Anda di halaman 1dari 15

Tentang Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi
ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat
dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar
belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat
asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari
masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-
luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan


untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik.
Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda
berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam
pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School
Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah
(sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di
Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus
Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari
kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi
berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-
Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara
garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman
KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji
kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif  di mana dapat dilihat secara internal dan
eksternal. Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-
Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam
Indonesia.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi
munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah
berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah,
ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan
harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban
misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama
Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-
Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga
menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju
terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam
kehidupan di dunia ini. Misi Muhammadiyah adalah:

(1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa
oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.

(2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
(3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah
yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.

(4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat
tahun 2005 di Kota Sawahlunto

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan
sebagai alat perjuangnan dan da’wah untuk nenegakan amar ma’ruf nahyi munkar yang
bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari
gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.

Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai
bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal
bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di
indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam,
terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk
kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi piliha
mutlak bagi umat islamm Indonesia.

Keterbelakangan umat islam indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan
untuk mencarikan solusi agar dapat keluar menjadi keterbelakangan. Keterbelakangan
umat islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam
peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya generasi
baru muda islam yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan tetap berada
dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.

Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia
timur yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek
imperialalisme dan modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah
koloni untuk memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.

Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk
menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk
’mengikuti’ ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda
erofa. Modernisasi yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia
mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme,
individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan
terlahir generasi baru islam yang rasionaltetapi liberal dan sekuler.

1.        Faktor Internal

Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin
dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.

Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap
beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat
islam, terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam.
Sikap beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20
itu, tetapi merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi
beberapa abad sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di
pengaruhi oleh dua hal, yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses
tersebut para pedagang dan kaum sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui
merekalah islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.

2.        Faktor eksernal

Faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah faktor yang
bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajahan kolonial belanda. Faktor tersebut
antara lain tanpak dalam system pendidikan kolonial serta usaha kearah westrnisasi dan
kristenisasi.

Pendidikan kolonial dikelola oleh pemerintah kolonial untuk anak-anak bumi putra,
ataupun yang diserahkan kepada misi and zending Kristen dengan bantuan financial dari
pemerintah belanda. Pendidikan demikian pada awal abad ke 20 telah meyebar dibeberapa
kota, sejak dari pendidikan dasar sampai atas, yang terdiri dari lembaga pendidikan guru
dan sekolah kejuruan. Adanya lembaga pendidikan colonial terdapatlah dua macam
pendidikan diawal abad 20, yaitu pendidikan islam tradisional dan pendideikan colonial.
Kedua jenis pendidikan ini dibedakan, bukan hanya dari segi tujuan yang ingin dicapai,
tetapi juga dari kurikulumnya.

Pendidikan kolonial melarang masuknya pelajaran agama dalam sekolah-sekolah colonial,


dan dalan artian ini orang menilai pendidikan colonial sebagai pendidikan yang bersifat
sekuler, disamping sebagai peyebar kebudayaan barat. Dengan corak pendidikan yang
demikian pemerintah colonial tidak hanya menginginkan lahirnya golongan pribumi yang
terdidik, tetapi juga berkebudayaan barat. Hal ini merupakan salah satu sisi politik etis
yang disebut politik asisiasi yang pada hakekatnya tidak lain dari usaha westernisasi yang
bertujuan menarik penduduk asli Indonesia kedalam orbit kebudayaan barat. Dari lembaga
pendidikan ini lahirlah golongan intlektual yang biasanya memuja barat dan menyudutkan
tradisi nenekmoyang serta kurang menghargai islam, agama yang dianutnya. Hal ini
agaknya wajar, karena mereka lebih dikenalkan dengan ilmu-ilmu dan kebudayaan barat
yang sekuler  anpa mengimbanginya dengan pendidiakan agama konsumsi moral dan
jiwanya. Sikap umat yang demikianlah tankanya yang dimaksud sebagai ancaman dan
tantangan bagi islam diawal abad ke 20.
 DEFINISI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

Ilmu tentang ide-ide yang mengatasi paham teologis dan metafisik. Kemudian berkembang
menjadi sistem keyakinan dan sistem paham yang mengandung  konsep, cara berfikir, cita-
cita da strategi perjuangan mengenai kehidupan. Berarti, ideologi adalah suatu sistem
paham tentang dunia dan berusaha untuk mengubah kehidupan berdasarkan sistem paham
tersebut. Didalam idiologi terkandung aspek pandangan dunia (world view), teori maupun
strategi perjuangan, dan strategi dalam memandang kehidupan dan melakukan perubahan-
perubahan ke arah cita-cita sosial tertentu.

Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau keyakinan dan
teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan umat melalui
gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya adalah islam, maka idiologi
muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga
tetapi memiliki watak terbuka.

