Anda di halaman 1dari 2

SIKAP MUHAMMADIYAH TERHADAP PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN ISLAM

A. Sikap Muhammadiyah terhadap Aliran dan Mazhab

Masa depan adalah sebuah kurun waktu yang penuh tantangan. Kamajuan iptek akan menyebabkan
kehidupan manusia menghadapi era globalisasi. Perubahan masyarakat pada era tersebut akan semakin
kompleks, rumit, dahsyat dan mau tidak mau bersifat multidimensional. Muhammadiyah akan
menghadapi tantangan multidimensional yang meliputi hampir semua bidang kehidupan yaitu politik,
ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan. Diantara tantangan yang akan dihadapi adalah berupa
kemiskinan, keterbelakangan, rendahnya mutu SDM, kemerosotan akhlak, munculnya berbagai aliran
dan paham keagamaan.

Kemunculan berbagai aliran dan paham keagamaan tersebut merupakan bagian fenomena yang harus
dihadapi Muhammadiyah. Fenonema tersebut sangat mempengaruhi dimensi dakwah Muhammadiyah
yang menyatakan sebagai gerakan Islam, dakwah dan tajdid atau pemurnian ajaran Islam. Adanya
macam-macam aliran seperti Syiah dan Sunni maupun 4 iman mazhab besar memberi kontribusi
terhadap perkembangan-perkembangan baru. Baik amaliyah, sikap maupun pemikiran umat termasuk
di kalangan warga Muhammadiyah. Menilik hal tersebut mau tidak mau Muhammadiyah sebagai
persyarikatan akan memberikan pemikiran, pandangan atau bahkan fatwa ataupun pertimbangan,
bimbingan dan sikap terhadap aliran dan paham tersebut. Bagaimanakah sikap Muhammadiyah
terhadap aliran dan mazhab, berhubungan dengan penegasan paham Islam dalam Muhammadiyah itu
sendiri. Tentang pikiran dan pandangan terhadap paham dan aliran, pemikiran yang berkembang di
lingkungan Muhammadiyah adalah lazim dikenal dengan Masalah Lima atau “Masail Al Khamsah”.
Kelima masalah tersebut menegaskan mengenai hakikat pengertian agama (Islam atau Al Din),
pengertian dunia (Al Dunya), pengertian ibadah (Al Ibadah), pengertian sabilillah dan pengertian qiyas
(Al Qiyas). Penegasan rumusan itu terus berkembang hingga sekarang dan telah mengalami berbagai
penyempurnaan oleh Majelis Tarjih.

1. Sikap Muhammadiyah terhadap Aliran

Muhammadiyah sejak awal tertantang dengan praktik pemahaman dan pegamalan agama Islam oleh
masyarakat yang kurang sesuai dengan sumbernya yaitu Al Quran dan Hadits. Adanya sikap taqlid para
penganut aliran atau paham keagamaan yang lain tentu bertentangan dengan gerakan tajdid. Dalam hal
ini Muhammadiyah selalu konsisten terhadap Al Quran dan Hadits.

Secara umum Muhammadiyah tidak menyatakan diri sebagai penganut aliran apa pun. Tidak
menyatakan sebagai jamaah ahlus sunnah wal jamaah (Sunny), golongan Syiah, khawarij ataupun yang
lain. Muhammadiyah sejak berdirinya adalah gerakan pembaruan Islam (Tajdid). Muhammadiyah
berusaha melaksanakan agama hanya bersumber pada Al-Qur’an dan al-hadis.
2. Sikap Muhammadiyah terhadap Mazhab

Muhamadiyah tidak mengikat diri pada suatu mazhab, tetapi pendapat imam-imam mazhab dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa Al-Qur’an dan
al-hadis.atau dasar-dasar lain yang dipandang kuat.

B. Sikap Muhammadiyah terhadap Perkembangan Filsafat dan Tasawuf

1. Sikap Muhammadiyah terhadap Perkembangan Filsafat.

Muhammadiyah dapat menanggapi setiap perkembangan pemikiran Islam dan IPTEK. Perkembangan
tersebut sebagai bagian integral tajdid dalam pelaksanaan gerakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi
munkar.

2. Sikap Muhammadiyah terhadap Perkembangan Tassawuf

Muhammadiyah dalam hal ini Majelis Tarjih tidaklah sejalan dengan pendapat ilmu tassawuf yang
hanya mementingkan kehidupan akhirat dengan bersunyi diri dalam ibadah dan mengabaikan
kehidupan duniawi. Pemahaman perintah ibadah dari Al-Qur’an dan al-hadis.

Di kalangan Muhammadiyah tidak meninggalkan penggunaan akal.

3. Sikap Muhammadiyah menghadapi millenium ketiga.

Muhammadiyah dalam menyongsong era milenium ketiga bahkan menegaskan Iptek sebagai bagian dari
tajdid dalam realisasi Islam yang fungsional

Anda mungkin juga menyukai