Pendidikan dengan metode


pembelajaran yang menggunakan logika sehingga membuat banyak santri tertarik dan mulai
mempelajari Muhammadiyah.
D. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN TENTANG ISLAM
DAN UMATNYA
a. Pemikiran Pendidikan

Kepulangan KH,Ahmad Dahlan dari Mekkah ia ingin memberikan pemikiran-pemikiran baru


mengenai ajaran islam di Indonesia. KH.Ahmad Dahlan memulainya dari dakwah menyebaran ajaran
islam melalui khutbah. Usahanya yang ingin memperbaiki system Pendidikan islam di nusantara
menampakan hasil Ketika ia berhasil mendirikan sekolah di Yogyakarta pada tahun 1911 atas dorongan
Budi Utomo. Sekolah yang didirikan KH.Ahmad Dahlan pun memiliki system Pendidikan Modern.
Sistem Pendidikan digagas oleh KH.Ahmad Dahlan ini awalnya mendapat banyak penolakan dari
tokoh-tokoh masyarakat, tapi dikemudian hari nyatanya banyak didirikan sekolah islam dengan model
yang sama seperti pemahaman KH..Ahmad Dahlan. Usahanya medirikan sekolah adalah sebagai jawaban
keprihatinan beliau terhadap kualitas umat dan bangsa Indonesia. Banyak orang pribumi masih tenggelam
dalam kebodohan dan keterbelakangan apalagi diperparah dengan adanya tekanan dari pihak kolonial
Belanda.
b. Pemikiran Keagamaan

Selain mengubah system Pendidikan Indonesia menjadi system Pendidikan modern, KH.Ahmad
Dahlan juga memperbaiki system keagamaan umat bangsa.

Selain masalah keterbelakangan Pendidikan, KH.Ahmad Dahlan juga berupaya mengubah


masalah Aqidah. Tetapi tidak sesuai harapannya, tujuan baik KH.Ahmad Dahlan tidak dapat diterima
baik oleh masyarakat sekitar.

Karena masyarakat Indonesia masih mengaitkan keagamaan mereka dengan adat istiadat yang
berlaku di daerah setempatnya. Praktek keagaman yang diwarnai unsur Takhayul, Bid’ah, dan kufarat
akibat pengaruh kepercayaan Hindu Budha yang dianut masyrakat pribumi sebelum islam datang. Oleh
sebab itu, KH.Ahmad Dahlan berupaya untuk melakukan pemurnian ajaran Islam dari ritual-ritual yang
berbau syirik dan murtad.
c. Pemikiran Sosial Kemasyarakatan
Menurut KH.Ahmad Dahlan, seseorang tidak hanya cukup menjadi
pribadi baik bagi dirinya, melainkan ia juga harus baik untuk masyarakat
sekitarnya. Menurut KH.Ahmad Dahlan sangat penting amaliah dalam
menjalani kewajiban sebagai hamba Allah. Melayani kaum miskin, anak yatim
piatu merupakan panggilan keagamaan sebagai rasa konsistensi sebagai umat
beragama.
KH.Ahmad Dahlan merupakan pribadi yang mempunyai rasa sosial
tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan dirinya yang mendirikan layanan sosial
dan Kesehatan yang dilembagakan melalui penolong kesengsaraan Oemoem
(PKO).
KESIMPULAN
Muhammadiyah adalah organisasi yang melakukan pembaharuan
islam di Nusantara yang dimulai pada abad ke-20. Muhammadiyah sering
kali disebut dengan Gerakan modern, dimana organisasi ini banyak
mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang berbeda, tetapi tetap berpedoman
pada Al-Quran dan Hadist. KH.Ahmad Dahlan merupakan pelopor
terbentuknya organisasi Muhammadiyah ini. Tidak mudah baginya untuk
menyebarkan ajaran ini, banyak penolakan-penolakan dari tokoh masyarakat
pribumi. Hal ini terjadi akibat keterbelakangan masyarakat pribumi yang
masih mengikuti adat istiadat, ditambah dengan tekanan kolonial Belanda.
Maka sebab itu ajaran islam sulit diterima.
Akan tetapi, ia tidak pantang mundur ia terus berupaya menciptakan
pembaharuan ajaran islam sesuai dengan syariatnya. Sampai dimana ia
diterima dan menjadi keorganisasian Kemuhammadiyahan yang berkembang
luas sampai saat ini. Dan terciptanya masyarakat islam yang sebenar
benarnya.
THANKS!!!

Anda mungkin juga menyukai