Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAJDID DAN TAJRID
1. Pengertian Tajdid
Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab, yaitu jaddada, yujaddidu,
tajdidan yang berarti memperbaharui dan menjadikan baru. Adapun
makna lainnya dimana sebagai membangkitkan, menjadikan (muda,
tangkas, kuat). Kata ini berarti pula memperbaharui, memperpanjang
izin, dispensansi dan kontrak.
Berikut ini pendapat para tokoh Muhammadiyah tentang Tajdid, yaitu:
a. Haedar Nashir (2010: 293), tajdid yaitu memperbaharui alam
pikiran sesuai zaman modern, melembangakan pendidikan
islam modern, merintis pelayanan – pelayanan sosial yang
dibutuhkan masyarakat sesuai dengan spirit islam modern dan
bahkan melawan misi zending dengan langkah – langkah yang
modern sehingga disebut sebagai gerakan islam modernis.
b. Tajdid menurut Muhammadiyah bukan sekedar pemurnian dan
juga tidak memadai lagi. Tajdid yang dimaksudkan Ahmad
Dahlan bukan sekedar pemurnian seperti meluruskan arah
kiblat, tetapi juga memperbaharui cara paham beragama dan
mendirikan lembaga – lembaga sosial baru yang bersifat
pembaharuan dalam rangka pengembangan.
2. Pengertian Tajrid
Istilah Tajrid berasal dari bahasa Arab yang berarti pengosongan,
pengungsian, pengupasan, pelepasan, atau pengambilan ahli. Tajrid
dalam bahasa indonesia berarti pemurnian sedangkan dalam dunia
muamalah Tajrid, yakni melakukan modernisasi dan pembaharuan.

B. LATAR BELAKANG MUNCULNYA TAJDID DAN TAJRID


Latar belakang penyebab munculnya Tajdid dan Tajrid( pembaharuan)
dalam gerakan islam, yaitu sebagaimana dipahami, Islam modernisasi
muncul sebagai respon terhadap berbagai keterbelakangan yang dialami
oleh umat islam, seperti keterbelakangan dibidang ekonomi, pendidikan,
ilmu pengetahuan, kebudayaan, politik dan lain sebagainya. Keadaan
seperti ini dinilai tidak sejalan dalam islam yang sebagaimana terdapat
dalam Al- Qur’an dan Al- Sunnah yang didalam sumber tersebut dikatakan
bahwa Islam digambarkan sebagai agama yang membawa kepada
kemajuan dalam segala bidang untuk tercipta kemasalahatan umat.
Namun, dalam kenyataan umat islam tidak memperlihatkan sikapnya yang
sejalan dengan Al- Qur’an dan Al- Sunnah tersebut, sehingga
menimbulkan kekeliruan – kekeliruan.
Keterbelakangan itulah disadari setelah abad ke -18, tepatnya ketika Mesir
jatuh ditangan Barat (Prancis), yang secara serentak mengangetkan
sekaligus mengingatkan umat islam bahwa ada perbedaan antara Barat
yang maju dan dunia Muslim yang terbelakangan dan hal ini merupakan
suatu bentuk ancaman bagi umat islam. Kemunduruan tersebut,
disebabakan oleh beberapa penyebab antara lain:
1. Umat islam mundur karena telah meninggalkan ajaran islam yang
sebenarnya dan mengikuti ajaran – ajaran yang datang dari luar islam,
mengenai tentang paham Qada dan Qadar yang diubah menjadi
fatalisme, yang membawa umat islam jadi statis. Dimasa lampau,
paham qada dan qadar mengandung arti bahwa segala sesuatu terjadi
menurut ketentuan sebab – sebabmu. Kemauan manusia merupakan
salah satu dari mata rantai sebab musabab itu. Oleh karena itu,
keyakinan pada qada dan qadar memupuk keberanian dan kesabaran
dalam jiwa umat Islam untuk menghadapi segala macam bahaya dan
kesukaran. Karena percaya pada qada dan qadar inilah, umat islam
dimasa silam bersifat dinamis dan dapat dapat menciptakan
peradabaan yang tinggi.
2. Umat islam mundur karena sebab yang bersifat politik, yaitu berupa
perpecahan yang terdapat dikalangan umat islam, pemerintah yang
absolut, mempercayakan pimpinan umat kepada orang – orang yang
tidak dapat dipercaya, mengabaikan masalah pertahanan militer,
menyerahkan administrasi negara kepada orang – orang yang tidak
kompeten dan intervensi asing.
3. Umat islam mundur disebabkan karena masuknya berbagai macam
bid’ah, khufarat, dan takhayul kedalam islam. Bid’ah inilah yang
membuat umat islam lupa akan ajaran – ajaran yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai