Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GAYA KEPENGIKUTAN

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

Disusun oleh :

Kelompok VI

CUT MUTIA 1811216002

EBBY FRIVANA 1811216001

ISTIANA KAMIL 1811216008

MIFTAHUSSA’ADAH 1811216012

RIA MAYERLISYA 1811216025

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “KEPEMIMPINAN”. Kemudian sholawat
dan salam kita sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah meberikan
panduan hidup yakni Al-Quran dan Hadits untuk keselamatan umat di dunia.

Maklah ini dibuat dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah


Kepemimpinan, yaitu Gaya Kepengikutan . Dalam proses penyusunan makalah
ini tentunya kami mendapatkan bimbingan, koreksi, arahan, dan saran, untuk itu
kami mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya kepada ibu Christiana
Tuty Ernawati, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kepemimpinan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,


maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konduktif dari para
pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 24 September 2018


DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN .........................................................................1

1.1. Latar Belakang ........................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................2

1.3. Tujuan.....................................................................................2

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gaya Kepengikutan..................................................3

2.2 Penelitian Gaya Kepengikutan...................................................12

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................14

3.2 Saran ....................................................................................14

DAFTAR KEPUSTAKAAN .....................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Pemimpin & Pengikut terjadi ketika seseorang melakukan upaya untuk


mempengaruhi perilaku orang lain atau dalam organisasi.
Kepengikutan dan kepemimpinan adalah terpisah namun memiliki
hubungan timbal balik. tanpa pengikut, seseorang tidak bisa menjadi pemimpin
sebaliknya, seseorang tidak bisa menjadi pengikut tanpa pemimpin.
Individu-individu dalam suatu organisasi memiliki peran masing-masing
untuk dijalankan. Secara umum, individu berperan sebagai pemimpin (leader )
dan juga sebagai pengikut (follower ). Bahkan, banyak juga individu yang
memiliki peran keduanya, sebagai pemimpin sekaligus pengikut pada saat
yang bersamaan. Artinya, dalam suatu struktur jabatan, individu yang
bersangkutan memiliki gaya kepemimpinan (leadership dan kepengikutan
(followership).
Saat pertama kali kita mendengar kata pengikut, mungkin yang muncul
dalam pikiran kita adalah individu yang melayani orang lain, atau yang
mengikuti perintah orang lain, bahkan meniru orang lain. Begitu pula saat
kita mendengar kata pemimpin, yang muncul dalam pikiran kita adalah
individu yang memimpin orang lain, atau yang memberi perintah pada
orang lain, mungkin juga seorang penguasa. "adahal pengikut memiliki peran
yang penting dalam pencapaian visi dan misi sebuah organisasi.oleh karena itu,
kelompok tertarik untuk membahas Gaya Kepengikutan, karena pengikut
merupakan salah satu tonggak keberhasilan dari sebuah tujuan, selain itu dalam
menjalankansebuah organisasi seorang pemimpin memiliki berbagai
jenis pengikut yang memiliki carakerja yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Gaya Kepengikutan?


2. Apa Saja Teori yang berhubungan dengan kepengikutan?
3. Bagaimana Gaya Kepengikutan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gaya Kepengikutan
2. Untuk mengetahui apa teori gaya kepengikutan.
3. Mengetahui bagaimana gaya kepengikutan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gaya Kepengikutan

Gaya kepengikutan adalah pola perilaku yang digunakan oleh pengikut


dalam interaksi sosial dengan pimpinanna. Istilah perilaku disini dipakai dalam
pengertian dinamis, tidak statis. Artinya pengikut dapat merubah pola perilakunya
dari satu jenis pola perilaku ke pola perilaku lainnya tergantung situasi yang
dihadapi. Dengan kata lain pengikut dapat menggunakan sejumlah perilaku dalam
waktu dan situasi yang berbeda.

A. Teori gaya kepengikutan


1. Teori kepengikutan dinamik
Teori kepengikutan Dinamik atau Followership Dynamics
dikemukakan oleh Joseph A. Stenger, George E, Mannes, Jr dan Thomas
W, Zimmerer (2001). Mereka berpendapat bahwa manajer yang sukses
selalu mempelajari dan merespon kepada perilaku para pengikut. Peran
pemimpin adalah keyakinan pengikut bahwa jika mereka meningkatkan
kinerja akan menerima imbalan atau peningkatan sekuriti. Menurut
mereka perilaku pengikut ditentukan oleh dua dimensi:
a. Enhancement self (peningkatan diri sendiri)
Yaitu keinginan untuk berpartisipasi dalam sistem status dan
imbalan organisasi. Pengikut ingin lebih banyak tanggung jawab
dan risiko. Jadi pengikut ingin bermain “solo” untuk menjadi
bintang dalam mendapatkan status dan imbalan untuk diri sendiri.
b. Protection of self (perlindungan diri)
Yaitu kekawatiran daripengikut untuk gagal dan
keingginannya untuk melindungi dirinya dari kegagalan. Pengikut
juga takut akan konsekuensi sosial dari kegagalan. Contoh dari
perilaku menghadapi kegagalan adalah apati, defensif dan
melakukan agresi.
Berdasarkan tinggi rendahnya kedua dimensi tersebut terbentu 9 gaya
kepengikutan

Perlindungan diri (protection of self)


The Achiever
The game player The Kamikaze
High (pencapaian
( pemain pertandingan) (kamikaze)
Peningkatan prestasi)
diri The Super
(enhancement Follower The Artist
Medium The Bureucrat (birokrat)
self) (pengikut (artis)
Super)
The Donkey The Devian
Low The apatetic ( Apatetik)
(keledai) (penyimpang)

1. Pemain pertandingan
Kepengikutan ini ditandai dengan peningkatan diri sendiri tinggi dan
perlindungan diri tinggi dari kegagalan. Pemain pertandingan sensitif
terhadap politik organisasi dan jika berupaya tetap berkuasa sangat
bernilai bagi pemipin. Akan tetapi pengikt jenis ini defensif dan
resistean terhadap perubahan.
2. Pencapaian prestasi
Para pengikut pencapaian prestasi adalah pengikut yang menyenangi
simbol-simbol nyata yang mencerminkan kesuksesan dan
mengambil risiko, akan tetapi menghindari risiko besar untuk
memperoleh kesuksesan
3. Kamikaze
Pengikut tipe Kamikaze merupakan orang yang menginginkan
perubahan organisasi apapun risikonya, akantetapi Kamikaze
merupakan orang yang tidak matang, mempunyai konsep
mengembangkan diri sendiri kecil, tidak takut gagal dan mempunyai
kebutuhan simbol kesuksesan yang besar.
4. Birokrat
Birokrat merupakan pengikut yang produktif, menginginkan status,
memperoleh peingkatan jabatan dan kekuasaan akan tetapi para
birokrat merupakan orang mengambil risiko rendah, bahkan sering
tidak mau mengambil risiko, jika diperlukan adanya perubahan
sering menjadi ragu-ragu dan menunda-nunda untuk menghindari
kegagalan.
5. Gaya Kepengikutan Super
Pengikut super merupakan bentuk tertinggi dari kepengikutan.
Pengikut jenis ini menginginkan imbalan walaupu tidak sebanyak
pencapai prestasi. Ia berupaya mendapatkan posisi dengan risiko
sedang dan umumnya sangat produktif dalam posisinya.
6. Gaya Kepengikutan Artis
Pengikut tipe artis bekerja untuk menghasilkan kinerja dan kepuasan
individu secara professional yang dapat menimbulkan risiko bagi
orang lain. Jadi tipe ini merupakan orang yang produktif, walaupun
pemimpin harus sabar memonitornya dalam waktu yang lama.
7. Gaya Kepengikutan Apetetik
Ciri khs pengikut apatetik adalah keinginan kecil untuk
berpartisipasi dalam sistem formal organisasi akan tetapi
memperoleh imbalan. Jika pengikut tidak mempunyai keinginan
seperti itu ditambah dengan kekhawatiran kegagalan, mereka akan
bersikap dan berperilaku apatis
8. Gaya Kepengikutan Keledai
Perbedaan antara pengikut apatik dan pengikut keledai adaah julah
kekuasaan yang dapat diterapkan kepada mereka. Para pengikut tipe
keledai merespn terhadap perubahan bukan karena harapan imbalan
formal. Pengikut tipe keledai sangat sedikit bergerak kecuali jika
didorong karena produktivitasnya rendah
9. Gaya Kepengikutan Penyimpang
Para pengikut jenis ini tidak mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dengan sistem imbalan dan tidak takut kelihatan gagal
dalam organisasi karenanya meraka merespon bertentangan dengan
organisasi

2. Teori kepengikutan Robert Kelley


Robert Kelley didalam bukunya yang berjudul The Power of
Followership mengemukakan teorinya engenai gaya kepengikutan
berdasarkan 2 dimensi:
a. Dimensi derajat berpikir kritis atau independent critical
thinking (as vertikal) dengan skala dari sampai 60.
Dimensi ini merupakan dimensi yang merupakan kontinum
dari berfikit kritis independen (independent, critical thinking)
sampai dengan berfikit tidak kritis tergantung (dependent,
uncritical thinking).
b. Dimensi derajat keaktifan pengikut dalam bekerja atau degree
of active engagement in work (as horizontal dengan skala dari
0 sampai 60).
Dimensi ini merupakan kontinum dari aktif sampai ke pasif.
Menurut Kelley pengikut yang baik adalah pengikut yang
mengambil inisiatif, mengasumsi memiliki organisasi,
berpartisipasi aktif, pemula sendiri dan bekerja melebihi
target yang ditetapkan. Sedangak pengikut yang buruk adalah
pengikut yang pasif, malas, memerlukan dorongan,
memerlukan supervisi terus menerus dan menghindari
tanggung jawab. Ditengah-tengah adalah pengikut yang
menyelesaikan pekerjaannya tanpa supervisi setelah dieritahu
apa yang harus dikerjakannya.

Berdasarkan kedua dimensi tersebut Kelley menggolongkan pengikut


menjadi lima jenis yaitu :

1. Alienated Followers (pengikut terasing)


Ciri utama jenis ini adalah berpikir kritis tinggi sedangkan derajat
keikutsertaannya dalam pekerjaan rendah. Pengikut jenis ini adalah
pengikut yang menambah luka bagi organisasi, iritan konstan yang
menunjukan aspek negatif (tak pernah menunjuka aspek positif) terhadap
tujuan, kebijakan dan prosedur kerja organisasi.

2. Exemplary follower (pengikut patut dicontoh


Para pengikut patut dicontoh menunjukan perilaku kepada pemimpin
dan teman sekerjanya sebagai orang yang independen, inovatif, kreatif,
konsisten dan mau membela pemimpin. Ia menerapkan bakatnya untuk
keuntungan organisasi bahkan ketika mereka terbentukpada hambatan
birokratik, teman sekerja pasif atau situasi pragmatik. Pemimpin yang
efektif sangat menghargai pengikut seperti ini. Ia dapat bekerjasama
dengan pemimpin dan teman sekerjanya.

3. Pragmatist Follower (pengikut pragmatis)


Seorang pengikut prakmatis tingkat berpikir kritiknya dan sifat
aktifnya sedan dan menurut Kelley jumlahnya antara 2535 persen dari
seluru pengikut. Ia jarang setia terhadap tujuan organisasi tapi tidak pernah
berusaha merubahnya.

4. Passive Follower (pengikut pasif)

Pengikut pasif tergantung pada pemimpin untuk melaksanakan


tugasnya yang ia lakukan tanpa antusias. Ia tidak punya inisiatif dan rasa
tanggung jawab dan selalu diarahkan serta tidak melakukan pekerjaannya
melebihi yang ditetapkan.

5. Confromist Follower (pengikut konformis)


Pengikut ini berciri berpikir tidak kritis tapi ikut sertanya dalam
pekerjaan sangat aktif. Ia mempunyai karakteristik exemplary follower
yaitu aktif melaksanakan tugas dan kharakteristik pasive follower yaitu
berpikir tidak kritis
3. Teori kisi-kisi pengikut
Teori kisi-kisi pengikut dengan teori Leadership Grid dan didasarkan pada 2
dimensi :
a. Corcern for the boss atau memperhatikan alasan
Yaitu dimensi as vertikal yang melukiskan tinggi rendahnya
perilaku pengikut ingin menyenangkanpemimpinatau
manajernya
b. Concern for accomplishing the task atau memperhatikan
menyelesaikan tugas
Yaitu dimensi as horizontal yang melukiskan tinggi
rendahnya pengikut ingin menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.

Berdasarkan dua faktor tersebut the subordinate grid mengemukakan 5


gaya kepengikutan utama :

a. Gaya pengikut picik

Perhatian utama gaya kepengikutan ini adalah


menyelesaikan tugas tinggi dan pemimpinna dan teman sekerja
minimal. Jika terjadi interaksi dengan atasannya pengikut punya
kecendrungan untuk menggurui atasannya mengenai bagaimana
mengerjakan pekerjaan. Jika terjadi perbedaan pendapat ia
cenderung mengabaikan pendapat orang lain dan bersikukuh
dengan pendapatnya sendirivdan ia terus sibuk melaksanakan
tugasnya. Ia tidak memberikan kesempatan orang lain
mendahulinya.

b. Gaya kepengikutan ingin menyenangkan

Gaya kepengikutan ini adalah mempunyai perhatian


terhadap pekerjaan rendah dan perhatian untuk menyenangkan
pemimpinnya tinggi. Juga gaya ini ingin mempertaankan iklim
hubungan baik, baik dengan pemimpinnya maupun dengan teman
sekerjanya.ia mempunya kecendrungan untuk tidak dapat
mengatakan tidak terhadap permintaan orang lai. Jika terjadi
konflik karena takut akan hubungan baiknya terganggu dan
penolakan lawan konflik ia cenderung menarik diri.

c. Gaya kepengikutan paternalistik

Gaya ini memiliki sifat ingin mengontrol dan tidak ingin


dikontrol. Sungguhpun demikian posisinya sebagai bawahan ia tak
dapat menentang pemimpinnya. Hubungan dengan atasan dapat
menggunakan 2 cara yaitu menyetujui apa yang dikatakan atasan.
Dengan cara ini pengikut memposisikan dirinya sebagai asisten
pemimpin aau tangan kanan dan posisi ini ia dapat mengontrol
teman sekerja lainnya atau menjadi team leader. Cara yang kedua
adalah jika tidak sepakat dengan apa yang dikemukakan pemimpin,
pengikut mungkin berupaya menunda-nunda atau mengulur waktu.
Dalam waktu yang bersamaan ia mencari strategi atau taktik untk
merubah pendapat atau perintah pemimpinnya.

d. Gaya kepengikutan masabodoh

Gaya kepengikutan ini ditandai dengan perhatian rendah


terhadap atasan dan perhatian rendah terhapat pekerjaan. Pengikut
menyandarkan diri pada orang lain untuk melaksanakan pekerjaan.
Ia mencari jalan sekecilnya mungkin untuk bertentangan dengan
orang lain dan menghindari kesulitan. Pengikut merasa sekedar
mengikuti perintah sedangkan tanggung jawabnya berada di tangan
atasannya.

e. Gaya kepengikutan sadar status

Ciri utama gaya ini adalah perhatian terhadap bos dan


perhatian pekerjaan sedang. Pengikut gaya ini ingin diperlakukan
dengan sopan dan dengan cara give and take. Jika atasanna
mengemukakan cara untuk melakukan perintah, ia menganggap
atasannya sebagai orang yang hararkhinya lebih tinggi lebih benar
dan harus diikuti apa adanya. Jika ia diminta untuk melaksanakan
sesuatu yang baru yang ia belum punya pengalaman dan prosedur
tidak ada ia akan tergantung pada bosnya. Ia khawatir gagal, takut
mengambil resiko langkah yang salah. Dalam menghadapi konflik
ia berupaya memperoleh solusi win and win atau menggunakan
gaya manajemen konflik kompromi.

f. Gaya kepengikutan oportunastik

Gaya ini mengutakana interes pribadi baik secara terang-


terangan atai terselubung. Pengikut dangan gaya ini ingin mencapai
apa yang diinginkannya tanpa mengancam atasan dan teman
sekerjanya. Ia berupaya menghindari friksi dengan atasannya dan
menjadi target antagonistik teman sekerjanya. Pengikut
menganggap bos merupakan batuloncatan ke atas, karenanya
kemungkinan besar pengikut akan bersikap menjilat atasan.

g. Gaya kepengikutan pencari solusi

Tipe ini ditandai dengan tingginya memperhatikan atasan


dan menyelesaikan tugas. Jika mengikut tidak sejalan degan
atasannya, pengikut berupaya mendiskusikan pokok masalah
dalam prosen problem solving.pengikut tidak mau menerima
pembatasan atau pendapat oranga lain tanpa adana fakta
pendukung. Ia tidak dapat menerima perilaku atasan dan teman
sekerjanya yang tidak efektif.

Menurut Blake dan McCanse orang mempunyai kecendrungan untk


mempergunakan salah satu dari 7 gaya kepengikutan tersebut atau gaya grid
dominan (dominant grid style). Akan tetapi tidak terus-menerus mempergunakan
gaya yang sama. Ia dapat menggunakan gaya cadangan atau back up grid style
jika gaya dominannya tidak berhasil.
Ada sejumlah faktor yang menentukan pemilihan gaya dominan grid

a. Budaya organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi hubungan antara anggota
irganisasi. Salah satu diantaranya adalah asumsi dan perilaku
kepemimpinan dan kepengikutan. Misalnya, dalam organisasi yang ketat
peraturan yang tidak memungkinkan orang meggunakan gaya grid
dominan sehingga orang merubah gayanya ke gaya yang diperbolehkan.
b. Nilai- nilai
Asumsi seseorang konsisten dengan nilai-nilainya, kepercayaan
dan ide yang berhubungan dengan memperlakukan orang lain untuk
mencapai tujuan. Setiap gaya grid mencerminkan nilai-nilai tertentu.
Misalnya gaya grid 9,1 mencerminkan nilai-nilai hasil sedangkan gaya
grid 9,9 menghargai hasil melalui memotivasi dan memenuhi harapan
orang.
c. Sejarah pribadi
Orang mempunyai kecendrngan gaya grid tertentu karena
pengalaman keberhasilan melaksanakan grid secara berulang-ulang.
d. Tidak adan kesedaran pilihan
Perilaku orang diarahkan oleh asumsinya yang dioperasi semenjak awal
kehidupan tanpa memahami konseksuensi perilaku tersebut. Dengan
semikian sistem kepercayaan orang yang menentukan bahwa pilihan suatu
gaya grid adalah pilihan yang benar. Sampai menemukan asumsi baru
perilaku orang akan cenderung sama.

Tipologi pengikut menurut Barbara Kellerman

Barbara Kellerman membedakan tipologi pengikut menjadi lima kelompok,


yaitu isolated, bystander, participants, activies dan dishards.

a. Isolated (terpencil). Sangat terpisah.


Mereka tidak peduli dengan pemimpinnya, atau ingin mengetahui
sesuatu apapun tentang pemimpinnya atau memberi respons kepada
pemimpin dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, konsekuensinya adalah
keterasingan mereka, karena kegagalan dan tidak tahu dan tidak berbuat
apapun.
b. Participants.
Mereka senang dengan pemimpinnya dan kelompok serta
organisasi dimana mereka menjadi anggotanya, atau menjadi oposisi.
Dalam kedua hal tersebut, mereka berusaha memengaruhi atau memberi
dampak.
c. Activies.Cocok dan menyukai pemimpinnya dan bertindak sebagaimana
mestinya. Mereka berhasrat, energetik dan siap melaksanakan tugas.
Karena mereka sangan memerhatikan orang dan proses, mereka bekerja
keras untuk kepentingan pemimpinnya.
d. Dischards. (“prepares to do”) siap melakukan, siap berkorban sangat taat
pada pemimpinnya, siap kehilangan posisi bila perlu tidak mencari posisi,
tidak takut kehilangan otoritas dan pengaruh ditandai dengan dedikasi

2.2 Penelitian Gaya Kepengikutan

Jika dibandingan dengan gaya kepemimpinan gaya kepengikutan lebih


sedikit mendapatkan perhatian para peneliti. Pola penelitian kepengikutan sama
dnegan pola penelitian gaya kepemimpinan, penilitian kekuasaan dsd. Peneliti
dapat melakukan pendekatan kuantitatif, kualitatif atau pendekatan eksperiman.
Akan tetapi yang paling banyak dilakukan adalah pendekatan kuantitatif.
Sebagian dari penelitian kepengikutan dilakuak dalam kaitannya dengan
penelitian gaya kepemimpinana.

Jerry C. Wofford, J.Lee Whittington dan Vicki L. Goodwin (2001)


melakukan penelitian mengenai pola motof pengikut sebagai moderator
situasional untuk kearifan kepemimpinan transformasional. Penelitian ini
ditunjukan untuk meneliti apakah pola motf pengikut mempengaruhi keefektifan
kepemimpinan transformasional dan apakah kepemimpinan tranformasional lebih
tepat dipandang dari analisis level individual atau dari analisis multilevel?
Manajer lembaga layanan teknologi dan dua bawahan masing-masing
manajer diminta untuk mengisi satu set kuesioner yang berbeda secara
konfidensial. Hasilnya adalah:

1. Pemimpin tranformasional lebih efektif dalam satu lingkungan dari pada


lingkungan lainyya. Lebih khusus pola motif para pengikut mempengaruhi
hasil kepemipinan transformasional. Sejumlah pengikut lebih mudak
terpengaruhi dari upaya pemimpin transformlasional dari pada para
pengikut lainnya. Pengikut dengan kebutuhan tinggi menilai
kepemimpinan transformasional lebih efektif dari kepuasan lebih tinggi.
2. Kepemimpinn tranformasional dapat dipandang dalam pengertian analisis
individual maupun analisis multilevel. Satu set perilaku kepemimpinan
transformasional meliputi perilaku yang konsisten terhadap semua anggota
kelompok. Sengguhpun demikian beberapa perilaku kepemipinan
transformasional lebih banyak dipergunakan untuk sejumlah kelompok
dari pada kelompok lainnya.

Penelitian hubungan antara kepemimpinan transformasional dan pada


pengikutnya dengan disain eksperimen dilakukan oleh Taly Dvir, Don Eden,
Bruce J. Avolio dan Boas Shamis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
perkembangan dan kinerja para pengikutna.

Kelompok pemimpin eksperimen menerima pelatihan kepemimpina


transformasional dan kelompok pemimpin kontral menerima pelatihan bukan
kepemimpinan transformasional. Sampel penelitian terdiri dari 54 pemimpin
militer, 90 pengikut langsung mereka dan 724 para pengikut mereka tidak
langsung. Hasilnya menunjukan bahwa para pemimpin dalam kelompok
eksperimen mempunyai lebih besar pengaruh positif terhadap perkembangan para
pengikut langsung dan kinerja para pengikut tidak langsung mereka dari pada para
pemimpin dalam kelompok kontral.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepengikutan bukan peran yang pasif. sebaliknya, para pengikut yang


paling berharga adalah seorang yang terampil, karyawan yang mandiri, orang
yang berpartisipasi aktif dalam menetapkan arah kelompok, menginvestasikan
waktu dan tenaganya dalam kerja kelompok, berpikir kritis, dan pendukung bagi
ide-idebaru.

3.2 Saran
- Diharapkan Jika menemukan masalah, beritahukan kepada
pemimpin kelompok atau manajer langsung bahkan lebih baik,
masukkan saran dalam laporan Anda untuk memecahkan masalah.
- Diharapkan dapat menanamkan perhatian dan tenaga Anda
dalam pekerjaan Anda.
- Diharapkan mendukung ide-ide baru dan arah baru yang
disarankan oleh orang lain
- Diharapkan Bila Anda tidak setuju, jelaskan mengapa Anda tidak
mendukung ide atau saran.
- Diharapkan dapat mendengarkan baik-baik, dan merenungkan apa
yang pemimpin atau manajer katakan.
Daftar pustaka

1. Wirawan. 2003. Teori kepemimpinan. Jakarta : yayasan bangun indonesia dan


uhamka press

2. Timotius. 2016. Kepemimpinan dan kepengikutan. Yogyakarta: cv.andi offset

Anda mungkin juga menyukai