Anda di halaman 1dari 11

TANTANGAN MUHAMMADIYAH di ABAD XXI

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Al islam dan Kemuhammadiyhan
Yang dibina oleh Khizanatul Hikmah, M.Pd.I

Oleh :

1. Nuurin Lailatul M (188320700012)


2. Ellyana Hawa (188320700014)
3. Laila Rohmawati (188420100008)
4. Bella Marta Lia P. (188420100015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam menyadari bahwa perjuangan
membawa misi dakwah dan tajdid tidak kenal berhenti dan harus terus
berkesinambungan. Masa depan Muhammadiyah merupakan proses panjanh dari
kontinyuitas masa lalu dan kini dalam rentang perjalanan satu abad lebih. Dalam
Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua dinyatakan “Satu abad merupakan
tonggak sejarah yang penting bagi Muhammadiyah dalam ikhtiar mengemban misi
dakwah dan tajdid di tengah lintasan zaman yang penuh gelora. Dalam rentang seratus
tahun Muhammadiyah telah berjuang mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan
peradaban manusia semesta. Perjuangan Muhammadiyah akhirnya memperoleh
pengakuan masyarakat luas sebagai gerakan Islam yang menorehkan tinta emas
pembaruan di Indonesia. Keberhasilan perjuangan satu abad merupakan anugerah
Allah SWT yang harus disyukuri berdasarkan firman Allah SWT Q.S. Ibrahim ayat 7
dan menjadi modal ruhaniah paling berharga untuk melangkah ke depan dengan
optimis. Kesyukuran itu disertai kesadaran bermuhasabah diri atas kekurangan dan
kelemahan yang harus diperbarui dengan seksama guna mengukir kisah sukses yang
lebih utama di abad kedua.”
Kini Muhammadiyah memasuki abad kedua dan lima tahun ke depan sangat
penting sebagai tonggak baru untuk mengawali perjalanan mengemban gerakan
pencerahan.   Para pimpinan Muhammadiyah  dari hari ke hari makin menghayati
betul betapa berat tetapi mulia mengemban misi dakwah dan tajdid untuk
mencerahkan umat manusia melalui Muhammadiyah yang selama ini digerakkan
dengan ikhlas, mujahadah, dan secara berjamaah-berjamiyah. Ada kenikmatam
ruhaniah dalam bermuhammadiyah, meskipun boleh jadi melelahkan dan
menggembirakan. Hal itu karena mereka yang berada di Muhammadiyah dan
menggerakkan oranisasi Islam ini bukan sekadar berkiprah yang bersifat praktis-fisik,
tetapi ruhaniah dan ada idealisme filosofis-ideologisnya. Dengan demikian dalam
menjalankan misi gerakan ke depan sangatlah penting peta jalan sekaligus komitmen
gerakan dari para penggerak Persyarikatan.
A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kekuatan Muhammadiyah di era abad XXI ?


2. Apa saja kelemahan yang dimiliki Muhammadiyah di abad XXI?
3. Bagaimana peluang Muhammadiyah di abad XXI?
4. Apa saja ancaman Muhammadiyah di abad XXI?

B. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana kekuatan Muhammadiyah di era abad XXI.


2. Untuk mengetahui apa saja kelemahan yang dimiliki Muhammadiyah di abad
XXI.
3. Untuk mengetahui bagaimana peluang Muhammadiyah di abad XXI.
4. Untuk mengetahui apa saja ancaman Muhammadiyah di abad XXI.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekuatan Muhammadiyah di Era Abad XXI

Membawa mentalitas dan budaya organisasi abad ke-20 ke abad ke-21 adalah
masalah besar ketika organisasi keagamaan ini dihadapkan pada perubahan geopolitik
dan kekuatan ekonomi global beserta dampak negatif yang ditimbulkannya. Oleh
karena itu, perbincangan dalam forum-forum strategis persyarikatan, seperti tanwir,
harus mulai berani memasuki kerangka berpikir dan isu-isu strategis pasca-abad ke-
20. Inilah tantangan agenda pembaruan Muhammadiyah kontemporer. Dari perspektif
perkembangan organisasi, Muhammadiyah harus sudah mengembangkan orientasi
gerakan dakwahnya: dari misi keagamaan ke kemanusiaan. Menurut Peter Senge,
pakar organisasi dari Massachusetts Institute of Technology, ada tiga isu besar
kemanusiaan saling berhubungan yang menjadi tantangan hari ini: persoalan energi
dan transportasi, makanan dan air, serta konsekuensi ketidakseimbangan yang muncul
dari terkonsentrasinya penguasaan sumber daya pada segelintir orang. Aktor negara
tak bisa lagi sendirian bekerja menangani persoalan besar tersebut. Komitmen dan
kerja sama dari beragam aktor menjadi suatu keniscayaan. Krisis global yang kini
menghantui manusia abad ke-21 itu menuntut Muhammadiyah memahami ulang
orientasi gerakan dakwahnya. Misalnya, bagaimana merekonstruksi semangat
”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” yang jadi tujuan bermuhammadiyah.
Entitas masyarakat yang ingin dituju tidaklah konstan, tetapi hendaknya bersifat
interkoneksitas dengan jejaring entitas lain dengan tujuan bersama, yakni
menyelamatkan keberlangsungan dan kesinambungan kehidupan manusia. Sudah
sepantasnya
Muhammadiyah dikembangkan dengan etos inovasi daripada sebatas repetisi.
Jika tidak, persyarikatan akan terseok-seok di tengah serbuan ekspansi aktor-aktor
masyarakat sipil global ke Indonesia. Prakarsa PP Muhammadiyah bersama sejumlah
kelompok sipil dan individu mengajukan uji materi UU No 22/2001 tentang Migas ke
Mahkamah Konstitusi, bisa jadi momentum arah baru dakwah Muhammadiyah di
ranah kenegaraan. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut
langkah ini sebagai jihad konstitusi. Keberanian Muhammadiyah melakukan dakwah
afirmatif terhadap isu-isu publik strategis, seperti sektor energi, patut diapresiasi,
bahkan harus dilembagakan dalam kerangka organisasionalnya. Contoh lain,
keterlibatan Muhammadiyah sebagai anggota International Contact Group dalam
proses perundingan perdamaian antara Pemerintah Filipina dan MILF. Hal ini
mengisyaratkan Muhammadiyah tidak bisa menutup mata terhadap dinamika
geopolitik dan tantangan konflik di tingkat regional.Pada akhirnya, orientasi
pembaruan Muhammadiyah abad ke-21 seyogianya menyentuh isu-isu strategis
kebangsaan yang langsung terkait hajat rakyat. Dengan capaian usia 100 tahun,
organisasi ini sudah cukup punya sumber daya dan jaringan sebagai prasyarat
kapasitas melakukan transformasi gagasan dan arah gerakan pasca-abad ke-20.
Penajaman khitah sesuai persoalan sistemik kebangsaan, restrukturisasi organisasi,
dan perubahan strategi dakwah menjadi tak terhindarkan. Hanya melalui proses inilah
Muhammadiyah akan tetap mampu melakukan pencerahan dan memberikan solusi:
tidak hanya untuk bangsa, tetapi juga kemanusiaan.
Sebagai sebuah organisasi yang telah berusia satu abad kekuatan
Muhammadiyah terletak pada:
1. Fondasi Islam yang berlandaskan pada Al-Quran dan Al-Sunnah yang disertai
pengembangan ijtihad, merupkan kekuatan Muhammadiyah sehingga menjadi
gerakan Islam modern yang terbesar, sekaligus memperoleh kepercayaan luas dari
umat Islam pada khususnya maupun bangsa Indonesia dan masyarakat dunia pada
umumnya.
2. Reputasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang terbesar telah
dikenal luas secara nasional maupun internasional, sehingga berdampak pada
berbagai kemudahan dan dukungan yang diperoleh oleh Muhammadiyah dalam
menyelenggarakan kegiatan di tingkat lokal maupun nasional, termasuk dalam
mengembangkan program kerjasama dengan lembaga-lembaga internasional.
3. Jaringan organisasi yang sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air dan beberapa
negara ASEAN maupun di sejumlah negara lain yang membuat Muhammadiyah
lebih mudah dan memberikan kekuatan kelembagaan dalam mengembangkan
aktivitas di tingkat akar rumput yang membutuhkan koordinasi berjenjang dan
melibatkan partisipasi masyarakat luas di berbagai daerah.  
4. Perkembangan amal usaha yang sangat besar secara kuantitatif juga menjadi aset
sumber daya, fasilitas, dan insfrastruktur yang sangat penting bagi persyarikatan
Muhammadiyah selain dalam mempertahankan diri dari berbagai situasi krisis,
sekaligus berkiprah luas dalam memajukan kehidupan bangsa dan umat manusia.
5. Muhammadiyah sebagai kekuatan organisasi sosial-keagamaan atau organisasi
kemasyarakatan yang telah berkiprah lama dan luas di Indinesia sejak pra hingga
setelah kemerdekaan, telah menjadikan gerakan Islam ini memiliki modal sosial
dan modal moral sehingga menjadi kekuatan politik kebangsaan yang
diperhitungkan di negeri ini.

B. Kelemahan yang Dimiliki Muhammadiyah di Abad XXI


1. Cenderung Birokratis
Organisasi yang tumbuh semakin besar membuat Muhammadiyah cenderung
birokratis dan lamban dalam menghadapi persoalan-persoalan yang berkembang
dalam masyarakat, terutama dalam menyikapai masalah-masalah social baru,
seperti isu-isu pelanggaran hak asasi manusi, kemiskinan structural, dampak
buruk globalisasi, perdagangan manusia, pengrusakan alam dan lingkungan,
korupsi dan kejahatan kerah putih, dan masalah-masalah demoralisasi yang
meluas dalam kehidupan bangsa.
2. Kurang Merakyat
Organisasi Muhammadiyah yang demikian besar juga dinilai masih belum
secara optimal menyentuh persoalan-persoalan masyarakat di akar rumput
terutama yang mengalami marjinalisasi seperti buruh, petani, nlayan, dan kaum
dhu’afa serta mustadh’afin (tertindas) lainnya, sehingga menimbulkan kesan
gerakan Islam ini hanya bergerak di lingkungan atas perkotaan.

C. Peluang Muhammadiyah di abad XXI

1. pertama, karena paham agama yang diajarkan oleh Muhammadiyah yakni


mengembangkan gerakan tajdid atau pembaharuan. Muhammadiyah
mengembangkan ijtihad. Sehingga kemajuannya tidak keluar dari Islam.
Muhammadiyah tidak menjadi sekuler, namun juga tidak kembali kepada Islam
yang tradisional.

2. Kedua, Muhammadiyah menjadi unggul karena memiliki Sumber Daya Manusia


(SDM) yang berpikiran maju. Kalau kita tidak mengenyam pendidikan, kita tetap
saja akan menjadi bangsa yang tertinggal. Tetapi karena kita terdidik maka kita
menjadi unggul, dan menguasai berbagai macam bidang sesuai keahliannya.
3. Ketiga, kekuatan Muhammadiyah adalah bersumber dari sistem organisasinya
yang telah dirancang sebagai satu sistem dan tidak terpisah baik dari tingkat pusat
hingga ranting.  “Jadi dari manapun, dari Sabang hingga Merauke,
Muhammadiyah sebagai satu sistem. Tidak ada dari satu sistem pun yang
memisah,” terangnya.

4. Keempat, Muhammadiyah menjadi unggul karena paham Islam yang diajarkan


oleh Muhammadiyah bersifat amaliyah, dan amaliyah yang diterapkan
Muhammadiyah adalah amaliyah yang berkemajuan.

5. Kelima, bahwa Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwahnya adalah


berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara. Indonesia didirikan dengan jiwa
kenegarawanan yang luar biasa. Muhammadiyah memandang bahwa Indonesia ini
tempat kita bersepakat. Oleh karena itu, Muhammadiyah turut memajukan bangsa
ini agar tetap menjadi bangsa yang unggul dan tetap pada kepribadiannya.

D. Ancaman Muhammadiyah di abad XXI.


Muhammadiyah ke depan harus semakin maju, menjadi Muhammasiyah
berkemajuan. Tantangan yang dihadapi gerakan Islam ini sangatlah berat. Perubahan
peta politik Tmur Tengah yang membara dan mempengaruhi ketidakpastian kawasan
ini ke depan. Perubahan geopolitik, geoekonomi, dan geobudaya ke Asia Timur
terutama Tiongkok sangat mempengaruhi perkembangan dunia. Lahirnya Masyarakat
Ekonomi ASEAN akan semakin berpengaruh tehadap Indonesia ke depan. Ancaman
Muhammadiyah pada abad ke-21 sebagai berikut:
1. Arus sekularisme-materialisme yang tengah melanda dunia menjadi godaan
sekaligus tantangan yang besar bagi warga Muhammadiyah untuk dapat tetap
memegang teguh komitmennya dalam bermuhammadiyah dan menjadikan Islam
sebagai agama rahmatan lil-‘alamin. 
2. Kecenderungan-kecenderungan radikal dalam gerakan sosial-politik dan
keagamaan yang melahirkan konflik dan kekerasan, menjadi tantangan bagi
Muhammadiyah dalam menawarkan gerakan Islam yang membawa
pada perdamaian, pencerahan, dan rahmat bagi alam semesta.
3. Cengkeraman kapitalisme global yang berdampak pada pembangunan dan
orientasi kehidupan yang serba berlandaskan profit, eksploitasi, dan memuja
materi serta kesenangan duniawi dalam kehidupan masyarakat dunia, sehingga
berpengaruh pula terhadap pengembangan amal usaha Muhammadiyah yang
cenderung berorientasi profit dan menjauh dari teologi/ideologi Al-Ma’un
sebagaimana gerakan awal “Penolong Kesengsaraan Oemoem” (PKO).
4. ASEAN Charter dan bergesernya titik berat gravitasi geo-politik, geo-ekonomi,
dan geo-sosial-budaya dari Eropa dan Amerika Utara ke Asia khususnya China
dapat menjadi ancaman sekaligus tantangan bagi Muhammadiyah apabila tidak
ditanggapi oleh Muhammadiyah secara konret, dalam hal ini ada ancaman
Muhammadiyah dapat menjadi organisasi yang out-dated.

 
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekuatan muhammadiyah di era abad ke-21 Sebagai sebuah organisasi yang telah
berusia satu abad kekuatan Muhammadiyah terletak pada: Fondasi Islam yang
berlandaskan pada Al-Quran dan Al-Sunnah yang disertai pengembangan ijtihad,
merupkan kekuatan Muhammadiyah sehingga menjadi gerakan Islam modern yang
terbesar, sekaligus memperoleh kepercayaan luas dari umat Islam pada khususnya
maupun bangsa Indonesia dan masyarakat dunia pada umumnya, Reputasi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang terbesar telah dikenal luas secara
nasional maupun internasional, sehingga berdampak pada berbagai kemudahan dan
dukungan yang diperoleh oleh Muhammadiyah dalam menyelenggarakan kegiatan di
tingkat lokal maupun nasional, termasuk dalam mengembangkan program kerjasama
dengan lembaga-lembaga internasional, Jaringan organisasi yang sudah tersebar di
seluruh penjuru tanah air dan beberapa negara ASEAN maupun di sejumlah negara
lain yang membuat Muhammadiyah lebih mudah dan memberikan kekuatan
kelembagaan dalam mengembangkan aktivitas di tingkat akar rumput yang
membutuhkan koordinasi berjenjang dan melibatkan partisipasi masyarakat luas di
berbagai daerah, Perkembangan amal usaha yang sangat besar secara kuantitatif juga
menjadi aset sumber daya, fasilitas, dan insfrastruktur yang sangat penting bagi
persyarikatan Muhammadiyah selain dalam mempertahankan diri dari berbagai situasi
krisis, sekaligus berkiprah luas dalam memajukan kehidupan bangsa dan umat
manusia, Muhammadiyah sebagai kekuatan organisasi sosial-keagamaan atau
organisasi kemasyarakatan yang telah berkiprah lama dan luas di Indinesia sejak pra
hingga setelah kemerdekaan, telah menjadikan gerakan Islam ini memiliki modal
sosial dan modal moral sehingga menjadi kekuatan politik kebangsaan yang
diperhitungkan di negeri ini.
Kelemahan yang dimiliki muhammadiyah di abad xxi, yaitu: cenderung birokratis
dan kurang merakyat, sedangkan peluang Muhammadiyah abad ke-21, yaitu: karena
paham agama yang diajarkan oleh Muhammadiyah yakni mengembangkan gerakan
tajdid atau pembaharuan. Muhammadiyah mengembangkan ijtihad. Sehingga
kemajuannya tidak keluar dari Islam. Muhammadiyah tidak menjadi sekuler, namun
juga tidak kembali kepada Islam yang tradisional, Muhammadiyah menjadi unggul
karena memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpikiran maju. Kalau kita
tidak mengenyam pendidikan, kita tetap saja akan menjadi bangsa yang tertinggal.
Tetapi karena kita terdidik maka kita menjadi unggul, dan menguasai berbagai macam
bidang sesuai keahliannya, kekuatan Muhammadiyah adalah bersumber dari sistem
organisasinya yang telah dirancang sebagai satu sistem dan tidak terpisah baik dari
tingkat pusat hingga ranting.  “Jadi dari manapun, dari Sabang hingga Merauke,
Muhammadiyah sebagai satu sistem. Tidak ada dari satu sistem pun yang memisah,”
terangnya, Keempat, Muhammadiyah menjadi unggul karena paham Islam yang
diajarkan oleh Muhammadiyah bersifat amaliyah, dan amaliyah yang diterapkan
Muhammadiyah adalah amaliyah yang berkemajuan, bahwa Muhammadiyah dalam
menjalankan gerakan dakwahnya adalah berbuat untuk kepentingan bangsa dan
negara. Indonesia didirikan dengan jiwa kenegarawanan yang luar biasa.
Muhammadiyah memandang bahwa Indonesia ini tempat kita bersepakat. Oleh karena
itu, Muhammadiyah turut memajukan bangsa ini agar tetap menjadi bangsa yang
unggul dan tetap pada kepribadiannya.
Muhammadiyah ke depan harus semakin maju, menjadi Muhammasiyah
berkemajuan. Tantangan yang dihadapi gerakan Islam ini sangatlah berat. Perubahan
peta politik Tmur Tengah yang membara dan mempengaruhi ketidakpastian kawasan
ini ke depan. Perubahan geopolitik, geoekonomi, dan geobudaya ke Asia Timur
terutama Tiongkok sangat mempengaruhi perkembangan dunia. Lahirnya Masyarakat
Ekonomi ASEAN akan semakin berpengaruh tehadap Indonesia ke depan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Muhammad. Gerakan Dakwah Muhammadiyah Di Sulawesi Selatan. Universitas


Muhammadiyah Makassar.

Jinan, Mutohharun. 2015. Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan


Islam Di Indonesia. Vol. 22. No 2. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kholis, Arif Nur. 2009. Gerakan Muhammadiyah Harus. Universitas Muhammadiyah


Malang

Liputanislam.com. 2017. Haedar Nashir Sebut Lima Faktor Keunggulan Muhammadiyah.


Diakses dari http://liputanislam.com/indonesiana/haedar-nashir-sebut-lima-faktor-
keunggulan-muhammadiyah/ . pada 6/12/19

___ .2019. Muqaddimah Muhammadiyah.Diakses dari http://www.muhammadiyah.or.id/id/4-


content-55-det-program-kerja.html . Pada 6/12/19.

Muhammadiyah Is . 2015. Kelemahan Muhammadiyah. Diakses dari


http://muhammadiyahis.blogspot.com/2015/09/kelemahan-muhammadiyah.html .
Pada 6/12/19.

Anda mungkin juga menyukai