Anda di halaman 1dari 3

Harus Bisa

Dunia telah banyak berkembang, perkembangan dunia yang sekarang ini menunjukkan
bagaimana ragam kecenderungan ideologi yang sangat banyak, bisa kita lihat dalam Gerakan
kemasyarakatan pada umumnya maupun dalam gerakan-gerakan keagamaan. Dengan berbagai
macam pemikiran Islam yang semakin luas dan tajam seperti Zunun Al-Mishri dan konsep Ma’rifat,
Robi’ah ‘Adawiyah dan konsep mahabbah, Al-Busthami dan konsep fana’, baqa’ dan ittihan,
kemudian Al-Hallaj dan konsep hulul, Ibn ‘arabi dan konsiep wahdat al-wujud, dan juga Al-Jilli dan
konsep insan kamil, itu semua sering menunjukkan konflik antar kaum dan pandangan yang serba
ekstrim. Di sisi lain perkembangan nasional secara umum ditandai oleh berbagai macam
masalahnya, tantangannya, dan kecenderungannya yang sangat kompleks termasuk di dalamnya
beragam pemikiran dan perjuangan ideologi. Sementara di dalam tatanan global perkembangan
kapitalisme semakin kuat dan kokoh sebagai kekuatan raksasa yang sangat berpengaruh dalam
relung kehidupan umat manusia di dunia. Dunia akhir zaman yang mempunyai banyak
kecenderungan itu ditandai dengan kemajuan yang spektakuler dalam berbagai bidang yaitu bidang
ekomomi, teknologi, social-politik, dan bidang-bidang lainnya. Tetapi kemajuan di segala bidang
ini juga mencerabut nilai-nilai luhur yang utama dalam kehidupan manusia.
Keadaan dunia sekarang ini juga menunjukkan banyaknya masalah, tantangan, dan
kecenderungan dalam berbagai bidang kehidupan. Sekarang ini perkembangan bisa kita lihat pada
aspek politik, ekonomi, hukum, Pendidikan, otonomi daerah, dan dinamika lokal yang sangat
kompleks. Sementara itu konflik-konflik yang ada antar sengketa politik, social, ekonomi dan
keagamaan tidak jarang berlangsung keras dan menimbulkan kerumitan baru dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bermacam-macam paradoks perilaku tumbuh dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang diklaim relijius, berkebudayaan luhur, dan berfalsafah
Pancasila. Kehidupan bangsa ini sekarang sedang berada dalam banyak kontradiksi yang sering
kehilangan makna dalam bersikap dan bertindak yang sejalan dengan nilai – nilai agama, moral, dan
keadaban mulia.
Di masa abad kedua ini Muhammdiyah dihadapkan pada masalah - masalah dan tantangan -
tantangan baru dalam kehidupan umat, bangsa, dan dunia yang semakin sangat kompleks.
Muhammadiyah dengan paradigma dakwah dan tajdid berbasis Islam yang berkemajuan dituntut
untuk memperkaya dan mepertajam orientasi tajdidnya yang bersifat pemurnian dan
pengembangan, sehingga mampu menjadi gerakan alternatif di tengah lalu lintas berbagai gerakan
Islam dan gerakan social-kemasyakatan pusparagam. Masalah demokrasi, hak asasi manusia, dan
kesadaran baru di tengah arus globalisasi memerlukan penghadapan dakwah dan tajdid
Muhammadiyah yang lebih cerdas. Hal serupa diperlukan ketika menghadapi masalah krisis moral
dan spiritual pada kader, anggota, maupun pimpinan Muhammadiyah serta seluruh umat manusia
yang diakibatkan oleh kehidupan modern pada abad ini yang menyebabkan hilangnya
keseimbangan dalam peradaban umat manusia.
