Pembuatan rencana laba tahunan berakhir dengan laporan laba rugi yang direncanakan, neraca
yang direncanakan, laporan arus kas yang direncanakan. Ketiga laporan ini merangkum dan
menggabungkan rencana-rencana terinci yang dibuat oleh manajemen untuk periode perencanaan,
ketiganya juga melaporkan pengaruh utama yang kuat dari rencana terinci tersebut terhadap
karakteristik keuangan perusahaan. Sub anggaran pendukung lainnya yang penting lainnya adalah
sebagai berikut :
Sub-sub anggaran sebagai pendukung yang tadinya dianggap sementara, sekarang harus
digabungkan oleh direktur anggaran untuk menghitung laba/rugi bersih, harta, hutang, kekayaan
pemilik modal dan arus kas yang direncanakan. Ini semua merupakan langkah akhir dalam
pembuatan rencana yang terinci.
Sebelum mendistribusikan rencana laba yang telah diselesaikan, biasanya sangat diperlukan untuk
mengemukakan kembali beberapa skedul anggaran. Skedul-skedul anggaran yang telah didesain
kembali harus disatukan dalam susunanyang logis, dilaporkan lagi, dan didistribusikan sebelum
awal periode perencanaan anggaran.
Dalam menyusun skedul yang ada di dalam rencana laba akhir, direktur anggaran harus
mempertimbangkan pilihan-pilihan yang disukai manajer sebagaimana prinsip-prinsip komunikasi
yang efektif. Tidak ada satupun rencana yang terbaik untuk semua kondisi. Sebagai suatu aturan
umum, akan lebih disukai untuk menempatkan laporan keuangan yang direncanakan sebelum sub
anggaran pendukung, seperti anggaran penjualan, biaya kas, dan penambahan barang modal.
Penyusunan harus menekankan pada pusat tanggung jawab dari atas ke bawah.
Direktur anggaran harus memiliki suatu salinan dari keseluruhan rencana laba untuk mengawasi
distribusinya, yang masing-masung berbeda dari distribusi skedul pokok. Kemungkinan
diperlukan untuk menggunakan lembaran-lembaran terpisah yang dijilid karena anggaran-
anggaran itu harus dilihat sebagai dokumen yang fleksibel untuk direvisi sesuai keperluan.
Penyusunan rencana laba biasanya tidak akan dan kemungkinan tidak harus melibatkan suatu arus
perencanaan dan pengambilan keputusan yang tidak fleksibel dari satu tahap ke tahap selanjutnya.
Pembuatan yang berikutnya dari bagian-bagian lain rencana laba dapat mengindikasikan bahwa
alternatif yang dipilih sebelumnya harus dibuang dan mempertimbangkan alternatif lainnya.
Melalui proses penambahan, perombakan dan pembuatan kembali ini, rencana laba yang realistis
dibuat. Kadangkala suatu rencana yang hamper selesai harus dirombak, dipelajari kembali dan
dibuat lagi,