1.Landasan Normatif Ideologi Muhammadiyah

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung”.(QS. Ali ‘Imran/3:104)

Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali ‘Imran /3 :110)”

 KONSEP DAN ISI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk mencapai suatu
cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok pikiran
yang merupakan prinsip-prinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan.
Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup
Muhammadiyah secara ideologis.

Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep dalam isi ideologi
Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.

Isi ideologi Muhammadiyah;

1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

 Hakekat Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi


Muhammadiyah yang memberi gambaran tentang pandangan Muhammadiyah mengenai
kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang
dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagai sebuah ideologi, Muqaddimah
Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan
sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.

 Kandungan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok pikiran/


prinsip/ pendirian, yaitu;

a)       Pokok pikiran pertama:

“ Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta
tunduk dan taat hanya kepada Allah”.

b)       Pokok pikiran kedua:

“ Hidup manusia itu bermasyarakat”.

c)       Pokok pikiran ketiga:

“ Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”.

d)      Pokok pikiran keempat:

“ Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah
berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”.

e)       Pokok pikiran kelima:

“ Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya,


hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi
terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW”.

f)        Pokok pikiran keenam:

“ Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah
satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya”.

g)       Pokok pikiran ketujuh:

“ Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu,
adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang
menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang
diridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”

1. Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat


Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan
Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Kepribadian Muhammadiyah ini
berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju
cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kepribadian Muhammadiyah ini muncul pada waktu kepemimpinan Bapak Kolonel
H.M.Yunus Anis periode 1959-1962.

1. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah pada dasarnya merupakan rumusan
ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang hakekat Muhammadiyah, faham
agama menurut Muhammadiyah dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangasa
dan bernegara.

MATAN “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 angka.5 angka
tersebut dibagi menjadi 3 kelompok:

  Kelompok Satu: Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis,


yaitu;

1)      Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam,bercita-cita dan bekerja untuk


terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan
misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka bumi.

2)      Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rosul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi
dan ukhrawi.

  Kelompok Dua: Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut


Muhammadiyah, yaitu;

1)      Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-qur’an dan Sunnah


Rasul.

2)      Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliput


bidang-bidang; Aqidah, Akhlaq, Ibadah dan Mu’amalat Duniawiyat.

  Kelompok Tiga: Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi


Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, yaitu;

1)      Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-
sama menjadikan suatu Negara yang adil makmur dan diridhai Allah AWT. “Baldatun
Thayyibatun Wa Rabbun Ghaffur”.

1. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.

Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami
yang bersumber Alqur’an dan As Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga
Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian
Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridhai Allah SWT.

 HAMBATAN DAN IMPLEMENTASI


Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus, hambatan-hambatan
yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam batang tubuh ideologi
Muhammadiyah adalah

(1) Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement.

(2) Hambatan struktural; organisasi terlalu besar.

(3) Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah.

(4) Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang berfokus pada
pendekatan ummah. Menjadi “pengrajin” amal usaha, melahirkan “pulau-pulau“ yang
kurang tanggap terhadap lingkungannya.

 SOLUSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN

Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi Muhammadiyah


dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam sebenar-benarnya adalah [1]
Back to Basics – peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan [2] Go
International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput
(out there phenomena dengan in here phenomena). Perlu diingat bahwa globalisasi
merupakan jalan kembali ke kampung halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru
memberikan kesempatan untuk menemukan kembali kesadaran ’lokal’ kita dan
memungkinkan terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi:
mencyerap danmembagi).

Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam Moderat dan tonggak
demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu dan bekerjasama, salah satunya
organisasi-organisasi yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI).
Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam
community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari
strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang bertumpu pada
konsep surat Al-Ma’un, yang mengandung proses (1). Karitatif, (2). Pemberdayaan, (3).
Takaful (modal sosial), (4). Ketahanan sosial, (5). Masyarakat yang beradab (civil society).

III. PENUTUP

A.            Kesimpulan

1.Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau keyakinan
dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan umat
melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya adalah islam, maka idiologi
muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga
tetapi memiliki watak terbuka.

2. Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk mencapai


suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok
pikiran yang merupakan prinsip-prinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan
perjuangan. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup
Muhammadiyah secara ideologis.

Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep dalam isi ideologi
Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu:

a)      Pokok pikiran pertama:


“ Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta
tunduk dan taat hanya kepada Allah”.

b)       Pokok pikiran kedua:

“ Hidup manusia itu bermasyarakat”.

c)       Pokok pikiran ketiga:

“ Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”.

d)      Pokok pikiran keempat:

“ Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan


masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah
berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”.

e)       Pokok pikiran kelima:

“ Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya,


hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi
terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW”.

f)        Pokok pikiran keenam:

“ Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah
satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya”.

g)       Pokok pikiran ketujuh:

“ Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu,
adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang
menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang
diridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”

3. Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus, hambatan-


hambatan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam batang tubuh ideologi
Muhammadiyah adalah

(1) Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement.

(2) Hambatan struktural; organisasi terlalu besar.

(3) Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah.

(4) Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang berfokus pada
pendekatan ummah. Menjadi “pengrajin” amal usaha, melahirkan “pulau-pulau“ yang
kurang tanggap terhadap lingkungannya.

4. Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi Muhammadiyah


dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam sebenar-benarnya adalah [1]
Back to Basics – peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan [2] Go
International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput
(out there phenomena dengan in here phenomena). Perlu diingat bahwa globalisasi
merupakan jalan kembali ke kampung halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru
memberikan kesempatan untuk menemukan kembali kesadaran ’lokal’ kita dan
memungkinkan terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi:
mencyerap danmembagi).

Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam Moderat dan tonggak
demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu dan bekerjasama, salah satunya
organisasi-organisasi yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI).
Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam
community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari
strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang bertumpu pada
konsep surat Al-Ma’un, yang mengandung proses (1). Karitatif, (2). Pemberdayaan, (3).
Takaful (modal sosial), (4). Ketahanan sosial, (5). Masyarakat yang beradab (civil society)

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama


organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi
dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur
dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan


masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama
yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan
manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk
melakukan perbuatan yang ekstrem.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah


Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di
antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat
tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya
umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga
mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan
dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat
gerakan yang niscaya.

Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti
asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

Daftar isi
 [sembunyikan] 

 1 Sejarah
 2 Organisasi
o 2.1 Jaringan Kelembagaan
o 2.2 Pembantu Pimpinan Persyarikatan
o 2.3 Organisasi Otonom
o 2.4 Daftar Ketua Umum
 3 Amal Usaha
 4 Rujukan
 5 Bacaan lanjut
 6 Lihat pula
 7 Pranala luar

[sunting] Sejarah

Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta


Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[1]

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan


untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik.
Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda
berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam
pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School
Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah
(sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di
Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus
Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).

Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas


di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan,
daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di
kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa
Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam.
Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke
seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke
seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah
tersebar keseluruh Indonesia.

[sunting] Organisasi
[sunting] Jaringan Kelembagaan

1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta.


Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat
Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang
dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota,
seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
4. Pimpinan Cabang/ Cabang Istimewa, setingkat Kecamatan sedangkan Cabang Istimewa
adalah Cabang di luar negeri.
5. Pimpinan Ranting/ Ranting Istimewa, setingkat Kelurahan sedangkan Ranting Istimewa
adalah Ranting pada Cabang Istimewa.

[sunting] Pembantu Pimpinan Persyarikatan

1. Majlis
o Majelis Tarjih dan Tajdid
o Majelis Tabligh
o Majelis Pendidikan Tinggi
o Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
o Majelis Pendidikan Kader
o Majelis Pelayanan Sosial
o Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
o Majelis Pemberdayaan Masyarakat
o Majelis Pembina Kesehatan Umum
o Majelis Pustaka dan Informasi
o Majelis Lingkungan Hidup
o Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
oMajelis Wakaf dan Kehartabendaan
2. Lembaga
o Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
o Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
o Lembaga Penelitian dan Pengembangan
o Lembaga Penanggulangan Bencana
o Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
o Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
o Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
o Lembaga Hubungan dan Kerjasama International

[sunting] Organisasi Otonom

Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:

 Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah)


 Pemuda Muhammadiyah
 Nasyiatul Aisyiyah (Putri Muhammadiyah)
 Ikatan Pelajar Muhammadiyah
 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
 Hizbul Wathan (Gerakan kepanduan)
 Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Perguruan silat)

[sunting] Daftar Ketua Umum


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Ketua Umum Muhammadiyah

No Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan


1 KH Ahmad Dahlan 1912 1923
2 KH Ibrahim 1923 1932
3 KH Hisyam 1932 1936
4 KH Mas Mansur 1936 1942
5 Ki Bagoes Hadikoesoemo 1942 1953
6 Buya AR Sutan Mansur 1953 1959
7 KH M Yunus Anis 1959 1962
8 KH Ahmad Badawi 1962 1968
9 KH Faqih Usman
1968 1971
10 KH AR Fachruddin
1971 1990
11 KH A Azhar Basyir 1990 1995
12 Prof Dr H Amien Rais
1995 2000
13 Prof Dr H Ahmad Syafi'i Ma'arif
2000 2005
2005 2010
14 Prof Dr H Din Syamsuddin
2010 2015

[sunting] Amal Usaha

Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan


Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu:

 Pendidikan [2]
1. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.
2. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.
3. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.
4. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak 1143.
5. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah
adalah sebanyak 172.
 Kesehatan:
1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/ Aisyiyah
yang terdata sejumlah 72 [3].
2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
3. Balai Kesehatan Masyarakat
4. Balai Pengobatan
5. Apotek
 Sosial
1. Panti Asuhan Yatim
2. Panti Jompo
3. Balai Kesehatan Sosial
4. Panti Wreda/ Manula
5. Panti Cacat Netra
6. Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian)
7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
8. Rehabilitasi Cacat
9. Sekolah Luar Biasa
10. Pondok Pesantren

Anda mungkin juga menyukai