Dengan berbagai dinamika gerakan yang ada serta perkembangan kehidupan manusia yang
penuh dengan berbagai macam warna maka di dalam dinamika ini Muhammadiyah sangat diuji
dengan seberapa tangguh ideologi gerakan Muhammadiyah ini sendiri. Tidak luput kejadian ini bisa
kita jumpai dalam keagamaan dan pandangan di sebagian warga atau anggota Muhammadiyah,
termasuk kader dan pimpinan-pimpinannya. Masalahnya bisa karena diantara anggota, kader, dan
pimpinan itu mengalami peluruhan militansi dalam berkhidmat di Muhammadiyah. Sedangkan
gerakan-gerakan di luar Muhammadiyah, yang sekarang ini memiliki militansi dan daya eksistensi
yang tinggi, itulah yang menjadi tantangan dan masalah bagi Muhammadiyah. Terkadang dalam
menghadapi masalah tersebut sebagain orang cenderung mempunyai pemikiran jangka pendek.
Padahal pada hakikatnya kiprah Muhammadiyah ini sebagai gerakan pembaruan yang banyak
ditunggu, untuk menawarkan perspektif dan solusi-solusi yang besifat alternatif dan membawa
pencerahan bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan universial. Maka di sini inilah pentingnya untuk
berusaha meneguhkan dan mempertajam pemahaman serta aktualisasi ideologi Muhammadiyah.
Di dalam ideologi Muhammadiyah yang terkandung dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah,
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal lainnya dalam
system keyainan dan kehidupan islami dalam Muhammadiyah, yang semua itu sebagai sistem
paham yang mengandung keyakinan, cita-cita, dan strategi juang yang menjadi pondasi, bingkai,
alam pikiran, dan arah dalam menghadapi masalah-masalah besar yang dihadapi Muhammadiyah.
Seharusnya di sini ideologi Muhammadiyah dapat memperkokoh komitmen, militansi, soliditas,
dan solidaritas kolektif yang kuat bagi kader, anggota, dan pimpinan demi menjalankan misi
menuju tujuan yang ingin digapai. Selain itu dengan ideologi yang ada Muhammadiyah mempunyai
perspektif pemahaman yang luas dan mendasar tentang persoalan-persoalan fundamental kehidupan
umat manusia yang disertai dikapasitas dan strategi perjuangan dalam menghadapi secara cerdas,
kolektif, dan memberikan solusi yang mencerahkan.
Oleh sebab itu Kristalisasi Ideologi Muhammadiyah ini sangat penting, untuk meneguhkan
dan menajamkan ideologi Muhammadiyah baik dalam pemahaman substandi maupun penerapan
dan pelaksanaannya dalam menghadapi dinamika kehidupan pada saat ini dan untuk membangun
bangsa yang dicita – citakan Muhammadiyah.
Dalam keadaan lain masalah yang ada di dunia adalah islam sering sekali dituduh telah
memberi legitimasi terhadap penyempitan peran perempuan hingga kekerasan terhadap perempuan.
Anggapan perempuan harus selalu di rumah, perempuan tugasnya hanya memasak dan lain
sebagainya. Tapi di dalam Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan dibantu Nyai Walidah
menggerakkan perempuan untuk memperoleh ilmu, melakukan aksi social di luar rumah yang biasa
disebut dengan radikal dan revosioner saat itu. Kaum perempuan didorong meningkatkan
kecerdasan melalui Pendidikan informal dan nonformal seperti pengajian dan kursus – kursus.
Muhammadiyah di sini mendirikan Aisyiyah sebagai salah satu organisasi otonom yang
semua anggotanya adalah perempuan. Landasan dasar Teologis ‘Aisyiyah adalah “Kaum Islam
Laki-laki dan kaum Islam istri Sebagian menolong sebagiannya, sama menyeru dengan kebaiakn
dan melarang daripada kejelekan. Di tengah anutan doktrin bahwa “perempuan itu swarga nunut
neraka katut” dan perempuan tidak perlu bermasyarakat tapi cukup di rumah saja, “Aisyiyah di sini
justru menggiatkan diri berdakwah di ruang kemasyarakatan.
Dengan adanya Aisyiyah maka kristalisasi ideologi Muhammadiyah harusnya dapat
berkembang dengan baik. Aisyiyah telah mendirikan TK/RA/BA/TA untuk membentuk ideologi
kader Muhammadiyah. Disertai dengan SD, SMP/MTS, SMA/MA, SMK, bahkan Perguruan
Tinggi. Yang seharusnya bisa memaksimalkan penerapan ideologi Muhammadiyah untuk
membangun bangsa dan negara dan mewujudkan tujuan Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai