DISUSUN OLEH :
KELAS : E
FAKULTAS FARMASI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dan tentu saja, tantangan Islam tidak berhenti disitu. Berbagai ideologi baru
telah banyak menyusupi Islam yang jelas bertentangan dengan kemurnian Islam.
Dalam ideologi berbagai corak tantangan yang dihadapkan bersifat ekstrem dari corak
yang tradisional-konservatif hingga liberal-sekuler. selain itu, dinamika perubahan
sosial merupakan tantangan tersendiri yang perlu diperhatikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tantangan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah ?
2. Bagaimana tantangan tajdid yang dihadapi Muhammadiyah dan
penyelesaiannya?
C. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana tantangan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah .
2. Mengetahui bagaimana tantangan tajdid yang dihadapi Muhammadiyah dan
penyelesaiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tantangan menurut KBBI ialah “ hal atau objek yang menggugah tekad untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah”. Tantangan juga berati “cara
menghadapi musuh serta objek untuk ditanggulangi”. karenanya, dikatakan
Muhammadiyah menghadapi tantangan, maka sikap yang dikedepankan bukanlah
sekedar reaksi atas aksi pihak lain. Tetapi tidak kalah pentingnya bagaimana
menghadapi aksi itu dengan aksi yang lebih unggul, sehingga masalah yang
menghadang dapat tertanggulangi dan pihak lain dapat diungguli. Itulah yang disebut
dakwah lil-muwajadah (dakwah yang menghadapi tantangan secara proaktif), yang
berbeda dari dakwah lil-mu‟aradhah ( dakwah melawan tantangan secara reaktif). Dua
model menyikapi tantangan itu akan melahirkan proses dan produk yang berbeda,
yang bagi Muhammadiyah tentu lebih utama yang dakwah lil-muwajadah (dakwah
yang menghadapi tantangan secara proaktif).
Kini dakwah Muhammadiyah telah berusia satu abad dan memasuki abad
kedua. Tantangan dakwah Muhammadiyah sangat kompleks. Masyarakat dan
kebudayaan tradisional masih melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Golongan tradisional masih banyak dikungkung oleh cara berpikir yang jumud, tidak
rasional, emosional, dan tidak jarang ditandai alam pikiran mistis seperti klenik,
takhayul, bidah, dan khurafat. Pada saat yang sama kehidupan modern juga tak kalah
agresif yang ditandai alam pikiran serba rasional, bebas, sekuler, dan mekarnya
budaya populer. Dualisme alam pikiran tersebut sedang bergumul dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, yang masih akan berlanjut hingga sampai kapan dalam proses
perubahan sosial di negeri ini.
Menurut Cliffrod Gertz (1983), 65% porsi umat islam di Indonesia berbasis
budaya abangan serta 35% sisanya berbasis budaya santri. Sementara itu umat
mayoritas tersebut meskipun mengalami konvergensi dan pergeseran, malah tidak
tergarap secara spesifik sesuai alam pikiran dan hidup mereka. Masalah dari strategi
Muhammadiyah untuk berdakwah baik untuk komunitas santri atau komunitas
abangan adalah ketinggalan zaman. Salah satu metode yang Muhammadiyah terapkan
adalah metode bermuhasabah diri secara elegan ketimbang berbangga dalam serba
keterbatasan dan ketertinggalan untuk kemudian dilakukan perubahan dan pembaruan
dakwah baik dalam ranah bi-lisan maupun bi-hal.
B. Tantangan Tajdid
Kedua masalah ini telah termuat dalam keputusan Muktamar Satu Abad
tentang Isu-isu Startegis, dimana hal yang penting bagi Muhammadiyah adalah
bagaimana melakukan penghadapan sartegi transformasi (perubahan ke arah yang
progresif) berdasarkan pemikiran tajdid yang dimiliki. Dengan demikian dapat
membangun kekuatan Islam sesuai karakternya sekaligus menjadi pelaku sejarah yang
mengarahkan kehidupan kontemporer dengan pemikiran Islam alternatif. Hal ini
mencerminkan sifat tajdid dimana pemikiran yang dilakukan diintensifkan tanpa
menimbulkan kecemasan sosial dan didukung oleh berbagai Perguruan Tinggi
Muhammadiyah. Kuncinya adalah mengerahkan segala kemampuan untuk
menyelesaikan tantangan tersebut secara kolektif dan sistemik. “Sesungguhnya Allah
menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-
akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff : 4)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
● Metode yang digunakan Muhammadiyah untuk menyikapi tantangan adalah dakwah
lil-muwajadah (dakwah yang menghadapi tantangan secara proaktif).
● Tantanngan dakwah yang dihadapi Muhammadiyah sangat kompleks terutama
yang berhubungan dengan kondisi kehidupan umat Islam
● Salah satu metode yang Muhammadiyah terapkan adalah bermuhasabah diri
secara elegan ketimbang berbangga dalam serba keterbatasan dan
ketertinggalan untuk kemudian dilakukan perubahan dan pembaruan dakwah
baik dalam ranah bi-lisan maupun bi-hal.
● Tajdid merupakan sifat yang mengidentitaskan sebagai Muhammadiyah.
● Sikap tajdid berarti dapat menyelesaikan tantangan tanpa menimbulkan
kecemasan sosial dan dapat diterima oleh petinggi Muhammadiyah.
● Kunci sikap tajdid adalah dapat menggerakkan seluruh kemampuan secara
kolektif dan sistemik.