Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Zaki Madani

NIM : 1900028034

Kelas : C

Mata Kuliah : KEMUHAMMADIYAHAN

Dosen : Erik Tauvani Somae S.H.I.,M.H.

KIPRAH SATU ABAD MUHAMMADIYAH

Satu abad Muhammadiyah bukanlah suatu perjalanan yang mudah dan singkat, tantangan
demi tantangan dilewati Organisasi ini dengan kesabaran dan keyakinan. Muhammadiyah
yang lahir sejak tahun 1912 yaitu waktu masih dalam penjajahan Belanda, melewati masa
pendudukan Jepang, masa kemerdekaan Indonesia, hingga melewati orde lama, orde baru
hingga reformasi menunjukkan bahwa Muhammadiyah memiliki tujuan yang sangat kuat
yaitu menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Diawal berdirinya Muhammadiyah Kyai Haji Ahmad Dahlan mendorong
anggotanya untuk memberi makan, memberi pakaian dan perlindungan disekitar Kauman
Jogja. Saat ini Organisasi Muhammadiyah memiliki ribuan amal usahanya baik itu dibidang
kesehatan ( rumah sakit, BKIA, Klinik), bidang dakwah ( pendirian masjid-masjid, pondok
pesantren, panti asuhan), kesejahteraan sosial maupun pendidikan ( TK, SD, SMP/MTS,
SMU//SMK/MA, hingga perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar hampir diseluruh
Indonesia).

Jauh sebelum Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, Muhammadiyah telah berhasil lebih


dulu mengangkat derajat umat Islam Indonesia. Ada empat bidang yang menjadi pilar
Muhammadiyah yang ikut serta mengangkat derajat Indonesia. Pertama tabligh, yaitu
meningkatkan kualitas dan kuantitas perkumpulan jamaah pengajian. Dalam waktu singkat
lembaga didalamya pun berdiri seperti Badan penyuluhan perkawinan. Pada tahun 1933 telah
berdiri 244 sekolah Muhammadiyah untuk tingkat dasar, menengah dan lanjutan.
Muhammadiyah sebagai pelopor sekolah yang menggunakan meja dan kursi dalam kegiatan
belajar mengajarnya, selain itu Muhammadiyah juga membuka kesempatan bagi kaum
perempuan untuk bisa belajar juga di sekolah yang setara dengan anak laki-laki, ini
merupakan modal bagi Indonesia untuk menghadapi era modern di kemudian hari. Dibidang
sosial muhammadiyah memberikan beasiswa bagi anak-anak miskin dan juga di
selenggarakannya khitanan massal. Serta didirikan juga panti asuhan, rumah miskin, dan juga
rumah sakit yang sudah tersebar.

Seiring berjalannya waktu, empat bidang utama itu berkembang menjadi 16 bidang yang
ditangani oleh majelis dan lembaga. Majelis tarjih dan tajdid yang beranggotakan para ulama,
selain mengurus urusan agama, fatwa, dan hisab juga membangun tafsir untuk perwujudan
konsep-konsep penting seperti Tauhid sosial, seni budaya islami, dan peranan perempuan.
Majlis Tabligh dan dakwah khusus memiliki tujuan memberdayakan masjid dan menyebar
benih kemurnian Islam tanpa mengenal batas hingga ke suku-suku terasing. Majlis
pendidikan tinggi, penelitian dan pengembangan memiliki tujuan memperkuat kelembagaan
perguruan tinggi Muhammadiyah dan membangun pusat-pusat keilmuan dengan mendukung
akademisi, praktisi, dan intelektual muslim. Majlis pendidikan dasar dan menengah memiliki
tujuan merancang program inovatif, menyelenggarakan sekolah rakyat, menyediakan
beasiswa tidak hanya bagi murid tetapi bagi guru juga, serta melakukan peningkatan mutu
pendidikan. Majlis kesehatan dan kesejahteraan masyarakat memiliki tujuan pengembangan
panti sosial, asuransi kesehatan dan sosial, pengembangan ilmu kesehatan serta standarisasi
lembaga kesahatan Muhammadiyah. Majlis ekonomi dan kewirausahaan tujuannya yaitu
membantu usaha kecil, pengembangan ekonomi syariah, serta pembinaan badan usaha milik
Muhammadiyah dan lain sebagainya.

Jadi pada kesimpulannya, mari kita jadikan satu abad lebih Muhammadiyah ini sebagai
sarana penting, seberapa jauh sudah melangkah menuju cita-cita masyarkat utama. Seberapa
persen kah yang sudah diraih dan yang belum diraih. Ini menjadi sangat penting agar
kedepannya Muhammadiyah senantiasa mawas diri dan berproses dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai