Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH KMD

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Della Wahdini
Putri Aulia Azhari
Rara Aulia Wirma
Roudhotul Rifka
Verina Zakira

MATERI : Sikap Muhammadiyah terhadap gerakan islam transnasional

GURU MATA PELAJARAN : Mardalis Dahlan


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................IError: Reference source not found


KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
ISI...........................................................................................................IIIError: Reference source not found
KESIMPULAN........................................................................................................................IV
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat & ridho Allah SWT. Karena
tanpa Rahmat & Ridho-Nya, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
 
Tentu penyusunan makalah ini tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis pun ingin mengucapkan terima kasih kepada ustad
Mardalis Dahlan

yang telah memberikan tugas kepada kami sehingga kami bisa belajar lebih banyak
tentang tema ini. Dan juga kepada teman-teman sekelompok, yang bersedia meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dengan penulis tentang penyusunan makalah yang baik.
 
Makalah berjudul ” Sikap Muhammadiyah terhadap gerakan islam transnasional ”
disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kemuhammadiyahan Selain itu, penulisan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan mata pelajaran
yang saat ini sedang dipelajari.
 
Penulis juga sadar bahwa penyusunan makalah ini masih belum bisa dikatakan sempurna.
Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran, penulis akan menerimanya dengan terbuka.
 
 
 
 
Senin, 20 Februari 2023

 
ISI

1.Macam-Macam Gerakan Islam Transnasional yang sudah masuk dan berkembang di


Indonesia:

Gerakan Ikhwannul Muslimin=Gerakan ini memasuki Indonesia pada dekade 1980-an. Tokoh penting
yang mengusung jalur ini adalah Rahmat Abdullah dan Hilmi Aminudin Hasan. Ada tiga jalur penting
pengembangan Ikhwan di Indonesia, yakni Kelompok Usroh di kampus, Alumni Timur Tengah dan
Alumni LPPIA. Pertemuan tiga jalur inilah yang selanjutnya melahirkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
sampai sekarang ini.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)=Gerakan Hizbut Tahrir di Indonesia berawal dari para aktivis masjid
kampus Masjid Al-Ghifari, IPB Bogor. Dibentuk kemudian halaqah-halaqah (pengajian-pengajia kecil)
untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan HT. Sebuah konferensi Internasional soal Khilafah Islamiyah
digelar di Istora Senayan pada 2002. Konferensi juga menandai lahirnya organisasi Hizbut Tahrir di
Indonesia. Organisasi ini langsung memproklamirkan diri sebagai partai politik yang berideologi Islam,
namun menolak bergabung dengan sistem politik yang ada. Penolakan ini merupakan bentuk baku dari
HT Internasional. Pimpinan HTI sekarang adalah Hafidz Abdurrahman. Dalam pengembangannya,
sasaran dakwah HT adalah masjid-masjid jami di kabupaten.
Gerakan Salafy Dakwah dan Sururi=Gerakan Salafi Dakwah merupakan bagian dari paham Wahabi.
Gerakan ini untuk membendung pengaruh Ikhwanul Muslimin, Syi’ah, Hizbut Tahrir, Jama’ah Tabligh
dan aliran lainnya. Gerakan salafi baru muncul di Indonesia pada awal dekade 1980-an. Alumni LIPIA
angkatan pertama, kini menjadi tokoh terkemuka di kalangan salafi. Generasi pertama LIPIA tersebut
sangat anti terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin, Hizbut tahrir, Jamaah Tabligh dan Darul Islam.

Sikap Muhammadiyah Terhadap Gerakan Islam Transnasional


Muhammadiyah secara garis besar tidak mempermasalahkan kehadiran mereka.

Bagi Muhammadiyah yang utama adalah tetap saling menjaga dan menghormati eksistensi antara satu
gerakan Islam dengan gerakan Islam lainnya.
Gerakan Islam transnasional adalah gerakan Islam yang berasal dari luar Indonesia. trans artinya antar,
Nasional artinya bangsa. mulai muncul sejak awal dekade 80-an ditandai dengan meningkatnya semangat
mempelajari Islam di masyarakat terutama anak muda atau (mahasiswa), kalangan pemerintah, pebisnis
dan organisasi masyarakat. setelah orde baru tumbang tahun 1998, gerakan trans nasional tersebut
semakin berkembang pesat, muncul organisasi-organisasi Islam baru yang disebut sebagai gerakan islam
baru (new islamic movement).
Di daerah tempat tinggal saya ada beberapa kelompok dakwah tradisional yaitu Gerakan Tarbiyah dan
Salafi
Sikap dakwah mereka di masyarakat cenderung sama dengan muhammadiyah yaitu bersikap netral, tidak
menantang masyarakat selama masyarakat itu tidak mengganggu dan masuk ke dalam gerakan tersebut.
Gerakan dakwah mereka berbeda dengan muhammadiyah, contohnya seperti gerakan Tarbiyah yang
memperingati hari hari kematian seseorang ( seperti hari ke-7, hari ke-100, hari ke-1000) dan Salafi
cenderung sama dengan muhammadiyah tetapi agak berbeda karena dakwah muhammadiyah adalah
dakwah yang memperbaharui kajian dakwah Rasulullah yang telah di ubah(bid'ah)oleh gerakan Islam
yang lain.

