Oleh
Alfi Syukrin
2013101000311004
Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan yang telah merumuskan visi dan misi yang
sudah jelas, sehingga dapat melahirkan gerakkan yang terarah dan mencapai tujuan serta sasaran
yang diinginkan secara bersama. Sebagai sebuah gerakan, dalam perjalanannya Muhammadiyah
melaksanakan usaha dan kegiatannya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat di Indonesia.
Hal tersebut tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang berbunyi sebagai berikut:
1
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan
untuk kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan
kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah
Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa amal usaha sebagai berikut:
1. Bidang Dawah
Dalam dawahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar maruf nahi munkar
(menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk
kemungkaran) di lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah Islam,
dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk menyamakan gerak
langkah dalam dawah, para dai Muhammadiyah berpedoman pada putusan tarjih
sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan hukum dengan menetapkan dalil yang
lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat mashlahatnya. Putusan tarjih itu
dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad jamai (organisatoris) di lingkungan
Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi
ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya masing-masing.
2
- Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam berbagaiaspek
kehidupan untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya.
b. Wujud aksi amal usahanya
- Memurnaikan ajaran tauhid dalam keseharian dengan cara: meniadakan
kebiasaan/tradisi upacara selamatan-selamatan (mitoni orang hamil, selamatan kematian
dll) dan
- Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti
selamatan/khaul untuk para wali/syeh, ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu,
kepercayaan pada zimat huruf al-Quran, puji-pujian kepada Rasulullah s.a.w, Membaca
ayat al-Quran, misal surat Yasin pada malam Jumat .
- Memurnikan dan meluruskan amaliah ibadah seperti meluruskan arah qiblat,
melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dan diawali dengan shalat iftitah dua rakaat
ringan, memnyelenggarakan shalat hari raya di tanah lapang, pengumpulan dan
penyaluran zakat maal dan fitrah kepada yang berhak menerimanya, penyederhanaan
upacara dalam rangkakelahiran, khitanan, pernikahan dan kematian dan menghilangkan
kebiasaan berziarah ke makam-makam para wali yang dikeramatkan.
- Memelopori pembentukan Departemen Agama pada tahun 1946 dan menteri Agama
pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah, membentuk majelis-
majelis yang mengelola bidang keagamaan Islam, yaitu: Majelis Tarjih dan Tajdid,
Majelis Tabligh, Majelis Wakaf dan Keharta bendaan. Majelis Tarjih dan Tajid
bertugas :Menghidupan tarjih, tajdid dan pemikiran Islam dikalangan Muhammadiyah
sebagai gerakan pembaruan yang kritis dan dinamis di dalam masyarakat, memberikan
jawaban terhadap problem dan tantangan perkembangan sosial budaya dan kehidupan
umat Islam pada umumnya. Majelis Tabligh bertugas : Memimpin pelaksanaan dakwah di
bidang tabligh secara terecana dan terprogram dengan jelas yang meliputi seluruh aspek
kegiatan dakwah (pengajian rutin umat, pengajian rutin angoota dan pengajian pimpinan
dan sebagainya). Majelis Wakaf bertugas: Mengelola bidang perwakafan, pertanahan dan
kekayaan yang dimiliki persyarikatan.
3
3. Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi kepada
dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren. Untuk
mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal usaha
berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan, Mendirikan
madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern dan Mendirikan
perguruan tinggi
4
usaha Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi antara lain: BPR, BMT,
Koperasi, Biro Perjalanan dll. Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk
majelis dan lembaga: Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, Lembaga Pemerikasa dan
Pengawasan Keuangan.
Peran dan kiprah Muhammadiyah bagi Bangsa Indonesia secara resmi telah diakui sejak
lama oleh semua orang, termasuk oleh pemerintah pada era presiden Soekarno yaitu sejak tahun
1961 dengan mengangkat K.H. Ahmad Dahlah sebagai pahlawan nasional. Pengangkatan K.H.
Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional membuktikan pengakuan atas kepeloporan
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana dikemukakan dalam
Surat Keputusan Presiden Soekarno Nomor 657 tahun 1961. Muhammadiyah dinilai oleh
pemerintah telah menjadi pelopor kebangkitan umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya
yang masih harus belajar dan berbuat. Muhammadiyah juga telah memberikan ajaran Islam yang
murni yang menuntut kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat dengan
memelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang sangat diperlukan bagi kebangkitan dan
kemajuan bangsa. Muhammadiyah juga memelopori kebangkitan kaum perempuan dalam bidang
pendidikan dan bergaul secara sosial setara dengan kaum laki-laki.
