Anda di halaman 1dari 10

SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN

ABSENSI TAHUN Kode Saham Nama Emiten


INDS Pt. Indospring Tbk.
30 2019 ALNI NURFADHILA SARI

1. Intrepetasi

PT. INDOSPRING Tbk. DAN ENTITAS ANAK  


(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)  
       
Rasio Tahun
Rasio Keuangan Akun 31 Desember 2019
2019
Rasio Likuiditas        
Current Rasio Aset Lancar   Rp 959.368.453.499
5,83
  Liabilitas Jangka Pendek   Rp 164.608.081.444
Quick Ratio Aset Lancar Rp 959.368.453.499 Rp 548.294.685.805
  Sediaan Rp 411.073.767.694   3,33
  Liabilitas Jangka Pendek   Rp 164.608.081.444
Cash Ratio Kas dan Setara Kas   Rp 131.822.570.715
0,80
  Liabilitas Jangka Pendek   Rp 164.608.081.444
Rasio Solvabilitas        
Debt Total Assets Jumlah Liabilitas   Rp 262.135.613.148
0,09
  Jumlah Aset   Rp 2.834.422.741.208
Debt to Equity Ratio Jumlah Liabilitas   Rp 262.135.613.148
0,10
  Jumlah Ekuitas   Rp 2.572.287.128.060
Laba Sebelum Bunga dan
Times Interest Earned Pajak   Rp 130.070.871.745 4,55
  Beban Bunga   Rp 28.605.311.394
Rasio Aktivitas        
Inventory Turnover Harga Pokok Penjualan   Rp 1.781.348.782.838
4,33
  Sediaan   Rp 411.073.767.694
Day Sales Outstanding Piutang   Rp 318.868.805.628
279,25
  Sediaan/360 Rp 411.073.767.694 Rp 1.141.871.577
Receivable Turnover Penjualan Kredit   Rp 2.091.491.715.532
6,56
  Piutang   Rp 318.868.805.628
Average Collection
Piutang
Period   Rp 318.868.805.628 54,89
  Penjualan Kredit/360 Rp 2.091.491.715.532 Rp 5.809.699.210
Fixed Assets Turnover Penjualan   Rp 2.091.491.715.532
1,23
  Aset Tetap Neto   Rp 1.703.717.389.562
Total Assets Turnover Penjualan   Rp 2.091.491.715.532
0,74
  Jumlah Aset   Rp 2.834.422.741.208
Rasio Profitabilitas        
Gross Profit Margin Laba Bruto   Rp 310.142.932.694
15%
Penjualan   Rp 2.091.491.715.532
Net Profit Margin Laba Setelah Pajak   Rp 101.465.560.351
5%
Penjualan   Rp 2.091.491.715.532
Return On Investment Laba Setelah Pajak   Rp 101.465.560.351
4%
Jumlah Aset   Rp 2.834.422.741.208
Return on Net Worth Laba Setelah Pajak   Rp 101.465.560.351
406%
Modal Sendiri   Rp 24.965.138.576
Operating Profit Operating Profit (Laba Usaha)   Rp 94.505.540.628
Margin 5%
Net Sales (Penjualan)   Rp 2.091.491.715.532
Rasio Pasar        
PER Harga Pasar per Lembar   Rp 2.300
0,15
Laba Bersih per Lembar   Rp 15.335
Market to Book Value Harga Pasar per Lembar   Rp 2.300
0,08
Nilai Buku per Lembar   Rp 28.533
Deviden Yield Dividen per Lembar   Rp 100
0,04
Harga Pasar per Lembar   Rp 2.300
Deviden Payment Dividen per Lembar   Rp 100
0,01
Laba Bersih per Lembar   Rp 15.335
PBV Harga Pasar per Lembar   Rp 2.300
Modal per Lembar   Rp 1.000 2,30

1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini.
Rumus perhitungan current ratio:
Current Ratio = Aktiva lancar /hutang lancar
Apabila rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 maka perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam melunasi
kewajibannya.
Dapat disimpulkan PT Indospring Tbk dengan total rasio 5,83 berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan baik dalam
melunasi
kewajibannya.
b. Quick Ratio
Perhitungan Quick Ratio menggunakan aktiva lancar yang paling likuid kemudian dibandingkan dengan kewajiban lancar. Quick
ratio dapat dijadikan acuan yang lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas.
Rumus Quick Ratio = (Aktiva lancar – persediaan)/Utang lancar.
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi
kewajibannya.
Dapat disimpulkan dari hasil perhitungan bernilai 3,33, sehingga PT. Indospring Tbk memiliki kemampuan perusahaan yang baik
dalam memenuhi kewajibannya.
c. Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek dengan menjadikan kas
sebagai acuan.
Rumus perhitungan Cash Ratio
Cash Ratio = Kas setara kas/Utang lancar
Rasio kas jarang digunakan oleh perusahaan karena kurang realistis dan tidak mudah dipertahankan nilainya. Jumlah kas berlebih
yang ada pada perusahaan yang mampu menutupi kewajiban lancar sering dianggap sebagai kas tidak produktif yang tidak
dimanfaatkan dengan baik.
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt Total Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana aktiva perusahaan dipengaruhi oleh utang perusahaan.
Rumus perhitungan Debt total asets = Jumlah liabilitas/jumlah asset
Jika telah dihitung rasio tersebut, maka akan diketahui bagaimana aset perusahaan mempengaruhi utang perusahaan. Lalu,
perusahaan dapat mengambil tindakan selanjutnya untuk melakukan pinjaman yang sesuai dengan kondisi.
b. Debt Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio hutang terhadap ekuitas atau terkadang disebut dengan rasio hutang modal.
Rumus perhitungan :
Debt to Equity Ratio = Total hutang/Ekuitas
Sehat atau tidaknya kondisi keuangan sebuah perusahaan dilihat dari rasio utang terhadap modal. Jika rasio suatu perusahaan
meningkat, artinya perusahaan tersebut mendapat pendanaan dari kreditor.
c. Times Interest Earned
Times Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau menutupi beban bunga
di masa depan.
Rumus perhitungan :
Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga
apabila rasionya adalah 5 kali maka ini berarti pendapatan atau laba operasi perusahaan mampu membayar total beban bunga
hingga 5 kali lipat atau dapat juga dikatakan bahwa pendapatan perusahaan ini 5 kali lebih tinggi daripada biaya beban Bunga pada
tahun yang bersangkutan.
3. Rasio Aktivitas
a. Inventory Turnover
Inventory Turnover Ratio adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan jika memiliki usaha terutama ritel dan grosir.
Rumus perhitungan :
inventory Turnover = Cost of Goods Sold/Average Inventory
Apabila perputaran sediaan yang tinggi berarti semakin rendah jumlah pembelian setiap kali membeli, berarti entitas tidak
memiliki sediaan yang banyak, keuntungannya semakin tinggi, berarti kondisinya lebih baik.
b. Day Sales Outstanding
Days of sales outstanding (DSO) adalah rasio keuangan yang mengukur perkirakan jumlah hari rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan pada piutang usaha.
Rumus perhitungan :
Days of sales outstanding = 365 / Perputaran piutang
c. Receivable Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur kualitas piutang entitas serta mengukur keberhasilan entitas dalam penagihannya.
Rumus perhitungan receible turnover:
Receible turnover = penjualan / piutang
d. Average Collection Period
Rasio ini digunakan untuk menghitung rata-rata waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk mengumpulkan piutang dari hasil
penjualan barang secara kredit di mana pembayaran.
Rumus perhitungan average collection period:
Average collection period = piutang / (penjualan kredit / 360)
Piutang tersebut bisa diterima dalam bentuk kas atau bank yang dapat digunakan kembali untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan dan mengakibatkan peningkatan laba
perusahaan.
e. Fixed Assets Turnover
Rasio ini digunakan untuk menghitung efektivitas dalam penggunaan aset tetap atau perputaran aset tetap.
Rumus perhitungan fixed asset turnover:
Fixed assets turnover = penjualan / aset tetap neto
f. Total Assets Turnover
Rasio ini digunakan untuk menghitung perputaran semua aset yang dimiliki entitas dan menghitung berapa jumlah penjualan yang
diperoleh dari setiap rupiah aset.
Rumus perhitungan total assets turnover:
Total assets turnover = penjualan / jumlah set
4. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin
Metrik keuangan yang menunjukkan seberapa efisien bisnis dalam mengelola operasinya. Rasio ini adalah rasio yang menunjukkan
kinerja penjualan suatu perusahaan berdasarkan efisiensi proses produksinya.
Rumus perhitungan cross profit margin:
Gross Profit Margin = laba bruto/ penjualan
b. Net Profit Margin
Profitabilitas yang menyatakan keuntungan dari operasi bisnis sebagai persentase dari pendapatan atau penjualan bersih. Ini
memperhitungkan semua biaya yang dihadapi bisnis, bukan hanya harga pokok penjualan.
Rumus Net Profit Margin = laba setelah pajak/ penjualan
Margin laba bersih dapat menunjukkan seberapa baik perusahaan mengubah penjualannya menjadi laba. Dengan kata lain,
persentase yang dihitung dengan persamaan margin laba bersih adalah persentase pendapatan yang merupakan laba yang
disimpan perusahaan.
c. Return On Investment
Rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi
manajemen.
Rumus Return On Investement = laba setelah pajak/ jumlah asset
Misalkan ROI sebesar 0,15 atau 15%, dapat diinterpretasikan bahwa kemampuan entitas mendatangkan laba setelah pajak sebesar
0,15 atau 15% dari total asset.
d. Return on New Worth
Rasio ini menghitung kemampuan entitas mendapatkan laba bersih berdasarkan modal saham tertentu.
Rumus Return On Net Worth = laba setelah pajak/ modal sendiri
Misalkan return on equity sebesar 0,2 atau 20%, dapat diinterpretasikan bahwa kemampuan entitas mendatangkan laba setelah
pajak sebesar 0,2 atau 20% dari ekuitasnya.

e. Operating Profit Margin


Operating profit margin adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan
dengan penjualan yang dicapai perusahaan.
Rumus perhitungan :
LabaOperasi
Operating profit margin = x 100%
Penjualan
OPM dari perusahaan tersebut terus naik dibanding dengan tahun sebelumnya, jadi perusahaan mempunyai pure profit yang baik.
5. Rasio pasar
a. PER
Earning per share adalah perbandingan earning per share (EPS) dengan market price per share terhadap pertumbuhan
penghasilan.
Rumus Perhitungan :
Harga Saham per Saham
Pers Earning Ratio =
Earning Per Share(EPS )
Untuk saat ini, nilai PER dikatakan ideal/baik mulai dari 20 sampai 25 kali lipat penghasilan. Namun, nilai tersebut harus sesuai
dengan sektor usaha yang dioprasikan.
b. Market to Book Value
Market to Book Value Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku
sahamnya. Semakin tinggi rasio ini maka tinggi pula nilai perusahaan.
Rumus Perhitungan :
Harga per Saham
MBV Ratio =
Nilai buku saham
Jika kondisi rasio price to book value ini lebih rendah, terutama yang di bawah satu, maka akan ada kemungkinan saham tersebut
mengalami undervalued. Bisa dikatakan bahwa harga saham diperdagangkan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan
dengan nilai aset perusahaan.
c. Deviden Yield
Dividen Yield adalah Rasio ini untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dividen yang mampu dihasilkan dari investasi
pada saham.
Rumus Perhitungan :
Market price per share
Dividen Ratio =
Earning per share
Jika harga per lembar saham bisa langsung di cek di bursa saham, maka Anda harus menghitung sendiri untuk bisa tahu berapa
nilai Dividend per Share perusahaan yang diincar. Dividend per Share adalah dividen per lembar saham yang biasanya akan
diumumkan perusahaan saat membagikan dividen.
d. Devident Payment
Devident Payment (DPR) merupakan presentase pendapatan yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.
Setiap uang yang dibayarkan kepada pemegang saham akan digunakan untuk membayar utang atau berinvestasi kembali daam
beberapa operasional penting perusahaan.
Sehingga devident payment dapat digunakan untuk patokan kesehatan perusahaan. Devident payment ini menjadi indikasi
seberapa banyak perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham dan juga seberapa banyak pendapatan
disimpan untuk diinvestasikan kembali untuk pertumbuhan perusahaan, pelunasan hutang, atau sebagai simpanan kas.
Biasanya investor akan tertarik melakukan investasi jangka panjang, apabila perusahaan memiliki DPR rendah, dengan latar
beakang ketertarikan pada pertumbuhan modal. Kondisi sebaliknya investor jangka pendek akan memilih berinvestasi pada
perusahaan dengan nilai DPR tinggi, karena hasil yang didapatkan lebih tinggi.
Pembagian dividen biasanya dilakukan jika perusahaan berhasil memperoleh laba bersih. Namun, jika setelah tutup tahun buku
tidak terjadi laba atau bahkan mengalami kerugian, umumnya perusahaan tidak akan membagikan dividen. 
Rumus perhitungan :
Dividen Payment = dividen per lembar/laba bersih per lembar
e. PBV
Price to book Vaue merupakan salah satu patokan yang digunakan untuk menilai apakah sebuah saham pada perusahaan terkait
layak beli atau tidak. PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku guna melihat sebuah saham masuk dalam kategori mahal atau
murah. Rasio ini mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan nilai dari modal yang
diinvestasikan .
Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. PBV digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham
perusahaan dengan nilai bukunya.
PBV juga bertujuan untuk memperkirakan harga saham pada saat ini dan melihat berapa banyak pemegang saham yang
berkontribusi dalam pendanaan aset bersih dari sebuah perusahaan, melihat apakah harga saham yang beredar di pasar saat ini
sejalan dengan nilai buku perusahaa, mengetahui apakah saham yang ingin anda beli saat ini berada dalam
kategori overvalued atau undervalued sehingga anda tahu harga saham saat ini lebih tinggi atau rendah dibandingkan nilai aset
perusahaan.
Apabila nilai Price to Book Value (PBV) memiliki nilai kurang 1, maka harga saham tersebut bisa dikatakan murah dan begitupun
sebaliknya. Apabila anda sudah paham apa itu PBV dan manfaat memahami rasio ini, selanjutnya anda perlu paham bagaimana
menghitung nilai PBV.
Rumus perhitungan
PBV = Nilai Ekuitas/Jumlah saham yang beredar
ATAU
Price to Book Value = Harga Pasar Saham / Book Value per Saham

Anda mungkin juga menyukai