Disusun oleh:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang ajarannya mengatur hubungan manusia dengan
Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya, yang meliputi seluruh aspek
mulai dari urusan dunia sampai akhirat, baik yang menyangkut dosa, pahala, surga,
neraka. Islam pada hakikatnya berfungsi sebagai tenaga pendobrak terhadap berbagai
keterbelakangan, baik yang berhubungan dengan kepercayaan, sistem feodalisme,
penjajahan dan sebagainya.
Tekanan-tekanan belanda telah merusak jiwa dan moral bangsa. Pada masa itu
Islam telah bercampur baur dengan tradisi dari macam-macam agama dan kepercayaan.
Ada sekelompok orang mengaku beragama Islam terbius dengan pengaruh dan siasat
licik Belanda, dan ada pula yang terseret dalam paham kolot yang menyesatkan seperti
bid’ah, khurafat dan tahayyul di kalangan masyarakat Islam di Indonesia
Sadar dengan tantangan dan masalah yang dihadapi dalam dunia Islam,
sehingga melahirkan para tokoh dan pemikir membawa seperangkat pemikiran, baik
dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk karya yang nyata sebagai jawaban terhadap
masalah dan tantangan yang mereka hadapi. Mereka inilah yang disebut sebagai kaum
pembaharu, kebangkitan mereka tidak hanya menentang pengaruh barat, tetapi juga
dengan himbauan untuk kembali kepada dasar-dasar pokok Islam. Salah satu
diantaranya yang muncul di Indonesia yaitu KH. Ahmad Dahlan, dengan organisasi
Muhammadiyah.
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang didirikan Kyai Haji Ahmad Dahlan
tahun 1330 H atau bertepatan dengan 1912 M1. Gerakan ini lahir di Kauman
Yogyakarta, sebuah kampung di samping Kraton Yogyakarta. Sesuai namanya Kauman
adalah kampung yang banyak berisi kaum atau para ahli agama. Dengan demikian
Muhammadiyah lahir di tengah masyarakat yang taat menjalankan Islam.
Namun demikian Islam yang berjalan di masyarakat muslim pada umumnya,
termasuk kauman di dalamnya, adalah Islam yang dalam pandangan Kyai Dahlan tidak
saja telah berakulturasi dengan budaya Jawa, lebih dari itu, yaitu Islam yang telah
terkungkung oleh hegemoni budaya Jawa. Kehadiran Muhammadiyah adalah sebuah
bentuk perlawanan terhadap praktek Islam yang dianggap keliru.
Di tengah masyarakat seperti itulah Muhammadiyah berdiri. Ia hadir untuk
sebuah tujuan terwujudnya Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah ingin
menjadikan nilai-nilai ajaran Islam yang menyeluruh dan ideal itu mewujud dalam
kehidupan nyata dalam bentuk masyarakat yang adil, makmur dan diridhoi Allah SWT.
Muhammadiyah ingin menjadikan kehidupan Islam tidak hanya sekedar pada masalah
fiqih ibadah, nahwu shorof, dan berbagai ilmu alat lain, tetapi juga masuk ke dalam
persoalan keduniaan yang lebih luas untuk menciptakan kehidupan umat yang lebih
berdaya dan maju.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Identitas Perjuangan Muhammadiyah?
2. Bagaimana landasan idiil Muhammadiyah?
3. Bagaimana Landasan Normatif Muhammadiyah?
4. Bagaimana Landasan Operasional Muhammadiyah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui identitas Muhammadiyah.
2. Mengetahui landasan iidil Muhammadiyah.
3. Mengetahui bagaimana landasan normatif Muhammadiyah.
4. Mengetahui bagaimana landasan operasional Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Muhammadiyah
Penjajahan Belanda yang berkepanjangan, mengakibatkan kebodahan dan
keterbelakangan melanda Indonesia yang dikenal kaya dengan hasil bumi. Pendidikan
hanya dinikmati oleh kaum priyayi dan bangsawan saja. Itupun harus mengikuti sistem
dan tradisi Belanda. Dari kota-kota sampai pelosok desa, Belanda berhasil mengacak-
acak bangsa Indonesia. Hal ini membangkitkan kebencian rakyat Indonesia untuk
bersatu dan serentak melawan penjajah.
Di Yogyakarta, tingkah laku penjajah tampak semakin menjadi-jadi. Tekanan-
tekanan belanda telah merusak jiwa dan moral bangsa. Pada masa itu Islam telah
bercampur baur dengan tradisi dari macam-macam agama dan kepercayaan. Ada
sekelompok orang mengaku beragama Islam terbius dengan pengaruh dan siasat licik
Belanda, dan ada pula yang terseret dalam paham kolot yang menyesatkan seperti
bid’ah, khurafat dan tahayyul di kalangan masyarakat Islam di Indonesia.
Sadar dengan tantangan dan masalah yang dihadapi dalam dunia Islam,
sehingga melahirkan para tokoh dan pemikir membawa seperangkat pemikiran, baik
dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk karya yang nyata sebagai jawaban terhadap
masalah dan tantangan yang mereka hadapi. Mereka inilah yang disebut sebagai kaum
pembaharu, kebangkitan mereka tidak hanya menentang pengaruh barat, tetapi juga
dengan himbauan untuk kembali kepada dasar-dasar pokok Islam. Salah satu
diantaranya yang muncul di Indonesia yaitu KH. Ahmad Dahlan, dengan organisasi
Muhammadiyah.
Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang berasaskan Islam.
Menyebarkan agama Islam baik melalui pendidikan maupun dalam kegiatan sosial serta
menghilangkan perbuatan yang dianggap Muhammadiyah sebagai perbuatan bid’ah,
syirik, khurafat dan tahayyul yang merupakan tujuan Muhammadiyah yang paling
esensi.2 Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang anggotanya adalah pengikut
dan penerus risalah Nabi Muhammad saw.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan Kyai Haji Ahmad
Dahlan tahun 1330 H atau bertepatan dengan 1912 M1 . Gerakan ini lahir di Kauman
Yogyakarta, sebuah kampung di samping Kraton Yogyakarta. Sesuai namanya Kauman
adalah kampung yang banyak berisi kaum atau para ahli agama. Dengan demikian
Muhammadiyah lahir di tengah masyarakat yang taat menjalankan Islam.
Namun demikian Islam yang berjalan di masyarakat muslim pada umumnya,
termasuk kauman di dalamnya, adalah Islam yang dalam pandangan Kyai Dahlan tidak
saja telah berakulturasi dengan budaya Jawa, lebih dari itu, yaitu Islam yang telah
terkungkung oleh hegemoni budaya Jawa. Kehadiran Muhammadiyah adalah sebuah
bentuk perlawanan terhadap praktek Islam yang dianggap keliru itu.
Ada dua hal yang dapat menjelaskan kehidupan umat Islam masa itu, pertama,
Islam dipahami sebagai agama ritual yang akan memberikan keselamatan dunia akhirat.
Tetapi ajaran-ajaran Islam diamalkan oleh umat tidak menyentuh persoalan-persoalan
sosial kemasyarakatan yang berkembang. Meskipun banyak ahli agama, banyak juga
berdiri pesantren, tetapi pengembangan keilmuan Islam hanya berputar-putar pada
persoalan-persoalan ilmu itu sendiri, yang kebanyakan adalah ilmu kebahasaan (nahwu,
shorof), fiqh ibadah dan masalah-masalah keimanan yang tidak menyentuh problem
aktual keummatan. Kedua, adalah kenyataan tentang ketertingalan umat Islam dalam
bidang sosial, politik dan ekonomi yang menjadikan umat Islam sebagai umat pinggiran
yang tidak ikut menentukan arah perubahan masyarakat
Muhammadiyah ingin menjadikan kehidupan Islam tidak hanya sekedar pada
masalah fiqih ibadah, nahwu shorof, dan berbagai ilmu alat lain, tetapi juga masuk ke
dalam persoalan keduniaan yang lebih luas untuk menciptakan kehidupan umat yang
lebih berdaya dan maju. Umat Islam tidak boleh hanya menerima keadaan menjadi
golongan kelas bawah, miskin dan bodoh, selalu diatur dan diperdaya, ditindas dan
dijajah, selalu anti dengan segala yang datang dari selain orang muslim (kafir) dan
selalu sangat percaya diri dengan ke-tradisionalannya. Impian Muhammadiyah adalah
umat Islam yang cerdas, berfikir maju, dan memiliki tanggung jawab memimpin
peradaban ini, menjadikannya umat yang bertauhid dan menjadikan kehidupan yang
adil makmur serta penuh kebaikan dan mendapat ridho dari Allah.
Pembaruan agama dan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah telah
banyak melahirkan manusia-manusia yang pandai. Dari manusia yang pandai ini maka
melahirkan kekuatan kepekaan hati, sehingga sangat respon dan agresif terhadap
berbagai gejala yang kecil maupun kompleks. Proses inilah yang melahirkan pemikir-
pemikir yang kritis mulai dari KH. A. Dahlan sampai M. Amien Rais, dimana mereka
itu merupakan figur Muhammadiyah yang sangat respek menanggapi gejala perubahan
zaman. Mereka merespon berbagai permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara
serta beragama yang datang silih berganti, tak terkecuali kehidupan politik yang
mewarnai sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Identitas Muhammadiyah adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khusus yang dimiliki
dan melekat pada Muhammadiyah, yang menunjukkan keunikan Muhammadiyah, dan
membedakannya dengan organisasi lain. Ciri-ciri itu merupakan perwujudan dari nilai-
nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan Muhammadiyah.
Ciri-ciri khusus yang berbeda, selain memiliki kesamaan dengan organisasi
lain, perlu dibahas dan disosialisasikan untuk dapat memahami dengan baik apa
sesungguhnya hakekat Muhammadiyahi itu. Pembahasan dan sosialisasi identitas
Muhammadiyah, menurut Haedar Nashir adalah sebagai berikut :
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar makruf nahi munkar dan
tajdid, berasas Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan tujuan
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenam-benarnya.
2. Dalam beragama Muhammadiyah selalu memperlihatkan sikap wasathiyah
(tengahan) dan tidak ghulul (ekstrim), dengan tetap istiqamah pada prinsip-
prinsip Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah yang
shahihah/maqbulah serta mengembangkan akal pikiran yang sesuai dengan ajaran
Islam.
3. Muhammadiyah memandang Islam sebagaai agama yang berkemajuan (Dinul
hadharah) dan mengandung kesatuan yang utuh, menyanginkut aspek-aspek
aqidah, ibadah, akhiaq dan mu’amalah dunyawiyah, tanpa meniandang satu aspek
lebih penting dari yang lainnya, serta mewujudkannya dalam kehidupan peribadi,
keluarga, dan masyarakat melalaui dakwah yang terns menerus.
4. Pandangan Muhammadiyah tentang tajdid atau pembaharuan cenderung
seimbangantara pemurnian (purifikasi) dan pembaruan/pengembangan
(modernisasi, dinamisasi.
5. Ideologi Gerakan Muhammadiyah mengenepankan penerapan nilai-nilai dan
prinsip Islam dalam kehidupan dan lebih berorientasi pada pembentukan
masyarakat Islam.
6. Muhammadiyah menampilkan corak Islam yang mengedepankan amaliyah yang
terlembaga dan terorganisasi sebagai perwujudan dan keyakinan dan pemahaman
Islam dalam Muhammadiyah, sehingga Islam termanifestasikan secara konkrit.
7. Perjuangan Muhammadiyah lebih memilih jalur dakwah di bidang
kemasyaraakatan dan tidak menempuh jalur politik sebagaimana ditempuh oleh
partai politik, dengan tetap menjalankan peran-peran kebangsaa,
8. Muhammadiyah menerima Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Negara bangsa, untuk
berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan
diridlai Allah SwT: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
9. Dalam memosisikan diri di hadapan Negara/Pemerintah, Muhammadiyah
senantiasa mengembangkan sikap amar ma’ruf nahi munkar dalam makna
memberikan dukungan pada kebijakan-kebijakan yang positif, sebaliknya
melakukan kritik secara bijaksana terhadap kebijakan-kebijakan yang dipandang
tidak baik. Kesepuluh, sejalan dengan Kepribadian Muhammadiyah, dalam
memperjuangkan sesuatu lebih mengedepankan sikap toleran, demokratis, damai,
cerdas, bekerjasama dengan golongan manapun untuk kebaikan, kuat dalam
prinsip tetapi luwes dalam cara, menjauhi konfrontasi apalagi kekerasan.
10. Bergerak melalui sistem organisasi (Persyarikatan) dan tidak bersifat perorangan
dengan menjunjung tinggi semangat kolektif kolegial, demokratis, musyawarah,
dan ukhuwah
B. Landasan Idiil Muhammadiyah
Gerakan Muhammadiyah memiliki nilai-nilai ideal yang meliputi misi, landasan idiil,
dan tujuan gerakan. Misi Muhammadiyah meliputi:
1. Penegakkan tauhid yang murni
2. Peyebarluasan Islam yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah
3. Mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah terbentuknya perilaku
individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan
keteladanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya Masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
1. AD/ART Muhammadiyah
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah merupakan pondasi
tertulis berdirinya organisasi Muhammadiyah. Dokumen yang biasa disingkat AD
ART Muhammadiyah itu diputuskan dalam forum permusyaratan tertinggi organisasi
yaitu Muktamar. AD ART Muhammadiyah adalah wujud ketaatan terhadap sistem
hukum yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia sebuah organisasi yang akan
mendaftarkan diri di Kementrian Hukum dan Ham harus mencantumkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta daftar nama pengurusnya.
AD/ART merupakan dokumen dasar dan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah
organisasi agar dinyatakan sebagai organisasi yang sah secara hukum serta diakui oleh
negara. Dalam sebuah organisasi, AD/ART ibarat Undang-Undang Dasar (UUD) bagi
sebuah negara keberadaannya bersifat mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Ini karena
AD/ART memuat informasi-informasi paling mendasar sebuah organisasi. Informasi-
informasi mendasar itu antara lain nama organisasi, nama pendiri, tempat kedudukan,
identitas dan asas, lambang organisasi, maksut dan tujuan, usaha, keanggotaan dan
pimpinan. Semua informasi yang tercantum dalam anggaran dasar tersebut jika dilihat
dari jenis informasinya maka masuk kategori informasi yang sangat mendasar.
- Menegakkan keyakian Tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Alloh SWT, yang
dibawa oleh para Nabi/Rasul sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad SAW
- Memahami Agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.
- Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur'an sebagai
- Kitab Alloh terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat.
REVERENSI
LANDASAN NORMATIF DAN OPERASIONAL MUHAMMADIYAH
(zhalabe.blogspot.com)
Peran Muhammadiyah Dalam Perubahan Sosial, Gerakan Pembaharu, Gerakan Amal dan
Pemikiran (bloggerkalteng.id)
NURSAMSI.pdf (uin-alauddin.ac.id)