KELOMPOK : 4
RAHMAD RAMADHANI
VIRA NORWINA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Dengan penuh kemudahan, tanpa
pertolongan-Mu mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu kami harapkan agar menjadi
pedoman di masa yang kan datang. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….....
BAB l
PENDAHULUAN……………………………………………………….
BAB ll
PEMBAHASAN………………………………………………………...
BAB lll
KESIMPULAN………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...
BAB l
PENDAHULUAN
Saat kolonial Belanda menjajah bumi nusantara, Pendidikan Islam telah tersebar luas
dalam wujud “pondok pesantren”, dimana islam diajarkan di
musholla/langgar/masjid. Sistem yang digunakan seperti sistem sorogan, bandongan,
dan wetonan. Sorogan adalah sistem pendidikan dimana secara perorangan
menghadap kyai dengan membawa kitab, kyai membacakan dan mengartikan
kemudian sang santri menirukannya. Bandongan atau Wetonan adalah sang kyai
membaca, mengartikan dan menjelaskan maksud teks dari kitab tertentu namun sang
santri hanya mendengarkan penjelasan dari sang kyai.
Sistem pendidikan semasa itu hanya berorientasi pada hafalan teks semata, sehingga
tidak merangsang santri untuk berdiskusi. Cabang ilmu agama yang diajarkan sebatas
Hadits dan Mustholah Hadist, Fiqih dan Usul Fiqih, Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Ilmu
Mantiq, Ilmu Bahasa Arab. Ini berlangsung hingga awal abad ke-20. Sudah barang
tentu di sekolah Belanda para murid tidak diperkenalkan pendidikan Islam sehingga
menjadikan cara berfikir dan tingkah laku mereka banyak yang menyimpang dari
ajaran Islam.
Melihat kenyataan ini K.H Ahmad Dahlan beserta para tokoh bertekad untuk
memperbaharui pendidikan bagi umat Islam. Pembaharuan yang dimaksud meliputi
dua segi, yaitu segi cita-cita dan segi teknik. Segi cita-cita adalah untuk membentuk
manusia muslim yang berakhlaqul karimah, alim, luas pandangan dan paham
terhadap masalah keduniaan, cakap, serta bersedia berjuang untuk kemajuan agama
Islam. Sedang dari Segi teknik adalah lebih banyak berhubungan dengan cara-cara
penyelenggaraan pendidikan modern terutama system/model pembelajaran yang
diterapkan selama pelaksanaan pendidikan.
BAB ll
PEMBAHASAN
a. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam,
yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa
kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat
seperti yang dijelaskan Firman Allah yang artinya
“ Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku”Q.S Adz-Dzariyat: 56 dan
م ْس ِلمونَُ َوأَ ْنت ُْم إِال تَموتنُ َوال تقَاتِ ُِه َحقُ َللاَُ اتقوا آ َمنوا الذِينَُ أَيُّ َها يَا
1. Pada waktu pertama kali berdiri tujuannya adalah Menyebarkan ajaran kanjeng
Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putera didalam residenan Yogyakarta
menunjukan hal Agama Islamkepada anggotanya
2. Setelah Muhammadiyah berdiri dan menyebar keluar Yogyakarta menjadi memajukan
danmenggembirakan pengajaran dan memajukan Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
a) Menegakan, berarti membuat agar tegak dan tidak tergoyahkan itu dengan
memegang teguh, mempertahankan, membela serta memperjuangkan ajaran Islam.
b) supaya mengamalkan mengindahkan serta melaksanakan Ajaran Agama Islam.
c) Agama Islam yaitu: Agama yang dibawa para Rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi
Muhammad SAW. Segenap isi Ajaran Agama yang dibawa oleh para Rasul tersebut,
sudah tercakup dalam Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW berupa
Al Qur'an Hadits. Maka siswa Muhammadiyah bisa memegang teguh Agama Islam
sebagai Agama Tauhid yang dibawa oleh Rasul dan sudah sempurna sehingga dapat
terbentuk insan-insan kamil.
b. Politik
Pendidik Secara etimologi berarti orang yang memberikan bimbingan.
Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan
dalam bidang pendidikan. Kata tersebut seperti “teacher” artinya guru yang mengajar
dirumah.
Dalam mendidik tidak sembarang orang bisa menjadi seorang pendidik dan
untuk menjadi seorang pendidik ada syarat yang harus dipenuhi. Menurut
Muhammadiyah secara umum syarat menjadi seorang pendidik yaitu harus memiliki
ilmu, memiliki kemampuan dalam ilmu jiwa, harus memiliki akhlak teladan dalam
kelasnya bahkan dalam kehidupan sehari-harinya. Dari beberapa syarat terebut harus
dilandasi oleh sikap mental terutama akhlak teladan yaitu, siap menjalankan perintah
Allah SWT, jiwa pengabdian, ikhlas beramal, serta keyakinan dan kelurusan/kebenaran
Agama Islam. Dengan demikian untuk menjadi seorang pendidik menurut
Muhammadiyah perlu memiliki persyaratan-persyaratan khusus, diantaranya:
1.Harus seorang Muslim artinya beragama Islam yang beriman dan bertaqwa.
