Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KHITAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

Disusun Oleh:

Kelompok 2

 SRI RAMADHANI (105731116817)


 AWANDA
 WULANDARI
 HAMSIR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”KHITAH MUHAMMADIYAH”.

Dalam penyusunannya makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar, 12 Januari 2020


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar dengan
maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa agama
Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi: aqidah, ibadah, akhlak dan
muamalah duniawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi yang keberadaannya sudah sejak lama
bahkan ikut berperan serta dalam perjuangan juga sebagai sebuah gerakan yang
dahulunya hanya memfokuskan pada penyebaran agama hal ini tidak dapat disepelekan
begitu saja. Dalam penyebaran agama yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai
pendiri Muhammadiyah tidak hanya menyuruh kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran semata. Akan tetapi di samping itu Muhammadiyah sebagai gerakan
sekaligus organisasi juga turut membantu bangsa ini agar bisa terlepas dari cengkeraman
penjajah.
Berangkat dari hal ini maka Muhammadiyah sebagai bagian dari komponen bangsa
sekaligus sebagai warna dalam kemajemukkan bangsa tercinta ini. Kita akui sebagai
bangsa yang majemuk baik dari terdapatnya berbagai macam suku, bahasa dan
kebudayaan serta organisasi-organisasi kemasyarakatan (ORMAS) adalah warna yang
masing-masing mempunyai keunikan tersendiri. Dalam muhammadiyah ada sebuah
pedoman yang disebut dengan khithah, dimana khittah tersebut sebagai langkah atau
kebijakan yang dirumuskan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita perlu
mempelajari tentang khittah perjuangan muhammadiyah tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Apa pengertian khithoh perjuangan muhammadiyah?

2. Bagaimana khithoh perjuangan sebagai pola dasar?

3. Bagaimana komponen dan langkah perjuangan muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian khithoh perjuangan muhammadiyah.

2. Untuk mengetahui bagaimana khithoh perjuangan sebagai pola dasar.

3. Untuk mengetahui bagaimana komponen dan langkah perjuangan muhammadiyah


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khittah Perjuangan Muhammadiyah

Secara bahasa (lughowi) istilah khittah berasal dari bahasa arab yaitu khiththotun
yang artinya garis/langkah. Sehingga arti khittah muhammadiyah berarti garis-garis besar
atau langkah-langkah persyarikatan muhammadiyah. Sedangkan dari segi istilah, khittah
muhammadiyah adalah pedoman yang berisi arah, kebijakan atau langkah-langkah yang
dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah, yang harus dilaksanakan untuk
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Khittah perjuangan muhammadiyah artinya
garis besar perjuangan muhammadiyah. Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran)
perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. Hal tersebut
mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua
pimpinan dan anggota muhammadiyah. Garis-garis besar perjuangan muhammadiyah
tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program yang telah
disusun.

B. Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar

Dari pengertian khittah perjuangan muhammadiyah di atas, maka khittah perjuangan


merupakan sebagai pola dasar kelanjutan organisasi muhammadiyah yang. Karena fungsi
khittah muhammadiyah berfungsi sebagai landasan operasional, berisi garis-garis besar,
serta sebagai landasan berpikir bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah dan
yang menjadi landasan berpikir bagi setiap amal usaha muhammadiyah dan sebagai
tuntunan, sebagai pedoman dan arahan untuk berjuang bagi anggota maupun pimpinan
muhammadiyah.

Ditinjau dari struktur konsepsinya pada hakekatnya strategi perjuangan


Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan
Muhammadiyah. Karena itu Khittah Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai pola dasar
dari strategi perjuangan Muhammadiyah.

Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan


sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan
memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam
konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas teori perjuangan sebagaimana dikandung
dalam Khittah itu kemudian disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan
pelaksanaannya.

Sehingga khittah muhammadiyah yang merupakan pedoman yang berisi arah,


kebijakan atau langkah-langkah yang dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah,
yang harus dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan adalah menjadi
pola dasar kebijakan atau langkah-langkah yang selanjutnya akan dilakukan atau
dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah.