Pendidikan yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah merupakan salah satu dari bentuk
dan jenis Amal Usaha Persyarikatan, yang struktur kelembagaannya bersifat formal, berjenjang
dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Adapun bentuk, jenis, dan tingkat
pendidikan Muhammadiyah itu pada hakikatnya merupakan perwujudan dari pengembangan
misi Muhammadiyah khususnya dalam bidang pendidikan, yang terkait secara substansial
dengan pendidikan Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah sebagaimana menjadi paham
agama dalam Muhammadiyah, maupun secara kesejahteraan terkait pula dengan gagasan-
gagasan dasar K.H. Ahmad Dahlan dalam merintis dan membangun pendidikan Muhammadiyah.
Pendidikan Muhammadiyah memiliki keterkaitan dengan keprihatinan pendiri
Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan yang berkaitan dengan:
1. Ajaran Islam dilaksanakan tidak secara murni bersumber pada Al-Quran dan Sunnah,
bahkan tercampur dengan praktik-praktik syirik, bidah, dan khurafat.
5
2. Lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak lagi dapat memenuhi tuntutan
jaman akibat dari pengaruh luar dan,
3. Keadaan umat Islam yang sangat menyedihkan dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
kultural, sebagai akibat dari penjajahan.
K.H. Ahmad Dahlan merintis usaha pengembangan sistem pendidikan Islam modern yang
kemudian menjadi alam pikiran umat Islam di belakang hari, karena melihat dualisme
pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada masa kolonial. Disatu fihak terdapat sistem
pendidikan pondok pesantren di lingkungan umat Islam yang tradisional dan terisolasi dari
perkembangan jaman, di pihak lain terdapat sistem pendidikan Barat yang diselenggarakan
pemerintah kolonial Belanda yang sekuler yang sejak tahun 1817 melarang agama diajarkan di
sekolah-sekolah pemerintah kolonial.
Sebagai gerakan dakwah islam amar maruf nahi munkar Muhammadiyah di tuntut unuk
mengkomunikasikan pesan-pesan dakwahnya dengan cara menanamkan khazanah pengetahuan
melalui pendidikan. Secara umum dapat dipastikan bahwa ciri khas lembaga pendidikan
Muhammadiyah yang tetap dipertahankan sampai saat ini adalah mata pelajaran AIK (al-islam
kemuhammadiyahan) di semua lembaga pendidikan milik Muhammadiyah. Itu adalah salah satu
upaya Muhammadiyah agar senantiasa bahwa dia diciptakan oleh Allah SWT untuk berbakti
kepada-Nya, bagi Muhammadiyah nilai-nilai islam harus menjadi pijakan dan menjadi pedoman
dalam setiap langkah dan tindakan. Oleh karena itu sistem pendidikan modern oleh
Muhammadiyah dijadikan sarana untuk menyampaikan dakwah islam.
Usaha Muhammadiyah dalam mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan
modern dikarenakan Muhammadiyah yakin bahwa islam bisa menjadi rahmatan lil-alamin
menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan kehidupan segenap manusia jika disampaikan
dengan cara-cara modern sehingga dengan mudah masyarakat akan memahami nilai-nilai islam
yang kaffah yang disampaikan oleh Muhammadiyah. Di bawah ini adalah data tabel dari
berbagai macam bidang Amal Usaha Muhammadiyah yang bersumber dari website resmi
Muhammadiyah, http://www.muhammadiyah.or.id/content-8-det-amal-usaha.html, diakses pada
15.40 WIB, 25 Desember 2015. Di dalam data tabel tersebut tercantum semua bidang Amal
Usaha Muhammadiyah yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui keeksisan Muhammadiyah
dalam berdakwah dan menegakkan amar maruf nahi munkar di dalam berbagai bidang.
6
Data Amal Usaha Muhammadiyah
1 TK/TPQ 4.623
5 Pondok Pesantren 67
9 Panti jompo * 54
10 Rehabilitasi Cacat * 82
12 Masjid * 6.118
13 Musholla * 5.080
14 Tanah * 20.945.504 M
7
bagi Muhammadiyah dalam menegakkan amar maruf nahi munkar khususnya di bidang
pendidikan. Dalam bidang pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah, sistem yang ada telah
disesuaikan dengan cita-cita atau visi dan misi Muhammadiyah. Dalam semua tingkatan
pendidikan yang ada pada Muhammadiyah, semua jenjang pendidikan memiliki mata pelajaran
Al-islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang menjadi salah satu ciri khas sekolah-sekolah
yang dikelola oleh Muhammadiyah. Hal tersebut yang membuat Muhammadiyah dengan mudah
untuk terus melanjutkan dakwahnya dan menegakkan amar maruf nahi munkar.
8
Daftar Rujukan
Muhammadiyah. 2015. Data Amal Usaha Muhammadiyah (online)
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-8-det-amal-usaha.html. akses 24
Desember 2015.