2. Sikap Muhammadiyah Terhadap Gerakan Islam Transnasional yang sudah masuk dan berkembang di
Indonesia:

Muhammadiyah secara garis besar tidak mempermasalahkan kehadiran mereka.


Bagi Muhammadiyah yang utama adalah tetap saling menjaga dan menghormati eksistensi
antara satu gerakan Islam dengan gerakan Islam lainnya.
Dalam buku “Manifestasi Gerakan Tarbiyah Bagaimana Sikap Muhammadiyah?” (Suara
Muhammadiyah, 2006), Haedar Nashir menulis beberapa poin tentang sikap Muhammadiyah
terhadap gerakan Tarbiyah.
Pada waktu itu, gerakan Tarbiyah yang secara kelembagaan mewujud menjadi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) melalui kader-kadernya sangat aktif menginfiltrasi ke dalam tubuh
Muhammadiyah

Akibatnya tidak sedikit kader-kader Muhammadiyah yang tidak mau aktif lagi di
Muhammadiyah, keluar dan bahkan tidak jarang berbalik menyalahkan Muhammadiyah.

Poin-poin sikap yang ditulis Haedar Nashir tersebut dikemudian hari juga menjadi rujukan dalam
menyikapi gerakan Islam transnasional lain yang mencoba merangsek masuk ke internal
Muhammadiyah.

Contohnya adalah gerakan Salafy yang akhir-akhir ini juga intens mencoba masuk ke internal
Muhammadiyah melalui kajian-kajian bahkan tidak sedikit yang masuk ke masjid-masjid
Muhammadiyah.

Poin-poin sikap itu antara lain (dikutip dengan penyesuaian-penyesuaian) :


1. Bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi Islam independen dan memiliki rumah sendiri
yang tidak dapat dimasuki organisasi/gerakan lain siapapun gerakan/organisasi itu.
2. Kelompok/gerakan Tarbiyah apalagi partai politik apapun adalah organisasi diluar
Muhammadiyah. Karena itu jika masuk ke dalam tubuh Muhammadiyah dan menarik anggota
atau menyebarkan faham gerakannya baik faham itu sama maupun beda, itu tidak etis,
melanggar kepantasan serta tidak semestinya dilakukan.
3. Menyamakan, menghimpitkan apalagi simpati dan mendukung penyebaran organisasi lain
merupakan sikap dan tindakan yang tidak mencerminkan komitmen utama dalam
bermuhammadiyah.
4. Berukhuwah, bertoleransi dan bekerja sama dengan sesama komponen umat Islam maupun
masyarakat luas merupakan bagian dari sikap dasar dan keluasan gerak Muhammadiyah. Namun
bukan berarti harus membiarkan faham/gerakan lain masuk ke dalam tubuh Persyarikatan.
5. Membela ideologi dan kepentingan Muhammadiyah tidak identik dengan mengobarkan
permusuhan, tidak toleran, tidak ukhuwah dan tidak bekerja sama dengan sesama umat maupun
masyarakat luas.
6. Muhammadiyah tentu memiliki kelemahan sebagaimana organisasi lain pun memiliki
kekurangan. Namun hal itu tidak berarti organisasi atau paham lain boleh masuk dan kemudian
menarik warga Muhammadiyah dengan memanfaatkan kelemahan itu.
7. Menjaga rumah tangga Muhammadiya merupakan kewajiban bagi siapapun yang berada
didalamnya termasuk dalam menegakkan sistem organisasi dengan seluruh pahamnya.
8. Sebuah paham jangan hanya dilihat dari aspek manhaj atau normatifnya yang tekstual tetapi
lihat juga gerakannya.
9. Muhammadiyah bukanlah “tenda besar” yang boleh serba bebas dimasuki dan dirambah oleh
siapapun untuk berekspansi didalamnya.
10. Muhammadiyah senantiasa menghormati kelompok Islam, partai politik dan kelompok
masyarakat apapun, karena itu pihak lain juga harus menghormati Muhammadiyah.

4.Mengmati lingkungan daerah tentang adanya atau tidak kelompok yang transnasional,sikap
dakwahnya di masyarakat dan perbedaan gerakan yang lain dari muhammadiyah:
Di daerah tempat tinggal saya ada beberapa kelompok dakwah tradisional yaitu Gerakan
Tarbiyah dan Salafi
Sikap dakwah mereka di masyarakat cenderung sama dengan muhammadiyah yaitu bersikap
netral, tidak menantang masyarakat selama masyarakat itu tidak mengganggu dan masuk ke
dalam gerakan tersebut.
Gerakan dakwah mereka berbeda dengan muhammadiyah, contohnya seperti gerakan Tarbiyah
yang memperingati hari hari kematian seseorang ( seperti hari ke-7, hari ke-100, hari ke-1000)
dan Salafi cenderung sama dengan muhammadiyah tetapi agak berbeda karena dakwah
muhammadiyah adalah dakwah yang memperbaharui kajian dakwah Rasulullah yang telah di
ubah(bid'ah)oleh gerakan Islam yang lain.
Kesimpulan

Sikap Muhammadiyah terhadap gerakan Islam Transnasional itu ialah Muhammadiyah secara
garis besar tidak mempermasalahkan kehadiran mereka. Bagi Muhammadiyah yang utama
adalah tetap saling menjaga dan menghormati eksistensi antara satu gerakan Islam dengan
gerakan Islam lainnya.

Anda mungkin juga menyukai