C. Komponen dan Langkah Perjuangan

1. Perumusan Langkah Muhammadiyah tahun 1938-1940

Langkah muhammadiyah tahun 1938-1940 lebih menekankan pada garis-garis


besar program muhammadiyah yang ditetapkan untuk kurun waktu tertentu yaitu mulai
tahun 1928 dan diharapkan tuntas atau tercapai penyelesaiannya pada tahun 1940 (satu
periode kepemimpinan). Pada periode ini terkenal dengan sebutan Langkah Dua Belas
Muhammadiyah, yang dirumuskan pada periode kepemimpinan K.H. Mas Mansur.
Berikut merupakan Langkah Dua Belas Muhammadiyah :

a. Memperdalam Masuknya Iman

b. Memperluas Faham Agama

c. Memperbuahkan Budi Pekerti

d. Menuntun Amalan Intiqad (self correctie)

e. Menguatkan Persatuan

f. Menegakkan Keadilan

g. Melakukan Kebijaksanaan

h. Menguatkan Majlis Tanwir

i. Mengadakan Konperensi Bagian

j. Mempermusyawaratkan Putusan

k. Mengawaskan Gerakan Jalan

l. Mempersambungkan Gerakan Luar

2. Khittah Palembang 1956-1959

Khittah palembang ini dirumuskan pada muktamar muhammadiyah ke 33 tahun


1956 di palembang pada periode kepemimpinan AR (Ahmad Rasyid) Sutan Mansur. Isi
khittah palembang menguraikan 7 langkah pokok yang berisi kebijakan program dalam
muhammadiyah untuk tahun 1956-1959. Khittah palembang mirip dengan dua belas
langkah muhammadiyah yaitu menanamkan kembali kesadaran akan posisi
muhammadiyah sebagai gerakan islam yang memerlukan pagar tertentu agar menjadi
pedoman bersikap dan bertindak bagi seluruh anggotanya. Berikut merupakan penetapan
khittah pada periode ini:

a. Menjiwai Pribadi Para Anggota Terutama Para Pemimpin Muhammadiyah


Dengan:

 Memperdalam dan mempertebal Tauhid.


 Menyempurnakan ibadah dengan khusuk dan tawadlu.
 Mempertinggi ahlak.
 Memperluas ilmu pengetahuan.
 Menggerakan muhammadiyah dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung
jawab, hanya mengharapkan keridhoan Allah dan kebahaian umat.

b. Melaksanakan Uswatun Hasanah :

 Muhammadiyah harus selalu dimuka membimbing arah pendapat umum.


 Menegakan agama islam.
 Membentuk rumah tangga bahagia.
 Mengatur hidupdan kehidupan antara rumah tangga dan tetangga.
 Anggota muhammadiyah harus menyesuaikan hidup dimasyarakat.

c. Mengutuhkan Organisasi Dan Merapikan Administrasi :

 Memeliharah fitrah terhadap keutuhan organisasi dan administrasi.


 Memperkuat keahlian para pekerja dan pemimpin agar tetap segar dan giat.
 Menanamkan kesadaran organisasi.
 Administrsi dituntun menurut ketentuan yang ada.

d. Memperbanyak Dan mempertinggi Mutu Amal :

 Memperbaiki dan melengkapi amal usaha muhammadiyah (termasuk tempat


ibadah pada sekolah-sekolah) sehingga dapat mendatangkan manfaat kepada
sesama manusia dari segala lapisan dan golongan.
 Menggiatkan gerakan perpustakaan, karang-mengarang, penterjemahan,
penerbitan, taman bacaan dan kutub khanah.
 Mendirikan asrama-asrama di tempat-tempat yang ada di sekolah-sekolah
lanjutan di beri pendidikan jasmani dan rohani.

e. Mempertinggi Mutu Anggota Dan Membentuk Kader :

 Menetapkan minimum pengertian dan amalan agama yang perlu dimiliki oleh
yiap-tiap anggota muhammadiyah.
 Memberi penghargaan setiap keluarga muhammadiyah dan anak
muhammadiyah dan umat islam pada umumnya yang berjasa, “yang tua
dihormati” yang muda disayangi”.
 Menuntun anggota menurut bakat dan kecakapannya (tani, buruh, pedagang,
pegawai, cerdik pandai, dll) sesuai dengan ajaran islam.
 Menempatkan pecinta dan pendukung muhammadiyah berjenjang naik;
simpatisan, calon anggota anggota dan anggota teras.
 Mengadakan kursus kemasyarakatan di daerah.

f. Memperarat Ukhuwah.