4.Ikhlas.
5.Bertanggung jawab.
c. Peserta Didik
Peserta didik atau disebut juga Mutarabbi, hakikatnya adalah orang yang
memerlukan bimbingan. Secara kodrati, seorang anak memerlukan Pendidikan dan
bimbingan dari orang dewasa, paling tidak, karena ada dua aspek, yaitu aspek
pedagogis dan sosiologis.
Dengan demikian maka anak didik merupakan suatu objek yang akan
menerima transformasi pendidikan, dan sebagai objek yang akan menerima
transformasi harus mempunyai syarat sebagai pelajar yang baik yaitu;
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam suatu
sistem Pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
Pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengjaran pada semua
jenis dan tingkat Pendidikan (Ramayulis 2006:149).
1.Aqidah akhlak
2.Hablumminallah.
3. Hablumminannas.
4.Bahasa dan Tarikh
Dengan demikian maka materi yang disampaikan pada pendidikan
Muhammadiyah adalah Pendidikan Agama yang mencakup mata pelajaran aqidah
akhlak, hadist, piqh, tarikh, bahasa, al-quran dan kemuhammadiyahan. Selain
pendidikan Agama di Muhammadiyah juga terdapat pendidikan umum yang meliputi
IPA, IPS Ilmu teknik, olah raga, matematika dll.
e. Metode
Metode mengajar adalah cara atau tekhnik untuk mencapai tujuan pelajaran,
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik
dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Kalau dalam sistem pendidikan Islam tradisional dikenal metode sorogan dan
weton, maka di lembaga pendidikan klasikal seperti yang dipraktekkan oleh
Muhammadiyah, metode pengajaran yang demikian tidak diterapkan lagi. Di
muhammadiyah murid tidak lagi hanya menerima dengan kritis dan dengan
perbandingan, terutama bagi kitab fikih yang mengajarkan pendapat Mujtahid
tertentu.
Menurut Suyanto, “guru memiliki peluang yang amat besar untuk mengubah
kondisi seorang anak dari gelap gulita aksara menjadi seorang yang pintar dan lancar
baca tulis yang kemudian akhirnya ia bisa menjadi tokoh kebanggaan komunitas dan
bangsanya”. Tetapi segera ditambahkan: “guru yang demikian tentu bukan guru
sembarang guru. Ia pasti memiliki profesionalisme yang tinggi, sehingga bisa “di
ditiru”
Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai usaha sambilan,
atau pekerjaan sebagai moon-lighter (usaha objekan).Namun kenyataan dilapangan
menunjukkan adanya guru terlebih-lebih guru honorer, yang tidak berasal dari
pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan sebagai guru tanpa melalui system
seleksi profesi.Singkatnya di dunia pendidikan nasional ada banyak, untuk tidak
mengatakan sangat banyak, guru yang tidak profesioanal.Inilah salah satu
permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah” bagi pendidikan
Muhammadiyah masa kini.
Alat-alat diatas dalam dunia pendidikan memang memiliki dua dampak yaitu
dampak positif dan juga dampak negatif. Misalnya pada pelajaran bahasa asing anak
didik tidak lagi harus mencari terjemah kata-kata asing dari kamus, tapi sudah bisa
lewat komputer penerjemah atau hanya mengcopy lewat internet. Nah dari sinilah
nampak jelas bahwa pengaruh teknologi dan informasi memiliki dampak positif dan
negatif
Dari semua bentuk penyimpangan ini membutuhkan suatu upaya yang sangat
serius untuk mengatasinya. Salah satu cara mengatasinya adalah melalui pendidikan,
dalam hal ini pendidikan kemuhammadiyahan. Dengan kemuhammadiyahan dampak-
dampak buruk dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa di minimalisir.
Jadi ini dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang begitu cepat telah memberikan dampak-dampak bagi kehidupan kita, baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak tersebut menyebabkan bangsa
Indonesia melakukan banyak penyimpangan. Di dalam pendidikan,
kemuhammadiyahan adalah salah satu upaya yang diperlukan.Kemuhammadiyahan
berperan aktif untuk mengelola dan memanage dampak-dampak buruk yang
disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi minimalisir.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah adalah salah satu
gerakan dakwah Islam yang berpengaruh dalam perkembangan pendidikan di
Indonesia. Salah satu buktinya Muhammadiyah membangun pondok pesantren
dengan sistem pembelajaran yang modern. Muhammadiyah sampai saat ini tetap
konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik lewat jalur pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA