Anda di halaman 1dari 13

Muhammadiyah Sebagai

Gerakan Sosial
NAMA KELOMPOK :

 NAZRI ANANDA (180103088)


 PUTRI RONA KRISTIN (180103063)
 RANDANG NOPRIANSYAH (180103045)
 RIRI ALFA RESTU (180103062)
 VIVI ARYANTI PUTRI (180103046)
Latar belakang

 Refleksi kritis terhadap realitas sosial yang terjadi dan kemudian


mencarikan solusi yang tepat untuk mengentaskannya inilah yang
belakangan menjadi sebuah semangat baru dalam ilmu sosial.
Sehingga teori sosial kritis yang belakangan ini banyak diintrodusir,
dianggap perlu dipertimbangkan sebagai sebuah pendekatan baru
dalam metode tafsir sosial Muhammadiyah.
 Muhammadiyah masa awal. tidak seorangpun yang bisa membantah
kenyataan bahwa Muhammadiyah lahir dengan pemihakan yang luar
biasa terhadap realitas sosial yang terwujud dalam kemiskinan,
ketertindasan, kurang atau rendahnya pendidikan. Selama bertahun-
tahun lamanya semangat ini menjadi spirit utama gerakan
Muhammadiyah, sehingga kehadiran Muhammadiyah sebagai sebuah
mesin yang mampu melakukan transformasi sosial mendapatkan
apresiasi yang luar biasa dari berbagai kalangan.
Lanjutan …

 Gerakan Muhammadiyah juga sejak awal dikenal


luas sebagai gerakan sosial keagamaan yang
didirikan untuk mengadaptasikan Islam dengan
situasi modern Indonesia, karena gerakan ini
menegaskan diri sebagai gerakan pembaruan yang
peduli dan konsen (care and concern) terhadap
kemajuan Islam dan umat Islam, dan menyebabkan
kebangkitan kembali kaum Muslimin di Indonesia.
Teologi Al Ma’un

 Teologi al-Ma’un merupakan suatu konsep yang diambil dari Surat al-
Ma’un. Dalam surat ini, terdapat pembelajaran yang sangat berharga,
sebagai upaya membangun etos moralitas-spritualitas disatu sisi –
dengan berkaca terhadap fakta realitas keagamaan – dan sosial-budaya
– dengan melihat fakta ketidakadilan sosial dalam kerangka makro –
dengan harapan dan tujuan memberdayakan kembali prinsip-prinsip
utama umat Islam umumnya dan warga Muhammadiyah dalam
menciptakan tatanan yang seimbang dalam persoalan-persoalan
politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
 Surat ini berdasarkan Asbabun Nuzulnya sebagaimana diriwayatkan
oleh Ibnu Mudzir adalah berkenaan degan orang-orang munafik yang
memamerkan shalat kepada orang yang beriman. Mereka melakukan
shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak ada yang
melihatnya, serta menolak memberikan bantuan kepada orang miskin
dan anak yatim.
Isi Pokok Surat Al Ma’un

Surat al-Maun paling tidak berisi empat hal pokok, yakni:


 Pertama, perintah berbuat kebaikan kepada sesama
manusia, terutama kepada anak-anak yatim dan fakir
miskin yang merupakan kelompok orang-orang yang
tertindas (mustadh’afin).
 Kedua, jangan lupa atau lalai mendirikan shalat.
 Ketiga, jangan riya’ (pamer) dalam beribadah.
 Keempat, jangan kikir (pelit) untuk beramal dan berbagi
dengan sesama.
 Dalam konteks Muhammadiyah, surat al-Maun memiliki arti yang
sangat penting sebab menjadi landasan dasar dan spirit bagi lahirnya
gerakan dakwah Muhammadiyah dengan berbagai amal sosialnya
berupa rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, rumah miskin,
lembaga pendidikan, dan lainnya.
 Pemahaman tafsir al-Maun tersebut mengkristal dalam bentuk teologi
sosial Muhammadiyah dan tauhid sosial. Dari tafsir ke teologi
kemudian kepada fikih al-Maun. Amanat Muktamar Muhammadiyah
ke 45 di Malang tahun 2005 yang meminta Majelis Tarjih menyusun
konsep Teologi al-Maun diterima dan disahkan menjadi keputusan.
 Penafsiran yang bermuara pada hasil amal sosial berarti pula terus
menumbuhkan gerak dakwah Muhammadiyah sebagai gerakan
dakwah dan gerakan sosial kemasyarakatan yang bercita-cita untuk
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yaitu
masyarakat utama adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu
Wata’ala (Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur).
Ajaran sosial kemanusiaan yang dipopulerkan dengan istilah
teologi al-Maun ini mengandung empat nilai, yakni:

 Nilai religi atau nilai iman


 Nilai belas kasih atau nilai al-rahmah
 Nilai syukur
 Nilai tolong-menolong
Teologi al-Ma’un diterjemahkan kedalam tiga pilar kerja atau tiga bentuk
pelayanan yakni;

 Pelayanan Pendidikan
Seperti disebutkan pada uraian terdahulu, doktrin
Muhammadiyah adalah pencerahan dan doktrin amal salih. Konsekwensi
dari doktrin ini adalah Muhammadiyah mencurahkan segala
kemampuannya untuk mendirikan sekolah-sekolah, mulai dari Taman
Kanak-Kanak atau Pendidikan Usia Dini sampai ke Perguruan Tinggi.
Besarnya apresiasi sejarah terhadap organisasi Muhammadiyah tidak
bias dilepaskan dari peranan Muhammadiyah dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Tidak dapat dimungkiri bahwa salah satu factor
yang mendorong KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah adalah
keterbelakangan bangsa Indonesia dari segi pendidikan.
 Pelayanan Kesehatan
Tahun 1918 telah berdiri Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) yang
pada tahun 1921 menjadi bagian khusus dalam Muhammadiyah. Pada tahun
1926, berdirilah klinik di Surabaya, malang dan Surakarta atau Solo, selain klinik
yang ada di Jokyakarta. Sekarang ini masalah pelayanan kesehatan diurus oleh
suatu majelis yang diberi nama Majelis Pembinaan kesehatan Umum. Dalam
mewujudkan visi muhammadiyah tahun 2025, salah satu usahanya adalah
meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
 Pelayanan Sosial
 Dalam mewujudkan visi Muhammadiyah tahun 2025, usaha lainnya
adalah memajukan perekonomian dan kewirausahaan kea rah perbaikan
hidup yang berkualitas. Selain masalah pendidikan yang menjadi alas an
utama KH. Ahmad Dahlan mendirikan muhammadiyah, masalah ekonomi
umat juga menjadi factor dominan pendorong lahirnya persyarikatan
muhammadiyah. Jika usaha pendidikan berusaha untuk mengubah situasi
umat yang bodoh menjadi umat yang cerdas, maka bidang ekonomi
digarap dalam rangka mengubah keadaan masyarakat yang miskin
menjadi masyarakat yanga kaya atau paling tidak menjadi masyarakat yang
berkecukupan.
Kritik dan Kelemahan-kelemahan
terhadap Gerakan Sosial Muhammadiyah
 Muhammadiyah sering menuai kritik sebagai gerakan
sosial yang mulai terjangkit penyakit elitisme.
Perkembangan Muhammadiyah yang kian pesat dari hari
ke hari dalam banyak hal menyebabkan terjadinya
pergeseran orientasi, termasuk orientasi gerakan
sosialnya. Jika pada mulanya, amal usaha
Muhammadiyah, khususnya dalam bidang sosial lebih
banyak “berbicara” pada bidang-bidang sosial yang
berorientasi voulentaire, kini hampir bisa dipastikan
bahwa seluruh amal usaha Muhammadiyah berorientasi
pada persoalan ekonomi dan sampai batas-batas tertentu
cenderung profit oriented.
 Kelemahan Muhammadiyah dalam bidang gerakan
sosial lainnya adalah pendasaran pembinaan sosial
pada jenis kelamin dan usia yang pada gilirannya
menjadikan Muhammadiyah seolah-olah tidak
peduli dengan interest group, seperti petani, buruh,
nelayan kalangan proletar lainnya. Akibatnya,
Muhammadiyah seolah-olah membiarkan warganya
yang menjadi buruh berbondong-bondong ke
organisasi lain yang dirasa lebih aspiratif dengan
kepentingannya, seperti APSI, atau petani yang ke
HKTI dan sebagainya.
KESIMPULAN

Muhammadiyah sendiri mengambil surat Al-Ma’un


dalam Al-Qur’an sebagai dasar untuk berjalan pada ranah
sosial. Saat ini Muhammadiyah banyak mempunyai amal
usaha, mulai dari pondok anak yatim, sekolah/lembaga
pendidikan, sampai rumah sakit. Revitalisasi adalah salah
satu bentuk perubahan yang mengandung proses
penguatan, meliputi peneguhan terhadap aspek-aspek
yang selama ini dimiliki maupun dengan melakukan
pengembangan sehingga menjadi lebih baik dan lebih
maju dari kondisi sebelumnya. Salah satu langkah
revitalisasi gerakan Muhammadiyah yaitu melakukan
penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan
segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan
amanat Muktamar.
Sekian Terima Kasih
Bila Ada Pertanyaan Silahkan
!!!

Anda mungkin juga menyukai