PT. Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) didirikan tahun 1989 beroperasi sebagai perusahaan
pengolah kertas, yang memproduksi papertube untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil.
Produk ALDO meliputi: Papercore, Papertube, dan Honeycomb Board. Perusahaan . ALDO
tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 pada Papan Pengembangan. Saat ini ALDO
berpusat di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan. Salah satu tujuan
utamanya yaitu untuk mengidentifikasi perubahan – perubahan pokok pada trend, jumlah dan
hubungan dan alasan perubahan – perubahan tersebut . Analisis Laporan Keuangan terdiri
dari :
3.1. Analisis Vertikal
1. Analisis Vertikal (common size)
Membandingkan antara pos satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama
pada periode yang sama. Laporan keuangan dalam prosentase per-komponen (common-size)
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya .
31-Des-16 31-Des-15
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
ASET LANCAR
Kas dan Bank Rp 9.022.509.790 2% Rp 8.658.473.828 2%
Piutang Usaha:
Pihak berelasi Rp 6.434.893.393 2% Rp 4.324.249.444 1%
1
Pihak ketiga Rp 175.992.492.125 43% Rp 150.478.060.832 41%
Piutang Lain-lain Rp 122.441.440 0% Rp 177.066.140 0,05%
Persediaan Rp 95.547.717.345 23% Rp 79.554.208.566 22%
Taksiran tagihan pajak Rp 9.359.463.307 2% Rp 3.284.818.430 1%
Biaya di bayar di muka
0,43% 0,32%
dan uang muka Rp 1.778.542.832 Rp 1.183.117.748
Jumlah Aset Lancar Rp 298.258.060.232 73% Rp 247.659.994.988 68%
ASET TIDAK
LANCAR
Aset pajak tangguhan Rp 933.483.583 0,23% Rp 706.820.965 0,19%
Aset tetap, setelah
dikurangi akumulasi
penyusutan sejumlah Rp
81.998.004.046 pada Rp 111.122.445.703 27% 32%
tanggal 31 Desember
2016 (31 Desember 2015:
Rp 69.521.566.538) Rp 117.612.199.760
Beban ditangguhkan-
0,004% 0,009%
bersih Rp 16.587.084 Rp 31.803.485
Jumlah Aset Tidak
27% 32%
Lancar Rp 112.072.516.370 Rp 118.350.824.210
JUMLAH ASET Rp 410.330.576.602 100% Rp 366.010.819.198 100%
Dari analisis tersebut, ALDO tahun 2015 & 2016 menginvestasikan asset perusahaan
sebagian besar kepada asset lancar dan di dominasi oleh piutang usaha pihak ketiga (41% &
43%)
Komposisi asset lancar pada tahun 2016 (73%) mengalami kenaikan dibandingkan
posisi tahun 2015 (68%). Sebaliknya asset tetap mengalami penurunan dari 32% menjadi
27%. Hal ini menggambarkan pergeseran jenis investasi dari asset ALDO .
2
Analisis Vertikal Neraca (Pasiva)
PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI
KEUANGAN DAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
31-Des-16 31-Des-15
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Rp
21%
Utang bank jangka pendek Rp 52.372.608.462 13% 78.295.145.649
Utang usaha:
Rp
5%
Pihak berelasi Rp 1.023.100.012 0,25% 9.761.589.639
Rp
43%
Pihak ketiga Rp 135.899.680.378 33% 84.589.651.457
Rp
1%
Utang Pajak Rp 3.361.637.724 1% 1.744.359.019
Beban masih harus Rp
0,12%
dibayar Rp 4.254.005.482 1% 230.963.500
Rp
0,03%
Utang lain-lain Rp 1.203.553.156 0,29% 50.702.164
Bagian utang jangka
panjang yang jatuh tempo
dalam jangka waktu satu
tahun:
Rp
4%
Utang bank Rp 2.209.617.380 1% 7.597.151.476
Rp
1%
Utang sewa pembiayaan Rp 1.432.465.263 0,35% 1.944.906.131
Jumlah Liabilitas jangka Rp
76%
pendek Rp 201.756.667.857 49% 184.214.469.035
3
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Rp
0,08% 0,14%
Liabilitas pajak tangguhan Rp 176.222.532 270.548.900
Utang jangka panjang-
setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
Rp
2%
Utang bank Rp - 4.159.816.814
Rp
0,36% 1%
Utang Sewa Pembiayaan Rp 746.098.495 1.021.949.350
Liabilitas imbalan pasca- Rp
3% 3%
kerja Rp 6.763.687.296 5.415.008.286
Jumlah liabilitas jangka Rp
4% 6%
panjang Rp 7.686.008.323 10.867.323.350
Rp
53%
Jumlah Liabilitas Rp 209.442.676.180 53% 195.081.792.385
31-Des-16 31-Des-15
EKUITAS
4
Tambahan modal disetor Rp 16.913.109.711 4% Rp 16.115.299.711 4%
Penghasilan komprehensif
0,39% 0,08%
lain Rp 1.602.845.331 Rp (300.312.028)
Saldo laba:
Ynng telah ditentukan
0,2% 0,03%
penggunaannya Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Yang belum ditentukan
16% 14%
penggunaanya Rp 67.290.156.777 Rp 53.034.794.033
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada 34% 34%
pemilik Rp 140.906.111.819 Rp 123.949.781.716
Kepentingan non
15% 13%
pengendali Rp 59.981.788.603 Rp 46.979.245.097
JUMLAH EKUITAS Rp 200.887.900.422 49% Rp 170.929.026.813 47%
JUMLAH LIABILITAS
102% 100%
DAN EKUITAS Rp 410.330.576.602 Rp 366.010.819.198
Sementara pada pos pasiva liabilitas utang usaha lebih mendominasi dari total
liabilitas perusahaan. Total kewajiban jangka pendek mencapai 76% dan 96% dibanding
kewajiban jangka panjang. Namun kewajiban jangaka pendek menurun dari 2015.
Untuk kewajiban jangka panjang, persentase nya juga mengalami penurunan
dibanding 2015 yang berada di angka yang lebih besar yaitu sebesar 6%.
Untuk jumlah ekuitas, komposisi ekuitas lebih rendah daripada komposisi liabilitas di
pos passiva ini. Total ekuitas dari tahun 2015 hingga 2016 berfluktuasi. Berbeda dengan
liabilitas yang cenderung konstan di angka 53 %.
Besarnya komposisi libilitas menggambarkan kuatnya perusahaan dalam memilih
sumber pendanaan menggunakan utang .
5
Analisis Vertikal Laba Rugi
31-Des-16 31-Des-15
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
HARGA POKOK
Rp 554.275.328.517 83% Rp 435.203.997.016 81%
PENJUALAN
Beban penjualan,
umum dan Rp (69.230.159.739) 10% Rp (55.240.892.094) 10%
administrasi
Pendapatan operasi
Rp 1.371.706.512 0,21% Rp 506.167.051 0,09%
lainnya
Beban Operasi
Rp (873.091.847) 0,13% Rp (6.199.327.535) 1%
lainnya
6
Analisis Vertikal Laba Rugi
Laba Usaha pada tahun 2016 menurun dibanding tahun 2015 namun tidak terlalu
signifikan, dari 8% ke 7%. Hal ini mungkin disebabkan oleh naiknya beban - beban.
Sedangkan Laba Komperhensi 2016 cenderung konstan dibanding tahun 2015 yakni 4% dari
total penjualan
Jumlah %
Aset Lancar
Piutang Usaha :
7
Piutang lain - lain Rp 122,441,440 Rp Rp (54,624,700) (31%)
177,066,140
Jumlah %
8
Desember 2015: Rp
69.521.566.538)
Interpretasi
Aset lancar mengalami kenaikan sebesar 20% jika dibandingkan dengan tahun 2015. Salah
satu faktor yang menyebabkan kenaikan yaitu tingginya piutang usaha yang berasal dari
pihak berelasi sebesar 49% dan pihak ketiga sebesar 17%.Selain itu, kenaikan terbesar terjadi
pada akun taksiran tagihan pajak sebesar 185%. Serta diikuti oleh biaya dibayar di muka dan
persediaan yang masing-masing sebesar 50% dan 49%.
Aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 5% jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Hal ini disebabkan oleh tingginya angka penurunan beban ditangguhkan-bersih sebesar 48%.
Meskipun aset tidak lancarnya mengalami penurunan namun juga disertai dengan
peningkatan aset lancar sebesar 20% sehingga total asetnya mengalami peningkatan sebesar
12%.
9
Utang bank jangka pendek Rp 52.372.608.462 Rp 78.295.145.649 Rp (25.922.537.187) (33%)
Utang usaha:
Pihak berelasi Rp 1.023.100.012 Rp 9.761.589.639 Rp (8.738.489.627) (90%)
Pihak ketiga Rp 135.899.680.378 Rp 84.589.651.457 Rp 51.310.028.921 61%
Utang Pajak Rp 3.361.637.724 Rp 1.744.359.019 Rp 1.617.278.705 93%
Beban masih harus dibayar Rp 4.254.005.482 Rp 230.963.500 Rp 4.023.041.982 1742%
Utang lain-lain Rp 1.203.553.156 Rp 50.702.164 Rp 1.152.850.992 2274%
Bagian utang jangka panjang
yang jatuh tempo dalam
jangka waktu satu tahun:
Utang bank Rp 2.209.617.380 Rp 7.597.151.476 Rp (5.387.534.096) (71%)
Utang sewa pembiayaan Rp 1.432.465.263 Rp 1.944.906.131 Rp (512.440.868) (26%)
Jumlah Liabilitas jangka
pendek Rp 201.756.667.857 Rp 184.214.469.035 Rp 17.542.198.822 10%
LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan Rp 176.222.532 Rp 270.548.900 Rp (94.326.368) (35%)
Utang jangka panjang-setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu
tahun
Utang bank Rp - Rp 4.159.816.814 Rp (4.159.816.814) (100%)
Utang Sewa Pembiayaan Rp 746.098.495 Rp 1.021.949.350 Rp (275.850.855) (27%)
Liabilitas imbalan pasca-kerja Rp 6.763.687.296 Rp 5.415.008.286 Rp 1.348.679.010 25%
Jumlah liabilitas jangka
panjang Rp 7.686.008.323 Rp 10.867.323.350 Rp (3.181.315.027) (29%)
Jumlah Liabilitas Rp 209.442.676.180 Rp 195.081.792.385 Rp 14.360.883.795 7%
10
Kenaikan
EKUITAS 31-Des-16 31-Des-15 (penurunan)
Jumlah %
Ekuitas yang dapat
didistribusikan kepada
pemilik entitas produk
Modal saham-nilai nominal
Rp 100 per saham
Modal dasar- 1.600.000
saham
Modal ditempatkan dan
disetor penuh - 550.000.000
saham Rp 55.000.000.000 Rp 55.000.000.000 Rp - 0%
11
Analisis Horizontal Pasiva
Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar 10 %. Hal ini diakibatkan oleh
kenaikan yang mencolok dari utang dan beban yang masih harus dibayar yakni sebesar 2274
% dan 1742 %, tetapi hal ini juga disertai oleh penurunan pada utang bank dan juga utang
usaha (pihak berelasi) yaitu sebesar (90%) dan (71%).
Jumlah liabilitas mengalami kenaikan sebesar 7% hal ini menunjukkan bahwa
meskipun liabilitas jangka panjang telah mengalami penurunan sebesar 29% namun
peningkatan liabilitas jangka pendek juga sangat mempengaruhi karena banyak utang dan
beban yang masih harus dibayar sehingga kewajiban perusahaan menngkat.
Jumlah Ekuitas pada tahun 2016 mengalami kenaikan sekitar 18% dibandingkan
dengan ekuitas pada tahun 2015.Kenaikan tersebut terjadi karena ada kenaikan pada
tambahan modal disetor (5%), penghasilan komprehensif lain, saldo laba yang belum
ditentukan penggunanya (27%), Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik (14%),
serta kepentingan non terkendali (28%).
Jumlah %
PENJUALAN Rp Rp Rp 24%
666,434,061,412 538,363,112,800 128,070,948,612
Laba Bruto Rp Rp Rp 9%
112,158,732,895 103,159,115,784 8,999,617,111
12
& adm (69,230,159,739) (55,240,892,094) (13,989,267,645)
Beban pajak Rp Rp Rp 3%
penghasilan (8,617,820,135) (8,374,792,461) (243,027,674)
Analisis horizontal menunjukkan bahwa kenaikan pada penjualan 24% dan penurunan
pada beban operasi lainnya merupakan trend yang baik bagi perusahaan. Peningkatan
penjualan juga dapat mempengaruhi kenaikan laba bersih sebesar 5%. Meskipun terdapat
kenaikan pada beban pokok penjualan, perusahaan masih mampu menekan beban - bebannya.
13
Perbedaan Analisis Vertikal dan Horizontal
Vertikal :
1. Membandingkan satu akun dalam satu periode yang sama
2. Total kumulatifnya presentasinya maksimal 100%
3. Tujuannya untuk mengetahui kontribusi di setiap akun pada angka total
Horizontal :
1. Membandingkan satu akun dalam periode yang berbeda
2. Angka pada periode yang dibandingkan bisa lebih ataupun kurang dari 100%
3. Tujuannya untuk mengetahui perubahan dan perkembangan di masing-masing akun.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
tingginya piutang usaha yang berasal dari pihak berelasi sebesar 49% dan pihak ketiga
sebesar 17% . Selain itu, kenaikan terbesar terjadi pada akun taksiran tagihan pajak sebesar
185%. Serta diikuti oleh biaya dibayar di muka dan persediaan yang masing-masing sebesar
50% dan 49%. Aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar 5% jika dibandingkan dengan
tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh tingginya angka penurunan beban ditangguhkan-bersih
sebesar 48%. Meskipun aset tidak lancarnya mengalami penurunan namun juga disertai
dengan peningkatan aset lancar sebesar 20% sehingga total asetnya mengalami peningkatan
sebesar 12%. Liabilitas Jangka Pendek mengalami kenaikan sebesar 10 %. Hal ini
diakibatkan oleh kenaikan yang mencolok dari utang dan beban yang masih harus dibayar
yakni sebesar 2274 % dan 1742 %, tetapi hal ini juga disertai oleh penurunan pada utang
bank dan juga utang usaha (pihak berelasi) yaitu sebesar (90%) dan (71%). Jumlah liabilitas
mengalami kenaikan sebesar 7% hal ini menunjukkan bahwa meskipun liabilitas jangka
panjang telah mengalami penurunan sebesar 29% namun peningkatan liabilitas jangka
pendek juga sangat mempengaruhi karena banyak utang dan beban yang masih harus dibayar
sehingga kewajiban perusahaan meningkat. Jumlah Ekuitas pada tahun 2016 mengalami
kenaikan sekitar 18% dibandingkan dengan ekuitas pada tahun 2015. Kenaikan tersebut
terjadi karena ada kenaikan pada tambahan modal disetor (5%), penghasilan komprehensif
lain, saldo laba yang belum ditentukan penggunanya (27%), Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik (14%), serta kepentingan non terkendali (28%). Analisis horizontal laba rugi
menunjukkan kenaikan pada penjualan 24% dan penurunan pada beban operasi lainnya
merupakan trend yang baik bagi perusahaan. Peningkatan penjualan juga dapat
mempengaruhi kenaikan laba bersih sebesar 5%. Meskipun terdapat kenaikan pada beban
pokok penjualan, perusahaan masih mampu menekan beban - bebannya .
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari analisis
horizontal dan analisis vertikal yaitu analisis horizontal membandingkan satu akun dalam
periode yang berbeda, angka pada periode yang dibandingkan bisa lebih ataupun kurang dari
100%, dan tujuannya untuk mengetahui perubahan dan perkembangan di masing-masing
akun. Sedangkan analisis vertikal yaitu membandingkan satu akun dalam satu periode yang
sama, total kumulatifnya presentasinya maksimal 100%, dan tujuannya untuk mengetahui
kontribusi di setiap akun pada angka total.
16
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan agar perusahaan bisa berjalan dengan baik
dimasa yang akan datang yaitu dengan tetap melakukan analisa laporan keuangan secara terus
menerus, untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh
setiap tahunnya. Untuk meningkatkan likuiditas dan rentabilitas, perusahaan bisa
memperpendek jangka waktu piutang, memanfaatkan hutang jangka panjang agar dapat
menambah aktiva lancar dan aktiva tetap.
17
DAFTAR PUSTAKA
18