 Mempererat hubungan antara sessama muslim menuju ke arah kesatuan umat


islam.
 Mengadakan ikatan yang nyata, umpamanya berjama’ah, himpunan berkala,
ta’ziah dsb.
 Mengadakan badan ishlah untuk :
 Sebagai penghubung bilamana ada kertakan
 Mencegah hal-hal yang akan menimbulkan kerusakan
 Menghindarkan dan menjauhkan segala hal yang dapat menimbulkan
perselisihan dan persengketaan.
 Menuntun Penghidupan Anggota.

3. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1969 (Khittah Ponorogo)

Khittah perjuangan muhammadiyah 1969 dirumuskan pada sidang tanwir


muhammadiyah tahun 1969 di ponorogo, jawa timur pada periode kepemimpinan KH AR
(Abdul Razaq) Fahrudin. Khittah ponorogo pada dasarnya menjelaskan dan menegaskan
kepada seluruh warga negara Indonesia bahwa muhammadiyah adalah organisasi dakwah
islam yang bekerja dalam bidang kemasyarakatan. Berikut merupakan penetapan khittah
pada periode ini:

a. Pola Dasar Perjuangan

1. Muhammadiyah berjuang untuk mencapai atau mewujudkan suatu cita-cita dan


keyakinan hidup, yang bersumber ajaran Islam.
2. Da’wah Islam dan amar m'aruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang
sebenar-benarnya sebagaimana yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah
saw. adalah satu-satunya jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup
tersebut.
3. Da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar seperti yang dimaksud harus
dilakukan melalui 2 (dua) saluran atau bidang secara simultan:
 Saluran politik kenegaraan (politik praktis)
 Saluran masyarakat.
4. Untuk melakukan perjuangan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar seperti
yang dimaksud diatas dibuat alatnya masing-masing yang berupa organisasi:
 Untuk saluran atau bidang politik, kenegaraan (politik praktis) dengan
organisasi politik (partai).
 untuk saluran atau bidang masyarakat dengan organisasi non partai.
5. Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri “Gerakan
Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang masyarakat”. Sedang untuk alat
perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (politik praktis), Muhammadiyah
membentuk satu partai politik diluar organisasi Muhammadiyah.
6. Muhammadiyah harus menyadari bahwa partai tersebut adalah merupakan
proyeknya dan wajib membinanya.
7. Antara Muhammadiyah dan partai tidak ada hubungan organisatoris, tetapi tetap
memiliki hubungan idiologis.
8. Masing-masing berdiri dan berjalan sendiri-sendiri menurut caranya sendiri-
sendiri, tetapi dengan saling pengertian dan menuju tujuan yang satu.
9. Pada prinsipnya tidak dibenarkan adanya rangkap jabatan, terutama jabatan
pimpinan antara keduanya demi tertibnya pembagian pekerjaan (sepesialisasi). *)

b. Program Dasar Perjuangan

Dengan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam arti proporsi yang
sebenarbenarnya, muhammadiyah harus mampu membuktikan bahwa ajaran islam mampu
mengatur masyarakat dalam NKRI yang berpancasila dan ber UUD 1945 menjadi masyarakat
yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materil, dan spritual yang diridhoi Allah SWT.

4. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1971 (Khittah Ujung Pangdang)

Dirumuskan pada muktamar ke 38 tahun 1971 di ujung pandang pada periode


kepemimpinan KH AR (Abdul Razaq) Fahrudin. Khittah ujung pandang menegaskan sikap
muhammadiyah khususnya terhadap politik. Berikut merupakan penetapan khittah pada periode
ini:

a. Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat.
b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau
memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
c. Untuk lebih memantapkan muhammadiyah sebagai gerakan da’wah islam setelah pemilu
tahun 1971, muhammadiyah melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara konstruktif dan
positif terhadap partai muslimin Indonesia.
d. Untuk lebih meningkatkan partisipasi muhammadiyah dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.

5. Khittah Perjuangan Muhammadiyah 1978 (Khittah Surabaya)

Dirumusakan pada muktamar muhammadiyah yahun 1978 di surabaya pada periode


kepemimpinan KH AR (Abdul Razaq) Fahrudin. Berikut merupakan penetapan khittah pada
periode ini yang merupakan penyempurnaan dari khittah ujung pandang:

a. Hakekat Muhammadiyah

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamika dari dalam
ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan
tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang
sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan yang menyangkut perubahan struktural dan perubahan
pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu,


senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar, serta
menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya, ialah
masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "Menegakkan dan
menjungjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti
yang dimaksud dalam "Mattan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah". Keyakinan dan
cita-cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga
bagi gerakan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan,
serta dalam kerjasama dengan golongan Islam lainnya.

b. Hubungan Muhammadiyah dan masyarakat

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan


diri sebagai Gerakan Islam amar ma'ruf nahyi munkar dalam masyarakat, dengan maksud yang
terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Da'wah jama'ah.
Disamping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal usaha seperti tersebut dalam Anggaran
Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya. Penyelenggaraan amal
usaha tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan cita-
cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam, dan bagian dari usaha untuk terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

c. Muhammadiyah dan politik

Dalam bidang Politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah
amar ma'ruf nahyi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah
harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsional, secara operasional dan secara konkrit riil
bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang
berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur
serta sejahtera, bahagia, material dan spiritual yang diridahai Allah swt. Dalam melaksanakan
usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya.

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam
masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam
Muhammadiyah.

Dalam hal ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa :

 Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan
dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau organisasi apapun.
 Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau
memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan
Muhammadiyah.

d. Muhammadiyah dan ukhuwah islamiah

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan Islam


manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela
kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud
menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya.

e. Dasar program muhammadiyah

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut diatas dan dengan memperhatikan kemampuan
dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai
berikut:

 Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian


anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, taat
beribadah, ber-akhlak mulia, dan menjadi teladan yang baik ditengah-tengah masyarakat.
 Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan
kewajibannya sebagai warganegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup
masyarakat.
 Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk
melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar kesegenap penjuru dan lapisan
masyarakat serta segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

6. Khittah Muhammadiyah Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara tahun 2002 (Khittah
Denpasar)

Dirumuskan dan ditetapkan pada sidang tanwir muhammadiyah tahun 2002 di Denpasar
Bali sehingga sering disebut Khittah Denpasar dan dirumuskan di era kepemimpinan Prof. Dr. H.
Ahmad Syafi’i Ma’arif. Khittah ini menegaskan tentang posisi muhammadiyah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai moral force (kekuatan
moral) dan interest groups (kelompok kepentingan) dalam dinamika kehidupan berbangsa di
negara Indonesia.

Dalam khittah ini kembali menegaskan prinsippnya bahwa muhammaadiyah tidak


meliliki hubungan organisatoris apapun dengan kekuatan atau partai politik manapun serta
memberi kebebasan kepada warganya untuk menyalurkan aspirasi politik sesuai dengan hak
asasinya. Namun demikian khittah denpasar ini memberi kerangka agar warga muhammadiyah
tidak anti atau alergi terhadap politik.

Warga atau anggota muhammadiyah yang aktif dalam kegiatan politik hendaklah
besungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya dan mengedepankan empat hal. Yaitu:

a. Rasa tanggungjawab (amanah)


b. Berakhlak mulia (akhlaq al karimah)
c. Menjadi teladan/ contoh yang baik (uswatun hasanah)
d. Perdamaian (ishlah)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kajian yang membahas tentang khithoh perjuangan muhammadiyah, maka


kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Khittah muhammadiyah yang merupakan pedoman yang berisi arah, kebijakan atau
langkah-langkah yang dirumuskan oleh persyarikatan muhammadiyah, yang harus
dilaksanakan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan adalah menjadi pola dasar
kebijakan atau langkah-langkah yang selanjutnya akan dilakukan atau dirumuskan oleh
persyarikatan muhammadiyah.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kata kesempurnaan,
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukannya
yang dapat membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://helsahedweg.blogspot.com/p/korean-music.html

http://jepepastibisa.blogspot.com/2011/06/anda-pengin-mendapatkan-artikel-mapel.html

http://hartokambaton.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://tugascepat.blogspot.com/2010/12/khittah-perjuangan-muhammadiyah.html

http://batang.muhammadiyah.or.id/content-79-sdet-khittah-perjuangan-dalam-kehidupan-
berbangsa-dan-bernegara.html

Anda mungkin juga menyukai